Simpulan :
1. Setelah rapat pada bulan April lalu, tingkat antrian kendaraan di sekitar wilayah
Pelabuhan Tanjung Priok mengalami penurunan karena adanya penanganan
dari masing-masing stakeholder yang terkolaborasi.
2. ASDEKI dan Dishub DKI telah membentuk satgas yang bertugas melakukan
survey dan mengevaluasi depo meliputi administrasi perizinan dan alat-alat
teknis penunjang aktivitas bongkar muat. Kemudian satgas juga sedang
melakukan zonasi lokasi depo peti kemas. Pada akhirnya satgas ini akan
mengeluarkan rekomendasi terkait depo yang menyalahi aturan.
3. KBN menyatakan siap menyediakan kantong parkir untuk pengaturan truk
pada jam sibuk. Selain itu KBN juga berharap adanya kolaborasi dari PT.
Pelindo untuk menyiapkan sistem serta koneksinya agar penimbangan,
pemeriksaan bea cukai bisa dilakukan di kantong parkir tersebut dan
kolaborasi dengan dengan asosiasi pengguna jasa untuk menyepakati adanya
lokasi-lokasi kantong parkir tersebut.
4. Otoritas Pelabuhan menyampaikan jika PPKM Darurat ini banyak berdampak
pada para pegawai dan karyawan pelabuhan karena mobilitasnya terhambat
akibat terkena penyekatan selain itu Single TID juga akan coba
disosialisasikan dengan APTRINDO
5. Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok menyampaikan perlu adanya manajemen
kontigensi kemacetan aktivitas terminal pelabuhan, agar bisa disimulasikan
setiap saat karena kemacetan ini berada pada titik-titik yang berbeda.
6. Organda sangat mendukung pelaksanaan single TID ini untuk memperlancar
arus kendaraan barang di Tanjung Priok dan Pelaksanaan PPKM Darurat ini
seharusnya hanya membatasi pergerakan orang, angkutan logistik seharusnya
tidak disekat untuk menjamin kebutuhan masyarakat
7. APTRINDO menyampaikan bahwa kemacetan di pagi hari karena adanya truk
yang antre untuk masuk tol akibat dari adanya larangan masuk tol untuk
angkutan barang dari pukul 06.00 – 09.00 WIB.
8. Terimakasih kepada KBN yang telah memfasilitasi koordinasi dengan pihak
terkait, sehingga bila terjadi kepadatan dapat dilakukan koordinasi dengan
depo di marunda.
9. Hal yang paling penting dari rapat ini adalah penegakan prokes terhadap
karyawan dan diri pribadi, terutama penggunaan masker 2 rangkap. Kalau
boleh kami menganjurkan kalau misalnya ada sopir tidak menggunakan
masker bisa disuruh pulang. Adanya PPKM ini dalam rangka menurunkan
penyebaran COVID-19 mari kita taati aturan yang telah berlaku.
10. Bahwa didalam terminal atau pelabuhan kita akan terus berkolaborasi
bagaimana meningkatkan kontigensi didalam pelabuhan dan bagaimana
penanganannya.
11. Bersama-sama dengan ASDEKI dan Dishub DKI kita akan berkolaborasi untuk
mengifisienkan pola pergerakan dan pola kerjanya sehingga depo akan lebih
banyak lagi menerima konsumennya terutama ekspornya.
12. Terimakasih kepada kawan2 Dishub dan tetap kolaborasinya dengan BPTJ
dalam penanganan kemacetan agar dapat mengetahui karakteristik pola
pergerakannya sehingga dapat mengetahui pola penanganan yang akan
dilakukan.
Mengetahui, Penyusun,
Plt. Direktur Angkutan Kepala Subdirektorat
Angkutan Barang