Anda di halaman 1dari 9

PATIMBAN

PORT
BENCHMARKS &
NLE
TEAM 1
M. ARDWIANSYAH
ALGYDZAR HASDY
DIZA ATIKA SARI
LITA ANGGRAENI VERAWATI
FAISAL SAMOSIR
AGENDA
1. PORT BENCHMARKS
2. NATIONAL LOGISTIC ECOSYSTEM
PATIMBAN PORT BENCHMARKS & NLE 3

PORT BENCHMARKS

PORT FINANCIAL HUMAN VESSEL CARGO


GOVERNANCE PERFORMANCE RESOURCES OPERATIONS OPERATIONS

• Landlord • Vessel Dues Efficiency concerns are • Total cargo


low levels of training focused on minimizing the
• Central • Cargo Dues handled
expenditure and the time in port and providing
Government • Fees and License infrastructure that is
• Total crane
possibility of low
Control • Other Revenue adequate for the vessel type • Total berth
wages.
• Corporate Entity • Rental Income and size • Total Operators

Resources : UNCTAD, 2016


PATIMBAN PORT BENCHMARKS & NLE 4

PORT GOVERNANCE
Sistem landlord port dalam pengelolaan pelabuhan berarti infrastruktur pelabuhan -perairan dan daratan- dikuasai oleh
pemerintah kota (municipality). Untuk mengembangkan suprastruktur seperti dermaga, pergudangan, alat bongkar-muat dan
lainnya, landlord atau pemerintah kota mengundang partisipasi pihak ketiga.
Central government control dalam hal ini adalah Kementerian Perhubungan. Keberadaan Pelabuhan Patimban berada pada
KP 87 Tahun 2017 tentang RIP Patimban.
PT. Pelindo yang kemudian diserahkan ke PT. Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) merupakan Corporate Entity pada
Pelabuhan Patimban.
PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) resmi menjadi pengelola Pelabuhan Patimban dengan skema Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Maka berdasarkan Port Governance, yang diimplementasikan oleh
Pelabuhan Patimbang adalah Landlord.
Berdasarkan UNCTAD, 2016, terdapat 3 (tiga)
elemen yang mempengaruhi port governance,
yaitu
• Landlord
• Central Government Control
• Corporate Entity
PATIMBAN PORT BENCHMARKS & NLE 5

FINANCIAL PERFORMANCE
Pendapatan terbesar pada
Pelabuhan adalah dari muatan.
Namun saat ini Pelabuhan
Patimban hanya baru disingahi
oleh:
• Tol Laut trayek T-3.
• Long Distance Ferry
• Car Carrier

Secara financial performance,


Pelabuhan Patimban masih belum
dapat bersaing dengan Pelabuhan
sekitarnya yaitu Pelabuhan
Tanjung Priok
PATIMBAN PORT BENCHMARKS & NLE 6

HUMAN RESOURCE
Untuk mewujudkan visi maritim Indonesia, lanjutnya, kompetensi dan sumber daya manusia yang memadai di bidang maritim sangat penting.
Sumber daya manusia yang kompeten dan memadai tidak dapat terwujud tanpa adanya lembaga pendidikan dan pelatihan yang unggul.
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang kepelabuhanan secara umum terletak pada kualitas, kuantitas, dan penempatan sumber daya
manusia, skema pendanaan alternatif, konektivitas, integrasi, dan pemerataan sarana-prasarana, pembaruan aplikasi teknologi di bidang
pelayaran, ratifikasi, regulasi internasional di bidang pelayaran, optimalisasi pemanfaatan infrastruktur, serta daya saing industri pelayaran.
Dalam manajemen sumber daya manusia, keberadaan tenaga ahli di bidang kepelabuhanan masih terbatas. Pengembangan teknologi
informasi sebagai penggerak ekonomi di Indonesia belum sepenuhnya dapat disusul dengan pendidikan saat ini.
PATIMBAN PORT BENCHMARKS & NLE 7

VESSEL & CARGO OPERATION


• Dibangun sejak tahun 2018, saat ini pembangunannya telah memasuki Tahap 1-2 (2021-
2023) yang meliputi pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas sampai 3,75
juta TEUs dan terminal kendaraan dengan kapasitas total sampai dengan 600.000 CBU
serta Terminal kapal roro.
• Adapun di dalam area pelabuhan saat ini terdapat fasilitas pelabuhan, seperti dermaga
peti kemas (420 m x 34 m), dermaga kendaraan (300 m x 33m), lapangan penyimpanan
kendaraan (kapasitas 218.000 CBU), lapangan penumpukan peti kemas (kapasitas
250.000 TEUs), area reklamasi (60 Ha), pengerukan kolam (-10 m), jalan pelabuhan
dan gedung administrasi.

Fungsi dari vessel operation sebagai port benchmarks adalah melakukan efisiensi waktu di
pelabuhan dan menyediakan infrastruktur yang memadai untuk jenis dan ukuran
kapal.
Keberadaan patimban saat ini hanya berfokus pada penyediaan lapangan penumpukan.
Untuk melaksanakan fungsi vessel operation di Pelabuhan Patimban, maka diperlukan
percepatan terhadap pengadaan fasilitas bongkar muat seperti Quay Crane, Reach Stacker,
dan lainnya. Hal ini dikarenakan tidak semua kapal cargo atau container memiliki fasilitas
bongkar muat di kapal.
PATIMBAN PORT BENCHMARKS & NLE 8

NATIONAL LOGISTIC
ECOSYSTEM
Berdasarkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF)
2021 dan Instruksi Presiden No. 5/2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional. Salah
satu kebijakan teknis tersebut ialah pembangunan platform National Logistic Ecosystem
(NLE). Penerapan NLE diharapkan mampu
1. Menurunkan biaya logistik dari 24 persen produk domestik bruto (PDB) menjadi 10-12
persen PDB,
2. Memangkas waktu logistic dari 111 jam menjadi 55,8 jam,
3. Perbaikan peringkat Ease of Doing Business (EODB), khususnya Trading Across Border
(TAB) dari peringkat 116 menjadi 87, dan
4. Menurunkan tingkat kemacetan di jalan (sekitar pusat logistik) dengan mengurangi lalu
lalang truk kosong.

Tujuan utama pembangunan Pelabuhan Patimban untuk mengurangi traffic eksisting di


Pelabuhan Tanjung Priok yang mengakomodir 52% dari lalu lintas kontainer internasional di
Indonesia. Pelabuhan Patimban saat ini terkoneksi dengan jalan tol sehingga dapat mengangkat
potensi pembangunan 10 kawasan industri prioritas di sepanjang Koridor Utara Jawa.
Pelabuhan Patimban diharapkan dapat berkolaborasi dengan Pelabuhan Tanjung Priok karena
saat ini aksesibilitas waktu tempuh dari Kawasan Industri Jawa Barat ke Pelabuhan Tanjung
Priok dapat mencapai 4 hingga 5 jam, sedangkan jika melewati Pelabuhan Patimban waktu
tempuh hanya 1-2 jam. Hal ini jelas lebih efisien karena hemat bahan bakar serta dapat
mengurangi beban lalu lintas ruas tol Jakarta-Cikampek
THANK YOU
TEAM 1

Anda mungkin juga menyukai