0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
78 tayangan1 halaman
Pelabuhan Tanjung Perak membutuhkan pembangunan Terminal Teluk Lamong baru karena telah mencapai kapasitas maksimum. Terminal baru ini akan memiliki kapasitas 500.000 TEU untuk peti kemas domestik, 1 juta TEU untuk peti kemas internasional, dan 5 juta ton untuk curah kering. Analisis biaya manfaat dan stakeholder menunjukkan bahwa pembangunan Terminal Teluk Lamong layak secara ekonomi untuk mengakomodasi pertumbuhan per
Pelabuhan Tanjung Perak membutuhkan pembangunan Terminal Teluk Lamong baru karena telah mencapai kapasitas maksimum. Terminal baru ini akan memiliki kapasitas 500.000 TEU untuk peti kemas domestik, 1 juta TEU untuk peti kemas internasional, dan 5 juta ton untuk curah kering. Analisis biaya manfaat dan stakeholder menunjukkan bahwa pembangunan Terminal Teluk Lamong layak secara ekonomi untuk mengakomodasi pertumbuhan per
Pelabuhan Tanjung Perak membutuhkan pembangunan Terminal Teluk Lamong baru karena telah mencapai kapasitas maksimum. Terminal baru ini akan memiliki kapasitas 500.000 TEU untuk peti kemas domestik, 1 juta TEU untuk peti kemas internasional, dan 5 juta ton untuk curah kering. Analisis biaya manfaat dan stakeholder menunjukkan bahwa pembangunan Terminal Teluk Lamong layak secara ekonomi untuk mengakomodasi pertumbuhan per
Pelabuhan Tanjung Perak adalah pelabuhan terbesar kedua di Indonesia yang dimana pertumbuhannya berjalan sangat pesat terutama pada sktor peti kemas. Pada tahun 2010, pelabuhan Tanjung Perak telah mencapai kapasitas maksimumnya. Sehingga pelabuhan tersebut banyak mengalami dan menghadapi berbagai masalah, diantaranya kemacetan lalu lintas kapal dan peti kemas yang dikarenakan keterbatasan lahan dan peralatan yang dimiliki pelabuhan Tanjung Perak. Oleh karena itu, Pelindo III dan Kementerian Perhubungan Indonesia yang berperan sebagai operator dan regulator dari pelabuhan Tanjung Perak memutuskan untuk membangun terminal serba guna baru guna meningkatkan kapasitas, kapasitas tersebut disebut proyek Terminal Serba Guna Teluk Lamong. Pembangunan tahap pertama dari Terminal Teluk Lamong memiliki luas sekitar 40 hektar. Pembangunan ini dimulai sejak tahun 2010 lalu dan dinyatakan selesai pada tahun 2014. Terminal ini akan digunakan untuk melayani petikemas domestik, petikemas internasional, dan curah kering dengan standar pangan. Kapasitas terminal tahap pertama ini mencapai 500.000 TEUs petikemas domestik dan 1 juta TEUs petikemas internasional. Sementara itu, untuk curah kering akan siap tahun 2016 dengan kapasitas 5 juta ton. Terminal ini terbilang paling canggih di Indonesia dan pertama menggunakan sistem operasi otomatis dan ramah lingkungan.Hampir sebagian besar alat-alatnya digerakkan dengan tenaga listrik dan tenaga gas. Hanya beberapa alat yang masih menggunakan bahan bakar minyak, itupun bahan bakar dengan standar EURO 4. Bahkan, terdapat alat yang di atasnya tidak ada operatornya. Alat tersebut dioperasikan dari ruang kontrol oleh operator-operator perempuan. Pemilihan alat- alat dengan teknologi canggih itu didasarkan pada semangat untuk mengurangi emisi gas karbon di lingkungan pelabuhan. Selama ini pelabuhan identik dengan kawasan yang kotor dan sebagai sumber polusi udara. Untuk mendukung pasokan tenaga listrik, Pelindo III juga berencana membangun pembangkit listrik tenaga mesin gas. Nilai Investasi Kedua proyek besar Pelindo III itu membutuhkan investasi sebesar Rp4,65 triliun. Mengingat biaya investasi yang tinggi dan dampak dari pembangunan terminal baru, diperlukan perhitungan manfaat dan biaya yang akan timbul dari proyek tersebut untuk mengevaluasi kelayakan ekonomi dari proyek Terminal Multripurpose Teluk Lamong tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dengan menggunakan proyeksi arus pertumbuhan peti kemas untuk menganalisis biaya dan manfaat dari proyek Terminal Serba guna Teluk Lamong, dan melakukan analisis stakeholder pelabuhan Tanjung Perak untuk mengetahui kelayakan pembangunan terminal baru untuk pengembangan pelabuhan Tanjung Perak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari Analisis Biaya Manfaat dan Analisis Stakeholder, proyek Terminal Serba guna Teluk Lamong, layak secara ekonomis sebagai bagian dari stategi pengembangan pelabuhan Tanjung Perak. Terlepas dari proyeksi pertumbuhan TEU peti kemas yang tinggi, pelabuhan Tanjung Perak sudah mencapai kapasitas maksimum sehingga membutuhkan terminal baru dengan teknologi canggih untuk mengakomodasi permintaan barang dan kontainer di masa depan.