Anda di halaman 1dari 10

OBJECTIVE EVENT

Screening Film Siti dapat menjadi penyegaran terhadap konsumsi tontonan film,
khususnya di Surabaya dengan dihadirkannya konten tentang sosial yang terkadang masih
kurang dapat perhatian. Film Siti (2015) menceritakan bagaimana sosok wanita dijadikan
sebagai objek pencari uang semata dan berujung pada penyiksaan, baik secara psikis maupun
fisik. Dalam memperingati Hari Kartini yaitu bertepatan tanggal 21 April 2017 di Wisma
Jerman Surabaya. Juga mengundang pemeran film Siti sebagai pembicara

1.1 Tujuan
Tujuan Umum
Memberikan referensi tontonan alternatif kepada masyarakat dengan konten sosial
yang sangat berhubungan dengan keadaan lingkungan sosial saat ini juga dalam ikut
berkontribusi dalam memperingati Hari Kartini.

Tujuan Khusus
1. Memberi penyadaran terhadap fenomena feminisme yang saat ini masih terasa
kurang mendapat perhatian, baik dalam pemikiran dan tindakan.
2. Berkontribusi dalam pemutaran film alternatif di kota Surabaya.
3. Sebagai acara yang tidak hanya menikmati dan mengapresiasi film, namun ada
literasi yang dibagikan kepada penonton dalam membangun konatif yang baik di
lingkungan masyarakat.

1.2 Manfaat
Manfaat yang dapat diberikan kepada audience adalah:
1. Menyediakan tempat pemutaran film alternatif di Surabaya.
2. Menyediakan ruang diskusi untuk bertukar pikiran dengan tema feminisme. dan
membicarakan tentang film yang diangkat langsung dengan pemeran utama dari
film tersebut.
3. Menyatukan para penggemar film dan film alternatif untuk memungkinkan
saling mengenal dan membangun relasi antar penyuka film atau komunitas.
4. Memberikan kesadaran bahwa perempuan saat ini masih berada di posisi
dibawah laki-laki dan sudah saatnya bagi perempuan untuk bergerak menuju
kehidupan yang lebih baik.

1
5. Memberikan wawasan mengenai peran gender yang selalu di kaitkan dengan
perempuan dirumah dan lelaki bekerja. Dalam film ' Siti ' ini menunjukan sosok
wanita juga bisa bekerja, tangguh yang menafkahi keluarganya, tapi tetap
memenuhi kewajibannya sebagai seorang ibu.

2
PROMOSI ATL
Kami mempromosikan event kami dengan menggunakan Above The Line (ATL) sebagai
berikut:
ATL: kami menggunakan media social sebagai media promosi event kami diantarnya
seperti Instagram dengan akun @godspeed_prod. Kami juga menggunakan media
massa sebagai partner dalam event kami diantaranya Radio Satu Indonesia Baru (SIB)
dan Sonora. Selain radio kami juga memanfaatkan instagram sebagai media promosi
seperti Event Surabaya, Info Screening, Sinema Pensiunan, Event Apaja, Kotak Event
dan Moron Movie.

3
PELAKSANAAN EVENT
Rundown Acara

NO WAKTU KEGIATAN DURASI KETERANGAN


1. 15.00 16.00 Panitia berkumpul di 30 Mempersiapkan
lokasi acara dan registrasi
WismaJerman
2. 16.00-17.00 Pengecekkan kembali 30 Memastikan teknis
kelengkapan berjalan dengan baik.
peralatan (LCD,
Speaker, Registrasi,
dan Konsumsi)
3. 17.00 18.00 Open registrasi 60 Moderator memulai
screening film, acara
persiapan moderator,
dan memberikan
snack
4. 18.00 18.30 Moderator member 30 Menjelaskan acara
penjelasan tentang
ketentuan yang harus
dilakukan dan
memulai pemutaran
film
5. 18.30-20.00 Film ditayangkan 90 Pemutaran film
6. 20.00-20.45 Diskusi 30 Moderator membuka
sesi tanya jawab
7. 20.45-21.00 Foto Bareng 15

4
MEDIA IMPRESSION

Media Cetak
Surya, Senin 24 April 2017
Halaman 17

5
Media Online
Peringati Hari Kartini, Fikom UKWMS Gelar Nobar Siti

Kamis, 20 Apr 2017 | 06.00 WIB

Centroone.com - Merayakan Hari Kartini pada 21 April 2017, sejumlah mahasiswa


Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (Fikom
UKWMS) akan menggelar screening film bertema feminisme. Sebagai tugas akhir dari
mata kuliah manajemen event, acara ini di tujukan kepada mahasiswa ataupun
masyarakat Surabaya yang menyukai film indie.

Adapun film yang diputar berjudul Siti. Tidak tanggung-tanggung, panitia


mengundang Sekar Sari pemeran utama film Siti sebagai pembicara.

Screening film akan dimulai pukul 18:00 di Wisma Jerman Jl Taman AIS Nasution 15,
Genteng. Perlu diketahui juga, Sekar Sari yang akan menjadi pembicara ini menyabet
beberapa penghargaan. Diantaranya pendatang baru terbaik ajang Movie Actor Award
2016, penghargaan sebagai pemeran wanita terbaik pada ajang penghargaan film
Usmar Ismail Awards 2016 dan Putri Pariwisata Indonesia 2009 sebagai wakil
Yogyakarta.

6
Film Siti sendiri bercerita tentang kehidupan seorang perempuan bernama Siti (Sekar
Sari), 24 tahun, sebagai seorang ibu muda yang harus mengurusi ibu mertuanya, Darmi
(Titi Dibyo), anaknya Bagas (Bintang Timur Widodo) dan suaminya Bagus (Ibnu
Widodo Gundul). Bagus mengalami kecelakaan saat melaut setahun yang lalu,
mengakibatkan tubuhnya mengalami kelumpuhan. Kapal Bagus yang baru dibeli
dengan uang pinjaman hilang di laut.

Siti harus berjuang untuk menghidupi mereka dan membayar hutang pada pak Karyo
(Chatur Stanis). Disaat keadaan makin terjepit, Siti terpaksa bekerja siang dan malam.
Pada siang hari Siti berjualan Peyek Jingking di Parangtritis. Malam harinya Siti
bekerja sambilan sebagai pemandu karaoke untuk menambah penghasilan. Bekerja
sebagai pemandu karaoke membuat Bagus tidak suka pada Siti hingga dia tidak mau
bicara lagi dengan Siti.

Keadaan ini membuat Siti frustasi. Gatot (Haydar Saliz) seorang polisi yang dikenal
Siti di tempat karaoke menyukai Siti sejak lama dan ingin menikahinya. Gatot meminta
Siti untuk meninggalkan suaminya. Siti dalam kebimbangan. Tekanan hidup membuat
Siti harus memilih.

Tema feminisme yang diusung dalam rangka perayaan Hari Kartini, sangat cocok
dengan film Siti yang mengisahkan perjuangan dan tegarnya seorang wanita dalam
menjalani hidup, ujar Vonny selaku Humas UKWMS. (windhi/by)

Sumber :
http://www.centroone.com/News/Detail/2017/4/20/16362/-peringati-hari-kartini-
fikom-ukwms-gelar-nobar-siti

7
KPI
Target Kualitatif
Para pecinta dan penggiat film ikut diskusi baik mengenai film dan bahan diskusi.
Target Kuantitatif
Peserta : 51 orang dari target 50 orang
Kuesioner : Respon positif mengenai acara sebesar 98% dari target 70%

8
TANTANGAN EVENT

- Promosi
Tantangan atau kesulitan pertama pada promosi. Acara kami tipe
penontonnya lebih spesifik daripada acara lainnya, yaitu penyuka film alternatif,
yang berbeda dengan pemutaran film pop yang biasa diputar di bioskop. Dengan
target penonton sebanyak 50 orang, kami harus menggunakan link komunitas film
Surabaya dan kerabat dari panitia untuk ditawarkan untuk datang ke acara kami.
Kami berhasil bekerjasama dengan salah satu sineas Surabaya yang telah lama
berkecimpung diranah film alternatif ini dan menyebarkan info, dimana akan lebih
'kuat' jika yang mempromosikan acara kami adalah sineas dengan jaringan luas di
surabaya.

- Kepengurusan penyewaan film dan budgeting


Kesulitan yang kedua yaitu kepengurusan penyewaan film. Bisa dikatakan
kami kesulitan dibanding apa yang kami espektasikan, karena jika regulasi untuk
penyewaan 'seperti biasanya', seperti mendaftar, bayar dp atau jaminan, lalu
diberikan filmnya dan dikembalikan sesuai perjanjian, ternyata lebih dari itu. Kami
menghubungi beberapa penyedia film alternatif, dan tidak mendapatkan respon
yang sesuai, bahkan dibuat berputar-putar. Hingga akhirnya kami menghubungi
langsung produser film tersebut lewat Sekar, pemeran pemain langsung SITI
yang mana kami ajak juga sebagai pembicara. Dengan cara ini, anggaran yang
tercatat membengkak.
Yang mana itu menjadi kesulitan kami yang ketiga, akibat tidak
menguasainya link perfilman alternatif. Kami mengalami misscommunication
yang akhirnya keuntungan untuk menyewa film lewat komunitas film tidak kami
gunakan. Jika seandainya saat itu kami menggunakan film SITI melalui sebuah
komunitas, nanti takutnya ada pelanggaran yang disebut sebagai plagiat tanpa
adanya persetujuan penyewaan dari pihak produser. Maka dari itu, kami
mengambil sebuah jalan tengah yaitu tetap menghubungi fourcolours untuk
bekerjasama dengan acara kami dan untungnya pihak fourcolour memberikan
keringanan yang berupa donasi.

9
- Manajemen pelaksanaan acara (sesi diskusi)
Masalah keempat yaitu manajemen dalam menjalankan acara. Manajemen
pra-acara bisa dikatakan lancar dalam pembuatan rundown saja yang mengalami
beberapa pergantian. Bagian tersulit adalah menjalankan rundown tersebut. Dari
penjemputan pembicara hingga melayani Sekar pemain Siti berkeliling Surabaya,
tiba di venue tepat pada waktunya. Film diputar, hingga diskusi berjalan dengan
baik. Namun terjadi kesalahan ketika transisi antara selesainya pemutaran film
dengan diskusi. Mas aldino yang seharusnya menjadi moderator, tidak dilaksanakan
karena mc tidak memberikan clue untuk mengajak mas aldino untuk maju. Namun,
acara berjalan dengan lancar dan sesuai espektasi. Hanya saja kualitas diskusi yg
masih kurang dari harapan berdasarkan penilaian penonton dari kuesioner yang
dibagikan.

10

Anda mungkin juga menyukai