Oleh
Alyaa choirunnisaa putri
1955051013
NPM : 1955051013
Fakultas : Teknik
Kelompok : 6 (Enam)
Masrul hidayat
NPM.1815051001
STRATIGRAFI
Oleh
Alyaa Choirunnisaa Putri
ABSTRAK
Stratigrafi berasal dari bahasa latin terdiri dari dua kata yaitu, strata artinya
hubungan lapisan batuan sedimen dan drafi artinya pemberian urutan lapisan
batuan. Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah komposisi dan umur relativ serta
distribusi perlapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Stratigrafi dapat
dikembangkan sehingga terdapat studi lanjutannya yaitu litostratigrafi,
kronostratigrafi, dan biostratigrafi. Di dalam stratigrafi terdapat prinsip kesalaran
dan tidak keselarasan. Pada praktikum ini kami diberi pemahaman tentang apa
saja prinsip starigrafi, bagaaimana kita menebedakan antara sesar dan intrusi,
bagaimana cara intrusi menerobos sesar, apa arti dari litologi yang ada pada
batuan. Pemahaman tentang litologi batuan baik gambar maupun warnanya
berfungsi untuk dasar kita dalam pemahaman peta geologi. Pentingannya seorang
geofisikia mempelajari stratigrafi karena dalam dunia kerja ataupun studi lanjut
sering menggunakan simbol atau litologi batuan. Maka dari itu penting untuk kita
mempelajari stratigrafi.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ................................................................ 1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Alat Tulis ....................................................................................... 5
Gambar 4 Prastasi…………………………………………………………..18
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
Stratigafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relative serta
distrubusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah bumi. Ilmu stratigarfi muncul pertama kali di Britania jaya
pada abad ke-19. Perintisnya adalah William Smith. Dari hasil pengamatannya,
ditarik kesimpulan bahwa lapisan batuan yang terbawah merupakan lapisan yang
tertua dengan bebrapa pengucualian. William Smith membuat suatu sistem yang
berlaku untuk periode-periode geolog tertentu walaupun pada waktu itu belum ada
penamaan waktunya. Berawal dari hasil pengamatan William Smith dan
kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang susunan, hubungan,dan
ganesa batuan yang kemudain dikenal dengan stratigrafi. Tata nama stratigrafi
diatur dalam sandi stratigrafi. Sandi stratigrafi adalah aturan penamaan satuan-
satuan stratigrafi, baik resmi maupun tidak resmi, sehingga terdapat keseragaman
dalam nama maupun pengertian nama-nama tersebut seperti misalnya
Formasi/formasi, Zona/zona, Sisten dan sebagainya. Pengertian hubungan dalam
stratigrafi adalah bahwa setiap lapis batuan dengan batuan lainnya, baik di atas
maupun di bawah lapisan batuan tersebut. Hubungan antara satu lapis batuan
dengan lapisan lainnya adalah “selaras” (conformity) atau “tidak selaras”
(unconformity). Pembentukan (genesa) mempunyai pengertian bahwa setiap lapis
batuan memiliki genesa pembentukan tersendiri. Sebagai contoh, fasies sedimen
marin, fasies sedimen fluvial, fasies sedimen delta, dsb. Ruang mempunyai
pengertian tempat, yaitu setiap batuan terbentuk atau diendapkan pada lingkungan
geologi tertentu. Sebagai contoh genesa batuan sedimen darat (fluviatil, gurun,
glacial), transisi (pasang-surut/tides, lagoon, delta), atau laut (marine : lithoral,
neritik, bathyal, atau hadal). Waktu memiliki pengertian tentang umur
pembentukan batuan tersebut dan biasanya berdasarkan skala umur geologi.
Contohnya batugamping formasi Rajamandala
3
terbentuk pada kala Miosen Awal, batupasir kuarsa formasi Bayah terbentuk pada
kala Eosen Akhir ( Noor,2009).
Kala itu diamati bahwa beberapa lapisan tanah muncul pada urutan yang sama
(superposisi). Kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan tanah yang terendah
merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Stratigrafi adalah
ilmu mengenai strata. Stratum adalah suatu layer batuan yang dibedakan dari
strata lain yang terletak di atas atau dibawahnya. William Smith, “Bapak
stratigrafi”, adalah orang yang pertama-tama menyadari keberadaan fosil yang
terkandung dalam sedimen. Sejak masa Smith, stratigrafi terutama membahas
tentang penggolongan strata berdasarkan fosil yang ada didalamnya. Penekanan
penelitian stratigrafi waktu itu diletakkan pada konsep waktu sehingga
pemelajaran litologi pada waktu itu dipandang hanya sebagai ilmu pelengkap
dalam rangka mencapai suatu tujuan yang dipandang lebih penting, yakni
untuk menggolongan dan menentukan umur batuan (Anonim, 2012).
Pada suatu bidang perlapisan, terdapat bidang batas antara satu lapisan dengan
lapisan yang lain. Bidang batas itu disebut sebagai kontak antar lapisan. Terdapat
dua macam kontak antar lapisan, yaitu Kontak Tajam, kontak antara lapisan satu
dengan lainnya yang menunjukkan perbedaan sifat fisik yang sangat mencolok
sehingga dapat dengan mudah diamati perbedaannya antara satu lapisan dengan
lapisan lain. Perbedaan mencolok tersebut salah satu contohnya berupa perubahan
litologi. Kontak Berangsur, kontak lapisan yang perubahannya bergradasi
sehingga batas kedua lapisan tidak jelas dan untuk menentukannya
mempergunakan cara–cara tertentu. Terdapat dua jenis kontak berangsur, yaitu
kontak progradasi dan kontak interkalasi. Kontak erosional, merupakan kontak
antar lapisan dengan kenampakan bidang perlapisan yang tergerus/tererosi baik
oleh arus maupun oleh material yang terbawa oleh arus. Untuk skala yang lebih
luas, kontak antar formasi ataupun antar satuan batuan yang memiliki
karakteristik yang sama, dikenal dengan istilah hubungan stratigrafi. Kontak /
hubungan stratigrafi ini terdiri dari dua jenis, yaitu kontak selaras dan kontak
4
tidak selaras. Kontak Selaras atau disebut Conformity yaitu kontak yang terjadi
antara dua lapisan yang sejajar dengan volume interupsi pengendapan yang kecil
atau tidak ada sama sekali. Jenis kontak ini terbagi dua, yaitu kontak tajam dan
kontak berangsur. Kontak Lapisan Tidak Selaras atau disebut Unconformity yaitu
merupakan suatu bidang ketidakselarasan antar lapisan. Terdapat empat macam
bidang ketidakselarasan, yaitu yang pertama Angular Unconformity, disebut juga
ketidakselarasan sudut, merupakan ketidakselarasan yang kenampakannya
menunjukan suatu lapisan yang telah terlipatkan dan tererosi, kemudian di atas
lapisan tersebut diendapkan lapisan lain. Kedua, Disconformity, kenampakannya
berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan di atas bidang erosi tersebut
diendapkan lapisan lain. Ketiga, Paraconformity, disebut juga keselarasan semu,
yang menunjukkan suatu lapisan di atas dan di bawahnya yang sejajar, dibidang
ketidakselarasannya tidak terdapat tanda-tanda fisik untuk membedakan bidang
sentuh dua lapisan berbeda. Untuk menentukan perbedaannya harus dilakukan
analisis Paleontologi (dengan memakai kisaran umur fosil). Dan yang terakhir
Nonconformity, merupakan ketidakselarasan yang yang terjadi dimana terdapat
kontak jelas antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf (HMG
UNPAD 2003).
Gambar 2 modul
6
B. Diagram Alir
Mulai
A. Hasil Pengamatan
Pada praktikum ini tidak diambil data pengamatn.
B. Pembahasan
Prinsip stratigrafi ada 8 yaitu: prinsip superposisi, hukum datar asal, asas
pemotongan, prinsip kesinambungan lateral, asas suksesi fauna, tori
katastrofisme, teori uniformitarianisme dan siklus geologi. Prinsip
superposisi adalah urutan lapisan diman lapisan paling muda berada di
lapisan tua, kecuali pada lapisan-lapisan yang telah mengalami pembalkan.
Hokum datar asal adalh material sedimen yang dipengaruhi oleh gravitasi
akan membentuk lapisan yang mendatar. Asas pemotongan adalah kondisi
dimana sesar atau intrusi haruslah lebih muda dari batuan yang
diterobosnya. Prinsip kesinambungan lateral adalah lapisa sedimen
diendapkan secar terus-menerus dan berkesinambungan sampai batas
cekungan sedimentasinya, dalam keaadaan normal lapisan sedimen tidak
mungkin terpotong secara lateral dengan tiba-tiba. Asas suksesi fauna
adalah penentuan umur bumi menggunakan fosil dengan dua asumsi,
asumsi pertama adalah organisme selalu berubah sepanjang waktu, asumsi
kedua yaitu kenampakan anatomis dapat ditelusuri melalui catatan fosil
pada batuan. Teori katasrofisme adalah teori dimana fauna dan flora di
zaman apapun tidak berubah dan ketika revolusi makan hewan dan
8
tumbuhan itu akan musnah. Teori uniformitarisme adalah teori yang menjelaskan
bahwa semua kejadia atau peristiwa yang telah terjadi sekrang merupakan
bayangan dari peristiwa pada zaman dahulu. Siklus geologi terdiri dari
pembentukkan deretan pegunungaan, proses eksogen dan pembentukan lapisan
sedimen.
Didalam lapisan prastatsi terdapat beberapa simbol, contohnya pada bagian f ada
lapisan berwarna kuning dengan simbol bulat-bulat artinya pada bagian lapisan
tersebut merupakan konglomerat, pada lapisan bagian i berwarna kuning dengan
simbol garis titi itu merupakan batuan lanau, lalu pada lapisan bagian a berwarna
kuning dengan simbol seperti batu bata itu merupaan batuan dolomite, pada
lapisan bagian l berwarna hijau dengan simbol seperti gelombang merupakan
batuan metamorf, lapisan bagian p merupakan batuan beku, lapisan bagian q
merupakan batu bara.
Pengaruh kondisi geologi lingkungan terhadap potensi air tanah di dalam kota
Makassar.penelitian ini dilakukan karena kebutuhn sumber daya air di kota
tersebut semakin meningkat, tingginya kebutuhan air tidak diimbangi dngan
adanya data tentang sebaran dan kondisi potensi air tanah (graoundwater). Untuk
memenuhi kebutuhan air terdapat susunan satuan morfologi pedataran
bergelombang yang memiliki pH iar seitar 7-8. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengambilan data lapangan dan analisis data berupa data
kuantitatif dan data deskriptif, dengan bantuan analisis Sistem Informasi
Geografis (SIG). Ditinjau dari aspek morfologi daerah penelitian tersusun oleh
morfologi pedataran bergelombang,, sedangkan ditinjau dari aspek struktur
geologi berupa kekar. Potensi air tanah di Kota Makassar pada umumnya terdiri
dari 3 lapisan akuifer yang penyebarannya secara vertikal dan horizontal dikontrol
oleh stratigrafi yang terdiri dari batuan Formasi Camba, Formasi Baturape
Cindako dan Formasi. Satuan morfologi pendataran gelombang pada daerah ini
kurang lebih ada 40% morfologi pedatarn gelombang memiliki karakteristik sifat
fisik air sumur dengan kedalamn sumur 30-75 meter dengan warna air yang
berwarna bening dan tidak berbau. Struktur geologi pada daerah penelitian
memiliki karkterisitik yang sama dengan satuan morfologi pedatarn gelombang
tetapi, secara umum satuan alluvial mmeiliki sifat fisik kedalaman sumur bor
yaitu 6-40 meter dengan air berwarna bening dan keruh dan ada air yang berbau
dan tidak berbau dengan pH 8 dan 9. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
morfologi daerah penelitian terdiri dari morfologi pedataran bergelombang,.
Satuan batuan daerah penelitian terdiri satuan tufa, satuan aglomerat (dan breksi
vulkanik) dan satuan alluvial yang memiliki sifat air dengan nilai pH 7-8, warna
air bening, tidak berbau dan rasanya tawar sehingga memenuhi syarat untuk
10
angus. Di Indonesia telah dilakukan penelitian tentang batuan hasil rupsi dari
beberapa gunung api yang aktif. Adanya perbedaan dari batuan hasil erupsi
gunung-gunung api aktif di Indonesia membuat para peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini yang meliputi, kandungan mineral, komposisi kimia,
struktur-kristal, jenis magma pembentuk batuan. Pada dasarnya batuan beku
disusun oleh enam kelompok mineral seperti olivin, proksin, ampibol, mika,
feldspar dan kuarsa.metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah preparasi
sampel yaitu dengan menyiapkan sampel yang akan diidentifikasi dan
karakterisasi dengan XRD dan XRF yaitu untuk menentukan fasa mineral,
struktur Kristal dan ukuran Kristal dari batuan Gunung gamalam. Data
yangdihasilkan dari XRD berpa grafik puncak-puncak difraksi yang merupakan
grafik antara sudut difraksi dengan intensitas sinar X yang didifraksikan. Untuk
data XRF dianalisis tentang karakteristik dari batuan erupsi gunung api berupa
komposis kimia penyusun batuannya. Hasil dari penelitian ini dengan
menggunakan XRD untuk sampel batuan menghasilkan mineral-mineral
penyusun batuan gunung Gamalama yang tersusun oleh mineral albit berstruktuk
triklinik dan mineral berlinit dengan struktur ortorombik. Untuk sampel batuan
Gunung Talang mineral penyusunnya adalah mineral kristobalit berstruktut
tetragonal dan mineral alunit berstruktur rombohedral. Hal ini menunjukkan
bahwa daerah terbentuknya batu angus memiliki mineral penyusun batuan yang
bersifat intermediet. Untuk pengujian dengan XRFndidapatkan bahwa komposisi
kimia batu angus berkonsentrasi silikannya sebesar 58,485% sehingga batu angus
digolongkan ke dalam batuan beku andesit dan diorite. Peccerillo dan Taylor
(1976) mengelompokan magma berdasarkan komposisi silika penyusun
batuannya. Berdasarkan pengelompokan tersebut maka batu angus (SiO2=
58,485%) terbentuk dari magma dengan komposisi andesit yang konsentrasi
silikanya antara 57%-63%. Jenis dari komposisi magma andesit ini kaya akan
unsur Al, Ca, Fe dan Mg Berdasarkan perbandingan konsentrasi K2O terhadap
SiO2 maka sampel batu angus merupakan batuan andesit basal yang berafinitas
kalk-alkali kalium sedang, sedangkan sampel batuan Gunung Talang merupakan
golongan riolit yang dengan kandungan teolit kalium rendah.. Berdasarkan
pengujian sampel menggunakan XRD dan XRF disimpulkan bahwa batuan
Gunung Gamalama dan Gunung Talang memiliki karakteristik yang berbeda.
Batuan Gunung Gamalama memiliki tipe andesit basaltik sedangkan batuan
Gunung Talang bertipe riolitik. Batuan Gunung Gamalama memiliki afinitas
magma medium-K sedangkan batuan Gunung Talang berafinitas magma Low-K,
artinya mineral penyusun batuan Gunung Gamalama lebih bersifat basa dari pada
mineral penyusun batuan Gunung Talang. Estimasi kedalaman magma
pembentukan batuan Gunung Gamalama dan Gunung Talang adalah 106 km dan
54 km.
12
Berdasarkan jurnal identifikasi kondisi fisik air sumur dan pola aliran air tana
dangkal di kecamatan Sadang Kebumen oleh Nadien Mareta pada 1 April 2019 di
lakukan identifikasi karena air merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya. 2/3 bumi hampir ditutupi
oleh air, ada dua jenis air yaitu air tawar dan air asin. Air yang digunakn biasanya
telah melalui sirklus meteoric yaitu proses penguapan dari laut yang melalui
kondensasi di atmosfer dan kemudian menjadi hujan di bumi kemudian dari air
14
hujan yang turun ke bumi ada yang langsunng mengalir di permukaan dan ada
yang mengalir di bawah permukaan, hal ini dipengaruhi oleh kondisi geologi,
hidrogeologi, dan gaya tektonik. Secara geologi kecamatan Sadang termaksud
daerah yang merupakan campuran berbagai jenis blok batuan yang terkandung di
dalam massa dasar yang diakibatkan oleh proses subduksi lempeng benua Eurasia
dan lempeng samudera Indo-Australia. Beberapa hal yang diidentifikasi dari air
tanah antara lain yaitu warna, pH, dan suhu. Penelitian ini dilakukan agar
mengetahui kondisi fsisik air bersih yang digunakan oleh masyarakat sekitar.
Metode yang dilakukan ada dua cara yaitu studi literatur dan geoogi lapangan,
peralatan yang digunakan peta dasar, kompas geologi palu geologi, lup, rollmeter
dan lainnya. Semua data ynag telah diambil kemudian diolah dengan
menggunakan bebrapa software. Hasilnya yaitu pH air bersih di daerah penelitian
6.4 – 8,7 merupakan daerah yang dengan kondisi air yang baku. Suhu air
permukaan tercatat di daerah penelitian adalah 27`-32` c Morfologi daerah telitian
sebagian besar termasuk dalam perbukitan tak beraturan (irregular hills) terletak
di sebelah utaranya, dibagian tengah ada morfologi perbukitan curam yang
melengkung yang terkenal dengan perbukitan amphitheater. Dari 3 morfologi
yang terdapat di daerah telitian. Kesimpulannya adalah tatanan geologi daerah
Sadang dan sekitarnya termasuk dalam kompleks melange Luk Ulo yang
merupakan percampuran berbagai jenis batuan yang berumur kapur yang
diakibatkan oleh proses tektonik. Morfologi hampir sebagian besar berupa
perbukitan yang tidak beraturan dan hanya sedikit pedataran.
Sistem informasi geograpfis peringatan dini bencaan geologi berbasis mobile oleh
faisal al isfahani pada 1 Agustus 2019. Dilakukannya penelitian ini karean
ternyatat banyak jumlah kejadian bencana yang terus terjadi terutama gempa bumi
dan tsunami, dengan adanya sistem informasi oeringatan dini diharapkan dapat
memberikan informasi awal. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan SIG
karean SIG dapat memuat koordinat suatu lokais pada peta antar titik. Dan di
Indonesia perkembangan gadget sangat pesat dengan peluang ini dibuat
penyebaran informasi terkait bencana. Dalam penelitian ini diterapkan sistem
informasi berbasis visual atau geografis dan aplikasi berbasis mobile dalam solusi
peringatan dini terhadap bencana. Ada empat cara yang dilakukan pada penelitian
ini yaitu analisis dan pengumpulan data yaitu pengumpulan studi pustaka dari
bebrapa sumber tentang informasi bencana dan cara penanggulangannnya,
perencanaan sistem yaitu solusi yang dianjurkan berupa aplikasi berbasis
teknologi informasi, pembuatan prototype aplikasi yaitu sistem yang telah dibuat
pada rancangan sebelumnnya diimplementasikan ke dalam suatu aplikasi yang
nantinya akan digunakan oleh masyarakat, pengujian evaluasi yaitu masa
percobaan pada aplikasi yang telah dibuat. Percobaan pada penelitian ini telah
menghasilkan sistem informasi geografis (SIG) peringatan dini bencana geologi
yang diimplementasikan ke dalam prototype aplikasi. Prototype aplikasi yang
15
dikembangkan terdiri dari dua platform. Pertama, aplikasi berbasis web dirancang
untuk mengelola informasi bencana yang dapat diakses oleh petugas dari institusi
terkait. Kedua, aplikasi berbasis mobile dirancang untuk menampilkan informasi
terkait bencana yang dapat diakses oleh masyarakat. Hasil percobaan fungsional
menunjukan, prototype aplikasi yang dikembangkan telah dapat menghasilkan
informasi: lokasi terjadinya bencana, menampilkan informasi rute menuju titik
evakuasi, dan panduan keselamatan ketika terjadi bencana.
V. KESIMPULAN
1. Stratigrafi adalah studi tentang sejarah komposisi dan umur relative dan
distribusi perlapisanbatuan untuk menerangkan sejarah bumi.
2. Tujuan dari stratigrafi yaitu mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.
3. Ada delapan prinsip dasar stratigrafi yaitu superposisi, hokum daar asa, asas
pemotongan, prinsip kesinambungan lateral, asas suksesi fauna, teori
katastrofisme, teori uniformitrianisme dan siklus geologi.
4. Terdapat 2 prinsip dalam stratigarfi yaitu prinsip keselarasan dan tidak selaras.
5. Prinsip ketidakselarasn dibagi menjadi 4 yaitu angular uncomformity,
disconformity, paraconformity dan nonconformity.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.stratigrafi.http://sugiartogeoindo.blogspot.com/2013/01/stratigraf i