Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SITI MAHMUDAH

NIM 21810301050

1. Fungsi perpajakan dalam perekonomian Indonesia menurut buku perpajakan Indonesia oleh
Waluyo pada halaman 6 dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Fungsi penerimaan (budgeter) adalah pajak berfungsi sebagai sumber pembiayaan atau
pendanaan terhadap pengeluaran-pengeluaran negara melalui pemerintah, seperti
dimasukkannya pajak sebagai APBN penerimaan dalam negri
b. Fungsi mengatur (regular) adalah pajak berfungsi sebagai suatu objek untuk mengatur
kebijakan social dan ekonomi, seperti dikenakannya pajak yang lebih tinggi untuk barang
mewah.
2. Kedudukan pajak dan hubungan hukum pajak dalam tata perundang undangan Indonesia menurut
buku perpajakan Indonesia oleh Waluyo pada halaman 7 adalah pemungutan pajak yang telah
diatur dalam pasal 23A Amandemen UUD 1945 bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang yang telah disetujui oleh DPR
yang meliputi wewenang pemerintah terkait pengambilan kekayaan seseorang dan menyerahkan
Kembali kepada masyarakat melalui kas negara. Hukum pajak sendiri termasuk hukum public
yang mengatur hubungan hukum antara negara dan orang-orang atau badan-badan hukum yang
mempunyai kewajiban membayar pajak dengan memperhatikan ekonomi dan keadaan
masyarakat. Hukum public mencangkup hukum pidana, hukum tata usaha negara, dan hukum tata
negara, salah satunya pada hukum tata usaha atau hukum administrasi negara merupakan
serangkaian peraturan hukum yang mengatur semua cara kerja dan pelaksanaan wewenang
langsung dari Lembaga- lembaga negara serta aparatnya dalam melaksanakan tugas masing-
masing, maka kedudukan hukum pajak merupakan bagian dari hukum tata usaha negara.
3. Konsep dan ketentuan umum pajak menurut buku siti resmi pada halaman 17 yaitu terciptanya
pajak merupakan sebuah cara untuk memberikan keadilan, meningkatkan pelayanan kepada wajib
pajak, meningkatkan kepastian dan penegakan hukum, serta mengantisipasi kemajuan di bidang
teknologi informasi dan perubahan ketentuan material di bidang perpajakan. Selain itu, dalam
pelaksanaan UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994 dan UU No. 16 Tahun 2000,
dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme aparatur perpajakan, meningkatkan
keterbukaan administrasi perpajakan, dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Sedangkan tata
cara perpajakan dalam buku siti resmi pada halaman 8, pemungutan pajak dapat dilakukan
dengan tiga stelsel yaitu :
a. Stelsel Nyata (Rill)
Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek yang sesungguhnya
terjadi (untuk PPh maka objeknya adalah penghasilan). Oleh karena itu, pemungutan
pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua penghasilan yang
sesungguhnya dalam suatu tahun pajak diketahui.
b. Stelsel Anggapan (Fiktif)
Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur
oleh undang-undang. Sebagai contohnya penghasilan satu tahun dianggap sama dengan
penghasilan tahun sebelumnya sehingga pajak terutang pada suatutahun juga dianggap sama
dengan pajak yang terutang tahun sebelumnya. Dengan stelsel ini berarti besarnya pajak yang
terutang pada tahun berjalan sudah dapat ditetapkan atau diketahui pada awal tahun yang
bersangkutan.
c. Stelsel Campuran
Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara stelsel
nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu
angapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan keadaan yang
sesungguhnya. Jika besarnya pajak berdasarkan keadaan sesungghnya lebih besar dari pada
besarnya pajak menurut anggapan, Wajib Pajak harus membayar kekurangan tersebut.
4. Kajian yang menarik dalam aktivitas pembukuan dalam perpajakan dan pemeriksaan pajak serta
penagihan pajak dengan surat paksa dalam buku Siti Resmi halaman 57 – 61 menunjukkan bahwa
pembukuan merupakan proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan
data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta
jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap tahun pajak berakhir. Buku, catatan,
dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data
dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara aplikasi online wajib disimpan
selama 10 tahun di Indonesia, yakni di tempat tinggal wajib pajak orang pribadi atau badan. Lalu,
pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak badan yang pernyataan pendaftaran emisi sahamnya
telah dinyatakan efektif oleh badan pengawas pasar modal dan menyampaikan surat
pemberitahuan dengan dilampiri laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik dengan
wajar tanpa pengecualian, dimana surat pemberitahuan wajib pajak menyatakan terpilih untuk
diperiksa berdasarkan analisis riisko, dapat dilakukan pemeriksaan melalui pemeriksaan kantor.
5. Kajian yang menarik dalam pajak penghasilan (PPh) yang dijelaskan dalam buku Siti Resmi
halaman 69 menunjukkan bahwa UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan telah beberapa
mengalami perubahan, yaitu UU No. 7 Tahun 1991, UU No. 10 tahun 1994, UU No. 17 Tahun
2000, dan UU No. 36 Tahun 2008. Dimana, adanya perubahan tersebut dengan tujuan untuk lebih
meningkatkan keadilan pengenaan pajak, lebih memberikan kemudahan kepada wajib pajak,
lebih memberikan kesederhanaan administrasi perpajakan, lebih memberikan kepastian hukum,
konsistensi, dan transparansi, lebih menunjang keijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan
daya saing dalam menarik investasi langsung di Indonesia. Lalu, definisi dari pajak penghasilan
(PPh) merupakan pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atau penghasilan yang diterima
atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak.
6. Pajak penghasilan (PPh) 21, merujuk ke buku Siti Resmi halaman 177 menunjukkan
bahwasannya PPh 21 merupakan pajak yang dilewatkan terhadap wajib pajak orang pribadi
dalam negeri atas penghasilan yang terkait dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Penghasilan
yang dimaksud meliputi upah, gaji, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama
dan dalam bentuk apa pun.
1. Diket,
Gaji Pokok Pradana Rp. 12.450.000
Tunjangan-tunjangan Rp. 809.250 (6.5% dari gaji pokok)
Premi JK Rp. 37.350 (0.30% dari gaji pokok)
Premi JKK Rp. 29.880 (0.24% dari gaji pokok)
Iuran Pensiun Rp. 145.000
Iuran THT Rp. 249.000 (2% dari gaji pokok)
Jawaban,

Pasal 4 ayat 1a

Pasal 6 ayat 1a

Pasal 7 ayat 2

Pasal 17 ayat 1a

Jadi, besar PPh pasal 21 terutang untung dalam 1 tahun 2022 Rp 7.478.464, gaji bersih per bulan Rp
12.932.480, gaji bersih per bulan setelah pajak Rp. 12.292.608, dalam UU PPh Pasal 7 ayat 2 disebutkan
bahwa tarif PTKP untuk WP Lajang sebesar Rp. 54 juta per tahun.
2. Diket,
Gaji Pokok Rp. 12.250.000
Tunjangan Jabatan Rp. 5.325.000
Tunjangan Kesehatan Rp. 6.225.000
Tunjangan Transport & makan Rp. 6.225.000
Tunjangan lain-lain Rp. 8.175.000
Premi JKK (dibayar perusahaan) Rp. 183.750
Iuran Pensiun (dibayar sendiri) Rp. 153.125
Biaya Jabatan (5% x penghasilan bruto) Rp. 500.000
Jawaban,
Pasal 4 ayat 1a

Pasal 6 ayat 1a

Pasal 7 ayat 2

Pasal 17 ayat 1a

PPH 21 atas uang THR dan Bonus laras =

Jadi, PPh pasal 21 terutang 2022 per bulan Rp. 5. 762.718 dan gaji bersih perbulan Rp. Rp. 37.546.875.
gaji bersih per bulan setelah pajak Rp. 30.701.823, dan besaran PPh Pasal 21 atas THR dan Bonus sebesar
Rp. 5.512.500. merupakan perhitungan atas pendapatan laras saat bekerja di PT. Laskar Pelangi sebagai
Manajer Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai