Anda di halaman 1dari 7

B.

ARSITEKTUR AMERIKA KUNO

A. PERADABAN SUKU MAYA

Suku maya membangun kota-kota dan menara dari batu besar seperti komplek
Chichen Itza, Tikal, dan Uxma.Arsitektur Maya cenderung menyesuaikan keadaan
alam (topografinya). .

Piramida Maya lebih rendah sedikit, disusun dari bebatuan raksasa yang berwarna
abu-abu dan putih, tidak semuanya berbentuk kerucut, di puncaknya ada sebuah
balairung untuk memuja dewa. Di sekeliling piramida Maya masing-masing
memiliki 4 tangga, setiap tangga memiliki 91 undakan, secara total 4 buah tangga
ditambah satu undakan bagian paling atas adalah berjumlah 365 undakan (91 x 4 + 1
= 365), tepat merupakan jumlah hari dalam satu tahun.

Banyak sekali situs peninggalan suku Maya kuno, salah satunya adalah situs
Chichén Itzá (arti : mulut sumur dari Itza ) yang ada di Yucatan, Meksiko. Kompleks
kuil ini diperkirakan dibangun antara tahun 502-522m

Chichén Itzá, merupakan komplek yang terdiri atas candi-candi termasuk


didalamnya Piramida Kukulcan, kuil Jaguar dan patung Chac Mool serta bangunan
Seribu Tiang

Piramida Kukulcan (El Castillo)

Jika piramida Mesir yang terletak di padang pasir lain halnya dengan piramida
Kukulkan, di Chichen Itza ini. Piramida dikelilingi oleh hutan dan bagian atas tidak
runcing melainkan rata karena ada fondasi untuk sebuah kuil diatas piramida.

Piramid memiliki 4 tangga di keempat sisinya yang masing-masing memiliki 91


undakan. Di pundak piramida terdapat 1 tangga lagi, sehingga total tangga dalam 1
piramida adalah 365, sama seperti 1 kali periode evolusi terhadap matahari (1 tahun)
dihitung melalui periode rotasi bumi (1 hari). Karena piramida ini dibangun untuk
dewa yang berbulu ular maka di tangga sebelah utaranya terdapat kepala ular.
Keistimewaan lain piramida Maya ini dapat dilihat saat berlangsungnya kegiatan
astronomi untuk menandai hari ekuinoks atau hari peralihan menjelang musim semi
dan musim gugur di setiap tanggal 21 atau 22 Maret dan tanggal 22 atau 23
september tiap tahunnya. Pada hari itu, cahaya matahari terbit membuat bayangan
menuruni undak-undakan menuju bawah piramida seperti bentuk ular hingga
mencapai anak tangga paling bawah dimana Anda akan dapat melihat gambar dari
Dewa Kukulkan, yang berwujud ular berbulu yang memiliki kepala manusia.

B. PERADABAN SUKU AZTEC

Bangsa Aztec memiliki seni bangun atau arsitektur yang amat tinggi. Ketika
bangsa Spanyol datang ke kota Tenocl (Mexico City) mereka menyaksikan
kemajuan bangsa ini. Bangunan-bangunan tersebut menggunakan teknologi tinggi
menurut jamannya. Arsitektur bangsa Aztec tergolong sederhana, lebih
mementingkan fungsi daripada keindahan lahiriah.

1. PYRAMID

Di pusat kota dibangun kuil-kuil besar sebagai persembahan kepada dewa


matahari. Tinggi bangunan tersebut 30 meter, terdiri atas tiga tingkat, yang
masing-masing tingkat memiliki 120 anak tangga atau lebih mirip dengan
Pyramid. Yang bepungsi sebagai tempat peribadatan dan upacara-upacara
keagamaan dan kurban bagi dewa matahari.Kuil Aztec dan bangunan lain
dengan dekorasi patung merupkan salah satu karya terindah di Amerika.

2. JALAN, JEMBATAN DAN KANAL

Tempat jalan raya menuju kota, jalan-jalan lebar, serta kanal yang melewati
kota serta jembatan diatasnya. Di bangunnya jalan-jalan dan kanal-kanal yang
lebar adalah untuk memudahkan lalu lintas orang dan barang dagangan. Dalam
kegitan perdagangan tersebut mereka memperjualbelikan bebek, ayam, kalkun,
kelinci, dan rusa.
3. RUMAH-RUMAH BANGSA AZTEC

Di pegunungan, rumah orang Aztec terbuat dari batu bata yang dijemur,
mirip batako yang kita kenal di Indonesia. Di dataran rendah, rumah mereka
berdinding ranting-ranting atau batang padi yang diplester dengan tanah liat dan
beratapkan alang-alang. Sebagi tambahan pada tempat tinggal utama, umumnya
mereka mempunyai bangunan lain seperti tempat penyimpanan dan tempat
seluruh keluarga mandi uap. Orang Aztec yang kaya memiliki rumah dari
batako atau batu yang dibangun mengelilingi suatu Patio, yaitu ruang luas yang
terbuka di tengah rumah.

C. ARSITEKTUR ASIA
Arsitektur Asia pada dasarnya ada berbagai macam jenis dan berbagi macam bentuknya.
Di Asia setiap daerah memiliki keistimewaan dan keunikan dari bentuk arsitekturnya.
Seperrti contohnya: Arsitektur Cina, Arsitektur India dan berbagi daerah lainnya di Asia.
Arsitektur china sendiri memiliki ciri khas yang sangat dipengaruhi oleh filosofi
kepercayaan. Terdapat simbol dan lambang-lambang dari bentuk ideal dan keharmonisan
dalam tatanan masyarakat yang dapat dilihat dari filosofi Tien-Yuan Ti-Fang. Di
arsitektur India memiliki ciri khas pada bagian batu dan dinding pahat serta kemegahan
bangunan kuil

1. ARSITEKTUR CHINA

A. Konsep dan Filosofi Arsitektur Cina

Filosofi arsitektur Cina sangat dipengaruhi oleh filosofi kepercayaan dan ajaran
Konfusianisme,Taoisme dan Budhisme. Terdapat simbol dan lambang-lambang dari
bentuk ideal dan keharmonisan dalamtatanan masyarakat. Bentuk ideal dan
keharmonisan dalam masyarakat dapat dilihat dari filosofi Tien-Yuan Ti-Fang yang
berarti langit bundar dan bumi persegi. Persegi melambangkan keteraturan,
intelektualitas manusia sebagai manifestasi penerapan keteraturan atas alam. Bundar
melambangkan ketidakteraturan sifat alam. Filosofi Tien-Yen-Chih-Chi, artinya di antara
langit dan manusia, menggambarkan peralihan dua alam yangdisimbolkan dalam bentuk
bundar-segi empat-bundar.

Konsep Keseimbangan dalam kehidupan diatur dalam dualitas Yin dan Yang, hong
Shui atau Feng Shui. Yang adalah sebagai energi positif, jantan, terang, kuat, buatan
manusia. Sementara, yin digambarkan sebagaienergi negatif, betina, gelap, menyerap
elemen.

Hong shui atau Feng Shui merupakan kompas kehidupan yang mengaur
keseimbangan elemen alamseperti angin, air, tanah dan logam. Kompas merupakan
adaptasi metodis karya manusia terhadap strukturalam raya sehingga menjadi pedoman
dalam pendayagunaan energi dan sumber alam untuk penyelarasan nafas dunia.
Feng shui membantu manusia memanfaatkan gaya-gaya alam dari bumi dan
menyeimbangkan Yin dan Yang guna memperoleh Qi yang baik, yang menggambarkan
kesehatan dan vitalitas.Hal-hal yang mempengaruhi Hong Shui menyangkut
keseimbangan 5 (Lima) Unsur yaitu waktu. Kelahiran, kondisi tanah pada lokasi (
tapak), arah dan ukuran bangunan, orientasi ruang dalam, pola penempatan ruang dalam.
Dari filosofi arsitektur yang dijelaskan sebelumnya maka prinsip-prinsip dasar dalam
arsitektur Cina adalah sebagai berikut:

1. Memfokuskan pada bumi bukan surga, mengutamakan ilmu pengetahuan bukan


kemuliaan, seperti tidak ada pembedaan prinsip antara bangunan sakral/religius
dengan bangunan umum, hanya arah kegiatan, susunan ruang yang memiliki
penekanan berbeda, secara umum bersifat sequensial Horisontal, sakral Hirarkis
Konsentris, mengutamakan posisi, gerak dan orientasi manusia dalam ruang 4
Eksplorasi prinsip tersebut dalam arsitektural yaitu :
 Potensialitas Dinding
 Penonjolan individualitas bangunan
 Pengorganisasian susunan CourtYard
 Permainan tinggi lantai
 Bangunan dibatasi taman
 Rumah utama bersumbu Utara-Selatan dan selalu memilih tempat yang lebih
tinggi
 Interior dengan elemen utama perabot berukir dengan warna megah sebagai
lambang gengsi.
 Pintu dan jendela menjadi elemen penunjang yang penting dalam tatanan
permukaan bangunan.
 Adanya privasi berdasarkan rasa hormat dan keintiman tata laku/ Etiket
Bangsa Cina yang diterapkan secara vertikal dengan langit-langit, atap dan
secara horisontal dengan Court Yard dan Lantai
2. Hirarki dan Status, pada umumnya dicirikan oleh lokasi lahan terhadap jalan
Utama/Strategis, jumlah Court Yard, warna tiang, bentuk dan kerumitan ornamen
atap, serta jumlah trave hall : 9 (kaisar ) 7 (putra mahkota) 5 (Mandarin) 3 ( rakyat
biasa)
3. Koordinasi atau orientasi, sebagai sikap dan pandangan terhadap rumah sebagai sel
dasar arsitektur dan keluarga merupakan mikrokosmos dari tatanan masyarakat
umum sehingga pengaturan dan koordinasi sel dasar memiliki arti sebagai
pengaturan dan koordinasi dunia
4. Tata Ruang Rumah
5. Struktur dan Konstruksi, konsep yang diterapkan pada rangka atap dengan sistem
saling tumpang, bukan kuda-kuda dengan penyangga miring, kolom sebagai
pendukung beban atap, dinding sebagai pembatas non struktural dan sistem bracket
(Tou Kung).
6. Stilistika, seluruh permukaan bangunan penuh dengan dekorasi, pola lantai :
diagonal ( jen), hexagonal (Kou), Susunan Bata ( Ting), bangunan menggunakan
konstruksi kayu dan dengan kombinasi warna yang menyolok seperti merah,
kuning dan hitam. Hierarki pemerintahan administrasi perkotaan dan desa di Cina
yang diterapkan sejak masa dinasti Chin terdiri dari empat tingkat yaitu :
 County town = kota ( xian )
 Township = sub kota ( xiang )
 Market Town = kota dagang ( zhen )
 Village = desa ( cun )

Dalam perencanaan kota-kota awal di Cina terdapat beberapa prinsip sebagai berikut.
1. Kota Berdinding
Dinding sebagai unsur penting dalam formulasi bentuk/struktur kota
2. Konsep Keseimbangan
Kesan Stabil dengan Keseimbangan Dinamis
 Komposisi Arsitektural
 Konsepsi Confusius : Formal, Simetri, Garis Lurus, Beraturan, Kejelasan
 Komposisi Lansekap
 Komposisi Taoisme : Informal, Asimetri, Misteri, Garis Lengkung, Tak
Beraturan, Romantis dan Alam Liar
3. Prosedur Perancangan dan Perencanaan Kota
 Pemilihan Tapak berdasarakan pengamatan Aspek Alami : Topografi,
Geologi, Sumber Air, Orientasi
 Hubungan Lahan dengan Bentuk/Struktur Kota dimana bentuk ditentukan oleh
hubungan Simbolik, Estetik dan Fungsional antara Kota dan Lingkungan
 Berdasarkan Prinsip-prinsip Keseimbangan Yin dan Yang

B. Tipologi Arsitektur Cina

Dari perjalan sejarah yang panjang terhadap perkembangan arsitektur di Cina


terdapat beberapa tipologi arsitektur Cina seperti Istana, Kuil atau Kelenteng,
Gerbang (Pai Lou), Pagoda ( 5 – 7 tingkat), Tembok Raksasa sekitar 3000 kilometer,
Kuburan yang memiliki fungsi dan karakteristik sendiri. Pada dasarnya arsitektur
Budha Cina terbagi atas arsitektur pagoda, kuil budha, dan pahat dinding batu.
Dari bangunan arsitektur religius yang beragam dan dipengaruhi oleh Budha,
Cina juga kaya dengan arsitektur vernakular. Di wilayah bagian selatan, yang
merupakan induk rumpun Austronesia menjadi konsep awal dari arsitektur
Austronesia. Beberapa tipologi rumah vernakular Cina yang ada di Cina dibagi atas
beberapa tipe seperti :
 Rumah bata dengan ruang terbuka persegi di sebelah utara China (siheyuan) (I)
 Arsitektur subterranean di wilayah loess seperti Shanxi, Shaanxi dan provinsi
Henan (II)
 Arsitektur dengan konstruksi kayu dan bata di sebelah barat dan barat daya
China(III)
 Konstruksi kayu di sebelah timur china (IV)
 Arsitektur tanah liat dan kayu di Hakka (Fujian), Guangdong dan Jiangxi (V)
 Batu bata, kayu dan bangunan batu sepanjang selatan China (VI)

2. ARSITEKTUR INDIA
Arsitektur India memiliki keberagaman dalam sejarah, budaya dan geografi. Hal
ini menyebabkan sulitnya mengidentifikasi karakterisktik bentuk arsitektur India
yang dapat mewakili keseluruhannya. Arsitektur India merupakan hasil paduan
berbagai tradisi baik internal maupun eksternal yang datang dari Eropa, Asia Tengah
dan Timur.

Sejarah arsitektur India dimulai dari masa peradaban lembah Indus ( Indus Valley
Civilization), masa Vedik1, hingga masa Maurya-Gupta atau dikenal dengan era
perkembangan Budha melalui arsitektur biara (monastery) dan batu/dinding pahat (
rock cut), kemudian diikuti dengan kemegahan bangunan kuil pada masa
pertengahan. Sementara, penguasa Turki dan Afghanistan di Utara pada masa
pertengahan telah membawa India kepada tradisi arsitektur kubah ( dome dan vault).

Munculnya arsitektur Mughal pada abad ke-16 menggambarkan penggabungan


antara elemen arsitektur regional India dengan elemen arsitektur Persia dan Asia
Barat. Pengaruh Barat terutama Eropa tak terelakkan pada masa kolonisasi Eropa di
India termasuk gaya Manneris, Barok, Neo-klasik, dan Neogotik mulai dari abad ke-
16 hingga akhir abad ke-19, yang kemudian dikenal dengan gaya Indo Saracenic.

Arsitektur India telah membawa pengaruh yang besar terutama ke Asia Timur
sejak kelahiran dan penyebaran agama Budha. Sejumlah elemen arsitektur India
seperti stupa, sikhara, pagoda (meru), torana (gerbang) telah menjadi simbol
terkenal arsitektur Hindu dan Budha yang berkembang dan digunakan di Asia Timur
dan Asia Tenggara seperti yang terdapat pada bangunan candi Angkor Wat di
Kamboja dan Prambanan di Indonesia.

Peradaban Lembah Indus, terdiri dari permukiman perkotaan kuna termasuk kota
metropolitan; Mahenjo Daro dan Harappa dengan berbagai macam karakteristik
rumah, tempat pemandian yang dihubungkan dengan sistem drainase umum yang
baik pada masa itu. Struktur kota berbentuk grid diikuti jalur drainase di sepanjang
jalan umum dikelilingi oleh benteng. Tipe bangunan penting lainnya adalah
lumbung, tempat berdagang, pemandian umum yang diyakini sebagai tempat
pemujaan untuk kesuburan. Keseragaman tatanan kota, tipologi bangunan, dan
ukurannya yang terbuat dari batu bata bakar menunjukkan koordinasi yang baik
antara sosial dan politik pada saat itu.

A R S I T E K T UR H I N D U

Dalam sejarah perkembangan kebudayaan Timur, agama Hindu lahir di lembah


sungai Indus (kawasan Sind dan Punjab ). Agama ini lahir dari perpaduan agama
Tuhan Vedis sebagai agama suku bangsa Aryan (Aria) dengan agama suku bangsa
Dravidians (percaya adanya inkarnasi) yang merupakan daerah invasi dari
sukubangsa Aryan pada masa itu. Perpaduan itu tercetus dalam buku Rig-Veda
(kitab agama Veda) yang pada permulaan tahun Masehi disempurnakan dengan
terciptanya kedewaan Trimurti : Brahma, Wisnu dan Siwa.

Arsitektur Hindu dikenal lewat rancangan kuil-kuil sampai ke Asia Tenggara


mulai abad ke-5 hingga ke-13. Pada masa itu terdapat beberapa kerajaan yang
terbagi dalam wilayah menjadi utara dan selatan. Dua kutub kerajaan ini
mempengaruhi karakteristik kuil-kuil Hindu, seringkali disebut dengan Kuil
Dravida di India Selatan, dan kuil Nagara di India Utara. Selain itu terdapat style di
wilayah Bengal, Kashmir dan Kerala. Umumnya kuil-kuil dengan rancangan terbaik
yang menjadi ikon arsitektur Hindu berada di wilayah Selatan. Arsitektur kuil di
India Selatan tidak menggunakan konsep arsitektur kuil di India Utara
yang dipengaruhi oleh Persia, Rajastan dan langgam Jaina.

Selama abad pertengahan, kuil Hindu dibuat dari pahatan dinding tebing atau
bukit. Hingga saat ini konsep arsitektural Hindu mempengaruhi bangunan-bangunan
atau arsitektur Budha. Konsep merancang kuil dibuat oleh seorang Brahmin.
Brahmin juga menentukan pemilihan tapak dan menguji keadaan tanah, dan tebalnya
sesuatu dinding atau tiang mengikut segi mithologykal dan stronomikal Hindu yang
dikenal dengan formula Vastupurushamandala (tatanan untuk bangunan sakral).
Tantanan ini dituangkan dalam tatanan ilmu arsitektur Hindu dinamakan
vastushastra. Tatanan bentuk manusia dalam posisi semedi di dalam grideon yang
secara konsistens mengatur rancangan bentuk kuil di wilayah India.

Kuil-kuil hindu menggunakan bentuk empat persegi daripada bentuk lingkaran


seperti yang digunakan dalam arsitektur Budha. Bentuk empat persegi ini
menyimbolkan kestabilan dan kekekalan. Beberapa ciri lain dari arsitektur hindu
yaitu penggunaan sistem trabeate yaitu massive block dari batu yang menjadi
material dasar dalam pembangunan kuil India. Sistem ini berupa tiang tegak dengan
alang melintang sistem ini digunakan dengan begitu meluas sekali. Walaupun sistem
Arch Vault lebih ekonomis dan digunakan di seluruh dunia. Mandala empat segi atau
charta firasat arsitek Hindu, mengandung 64 atau 81 kotak. Brahma, dewa utama,
pemelihara dan pemusnah menduduki empat segi tengah. Dewa-dewa lain
menduduki tempat-tempat di penjuru.

Anda mungkin juga menyukai