PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
ELI ERNAWATI
16810030
BAB I
PENDAHULUAN
B. Indentifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah ditulis, kami memberikan identifikasi
masalah yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut Dewan
komisaris independen merupakan salah satu karakterisik dewan yang
berhubungan mengenai informasi manajemen laba. Melalui perannya dalam
menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat diperoleh suatu
laporan laba yang berkualitas (Boediono, 2005). Berdasarkan uraian diatas,
mengingat tentang pentingnya adanya corporate governance yang baik
dengan penyajian data laporan keuangan yang sebenarnya sehingga dapat
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu penulis sepakat
melakukan penelitian dengan Analisis Praktik Good Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba di Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif yang
Terdaftar di BEI Tahun 2015 – 2018.
C. Rumusan Masalah
Rumusan maslah yang diajukan oleh penulis terkait latar belakang
yang diungkapkan sebelumnya, adalah apakah mekanisme corporate
governance yang terdiri dari dewan komisaris, komite audit, kepemilikan
institusional, dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap praktik
manajemen laba ?
10
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan
untuk menganalisa pengaruh mekanisme corporate governance yang terdii
dari dewan komisaris, komite audit, kepemilikan institusional, dan
kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan daam bidang manajemen, serta
dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau pertimbangan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis/Empiris
Penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
langsung maupun tidak langsung pada pihak – pihak yang berkepentingan,
seperti yang dijabarkan, antara lain:
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan mengenai corporate governance dan
manajemen laba terhadap kinerja suatu perusahaan, serta sarana bagi
peneliti untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh peneliti selama di bangku sekolah.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang
berharga dan dapat menjadi salah satu baha evaluasi mengenai
corporate governance dan manajemen laba terhadap kinerja suatu
perusahaan.
c. Bagi Pihak Lain
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Hubungan Kepemilikan Institusional dan Manajemen Laba
Susiana dan Herawaty (2007) dalam penelitian Syarifah dan Astri
(2016) menyatakan kepemilikan institusional merupakan presentase saham
perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan
lain baik yang berada didalam maupun diluar negeri serta saham yang
dimiliki pemerintah dalam maupun luar negeri. Kepemilikan Institusional
memeliki arti penting dalam memonitor manajemen karena danya
kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan
yang lebih optimal.
McConell dan Servaes (1990), Nesbitt (1994), Smith (1996), Del
Guercio dan Hawkins (1999), dan Hartzell dan Starks (2003) dalam
Cornertt et al., (2006) menemukan adanya bukti yang menyatakan bahwa
tindakan pengawasan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan pihak
investor insitusional dapat membatasi perilaku para manajer. Cornet et al.,
(2006) menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak
investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan
perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi
perilaku opportunistic atau mementingkan diri sendiri.
2. Hubungan Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba
Kepemilikan Manajerial sering dianggap manjadi salah satu faktor
yang angat berpengaruh terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh
seorang manajer. Jika kepemilikan perusahaan dipegang manajer, maka
manajer akan melakukan demi kepentingan pemegang saham karena
manajer juga mempunyai kepentingan didalamnya. Faisal (2004) dalam
Yoga (2011), bahwa besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial
dalam perusahaan tersebut dapat mengindikasi adanya kesamaan
14
stakeholdernya. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, yaitu
hal pemegang saham yang harus dipenuhi oleh perusahaan dan
kewajiban yang hars dilakukan perusahaan. Pemegang saham
mempunyai hak untuk memperoleh semua informasi secara akurat dan
tepat waktu. Sedangkan perusahaan mempunyai kewajiban untuk
mengungkapkan semua informasi mengenai kinerja perusahaan secara
akurat, tepat waktu, dan transparan.
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 menyatakan dalam
rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi stakeholder, dan untuk
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang – undangan
yang berlaku serta nilai – nilai etika yang berlaku pada industri
perbankan, maka diperlukan pelaksanaan good corporate governance.
Semakin kompleksnya risiko yang dihadapi oleh bank, maka semakin
meningkat pula kebutuhan praktik good corporate governance oleh
perbankan. Pelaksanaan good corporate governance merupakan salah
satu upaya yang dapat memperkuat kondisi internal perbankan
nasional dengan Arsitektur Perbankan Inonesia (API).
Good Corporate Governance menurut Peraturan Bank
Indonesia No. 8/4/PBI/2006adalah suatu tata kelola bank yang
menerapkan prinsip – prinsip keterbukaan (transparancy) dan
akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility),
independensi (independency) dan kewajaran (fairness). Jika konsep
corporate governance dapat diterapkan dengan baik diharapkan
pertumbuhan ekonomi dapatv terus meningkat siring dengan
transaparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya
juga menguntungkan banyak pihak. Selain itu, dapat membantu
menciptakan lingkungan yang kondusif demi terciptanya pertumbuhan
yang efisien dan suistainable disektor korporat (Nasution dan
Setiawan, 2007). Mengacu beberapa definisi good corporate
governance diatas dapat disimpulkan bahwa good corporate
governance adalah aturan pengelolaan perusahaan yang mengatur
23
laba dan sebaliknya apabila rapat komite audit sedikit maka menajemen
belum tentu melakukan manajemen laba. Selanjtnya, komisaris
independen tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap manajemen, dan
kompensasi eksekutif tidak berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Hal ini berarti bahwa kompensasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap manajemen laba.
Rimi Gusliana Mais dan Deasy Rosmaniar (2015),“Based on the
result of this study concluded that variabel corporate governance
managerial ownership, the proportion of board of directors, the external
auditors as well as the size of the companies sumultaneosly and partially
no effect on the practice of eraning management, this is due the
appliceation of corporate governance conducted by the sample cimpaies
do just because for re gulatory compliance alone. In addition, the
implementation of corporate governance is still a new thing in indonesia
and the effect of the application of corporate governance that can only be
felt in the long term”
“Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa variabel
Corporate Governance tentang kepemilikan manajerial, proporsi dewan
direksi, auditor eksternal, serta ukuran perusahaan secara simultan dan
secara parsial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, hal ini
disebabkan penerapan tata kelola perusahaan yang dilakukan oleh
perusahaan dilakukan hanya karena kepatuhan terhadap peraturan saja.
Selain itu, penerapan tata kelola perusahaan masih merupakan hal baru di
Indonesia dan efek penerapan tata kelola perusahaan yang hanya dapat
dirasakan dalam jangka panjang.
manajemen
laba
2. Pengaruh Kepemilikian H1: Jenis penelitian Kepemilikan
Mekanisme Manajerial, Kepemilikan ini adalah manajerial secara
Good Kepemilikian manajerial peneliotian parsial
Corporate Instutusional, berpengaruh kuantitatif. berpengaruh
Governance Dewan signifikan Teknik positif terhadap
Terhadap Komisaris, terhadap pengambilan manajemen laba,
Manajemen Komite Audit manajemen sampling yg Kepemilikan
Laba Independen, laba digunakan institusional tidak
H2: adalah berpengaruh
Yusuf Kepemilikan purposive secara parsial
Mangkusuryo institusional sampling. terhadap
dan A. Waluyo berpengaruh discretonary
Jati (2017) signifikan accruals yg
terhadap nerupakan proksi
manajemen dr earning
laba management,
H3: Dewan Dewan Komisaris
Komisaris tidak berpengarh
berpengaruh secara parsial
signifikan terhadap
terhadap manajemen laba,
manajemen komite audit
laba Independen tidak
H4: komite berpengaruh
audit secara parsial
Independen terhadap
berpengaruh manajemen laba
signifikan
terhadap
manajemen
laba
3. Hubungan Komite audit, Apakah ada Penelitian ini Komite audit
Tata Kelola komisaris pengaruh tata menggunakan tidak berpengaruh
Baik dan independen, kelola baik teknik analisis negatif terhadap
Manajemen kompensasi dengan praktik regresi manajemen laba,
Laba : eksekutif manajemen berganda komisaris
Pendektan laba independen tidak
Quality berpengaruh
Accrual positif terhadap
manajemen laba,
Wenny kompensasi
Febriyanti, eksekutif tidak
34
Negina berpengaruh
Kencono, Eko postif terhadap
Suyono (2016) manajemen laba.
4. Mekanisme Corporate Bagaimana Corporate
Corporate Governanace analisis Governance
Governance, dan Corporate secara parsial
Manajemen Manajemen Governance, berpengaruh
Laba untuk Laba, dan Manajemen terhadap kinerja
Menilai variabl Laba untuk keuangan
Kinerja terikatnya Menilai Kinerja perusahaan, dan
Kauangan kinerja Kauangan pada Manajemen Laba
pada keuangan Perusahaan berpengaruh
Perusahaan manufaktur secara parsial
manufaktur sektor berpengaruh
sektor Makanan terhadap kinerja
Makanan Minuman yang keuangan
Minuman yang Terdaftar di perusahaan,
Terdaftar di BEI Tahun Corporate
BEI Tahun 2013-2015 governance dan
2013-2015 manajemen laba
secara simultan
Diah Ayu menunjukkan
Taslimatu bahwa corporate
Diniyah dan manajemen
(2017) laba pada
perusahaan
manufaktur
sektor makanan
dan minuman yg
terdaftar di BEI
2013-2015
berdasarkan nilai
adjusted R square
kinerja keuangan
perusahaan dapat
dijelaskan oleh
kedua variabel
indpenden yaitu
corporate
governance dan
manejemen laba
sebesar 64,6%
dan 35,4 %
dijelaskan oleh
35
faktor lain.
5. Analisis Kepemilikan Kepemilikan
Hubungan manajerial, manajerial dan
Mekanisme kepemilikan kepemilikan
Corporate institusional, institusonal
Governance ukuran dewan berpengaruh
indikasi direksi negatif terhadap
Manajemen manajemen laba.
Laba (2003) Ukuran dewan
direksi
berpengaruh
positif terhadap
manajemen laba
6. Pengaruh Kepemilikan H1 = Dewan Penelitian ini 1. Dewan
Mekanisme manajerial, komisaris dapat komisaris
Good kepemilikan independen, diklasifikasika independen,
Corporate institusional, komite audit n dalam komite audit
Governance ukuran dewan independen, penelitian independen, dan
(GCG) direksi dan kuantitatif. kepemilikan
Terhadap kepemilikan Proses manajerial secara
Manajemen manajerial penelitian ini simultan
Laba pada berpengaruh berupa berpengaruh
Perusahaan secara simultan pengumpulan terhadap
Perbankan terhadap dan manajemen laba.
yang terdaftar manajemen penyusunan 2. Dewan
di BEI Tahun laba. data, serta komisaris
2009-2011 H2 = Dewan analisis dan independen
komisaris penafsiran data berpengaruh
independen tersebu negatif terhadap
berpengaruh manajemen
negatif laba.
terhadap 3. Komite audit
manajemen independen tidak
laba. berpengaruh
H3 = Komite terhadap
audit manajemen laba.
independen 4. Kepemilikan
berpengaruh manajerial tidak
negatif berpengaruh
terhadap terhadap
manajemen manajemen laba.
laba.
H4 =
Kepemilikan
36
manajerial
berpengaruh
negatif
terhadap
manajemen
laba
7. PENGARUH proporsi H1 Penelitian ini Variabel proporsi
CORPORATE dewan : Proporsi merupakan dewan komisaris
GOVERNAN komisaris dewan penelitian independen
CE independen, komisaris empiris untuk secara statistik
TERHADAP ukuran dewan independen dalam bentuk berpengaruh
MANAJEME komisaris, berpengaruh hypothesis signifikan
N LABA .keberadaan terhadap testing terhadap
(Studi pada komite audit, manajemen (pengujian manajemen laba
Perusahaan kualitas LabaH 2 : hipotesis). dengan arah
Manufaktur auditor, Ukuran dewan Metode yang negatif.Jumlah
yang Listed di kepemilikan komisaris digunakan dewan komisaris
BEI) 2011 institusional, berpengaruh adalah secara statistik
.kepemilikan terhadap kausalitas yaitu berpengaruh
manajerial, manajemen menguji signifikan
dan laba.H 3 pengaruh terhadap
manajemen : Keberadaan variabel- manajemen laba
laba komite audit variabel bebas dengan arah
berpengaruh atau negatif.Berdasark
terhadap independen an pengujian
manajemen terhadap hipotesis,
laba. H 4 : variabel terikat variabel
Kualitas atau keberadaan
auditor dependen. komite secara
berpengaruh statistik
terhadap tidak berpengaruh
manajemen signifikan
laba.H 5 : terhadap
Kepemilikan manajemen lab
institusional
berpengaruh
terhadap
manajemen
laba.H 6 :
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
manajemen
37
laba
8. Effect Of Managerial Based on the
Corporate ownership, result of this
Governance proportion of study concluded
Of Earnings commissioners that variabel
Management ,external audit, corporate
In Banking size of the governance
Companies company managerial
Listed In ownership, the
Indonesia proportion of
Stock board of
Exchange directors, the
2010-2012 external auditors
as well as the size
of the companies
sumultaneosly
and partially no
effect on the
practice of
eraning
management, this
is due the
appliceation of
corporate
governance
conducted by the
sample cimpaies
do just because
for re gulatory
compliance
alone. In
addition, the
implementation
of corporate
governance is
still a new thing
in indonesia and
the effect of the
application of
corporate
governance that
can only be felt in
the long term.
38
5. Kerangka Berpikir
Standar Manajemen memberikan kesempatan dalam memilih
metode atau kebijakan akuntansi yang digunakan oleh masing – masing
perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan dikarenakan peraturan
perundangan atau standar akuntansi yang berbeda penerapannya atau
diperkirakan akan menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi yang
sesuai dalam laporan keuangan. Kesemapatn dalam metode atau kebijakan
ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan nilai laba yang berbeda – beda
disetiap perusahaan. Perusahaan yang memilih metode penyusutan garis
lurus akan berbeda hasil laba yang dilaporkan dengan perusahaan yang
menggunakan metode angka tahun atau saldo menurun (Boediono, 2005).
Pilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih manajemen untuk
tjuan tertentu disebut manajemen laba atau earnings management (Halim,
dkk., 2005 dalam Setiawati, 2010).
Manajemen laba menurut Sulistyanto (2008) secara definitif adalah
upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi
inforasi – informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk
mengelabui pemegang saham yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi
perusahaan. Intervensi yang dilakukan oleh manajer dapat dilakukan
dengan tiga cara. Cara yang dipilih dan digunakan manajer tergantung
pada tujuan yang ingin dicapai. Apabila manajer mengingninkan kinerja
perusahaan terlihat labih baik daripada kinerja sebenarnya maka manajer
akan menaikkan informasi labanya lebih tinggi dibanding laba
sesungguhnya. Sementara apabila seorang manajer menginginkan kinerja
perusahaan rendah maka manajer akan mengatur labanya lebih rendah
dibanding kinerja yang sebenarnya. Agar kinerjanya kelihatan lebih
merata selama beberapa periode, manajer akan mengatur informasi
sedemikian rupa sehinga laba tidak dapat bergerak secara fluktuatif selama
periode – periode itu.
39
Komisaris Independen
Komite Audit
Manajemen Laba
40
BAB III
METODE PENELITIAN
43
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian empiris untuk dalam bentuk
hypothesis testing (pengujian hipotesis). Metode yang digunakan adalah
kausalitas yaitu menguji pengaruh variabel – variabel bebas atau independen
terhadap variabel terikat atau dependen. Variabel independen terdiri dari
mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikian manajerial,
kepemilikan institusional, dewan komisaris, dan komite audit. Sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik manajemen laba.
2015 - 2018
Perusahaan manufaktur 15 15
sektor otomotif yang
terdaftar di BEI periode
2015 – 2018.
C. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Dependen (Manajemen Laba)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba.
Menurut Scott daam Antonia (2008), manajemen laba merupakan tindakan
manajer untuk melaporkan laba yang dapat memaksimalkan kepentingan
pribadi atau perusahaan dengan menggunakan kebijakan metode akuntasi.
Penelitian ini menggunakan discretionary accruals sebagai proksi
manajemen laba yang dihitung menggunakan model Modified Jones
Model.Dalam penelitian ini model yang digunakan untuk menghitung
proksi manajemen laba adalah menggunakan model discretionary accruals
(DTA). Sebelum mengukur DTA terlebih dahulu harus mengukur total
akrual. Total akrual diklasifikasikan menjadi komponen discretonary dan
non discretionary (Midiastuty, 2003 dalam Yusuf danWaluyo, 2017)
dengan tahapan:
a. Mengukur total accrual dengan menggunakan model Jones yang
dimodifikasi.
46
Total accrual (TAC) = laba bersih setelah pajak (net income) – arus kas
operasi (cash flow from operating).
b. Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi
OLS (Ordinary Least Square ) :
= [] + [] + ( )
Ket :
= total accruals perusahaan i pada periode t
= total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir tahun t-1
= perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t
= perubahan piutang i dari tahun t-1 ke tahun t
= aktiva tetap (gross property plant and equipment) perusahaan tahun t
c. Menghitung non discretionary accruals model (NDA) adalah :
NDAt = ()+ [] + ( )
Ket :
NDAt = nondiscretionary accruals pada tahun t
= fiftted coeficient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total
accruals
d. Menghitung discretionary accruals
DACt = ) – NDAt
Ket :
DACt = discretionsry accruals perusahaan i pada periode t.
2. Variabel Independen
a. Komisaris Independen (KI) dapat diukur menggunakan skala rasio
melelui persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan,
(Istnanta 2008, Herwaty 2010 dalam penelitian Yusuf dan
Waluyo,2017. Berikut rumus pengukuran variabel tersebut :
KI =
b. Komite Audit (KA) menurut peraturan tersebut keanggotaan yang
bersifat independen dan tidak memiliki hubungan dengan perusahaan
(dewan komisaris, direksi, dan pemilik saham) kecuali dewan
47
= Kepemilikan manajerial
e = Error
Analisis regresi berganda, untuk menilai variabilitas luas
pengungkapan risiko dalam penelitian metode yang digunakan adalah
analisis regresi berganda (multiple regression nalysis). Analisis regresi
berganda ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
tingkat risiko perusahaan, ukuran perusahaan, dan jenis industri terhadap
variabel dependen pengungkapan risiko perusahaan (Yusuf dan Waluyo,
2017).
a. Pengujian Hipotesis, untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
variabel – variabel dependen dapat menggunakan Koefisien
Determinasi (). Nilai Koefisien Determinasi () adalah antara nol dan
satu. Nilai yang kecil menandakan kemampuan variabel – variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Jika
koefisien determinasi sama dengan nol, maka variabel independen
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika besarnya koefisien
determinasi mendekati angka 1, maka variabel independen
berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Dengan
menggunakan model ini, maka kesalahan pengganggu diusahakan
minimum sehingga mendekati 1, sehingga perkiraan regresi akan lebih
mendekati keadaan yang sebenarnya.
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai
pengaruh secara bersama – sama (simultan) terhadap variabel
dependen ( Yusuf dan Waluyo, 2017). Apabila nilai profitabilitas
signifkan <0,05, maka variabel independen secara bersama – sama
mempengaruhi variabel dependen.
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik T)
Uji statistik t ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual untuk menjelaskan variasi
52