Ekspor
Ekspor adalah pengiriman barang keluar Indonesia dari
peredaran. Keluar dari Indonesia berarti keluar dari daerah
pabean Indonesia atau keluar dari yuridiksi Indonesia (Purba,
1997). Ekspor adalah upaya menjalankan atau melakukan
penjualan komoditas yang kita miliki kepala bangsa lain atau
Negara asing sesuai dengan ketentuan pemerintah dengan
mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serat
melakuakan komunikasi dengan bahasa asing (Amir,2004).
1
keamanan, keselamatan, lingkungan dan moral bangsa (K3LM)
serta adanya perjanjian internasional.
2
yang memberikan kontribusi dalam perolehan devisa negara dan
merupakan salah satu komoditi unggulan provinsi Aceh. Saat ini
Provinsi Aceh tergolong salah satu daerah produsen kopi Arabika
dan Robusta di Indonesia.
Impor
Impor adalah pengiriman barang dagangan dari luar negeri
ke pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas
yang dianggap luar negeri, yang bersifat komersil maupun bukan
komersial. Barang-barang luar negeri yang diolah dan diperbaiki
di dalam negeri dicatat sebagai barang impor meskipun brang
tersebut akan kembali keluar negeri. Dalam statistic
perdagangan internasional impor samadengan perdagangan
dengan cara memasukkan barang dari luar negeri kedalam
wilayah pebean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang
berlaku. Impor berlawanan dengan ekspor. Ekspor dapat
dikatakan injeksi bagi perekonomian namun impor merupakan
kebocoran dalam pendapatan nasional.
3
mencapai angka USD 47.334,18 juta, dan terendah terjadi pada
masa krisis moneter yakni pada periode Triwulan I tahun 1999
yang sebesar USD 5.045,37 juta. Secara agregat tahunan,
pertumbuhan impor barang tertinggi Indonesia terjadi pada
tahun 2008 yakni sebesar 77,82%. Pertumbuhan yang tinggi
tersebut diduga disebabkan oleh mulai dimasukkannya nilai
impor kawasan berikat pada tahun 2008. Dari segi nilai impor,
bahan baku masih menjadi jenis barang impor yang
mendominasi sama halnya dengan ekspor yakni sebesar 74,3%.
4
Barang-barang modal yang diimpor oleh Indonesia terdiri
dari berbagai jenis barang seperti mesin pabrik, pesawat, alat-
alat berat, kapal, dan peralatan dan perlengkapan TNI/Polri.
Selain menunjukkan gambaran perkembangan kinerja impor
bahan baku/ penolong dan barang modal, gambar 2 juga
menunjukkan bahwa secara umum terdapat trend pola fluktuasi
yang hampir sama antara impor dan FDI kecuali untuk periode
krisis moneter tahun 1998. Sama halnya dengan hubungan
antara ekspor dan FDI, hal tersebut juga mengindikasikan bahwa
kemungkinan terdapat keterkaitan atau hubungan antar impor
bahan baku/ penolong dan barang modal sehingga perlu dikaji
lebih lanjut dengan menggunakan analisis inferensia.
5
Dalam setiap ekspor kopi juga harus dilengkapi dengan
surat persetujuan ekspor kopi (SPEK). SPEK adalah surat
persetujuan pelaksanaan ekspor kopi ke seluruh Negara tujuan
yang di(keluarkan oleh Dinas yang bertangung jawab di bidang
perdagangan di propinsi/kabupaten/kota. SPEK juga dapat
digunakan untuk penggelapan dari pelabuhan ekspor di seluruh
Indonesia.
6
Perlu untuk diketahui bahwa Pemerintah Indonesia hanya
memberikan waktu bagi perusahaan importir hingga bulan Juni
tahun 2016 untuk melakukan penyesuaian.
Merujuk pada pasal 38 PERMENDAG No.70/2015
disebutkan bahwa:
7
komplementer yang tercantum dalam peraturan
sebelumnya, dinyatakan sudah tidak berlaku lagi.
8
terdapatpetunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi
pelanggaran ketentuan di bidangperpajakan dalam kaitannya
dengan restitusi PPN dan PPn BM atau Akan dimasukkan
kembalike dalam Daerah Pabean (re-impor) Pemeriksaan dapat
dilaksanakan di :Kawasan Pabean, Gudang eksportir, atau tempat
lain yang digunakan eksportir untukmenyimpan barang ekspor.
9
tersebut padabutir 1 di atas. Kebenaran pengisian
PEB Kebenaran penghitungan pungutan negara yangtercantum
dalam bukti pelunasan PNDRE.
10
Pemeriksaan barang dilakukan oleh Surveyor setelah
adanya Permintaan Pemeriksaan BarangEkspor (PPBE) dari
eksportir. PPBE diajukan oleh eksportir paling lama 3 (tiga) hari
kerja sebelumpemeriksaan.
11
Lebih jelasnya, ekspor diartikan sebagai proses
transportasi barang atau komoditas dari sebuah negara keluar
dari negara lain secara legal. Umumnya, proses transportasi ini
masuk ke dalam proses perdagangan.
1. Pembayaran di Muka
Dalam sistem ini, pembeli membayar di muka kepada
penjual sebelum barang-barang dikirim oleh penjual.
2. Pembayaran Kemudian
Pembayaran kemudian adalah sebelum dilakukan
pembayaran barang-barang sudah dikapalkan.
3. Wesel Inkaso
Eksportir/penjual mempunyai hak dalam pengawasan
barang-barang sampai draft/wesel diaksep/dibayar.
12
Penyerahan dokumen kepada importir dilakukan apabila
importir telah membayar.
4.Konsinyasi
13
d) Pembayaran secara tunai.
1. LETTER of CREDIT
14
bahwa eksportir penerima L/C diberi hak oleh importir untuk
menarik wesel (surat perintah untuk melunasi hutang) atas
importir yang bersangkutan untuk sejumlah yang disebut dalam
surat itu.
15
Dari definisi-definisi L/C diatas dapat diketahui bahwa L/C
dapat menjamin lancarnya pembayaran yang dilakukan
importir kepada eksportir dan memberikan keyakinan kepada
pihak eksportir bahwa pihak importir akan melunasi pembayaran
terhadap barang yang telah diekspornya. Adanya syarat dan
perjanjian yang tercantum dalam L/C menjadikan L/C sebagai
surat jaminan dalam pembayaran perdagangan internasional.
16
manusianya rendah, maka kualitas dari hasil
produksi(produk) akan rendah pula. Suatu negara yang
memiliki kualitas produk rendah akan sulit bersaing dengan
barang barang yang dihasilkan oleh negara lain yang
kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi
penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk
melakukan perdagangan internasional.
c. Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional,
negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal
pembayaran. Apabila pembayarnya dilakukan secara tunai
maka negara pengimpor akan mengalami kesulitan dan
resiko yang tinggi, seperti perampokan. Oleh karena itu,
negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran
secara tunai tetapi melalui kliring internasional atau
telegraphic transfer atau menggunakan L/C.
d. Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
Setiap negara tentunya akan selalu melindungi hasil
produksinya sendiri. Mereka tidak ingin hasil produksinya
tersaingi oleh hasil peoduksi dari luar negeri. Oleh karena
itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk
melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya
dengan menetapkan tarif impor.
e. Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan
antarnegara terputus. Selain itu, kondisi perekonomian
negara yang sedang berperang tersebut juga akan
17
mengalami kelesuan. Hal ini dapat menyebabkan
perdagangan antarnegara akan terhambat.
f. Adanya Organisasi Organisasi Ekonomi Regional
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasi
organisasi ekonomi. Tujuan organisasi organisasi tersebut
adalah untuk memajukan perekonomian negara negara
anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang
dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negara
negara anggota saja. Sebuah organisasi ekonomi regional
akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang
khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada
negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan
perdagangan dengan negara anggota akan mengalami
kesulitan.
18
uang tertentu pada saat kedatangan produk di pasar
domestik sebelum penjualan dilakukan.
b. Kuota Impor
Kuota membatasi banyaknya unit yang dapat diimpor.
Tujuannya adalah untuk membatasi jumlah barang tersebut
di pasar dan menaikkan harga produknya.
c. Subsidi
Subsidi adalah bantuan pemerintah untuk produsen lokal.
Subsidi dihasilkan dari pajak yang dipungut pemerintah
dari rakyat.
d. Exchage Control
Biasanya, negara negara yang menggunakan kontrol
devisa adalah mereka yang ekonomi lemah. Kontrol ini
memungkinkan negara negara yang ekonominya lebih
stabil membatasi jumlah volatilitas nilai tukar mata uang
yang masuk / keluar.
e. State Trading Operasion
f. State Trading Operasion adalah pemerintah dalam
perdagangan melakukan kegiatan ekspor.
g. Peraturan anti-dumping
Politik Dumping adalah menjual suatu barang yang nilainya
lebih tinggi dari harga beli, baik dijual di luar negeri
maupun dalam negeri tetap mendapat untung. Adapun
beberapa motif dari Politik Dumping, yaitu antara lain:
- Barang-barang yang diminati oeh negara asal, supaya
dapat terjual di luar negeri.
- Memperkenalkan suatu produk dalam negeri ke negara
lain.
- Berebut pasar luar negeri.
19
2. rendahnya tingkat investasi untuk komoditas ekspor, baik
investasi domestik maupun asing;
20
14. mayoritas industri Indonesia hanya bertumpu pada
hasil akhir, tanpa didukung oleh akar industri yang kuat;
21
peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin atau
pesawat mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu
logam, kertas atau karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan
barang dari kayu, serta timah.
Selama periode Januari-Oktober 2008, ekspor dari 10 golongan
barang tersebut memberikan kontribusi sebesar 58,80%
terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor
10 golongan barang tersebut meningkat 27,71% terhadap
periode yang sama tahun 2007. Sementara itu, peranan ekspor
nonmigas di luar 10 golongan barang pada Januari-Oktober 2008
sebesar 41,20%.
Peranan dan perkembangan ekspor nonmigas Indonesia
menurut sektor untuk periode Januari-Oktober tahun 2008
dibanding tahun 2007 dapat dilihat pada. Ekspor produk
pertanian, produk industri serta produk pertambangan dan
lainnya masing-masing meningkat 34,65%, 21,04%, dan 21,57%.
Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan
Januari-Oktober 2008, kontribusi ekspor produk industri adalah
sebesar 64,13%, sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian
adalah sebesar 3,31%, dan kontribusi ekspor produk
pertambangan adalah sebesar 10,46%, sementara kontribusi
ekspor migas adalah sebesar 22,10%.
Secara keseluruhan kondisi ekspor Indonesia membaik dan
meningkat, tak dipungkiri semenjak terjadinya krisis finansial
global, kondisi ekspor Indonesia semakin menurun. Ekspor per
September yang sempat mengalami penurunan 2,15% atau
menjadi USD12,23 miliar bila dibandingkan dengan Agustus
2008. Namun, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sebesar
28,53%.
Keadaan impor di Indonesia tak selamanya dinilai bagus,
sebab menurut golongan penggunaan barang, peranan impor
untuk barang konsumsi dan bahan baku selama Oktober 2008
22
mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya yaitu
masing-masing dari 6,77% dan 75,65% menjadi 5,99% dan
74,89%. Sedangkan peranan impor barang modal meningkat dari
17,58% menjadi 19,12%. Impor Indonesia dari ASEAN mencapai
23,22 % dan dari Uni Eropa 10,37%.
1. China
2. Jepang
3. Amerika Serikat
4. India
5. Singapura
6. Malaysia
23
7. Korea Selatan
8. Thailand
9. Taiwan
10. Jerman
24
uang. Alhasil, bank harus menalangi pembayaran itu dengan
aktivanya sendiri atau mencari pinjaman di pasar uang.
Dalam masa likuiditas ketat saat ini, bisa dipahami jika ada
bank yang meminta cash collateral dari nasabahnya untuk
penerbitan L/C. Demikian halnya dengan transaksi ekspor, bank
tidak lagi semudah sebelum krisis dalam hal mengambil alih
dokumen ekspor. Selain dana valuta asing yang terbatas, seperti
telah diutarakan di muka, kondisi issuing bank (bank penerbit)
L/C perlu diwaspadai.
25
panjang praktis tidak tersedia. Faktor ketidakpastian pergerakan
pasar menjadi pertimbangan bank cenderung mengambil risiko
transaksi berjangka pendek. Bank yang menerbitkan L/C hari ini
adalah bank yang sehat, tapi tiga bulan mendatang, tidak ada
kepastian bank ini akan memenuhi janji tagihan pembayaran L/C-
nya.
Risiko Dokumenter
26
Sebaliknya, di kala resesi, penjualan seret dan hal-hal yang
bersifat negatif lainnya, pembeli dan issuing bank akan
menggunakan ketidaksesuaian (discrepancies) sebagai alasan
untuk menun-da pembayaran, bahkan yang ekstrem adalah
menolak bayar. Bagaimana para pebisnis menyikapi situasi ini?
Salah satunya ialah dengan mendisiplinkan diri.
27
produktivitas nyata, yang akan mengakibatkan perbedaan laju
inflasi.
28
Tempat informasi tentang jenis barang yang
diperdagangkan di pasar dunia.
New York, untuk komoditas kopi, gula, dan kakao (New York
Coffe Suger and Cacao Ex Change/NCSE).
29
besar (jumlah banyak) dan persediaan barang cukup serta
pengadaannya dapat dilakukan secara berkala.
30