INDONESIA
DISUSUN OLEH :
PITRI ASTRIANI
RAHAYU LESTARI
MUHAMMAD FAUZI
MUHAMMAD RAFLI
KELAS : X IPS 1
2019/2020
HALAMAN PENGESAHAN
Di Indonesia
2. Kelas : X – IPS 1
4. Data Guru :
b. NIP : 196902052005011009
Kepala Sekolah
KHUSUSNYA DI INDONESIA
adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut
COVID-19. Virus Corona menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang
lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom
Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Virus Corona adalah zoonotic yang artinya
Penyebaran virus Corona ini sangat cepat bahkan sampai ke lintas negara. Sampai
Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia membawa
dampak pada perekonomian dunia baik dari sisi perdagangan, investasi dan
pariwisata.
kegiatan impor dari China dan China merupakan salah satu mitra dagang terbesar
Indonesia. Penurunan permintaan bahan mentah dari China seperti batu bara dan
kelapa sawit akan mengganggu sektor ekspor di Indonesia yang dapat
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor migas dan non-migas
dunia. Apabila China mengalami penurunan produksi maka global supply chain
akan terganggu dan dapat mengganggu proses produksi yang membutuhkan bahan
baku dari China. Indonesia juga sangat bergantung dengan bahan baku dari China
terutama bahan baku plastik, bahan baku tekstil, part elektronik, komputer dan
furnitur.
Virus Corona juga berdampak pada investasi karena masyarakat akan lebih
Indonesia. Pada 2019, realisasi investasi langsung dari China menenpati urutan ke
masih dalam proses tetapi tertunda karena pegawai dari China yang terhambat
datang ke Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara yang memberlakukan larangan perjalanan ke
dan dari China untuk mengurangi penyebaran virus Corona. Larangan ini
kosong demi memenuhi hak penumpang. Para konsumen banyak yang menunda
Yogyakarta, Labuan Bajo, Belitung, Lombok, Danau Toba dan Malang. Di Eropa
sekitar 80 persen slot penerbangan yang beroperasi ke luar benua Eropa agar tidak
China, Singapura, Rusia, Australia dan negara lain juga memberlakukan hal yang
sama (www.cnnindonesia.com).
Virus Corona juga sangat berdampak pada sektor pariwisata. Data Badan Pusat
Statistik (BPS) menunjukkan bahwa wisatawan asal China mencapai 2.07 juta
orang pada tahun 2019 yang mencakup 12.8 persen dari total wisatawan asing
seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail pun juga akan terpengaruh dengan
retail. Adapun daerah yang sektor retailnya paling terdampak adalah Manado,
Bali, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Medan dan Jakarta. Penyebaran virus
Corona juga berdampak pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
karena para wisatawan yang datang ke suatu destinasi biasanya akan membeli
oleh-oleh. Jika wisatawan yang berkunjung berkurang, maka omset UMKM juga
akan menurun. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2016 sektor UMKM
mendominasi unit bisnis di Indonesia dan jenis usaha mikro banyak menyerap
tenaga kerja.
Beberapa langkah yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi dampak dari virus
Corona ini adalah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar
25 bps menjadi 4.75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi
4.00% dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5.50%. Kebijakan
global dan domestik untuk menjaga agar inflasi dan stabilitas eksternal tetap
Di lain sisi, virus Corona tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat
terbukanya peluang pasar ekspor baru selain China. Selain itu, peluang
memperkuat ekonomi dalam negeri juga dapat terlaksana karena pemerintah akan
lebih memprioritaskan dan memperkuat daya beli dalam negeri daripada menarik
keuntungan dari luar negeri. Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi
Dampak yang disebabkan oleh virus Corona bukan hanya di Indonesia saja
melainkan di beberapa negara di belahan dunia. Pada tanggal 22-23 Februari 2020
telah berlangsung pertemuan G20 yang diadakan di Arab Saudi. Anggota G20 ini
Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi,
Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris dan Uni Eropa. Wabah virus Corona
menjadi topik diskusi pada pertemuan tersebut. Dalam pertemuan G20, negara-
Arab Saudi yang menjadi Presidensi G20 pada tahun 2020 mengusung tema
keuangan.
reformasi sektor keuangan dan pemanfaatan teknologi menjadi fokus para Menteri
Standard Setting Bodies (SSBs) dalam menyusun peta jalan (roadmap) penguatan
sistem pembayaran lintas negara disambut baik oleh G20. Gubernur Bank
Saudi khususnya cross borde payments dan transisi LIBOR (London Interbank
Berbagai peristiwa ekonomi, politik, dan sosial terus mewarnai prospek ekonomi
dunia. Namun, yang paling menggemparkan di awal 2020 adalah virus corona.
Virus yang diduga berasal dari konsumsi makanan ekstrem di China itu telah
dampak ekonomi virus corona bagi ekonomi China dan ekonomi global. Tanpa
virus corona, International Monetary Fund (IMF) Oktober tahun lalu memprediksi
ekonomi global tumbuh 3,4 persen, di mana China diproyeksi tumbuh 5,8 persen.
Volume perdagangan dunia diperkirakan tumbuh 3,2 persen. Ekonomi China
kontribusi China terhadap ekonomi dunia. Ada beberapa ukuran yang bisa
Pertama, kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) China terhadap PDB dunia
Amerika Serikat (AS). China menjadi salah satu negara yang mampu tumbuh di
atas 6 persen per tahun di tengah-tengah tekanan global misalnya perang dagang.
China terhadap pertumbuhan ekonomi global dapat melalui elastisitas. Pada 2019,
mencapai 0,49. Artinya, jika ekonomi China tumbuh 1 persen; maka ekonomi
Kedua, China menjadi pusat produksi barang dunia. Porsi produksi barang China
dari jasa mencapai 4,8 persen. China dikenal mampu berproduksi dengan biaya
Satu ukuran yang paling penting dari dominasi perdagangan China adalah surplus
US$345 miliar pada 2019; sedangkan terhadap Uni Eropa surplus €109 miliar.
US$4.550 pada 2010 menjadi US$9.770 pada 2018. Mereka pun semakin leluasa
sektor perjalanan dan pariwisata dunia pada 2018 mencapai 4,2 persen; di mana
bahwa dampak corona terhadap ekonomi China bisa mengecil jika kasusnya
semakin menurun.
ekonomi global tidak begitu signifikan, karena porsi China terhadap PDB dunia di
Dalam kaitannya dengan Indonesia, ada beberapa jalur pengaruh virus corona ke
dibandingkan negara lain. Bahkan, peranan ekspor Uni Eropa saja hanya 9,24
oleh bahan bakar mineral serta lemak dan minyak dari hewan maupun tumbuhan.
tumbuh sekitar 5,9 persen (yoy). Jika ekspor ke China turun, maka kemampuan
Artinya, kontribusi neraca perdagangan pada PDB diprediksi tetap negatif. Tahun
Pada 2019, realisasi investasi langsung dari China menempati urutan ke dua
setelah Singapura, mencapai Rp 4,74 miliar. Dari segi kontribusi investasi China
ke Indonesia meningkat dari 2,15 persen pada 2015 menjadi 16,82 persen pada
2019.
Meski dalam berbagai hal dikeluhkan, seperti penggunaan tenaga kerja dari
penerbangan dari dan ke China patut diapresiasi sebagai salah satu langkah
mengurangi penyebaran virus corona. Tetapi, hal itu sedikit banyak akan menekan
sektor pariwisata. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan lalu lintas
wisatawan asal China mencapai 2,07 juta orang pada 2019. Angka tersebut
virus corona ke Indonesia baik lewat jalur perdagangan, investasi, dan pariwisata.
Sehingga, target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen pada 2020 dapat dicapai.