Anda di halaman 1dari 5

PEMINDAHAN BANDARA EL TARI TERGANTUNG PEMERINTAH PUSAT

Kupang-SI. Ketua DPRD Propinsi Nusa Tenggara Timur Ibrahim Agustinus Medah
mengatakan pemindahan Bandara El Tari Kupang ke Sulamu Kecamatan Sulamu
Kabupaten Kupang sangat tergantung Pemerintah Pusat karena sumber anggaran u
pembangunan bandar udara baru berasal dari dana APBN.

"Aspirasi masyarakat yang menginginkan pemindahan bandara El Tari Kupang ke


Sulamu sampai saat ini belum dibahas di DPR Republik Indonesia, meskipun demiki
DPRD Propinsi NTT tetap menampung dan memperjuangkan aspirasi tersebut," kata
Ibrahim Agustinus Medah di Kupang, Sabtu.

Dia mengatakan hal itu ketika dikonfirmasi terkait wacana pemindahan Bandara El T
Kupang dari Kota Kupang ke Sulamu, Kabupaten Kupang sekitar 70 kilometer arah b
Kota Kupang.

Menurut Ibrahim Agustinus Medah layak tidaknya sebuah bandara baru dibangun p
suatu daerah sangat tergantung dari hasil survei atau kajian yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat melalui PT. Angkasa Pura dan harus mendapat persetujuan anggo
DPR RI terkait dengan kucuran dana untuk pembangunan bandara tersebut.

"Wewenang Pemerintah Daerah dan masyarakat hanya sebatas mengusulkan renca


pemindahan bandara El Tari Kupang dari Kota Kupang ke Sulamu, namun keputusan
pemindahan itu berada di tangan Pemerintah Pusat karena sumber anggarannya
berasal dari dana APBN," kata Ibrahim Agustinus Medah yang juga merupakan Ketu
DPD I Golkar Propinsi NTT.

Meskipun demikian pihaknya berupaya untuk terus menyalurkan aspirasi masyarak


NTT tersebut ke tingkat Pemerintah Pusat hingga membuahkan hasil.

Sementara itu Anggota DPRD NTT dari Fraksi Partai Damai Sejahtera (PDS) Somie
Pandie mengaku setuju bila Bandara El Tari Kupang dipindahkan ke lokasi lain yang
lebih representatif.

Menurut Somie Pandie Bandara El Tari Kupang merupakan pelabuhan udara enclave
( bandara yang digunakan bersama untuk bandara sipil dan militer) di mana
pengamanannya juga dilakukan bersama-sama, namun yang terjadi terakhir saling
klaim pengamanan antara TNI Angkatan Udara (AU) dan pihak Kepolisian Kupang Ko
(Polresta).

"Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi persoalan yang lebih besar di kemudian ha
sesuai aspirasi masyarakat sebaiknya Bandara El Tari Kupang dipindahkan ke tempa
lain," kata Somie Pandie yang juga Ketua DPD PDS Propinsi NTT.

Ia juga menyayangkan penarikan personil polisi dari Bandara El Tari Kupang yang
selama ini turut menjaga keamanan di bandara,pasalnya penindakan dan pengama
untuk warga sipil merupakan tugas polisi dan bukan tugas TNI.

1
"Sebaiknya pihak TNI AU dan Polisi duduk sama-sama untuk membahas masalah
penarikan personil Polisi, sambil mencari jalan keluar terbaik demi kepentingan
masyarakat," ujarnya.

Masalah lain yang saat ini sedang di hadapi Bandara El Tari Kupang, kata dia
menambahkan pengembangan landasan pacu Bandara El Tari Kupang tidak bisa
dilakukan karena terbentur masalah tanah.

"Bandara El Tari Kupang sulit untuk dikembangkan lagi, karena lahan yang akan
dimanfaatkan untuk perluasan bandara sudah menyentuh tanah milik TNI AU," kata
Somie Pandie politisi muda asal Pulau Rote.

Pemprov NTT Perjuangkan Pembangunan Bandara Surabaya II

Albertus Vincentius - Minggu, 20-01-2013 14:50


Tweet

Bruno Kupok Kepala Dinas Perhubungan NT(Foto: Aktual.co/Albertus Vincentius)

Sesuai rencana, lanjutnya, Bandara Surabaya II di Mbay,


Kabupaten Nagekeo, akan dikembangkan secara
bertahap hingga panjang landasan pacu menjadi
2.500 meter, sehingga pantas menjadi bandara utama,
untuk melayani transportasi udara dari dan ke Pulau
Flores.
Kupang, Aktual.co Pemerintah Provinsi Nusa tenggara Timur (NTT), sangat serius memperjuangkan Lapangan
Terbang (Lapter) Surabaya II di Mbay, Kabupaten Nagekeo, sebagai bandar udara (bandara) utama di Pulau Flores.

Sejauh ini perjuangan kita sudah ada titik terangnya, karena pemerintah pusat sudah mengalokasi dana untuk
pembangunan tahap pertama lapangan udara tersebut, kata Kepala Dinas Perhubungan NT, Bruno Kupok di
Kupang, Minggu (20/1).

Menurut Kupok, untuk pembangunan Bandar Udara (bandara) Surabaya II Mbay, tahap pertama Departemen
Pehubungan telah mengalokasikan dana sebesar Rp 40 miliar tahun 2012 lalu .

Sesuai rencana, lanjutnya, Bandara Surabaya II di Mbay, Kabupaten Nagekeo, akan dikembangkan secara bertahap

2
hingga panjang landasan pacu menjadi 2.500 meter, sehingga pantas menjadi bandara utama, untuk melayani
transportasi udara dari dan ke Pulau Flores.

Pemerintah Provinsi NTT menyiapkan Bandara Surabaya II ini menjadi bandara utama untuk wilayah Flores,
guna memudahkan masyarakat di sekitarnya seperti dari Kabupaten Flores Timur, Sikka, Ende, Nagekeo, dan
Kabupaten Ngada, memanfaatkannya untuk bepergian ke Pulau Jawa atau ke wilayah lainnya di Indonesia , tanpa
harus melalui Kupang,jelasnya .

Dia menuturkan, target jangka panjang dari rencana pembangunan lapangan terbang Surabaya II di Mbay adalah
panjang landasan pacu 2.500 meter. Bandara ini juga nantinya menjadi penyanggah dari Bandara El Tari
Kupang,bersama Bandara Tambolaka,Sumba Barat Daya dan Bandara Komodo,Kabupaten Manggarai Barat.

Untuk itu, tambahnya, pembangunan Bandara Surabaya II tidak hanya dilihat manfaatnya hari ini atau besok, tetapi
untuk lima sampai puluhan tahun ke depan.

Dia mengemukakan, Lapangan Terbang Surabaya II itu dulunya dibangun pemerintahan militer Jepang pada masa
Perang Dunia II. Lapangan terbang itu tidak hanya untuk kepentingan militer Jepang, guna memudahkan kontrol
terhadap wilayah Timur Indonesia dalam konteks Perang Pasifik, tetapi juga untuk kepentingan ekonomi.

Setelah Indonesia merdeka peran lapangan terbang tersebut sudah diabaikan, bahkan cenderung dilupakan. Lalu
saat muncul rencana pemindahan ibu kota Kabupaten Ngada dari Bajawa ke Mbay, tahun 1995, keberadaannya
kembali dilihat sebagai salah satu aset pendukung, tambahnya.

Kata dia, Gubernur NTT periode 1993 -1998, Herman Musakabe, dengan rombongan saat berkunjung ke Mbay,
menggunakan pesawat berukuran kecil pernah dua kali mendarat di lapangan terbang tersebut, karena kondisi
landasan pacunya masih baik.

Dia optimistis rencana tersebut tersebut bisa terwujud, karena mendapat dukungan pemerintah dan masyarakat
Kabupaten Nagekeo,terutama pembebasan lahan untuk area bandara

Gubernur: hidupkan lagi jalur angkutan udara Kupang-


Darwin
Jumat, 20 Juli 2012

Kupang - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan, jalur penerbangan
Kupang-Darwin yang sempat terhenti 2010, akan dibuka kembali untuk melayani penumpang
dari dan ke dua negara tetangga itu.
"Pemerintah akan meningkatkan kerja sama dengan Australia terutama bagian teritori utara
untuk ikut mengembangkan kawasan Timur Indonesia sejalan dengan program masterplan
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia, dengan mendorong tiga sektor,"
katanya di Kupang, Jumat.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan evaluasi program dan pelayanan dalam bidang
infrastruktur dan sarana prasarana di NTT dalam empat tahun kepemimpinannya di daerah ini.

Gubernur Lebu Raya mengatakan, rencana membuka kembali jalur penerbangan itu merupakan
salah satu hasil kesepakatan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri
Australia pada kunjungan kenegaraan ke negeri Kanguru itu 2-3 Juli 2012.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada kunjungan itu mengatakan akan memacu kerja sama
dengan Australia untuk koridor lima dalam MP3EI (meliputi wilayah Bali, Nusa Tenggara)
adalah di bidang perternakan sapi, kepariwisataan, dan transportasi udara.

3
Di bidang transportasi udara inilah, salah satu poin penting yang dilakukan adalah dibukanya
jalur penerbangan Kupang-Darwin untuk melanccarkan hubungan dagang dan pendidikan pada
kedua negara itu.

Kepala Negara mengatakan, kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia berpotensi
besar. Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), GDP nominal Indonesia berada di peringkat
16, sedangkan Australia tiga strip di atas Indonesia.

Sementara untuk GDP purchasing power purity, yaitu GDP yang dikaitkan dengan biaya hidup,
Indonesia berada di urutan 15 dan Australia peringkat 18.

"Ada potensi besar di antara kedua negara untuk meningkatkan ekonominya," kata Presiden.

Darwin merupakan kota di Australia bagian Utara. Kota tersebut merupakan ibu kota teritori
Utara (North Territory) dan menjadi yang terdekat dengan Indonesia, terutama Nusa Tenggara
Timur.

Bahkan jarak Darwin lebih dekat ke Denpasar jika dibandingkan ke Tasmania, pulau di wilayah
Australia bagian Selatan.

Gubernur Lebu Raya mengatakan, untuk mewujudkan kerja sama penerbangan itu, saat ini
sejumlah lapangan terbang dan bandar udara di NTT sedang dalam tahap pelebaran dan
perbaikan seperti lapangan terbang Surabaya II yang rencana pembangunannya dimulai Juli ini.

"Pemerintah pusat dalam tahun anggaran 2012 ini telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp40
miliar untuk pembangunan tahap pertama bandara itu.

Pada pembangunan tahap awal ini, direncanakan panjang landasan pacu 900 meter dan akan
diperpanjang secara bertahap hingga 2.500 meter.

Keberadaan lapangan terbang Surabaya II ini akan menjadi bandara utama untuk seluruh
wilayah Flores, mulai dari Manggarai, Ngada, Nagekeo, Ende, Maumere dan Larantuka, Flores
Timur, ujung Timur Pulau Flores.

Log In
VIVA | BOLA | LIFE | JUAL BELI | BLOG | FORUM

| POLITIK

| BISNIS

| NASIONAL

4
| METRO

| DUNIA

| SAINSTEK

| SPORT

| OTOMOTIF

| SOROT

| WAWANCARA

| FOKUS

Indeks

Mobile

On TV

Surat

U-Report

Foto

Video

1.

Jum'at, 31 Oktober 2014 | 11:24 WIB


X
JANGAN LEWATKAN
Berdandan Tua, Wanita Ini Ditinggalkan Tunangannya di Jalan Pembuktian 4 Klub Terbaik Indonesia
FOKUS

Anda mungkin juga menyukai