Anda di halaman 1dari 26

STRATIGRAFI

(Laporan Praktikum Geologi Dasar)

Oleh
Alyaa choirunnisaa putri
1955051013

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
Judul Praktikum : Stratigrafi

Tanggal Percobaan : 28 Oktober 2019

Tempat Percobaan : Ruang Kelas Teknik Geofisika 3

Nama : Alyaa Choirunnisaa Putri

NPM : 1955051013

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 6 (Enam)

Bandar Lampung, 4 November 2019


Mengetahui
Asisten

Masrul hidayat
NPM.1815051001

STRATIGRAFI
Oleh
Alyaa Choirunnisaa Putri

ABSTRAK

Stratigrafi berasal dari bahasa latin terdiri dari dua kata yaitu, strata artinya
hubungan lapisan batuan sedimen dan drafi artinya pemberian urutan lapisan
batuan. Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah komposisi dan umur relativ serta
distribusi perlapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Stratigrafi dapat
dikembangkan sehingga terdapat studi lanjutannya yaitu litostratigrafi,
kronostratigrafi, dan biostratigrafi. Di dalam stratigrafi terdapat prinsip kesalaran
dan tidak keselarasan. Pada praktikum ini kami diberi pemahaman tentang apa
saja prinsip starigrafi, bagaaimana kita menebedakan antara sesar dan intrusi,
bagaimana cara intrusi menerobos sesar, apa arti dari litologi yang ada pada
batuan. Pemahaman tentang litologi batuan baik gambar maupun warnanya
berfungsi untuk dasar kita dalam pemahaman peta geologi. Pentingannya seorang
geofisikia mempelajari stratigrafi karena dalam dunia kerja ataupun studi lanjut
sering menggunakan simbol atau litologi batuan. Maka dari itu penting untuk kita
mempelajari stratigrafi.

ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ................................................................ 1

II. TORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan .................................................................... 5
B. Diagram alir ......................................................................... 6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan ................................................................ 7
B. Pembahasan ........................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Alat Tulis ....................................................................................... 5

Gambar 2 modul stratigrafi ............................................................................ 5

Gambar 3 Diagram Alir Pengamatan ............................................................. 6

Gambar 4 Prastasi…………………………………………………………..18

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stratigrafi adalah cabang ilmu Geologi yang memepelajari suatu lapisan


batuan dilihat dari aspek kerangka, ruang, dan waktu. Stratigrafi adalah
studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi
perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar
lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai
litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif
maupun absolutnya (kronostratigrafi). Stratigrafi dipelajari untuk
mengetahui luas penyebaran lapisan batuan. Ada delapan prinsip dasar
stratigrafi yaitu: prinsip superposisi, hokum datar asal, asas pemotongan,
prinsip kesimabngungan lateral, asas suksesi fauna, teori katastrofisme,
teori uniformitarianisme, dan siklus geologi. Laporan ini dibuat sebagai
tugas praktikum mata kuliah wajib geologi dasar.

B. Tujuan Praktikum

praktikan dapat menentukan jenis-jenis perlapisan dan proses terjadinya


perlapisan.
II. TEORI DASAR

Stratigafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relative serta
distrubusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah bumi. Ilmu stratigarfi muncul pertama kali di Britania jaya
pada abad ke-19. Perintisnya adalah William Smith. Dari hasil pengamatannya,
ditarik kesimpulan bahwa lapisan batuan yang terbawah merupakan lapisan yang
tertua dengan bebrapa pengucualian. William Smith membuat suatu sistem yang
berlaku untuk periode-periode geolog tertentu walaupun pada waktu itu belum ada
penamaan waktunya. Berawal dari hasil pengamatan William Smith dan
kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang susunan, hubungan,dan
ganesa batuan yang kemudain dikenal dengan stratigrafi. Tata nama stratigrafi
diatur dalam sandi stratigrafi. Sandi stratigrafi adalah aturan penamaan satuan-
satuan stratigrafi, baik resmi maupun tidak resmi, sehingga terdapat keseragaman
dalam nama maupun pengertian nama-nama tersebut seperti misalnya
Formasi/formasi, Zona/zona, Sisten dan sebagainya. Pengertian hubungan dalam
stratigrafi adalah bahwa setiap lapis batuan dengan batuan lainnya, baik di atas
maupun di bawah lapisan batuan tersebut. Hubungan antara satu lapis batuan
dengan lapisan lainnya adalah “selaras” (conformity) atau “tidak selaras”
(unconformity). Pembentukan (genesa) mempunyai pengertian bahwa setiap lapis
batuan memiliki genesa pembentukan tersendiri. Sebagai contoh, fasies sedimen
marin, fasies sedimen fluvial, fasies sedimen delta, dsb. Ruang mempunyai
pengertian tempat, yaitu setiap batuan terbentuk atau diendapkan pada lingkungan
geologi tertentu. Sebagai contoh genesa batuan sedimen darat (fluviatil, gurun,
glacial), transisi (pasang-surut/tides, lagoon, delta), atau laut (marine : lithoral,
neritik, bathyal, atau hadal). Waktu memiliki pengertian tentang umur
pembentukan batuan tersebut dan biasanya berdasarkan skala umur geologi.
Contohnya batugamping formasi Rajamandala
3

terbentuk pada kala Miosen Awal, batupasir kuarsa formasi Bayah terbentuk pada
kala Eosen Akhir ( Noor,2009).

Kala itu diamati bahwa beberapa lapisan tanah muncul pada urutan yang sama
(superposisi). Kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan tanah yang terendah
merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Stratigrafi adalah
ilmu mengenai strata. Stratum adalah suatu layer batuan yang dibedakan dari
strata lain yang terletak di atas atau dibawahnya. William Smith, “Bapak
stratigrafi”, adalah orang yang pertama-tama menyadari keberadaan fosil yang
terkandung dalam sedimen. Sejak masa Smith, stratigrafi terutama membahas
tentang penggolongan strata berdasarkan fosil yang ada didalamnya. Penekanan
penelitian stratigrafi waktu itu diletakkan pada konsep waktu sehingga
pemelajaran litologi pada waktu itu dipandang hanya sebagai ilmu pelengkap
dalam rangka mencapai suatu tujuan yang dipandang lebih penting, yakni
untuk menggolongan dan menentukan umur batuan (Anonim, 2012).

Pengambilan contoh batuan akan lebih sempurna apabila dilakukan bersamaan


dengan pembuatan stratigrafi terukur. Litologi penyusun stratigrafi jarang yang
terdiri dari satu jenis batuan, kebanyakan merupakan perselang-selingan antar
jenis litologi. Mempertimbangkan konsep terdapatnya fosil yang baik, batuan
yang dipilih adalah jenis batuan sedimen berbutir halus, antara lain jenis batu
lempung, napal, batugamping jenis kalsilutit. Pada batuan jenis tufa halussering
didapatkan fosil, tetapi jumlah fosil pada umumnya reltif sangat sedikit. Sehingga
stratigrafi bersifat teratur( Rumidi, 2001).

Pada suatu bidang perlapisan, terdapat bidang batas antara satu lapisan dengan
lapisan yang lain. Bidang batas itu disebut sebagai kontak antar lapisan. Terdapat
dua macam kontak antar lapisan, yaitu Kontak Tajam, kontak antara lapisan satu
dengan lainnya yang menunjukkan perbedaan sifat fisik yang sangat mencolok
sehingga dapat dengan mudah diamati perbedaannya antara satu lapisan dengan
lapisan lain. Perbedaan mencolok tersebut salah satu contohnya berupa perubahan
litologi. Kontak Berangsur, kontak lapisan yang perubahannya bergradasi
sehingga batas kedua lapisan tidak jelas dan untuk menentukannya
mempergunakan cara–cara tertentu. Terdapat dua jenis kontak berangsur, yaitu
kontak progradasi dan kontak interkalasi. Kontak erosional, merupakan kontak
antar lapisan dengan kenampakan bidang perlapisan yang tergerus/tererosi baik
oleh arus maupun oleh material yang terbawa oleh arus. Untuk skala yang lebih
luas, kontak antar formasi ataupun antar satuan batuan yang memiliki
karakteristik yang sama, dikenal dengan istilah hubungan stratigrafi. Kontak /
hubungan stratigrafi ini terdiri dari dua jenis, yaitu kontak selaras dan kontak
4
tidak selaras. Kontak Selaras atau disebut Conformity yaitu kontak yang terjadi
antara dua lapisan yang sejajar dengan volume interupsi pengendapan yang kecil
atau tidak ada sama sekali. Jenis kontak ini terbagi dua, yaitu kontak tajam dan
kontak berangsur. Kontak Lapisan Tidak Selaras atau disebut Unconformity yaitu
merupakan suatu bidang ketidakselarasan antar lapisan. Terdapat empat macam
bidang ketidakselarasan, yaitu yang pertama Angular Unconformity, disebut juga
ketidakselarasan sudut, merupakan ketidakselarasan yang kenampakannya
menunjukan suatu lapisan yang telah terlipatkan dan tererosi, kemudian di atas
lapisan tersebut diendapkan lapisan lain. Kedua, Disconformity, kenampakannya
berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan di atas bidang erosi tersebut
diendapkan lapisan lain. Ketiga, Paraconformity, disebut juga keselarasan semu,
yang menunjukkan suatu lapisan di atas dan di bawahnya yang sejajar, dibidang
ketidakselarasannya tidak terdapat tanda-tanda fisik untuk membedakan bidang
sentuh dua lapisan berbeda. Untuk menentukan perbedaannya harus dilakukan
analisis Paleontologi (dengan memakai kisaran umur fosil). Dan yang terakhir
Nonconformity, merupakan ketidakselarasan yang yang terjadi dimana terdapat
kontak jelas antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf (HMG
UNPAD 2003).

Sedimentologi adalah studi tentang proses-proses pembentukan, transportasi


danpengendapan material yang terakumulasi sebagai sedimen di dalam
lingkungan kontinen danlaut hingga membentuk batuan sedimen. Stratigrafi
adalah studi batuan untuk menentukanurutan dan waktu kejadian dalam sejarah
bumi. Dua subjek yang dapat dibahas untuk membentuk rangkaian kesatuan skala
pengamatan dan interpretasi. Studi proses dan produk sedimen memperkenankan
kita menginterpretasi dinamikalingkungan pengendapan. Rekaman-rekaman
proses ini di dalam batuan sedimenmemperkenankan kita menginterpretasikan
batuan ke dalam lingkungan tertentu (Rachwibowo, 2008).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Gambar 1 alat tulis

Gambar 2 modul
6

B. Diagram Alir

Mulai

Diskusi tentang stratigrafi

Mengidentifikasi simbol-simbol pada prastasi

Diskusi bersama mengenai peta geologi


Selesai
Selesai
Gambar 3 diagram alir praktikum
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Pada praktikum ini tidak diambil data pengamatn.

B. Pembahasan

Telah dilaksanakan praktikum tentang stratigrafi pada tanggal 27 oktober


2019 yang di dampingi oleh asisen dosen. Di dalam praktikum ini
praktikan dikenalkan dengan stratigrafi, baik definisi, prinsip, unsure, dan
elemennya. Praktikum dimulai dengan menganalisis sebuah tempat apakah
tempat itu termaksud selaras atau tidak selaras kemudian pengenalan
simbol-simbol berbagai batuan baik batuan beku, metamorf, dan sedimen
yang dimuat dalam gambar dengan warna yang berbeda-beda sesuai jenis
batuannya. Simbol batuan sering digunakan dalam peta geologi, dimana
diatas peta yang di gambarkan simol suatu batuan, dibawahnya terkandung
batuan yang dimaksud oleh simbol.

Prinsip stratigrafi ada 8 yaitu: prinsip superposisi, hukum datar asal, asas
pemotongan, prinsip kesinambungan lateral, asas suksesi fauna, tori
katastrofisme, teori uniformitarianisme dan siklus geologi. Prinsip
superposisi adalah urutan lapisan diman lapisan paling muda berada di
lapisan tua, kecuali pada lapisan-lapisan yang telah mengalami pembalkan.
Hokum datar asal adalh material sedimen yang dipengaruhi oleh gravitasi
akan membentuk lapisan yang mendatar. Asas pemotongan adalah kondisi
dimana sesar atau intrusi haruslah lebih muda dari batuan yang
diterobosnya. Prinsip kesinambungan lateral adalah lapisa sedimen
diendapkan secar terus-menerus dan berkesinambungan sampai batas
cekungan sedimentasinya, dalam keaadaan normal lapisan sedimen tidak
mungkin terpotong secara lateral dengan tiba-tiba. Asas suksesi fauna
adalah penentuan umur bumi menggunakan fosil dengan dua asumsi,
asumsi pertama adalah organisme selalu berubah sepanjang waktu, asumsi
kedua yaitu kenampakan anatomis dapat ditelusuri melalui catatan fosil
pada batuan. Teori katasrofisme adalah teori dimana fauna dan flora di
zaman apapun tidak berubah dan ketika revolusi makan hewan dan
8

tumbuhan itu akan musnah. Teori uniformitarisme adalah teori yang menjelaskan
bahwa semua kejadia atau peristiwa yang telah terjadi sekrang merupakan
bayangan dari peristiwa pada zaman dahulu. Siklus geologi terdiri dari
pembentukkan deretan pegunungaan, proses eksogen dan pembentukan lapisan
sedimen.

Didalam lapisan prastatsi terdapat beberapa simbol, contohnya pada bagian f ada
lapisan berwarna kuning dengan simbol bulat-bulat artinya pada bagian lapisan
tersebut merupakan konglomerat, pada lapisan bagian i berwarna kuning dengan
simbol garis titi itu merupakan batuan lanau, lalu pada lapisan bagian a berwarna
kuning dengan simbol seperti batu bata itu merupaan batuan dolomite, pada
lapisan bagian l berwarna hijau dengan simbol seperti gelombang merupakan
batuan metamorf, lapisan bagian p merupakan batuan beku, lapisan bagian q
merupakan batu bara.

Ketidakselarasan (Unconformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan


dengan lapis batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak
menerus), yang disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam
geologi dikenal 3 (tiga) jenis ketidak selarasan, yaitu Ketidakselarasan Bersudut
(Angular unconformity) adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan
antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya
(kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak yang membentuk sudut.
Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara
lapisan batuan (sekelompok batuan) dengan lapisan batuan lainnya (kelompok
batuan lainnya) dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang
waktu dimana tidak terjadi pengendapan). Non-conformity adalah salah satu jenis
ketidakselarasan yang hubungan antara lapisan batuan (sekelompok lapisan
batuan) dengan satuan batuan beku atau metamorf. Paraconformity disebut juga
dengan keselarasan semu, yaitu hubungan antara dua lapisan sedimen yang
terdapat suatu ketidakselarasan yang sejajar dengan lapisan sedimen lainnya. Pada
kasus tersebut, sulit sekali untuk melihat batas ketidakselarasannya karena tidak
ada batas bidang erosi.

Berdasarkan jurnal identifikasi provenance selama miosen tengah hingga pliosen


dicekungan serayu utara bgaian barat daerah kuningan oleh Bernadeta Subandani
Astutil pada 2 februari 2016 menyatakan bahwa daerah penelitian berpotensi
hidrokarbon, berupa batuan induk, reservoir, batuan penundung. Secra teori
stratigrafi adalah hasil interaksi dari proses tektonik, eustatik, sedimentologi dan
iklim. Kombinasi tersebutnya menyebabkan perubahan relatif muka laut. Naiknya
muka air laut karena berkurangnya supplay sediment, sedangkan turunnya muka
laut karena erosi batuan dan penambahan supplay sediment. Batuan sedimen
terbentuk dari porses fisika,kimia,dan biologi. Produk dari proses
pengendapannya disebut sebagai fasies sedimen. Rekaman pada sedimen meliputi
tekstur ,fosil, struktur sedimen, dan arus purba. Metode yang digunakan pada
9

penilitian ini adalah analisis petrografi, langkah-langkah yang digunakan yaitu


mengambil data sampel batuan. Untuk mempermudah penelitian diambil sampel
yang mewakili batuan yang mewakili batuan yang diendapkan pada N18
pertengahan hingga Pliosen (N19-20). Hasil pengamatan petrografi menunjukkan
bahwa komponen utama mineral adalah lithik dan feldspar, sedangkan kuarsa
dalam jumlah yang sangat sedikit. Dari hasil pengamatan petrografi kemudian
dilakukan pengeplotan pada segitiga Dickinson dan suczeck (1979). Hasil
pengeplotan menunjukkan secara keseluruhan mineral tersebut menunjukkan
posisi relatif di bagian selatan. Sehingga dibuat kesimpulan bahwa Provenance
atau batuan asal di daerah penelitian adalah magmatic arc.Daerah asal magmatic
arc menunjukkan jumlah lithik rata-rata yang semakin berkurang kearahtimur atau
kearah yang lebih muda. Berkurangnya material pengisi di Cekungan Serayu
Utara ke arah umur yang lebih muda, diprediksi sebagai menurunnya proses
vulkanisme. Keterkaitan dengan prospek hidrokarbon, bahwa dijumpainya
rembesan minyak ataupun dead oil terutama pada batuan yang menunjukkan asal
volkanik khususnya pada saat coarsening upward atau regresi.

Pengaruh kondisi geologi lingkungan terhadap potensi air tanah di dalam kota
Makassar.penelitian ini dilakukan karena kebutuhn sumber daya air di kota
tersebut semakin meningkat, tingginya kebutuhan air tidak diimbangi dngan
adanya data tentang sebaran dan kondisi potensi air tanah (graoundwater). Untuk
memenuhi kebutuhan air terdapat susunan satuan morfologi pedataran
bergelombang yang memiliki pH iar seitar 7-8. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengambilan data lapangan dan analisis data berupa data
kuantitatif dan data deskriptif, dengan bantuan analisis Sistem Informasi
Geografis (SIG). Ditinjau dari aspek morfologi daerah penelitian tersusun oleh
morfologi pedataran bergelombang,, sedangkan ditinjau dari aspek struktur
geologi berupa kekar. Potensi air tanah di Kota Makassar pada umumnya terdiri
dari 3 lapisan akuifer yang penyebarannya secara vertikal dan horizontal dikontrol
oleh stratigrafi yang terdiri dari batuan Formasi Camba, Formasi Baturape
Cindako dan Formasi. Satuan morfologi pendataran gelombang pada daerah ini
kurang lebih ada 40% morfologi pedatarn gelombang memiliki karakteristik sifat
fisik air sumur dengan kedalamn sumur 30-75 meter dengan warna air yang
berwarna bening dan tidak berbau. Struktur geologi pada daerah penelitian
memiliki karkterisitik yang sama dengan satuan morfologi pedatarn gelombang
tetapi, secara umum satuan alluvial mmeiliki sifat fisik kedalaman sumur bor
yaitu 6-40 meter dengan air berwarna bening dan keruh dan ada air yang berbau
dan tidak berbau dengan pH 8 dan 9. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
morfologi daerah penelitian terdiri dari morfologi pedataran bergelombang,.
Satuan batuan daerah penelitian terdiri satuan tufa, satuan aglomerat (dan breksi
vulkanik) dan satuan alluvial yang memiliki sifat air dengan nilai pH 7-8, warna
air bening, tidak berbau dan rasanya tawar sehingga memenuhi syarat untuk
10

kebutuhan air bersih Berdasarkan penelitian untuk mengidentifikasi kekuatan batu


kumbung sebagai alternative bahan bangunan oleh Moh Muntaha pada 1 februari
2007. Pemakaian bahan bangunan di suatu wilayah biasanya dipengaruhi oleh
kondisi wilayah tersebut, di wilayah penelitian adalah wilayah yang banyak
pengunungan kapur sehingga banyak terdapat batu putih yang merupakan hasil
dari pengunungan tersebut. Pada wilayah tersebut mulai dipakai batu putih
sebagai bahan bangunan. Penelitian ini dilakukan karena sudah banyak
digunakannya batu ini sebagai bahan bangunan tetapi belum diketahui kualitas
paramenternya ataupun kekuatannya sehingga penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hal tersebut. Pada penelitian ini didefinisikan bahan bangunan adalah
bahan bangunan yang umum dipakai sebagai dinding atau pondasi rumah. Batu
putih pada dasarnya adalah batuan sedimen dari batu kapur dengan kandungan
mineral calcite 95%, dolomite 3, dan lempung sebesar 2%. Kekuatan bahan
bangunan tergantung pada bahan dan material pembentuknya. Dalam penelitian
ini batu yang akan diteliti diuji paramenter dasar yang meliputi berta jenis,
kepadatan, dan penyerapan air. Batu pasir yang akan diteliti merupakan batuan
pasir yang berasal dari wilayah Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bangkalan,
metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi paramenter dasar dilakukan di
labotarium dengan ketentuan standar nasional Indonesia. Hasil dari penelitian ini
pada paramenter dasar meliputi kepadatan natural, kadar air natural, derajat
kejenuhan dan porositas. Setlah di uji ternyata batu kumbung Lamongan dan Batu
kumbung Bangkalan mempunyai paramenter dasar yang hampir sama. Pada
kekuatan batuannya batu kumbung Lamongan dan Bangkalan lebih besar dari
batuan lain, sebagai contoh rata-rata kekuatan batu kumbung Bangkalan adalah
22.5% sedangkan batu bata hanya 11.2%. Sehingga diambil kesimpulan bahwa
batu kumbung lamongan dan Bangkalan memliki paramenter yang hampir sama,
batu kumbung Lamongan memiliki kekuatan tekan dan geser lebih besar dari pada
batu Kumbung Bangkalan, tengan tarik batu kumbung Lammongan lebih besar
dari pada batu kumbung bangkaln dengan selisih 1.30%.

Perbandingan karakteristik batuan beku erupsi Gunung Gamalama dan gunung


Talang oleh alaxandros Andreas dan Ardian Putra pada 4 november 2018.
Dilakukannya perbandingan tersebut dilator belakangin olehgunung api aktif yang
ada di Indonesia dengan jumlah yang lumayan banyak yaitu sekitar 30%.kawasan
gunung api yabiasanya padat penduduk karena kesuburan an keindahan
panaromanya, banyaknya gunung api yang masih aktiff karena Indonesia tertelak
di kawasan Cincin Api Pasifik yang merupakan kawasan aktif dari segi tektonik
dan vulkanik. Gunung Gamalama merupakan salah satu gunung api yang terletak
di busur Pulau Halmahera sebelah tmur Maluku, gunung Gamala terbentuk pada
daerah tektonik kompleks yang dibangun oleh interaksi antara lempeng Filipina di
utara, lempeng Pasifik di timur, dan lempeng Indo-Australia di Selatan. Hasil
erupsi dari Gunung Gamalama adalah lelehan lava yang dikenal sebagai batu
1. Jalannya praktikum
2. Prinsip stratigrafi
3. Prinsip ketidakselarasan
4. Identifikasi prastasi
5. Penjelasan kekar
6. Resume jurnal 8
11

angus. Di Indonesia telah dilakukan penelitian tentang batuan hasil rupsi dari
beberapa gunung api yang aktif. Adanya perbedaan dari batuan hasil erupsi
gunung-gunung api aktif di Indonesia membuat para peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini yang meliputi, kandungan mineral, komposisi kimia,
struktur-kristal, jenis magma pembentuk batuan. Pada dasarnya batuan beku
disusun oleh enam kelompok mineral seperti olivin, proksin, ampibol, mika,
feldspar dan kuarsa.metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah preparasi
sampel yaitu dengan menyiapkan sampel yang akan diidentifikasi dan
karakterisasi dengan XRD dan XRF yaitu untuk menentukan fasa mineral,
struktur Kristal dan ukuran Kristal dari batuan Gunung gamalam. Data
yangdihasilkan dari XRD berpa grafik puncak-puncak difraksi yang merupakan
grafik antara sudut difraksi dengan intensitas sinar X yang didifraksikan. Untuk
data XRF dianalisis tentang karakteristik dari batuan erupsi gunung api berupa
komposis kimia penyusun batuannya. Hasil dari penelitian ini dengan
menggunakan XRD untuk sampel batuan menghasilkan mineral-mineral
penyusun batuan gunung Gamalama yang tersusun oleh mineral albit berstruktuk
triklinik dan mineral berlinit dengan struktur ortorombik. Untuk sampel batuan
Gunung Talang mineral penyusunnya adalah mineral kristobalit berstruktut
tetragonal dan mineral alunit berstruktur rombohedral. Hal ini menunjukkan
bahwa daerah terbentuknya batu angus memiliki mineral penyusun batuan yang
bersifat intermediet. Untuk pengujian dengan XRFndidapatkan bahwa komposisi
kimia batu angus berkonsentrasi silikannya sebesar 58,485% sehingga batu angus
digolongkan ke dalam batuan beku andesit dan diorite. Peccerillo dan Taylor
(1976) mengelompokan magma berdasarkan komposisi silika penyusun
batuannya. Berdasarkan pengelompokan tersebut maka batu angus (SiO2=
58,485%) terbentuk dari magma dengan komposisi andesit yang konsentrasi
silikanya antara 57%-63%. Jenis dari komposisi magma andesit ini kaya akan
unsur Al, Ca, Fe dan Mg Berdasarkan perbandingan konsentrasi K2O terhadap
SiO2 maka sampel batu angus merupakan batuan andesit basal yang berafinitas
kalk-alkali kalium sedang, sedangkan sampel batuan Gunung Talang merupakan
golongan riolit yang dengan kandungan teolit kalium rendah.. Berdasarkan
pengujian sampel menggunakan XRD dan XRF disimpulkan bahwa batuan
Gunung Gamalama dan Gunung Talang memiliki karakteristik yang berbeda.
Batuan Gunung Gamalama memiliki tipe andesit basaltik sedangkan batuan
Gunung Talang bertipe riolitik. Batuan Gunung Gamalama memiliki afinitas
magma medium-K sedangkan batuan Gunung Talang berafinitas magma Low-K,
artinya mineral penyusun batuan Gunung Gamalama lebih bersifat basa dari pada
mineral penyusun batuan Gunung Talang. Estimasi kedalaman magma
pembentukan batuan Gunung Gamalama dan Gunung Talang adalah 106 km dan
54 km.
12

Berdasarkan jurnal penelitian Keluarga Foraminifera bercangkang pasiran sebagai


kelompok oportunis dengan ISSN 0216-1877 oleh Ricky Rositasari yang
dilakukan pada 19 September 2005 menyatakan bahwa kelompok foraminifera
tersebar di beberapa wilayah baik di Indonesia maupun luar negeri. Dalam catatan
geologi, foraminifera pasiran muncul pertama kali pada zaman kambrian (500-570
juta tahun lalu) dan dinobatkan sebagai spesimen tertua berdasarkan karakteristik
struktur cangkangnya yang keras. Fosil foraminifera yang pertama kali ditemukan
ialah Batisiphon dan Tolypammina yang termasuk dalam superfamili
Amodiscacea. Cangkang yang paling primitif yaitu cangkang dengan susunan
kamar unilocular dan berdinding pasiran. Habitat utama dari kelompok pasiran ini
yaitu lingkungan laut dalam dan perairan payau. Namun, ada juga kelompok
foraminifera yang mampu beradaptasi di luar habitat utamanya. Sebagai contoh,
jenis Stainforthia Fusiformis yang berhasil beradaptasi pada lingkungan anoksik
(tanpa oksigen) di Drammensfjord. Jenis yang ditemukan di lokasi ini memiliki
cangkang yang tipis dan mampu beradaptasi pada kandungan oksigen yang
rendah. Jenis foraminifera pasiran yang terdapat pada perairan payau (campuran
air tawar dengan air laut) yaitu Trochammina dan Jadammina, namun
keragamannya masih rendah. Kedua jenis tersebut merupakan herbivora dan
detrivora yang hidup bebas. Pengamatan Rositasari dan Effendi pada 1996 di
muara Sungai Bekasi, Cengkareng, Cilincing, dan Dadap membuktikan bahwa
marga bercangkang pasiran seperti Trochammina, Rheopax, dan Cyclammina
ditemukan sebagai jenis subsider mengikuti kemunculan jenis yang dominan.
Jenis subsider ini memiliki kelimpahan yang rendah. Jenis foraminifera pasiran
yang terdapat pada lingkungan paralitik (perairan pesisir semi tertutup yang
terletak di daerah beriklim kering) berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Debenay pada 1990 yaitu Ammotium Salsum yang memiliki kemampuan adaptasi
luar biasa terhadap kadar salinitas yang lebih dari 100%. Jenis pasiran ini
berbentuk planispiral atau susunan kamarnya beriringan terpuntir. Jenis
foraminifera pasiran yang terdapat pada lingkungan laut dalam berdasarkan hasil
pengamatan di Selat Makassar pada kedalaman lebih dari 1.000 meter yaitu
Ammobaculites Americanus, Alveoglobigerina Globligeriniformis,
Alveophragmium Subgranulosum, Rhizamina, Glomosphira, Trochamina dan
Involutina.Tingginya kandungan foraminifera pasiran yang ditemukan di perairan
ini memperlihatkan bahwa hanya specimen yang memiliki kapasitas dan karakter
tertentu saja yang mampu untuk beradaptasi. Dalam jarring-jaring makanan,
kelompok foraminifera pasiran termasuk organisme pemakan bangkai atau
serpihan jaringan tubuh makhluk hidup sehingga tidak tergantung sepenuhnya
terhadap produsen, keberadaan sinar matahari, maupun oksigen.

Jurnal penelitian pemodelan intensitas rekahan pada fractured basement resevor


dengan pendekatan konsep geologi menggunakan analisis kualitatif di cekungan
Sumatra Tengah, reservoir rekahan batu adalah reservoir dimana hidrokarbon
13

terperangkap pada rekahan ekstensi di batuan dasar yang merupakan batuan


kristalin, reservoir ini sudah lama dikembangkan di Indonesia salah satunya di
Lpangan sumpal Cekungan Sumatra Selatan. Penelitian ini mencoba menelisik
potensi hidrokarbon pada batuan dasar di Cekungan Sumatra Tengah dengan
menggunakan data sumur pemboran konvensional dan seismik 3D dengan
pendekatan konsep geologi dan analisis kualitatif serta kuantitatif yang
menghasilkan suatu model reservoir. Metodologi yang digunakan pada penelitian
ini dengan mengumpulkan 3 data sumur dan sebuah dat 3D seismic cube, yang
kemudian akan dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif Analisa kualitatif
menggunakan mudlog. Kemudian hasil dari analisis kualitatif akan di integrasikan
dengan aplikasi teori dan konsep geologi pada daerah penelitian. Berdasarkan data
mudlog interval batuan dasar diperkirakan pada kedalaman sekitar 6000ft TVDSS
hingga 6400ft TVDSS yang tersusun atas litologi berupa batuan metasedimen
seperti kuarsit dan filit. Ada bebrapa hal yang diidentifikasi dalam penelitian ini
yaitu identifikais litologi yaitu dilakukan secara kualitatif, pada analisis ini
menunjukan adanya perubahan nilai densitas batuan.kemudia ada identifikasi
rekahan, identifikasi ini dilakukan secara kualitatif dengan data mudlog.
Interpretasi seismic dan geometri batuan dasar bertujuan untuk mengetahui
kedalam, morfologi, dan geometri batuan dasar di daerah penelitian, interpretasi
ini dilakukan dengan cara mengikat data sumur dengan data seismik. Identifikasi
intesitas rakahan yaitu banyaknya rekahan yang mungkin terbentuk karena
berhubungan lansung dengan permeabilitas dan porositas. Intensitas rekaha
terhadap struktur lipatan , pola transpression akan membentuk struktur yang
memiliki pola seperti lipatan dipuncak. Dikarenakan oleh gaya-gaya formasi
pengisi cekungan pada batuan dasar yang mengalami reaktivasi sesar. Hubungan
dengan kedalaman yaitu secara teoritas intensitas reakahan akan akan terbanding
terbalik dengan tebal lapisan dari permukaan batuan karean ketebalan lapisan
diartikan dengan jarak kedalaman dari permukaan batuan. Intensitas total rekahan
yaitu penggabungan intensitas rekahan dari ke empat intensitas, nilai intensitas
rekahan ditentukan dengan warna dan jarak dari rentang 0-1 dimana 0 artinya
rendah dan 1 artinya tinggi. Sehingga kesimpulannya bahwa batuandasar pada
daerah penelitian merupakan batuan Pra-tersier yang didominasi litologi Kuarsit
dan Philit. Daerah penelitian termaksud daerah yang memiliki intensitas rekahan
tinggi dengan rentang 0.45-1.

Berdasarkan jurnal identifikasi kondisi fisik air sumur dan pola aliran air tana
dangkal di kecamatan Sadang Kebumen oleh Nadien Mareta pada 1 April 2019 di
lakukan identifikasi karena air merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya. 2/3 bumi hampir ditutupi
oleh air, ada dua jenis air yaitu air tawar dan air asin. Air yang digunakn biasanya
telah melalui sirklus meteoric yaitu proses penguapan dari laut yang melalui
kondensasi di atmosfer dan kemudian menjadi hujan di bumi kemudian dari air
14

hujan yang turun ke bumi ada yang langsunng mengalir di permukaan dan ada
yang mengalir di bawah permukaan, hal ini dipengaruhi oleh kondisi geologi,
hidrogeologi, dan gaya tektonik. Secara geologi kecamatan Sadang termaksud
daerah yang merupakan campuran berbagai jenis blok batuan yang terkandung di
dalam massa dasar yang diakibatkan oleh proses subduksi lempeng benua Eurasia
dan lempeng samudera Indo-Australia. Beberapa hal yang diidentifikasi dari air
tanah antara lain yaitu warna, pH, dan suhu. Penelitian ini dilakukan agar
mengetahui kondisi fsisik air bersih yang digunakan oleh masyarakat sekitar.
Metode yang dilakukan ada dua cara yaitu studi literatur dan geoogi lapangan,
peralatan yang digunakan peta dasar, kompas geologi palu geologi, lup, rollmeter
dan lainnya. Semua data ynag telah diambil kemudian diolah dengan
menggunakan bebrapa software. Hasilnya yaitu pH air bersih di daerah penelitian
6.4 – 8,7 merupakan daerah yang dengan kondisi air yang baku. Suhu air
permukaan tercatat di daerah penelitian adalah 27`-32` c Morfologi daerah telitian
sebagian besar termasuk dalam perbukitan tak beraturan (irregular hills) terletak
di sebelah utaranya, dibagian tengah ada morfologi perbukitan curam yang
melengkung yang terkenal dengan perbukitan amphitheater. Dari 3 morfologi
yang terdapat di daerah telitian. Kesimpulannya adalah tatanan geologi daerah
Sadang dan sekitarnya termasuk dalam kompleks melange Luk Ulo yang
merupakan percampuran berbagai jenis batuan yang berumur kapur yang
diakibatkan oleh proses tektonik. Morfologi hampir sebagian besar berupa
perbukitan yang tidak beraturan dan hanya sedikit pedataran.

Sistem informasi geograpfis peringatan dini bencaan geologi berbasis mobile oleh
faisal al isfahani pada 1 Agustus 2019. Dilakukannya penelitian ini karean
ternyatat banyak jumlah kejadian bencana yang terus terjadi terutama gempa bumi
dan tsunami, dengan adanya sistem informasi oeringatan dini diharapkan dapat
memberikan informasi awal. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan SIG
karean SIG dapat memuat koordinat suatu lokais pada peta antar titik. Dan di
Indonesia perkembangan gadget sangat pesat dengan peluang ini dibuat
penyebaran informasi terkait bencana. Dalam penelitian ini diterapkan sistem
informasi berbasis visual atau geografis dan aplikasi berbasis mobile dalam solusi
peringatan dini terhadap bencana. Ada empat cara yang dilakukan pada penelitian
ini yaitu analisis dan pengumpulan data yaitu pengumpulan studi pustaka dari
bebrapa sumber tentang informasi bencana dan cara penanggulangannnya,
perencanaan sistem yaitu solusi yang dianjurkan berupa aplikasi berbasis
teknologi informasi, pembuatan prototype aplikasi yaitu sistem yang telah dibuat
pada rancangan sebelumnnya diimplementasikan ke dalam suatu aplikasi yang
nantinya akan digunakan oleh masyarakat, pengujian evaluasi yaitu masa
percobaan pada aplikasi yang telah dibuat. Percobaan pada penelitian ini telah
menghasilkan sistem informasi geografis (SIG) peringatan dini bencana geologi
yang diimplementasikan ke dalam prototype aplikasi. Prototype aplikasi yang
15

dikembangkan terdiri dari dua platform. Pertama, aplikasi berbasis web dirancang
untuk mengelola informasi bencana yang dapat diakses oleh petugas dari institusi
terkait. Kedua, aplikasi berbasis mobile dirancang untuk menampilkan informasi
terkait bencana yang dapat diakses oleh masyarakat. Hasil percobaan fungsional
menunjukan, prototype aplikasi yang dikembangkan telah dapat menghasilkan
informasi: lokasi terjadinya bencana, menampilkan informasi rute menuju titik
evakuasi, dan panduan keselamatan ketika terjadi bencana.
V. KESIMPULAN

1. Stratigrafi adalah studi tentang sejarah komposisi dan umur relative dan
distribusi perlapisanbatuan untuk menerangkan sejarah bumi.
2. Tujuan dari stratigrafi yaitu mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.
3. Ada delapan prinsip dasar stratigrafi yaitu superposisi, hokum daar asa, asas
pemotongan, prinsip kesinambungan lateral, asas suksesi fauna, teori
katastrofisme, teori uniformitrianisme dan siklus geologi.
4. Terdapat 2 prinsip dalam stratigarfi yaitu prinsip keselarasan dan tidak selaras.
5. Prinsip ketidakselarasn dibagi menjadi 4 yaitu angular uncomformity,
disconformity, paraconformity dan nonconformity.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.stratigrafi.http://sugiartogeoindo.blogspot.com/2013/01/stratigraf i

Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor : CV Graha Ilmu.

Rachwibowo, Prakosa. 2008. Buku Ajar Geologi Fisik. Semarang : UNDIP.

Rumidi, Sukandar. 2011. Penuntun Praktis Untuk Geologist Pemula. Yogyakarta


LAMPIRAN
18

Anda mungkin juga menyukai