Anda di halaman 1dari 7

Kain Tenun Mbojo

Sumbawa NTB
NOV 1, 2017ADMIN 1

Kain tenun mbojo merupakan salah satu bentuk budaya khas nusantara yang
berasal dari daerah Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
dan beberapa daerah lain di sekitar gunung Tambora. Karena kekhasan dan
keunikannya, kain tenun mbojo telah menjadi komoditi penting yang
diperjual belikan oleh para pedagang setempat sejak berabad-abad lamanya.
Seperti kain tenun lainnya, kain mbojo juga memiliki beragam motif dan
warna. Model kain tenun mbojo yang cukup populer dibuat dari perpaduan
tiga warna benang atau lebih yang ditenun membentuk pola zig-zag.

Kain Tenun Mbojo (https://www.kampung-media.com)

Pada era kesultanan, tepatnya sebelum tahun 1960-an kain tenun mbojo
disebut-sebut sebagai produk budaya yang penting bagi masyarakat Bima. Hal
ini diperkuat dengan adanya peraturan adat yang menyebutkan bahwa setiap
wanita yang memasuki usia remaja harus menguasai keterampilan menenun
kain mbojo. Baik untuk dikenakannya sendiri atau diperjual belikan.
Kain Tenun Mbojo (https://www.arunabutik.com)

Kain tenun mbojo juga menjadi semacam pakaian wajib yang harus dikenakan
oleh para wanita muslim Bima ketika hendak bepergian atau keluar rumah.
Pakaian muslim wanita Bima ini dikenal dengan nama rimpu. Rimpu menjadi
semacam identitas wanita muslim Bima dan mulai populer sejak berdirinya
negara Islam di Bima, yaitu pada 15 Rabiul Awal 1050 H atau 5 Juli 1640.
Kain Tenun Mbojo (https://pedalku.com)

Berdasarkan status sosial pemakainya terdapat dua macam rimpu yang biasa
dikenakan oleh perempuan Bima, diantaranya berupa rimpu cili dan rimpu
colo. Rimpu Cili merupakan sejenis sarung tenun yang didesain khusus untuk
perempuan Bima yang belum menikah, sedangkan rimpu colo diciptakan
untuk perempuan Bima yang sudah menikah.
Kain Tembe atau Sarung (https://www.wego.co.id)

Jenis kain tenun mbojo yang diciptakan oleh masyarakat Bima, secara garis
besar dapat difungsikan sebagai tembe (sarung), sambolo (destar), weri
(sejenis ikat pinggang), dan baju mbojo.

 Tembe (sarung) merupakan kain tenun bernilai tinggi yang terbuat dari
benang kapas dan ditenun dengan cara tradisional.
 Sambolo (dester) yang kerap disebut sebagai sambolo songke
merupakan sejenis ikat kepala tradisional mbojo khusus diperuntukkan bagi
laki-laki Bima.

 Weri (ikat pinggang) merupakan ikat pinggang tradisional mbojo yang


terbuat dari malanta salolo. Bahan utamanya yaitu berupa kain putih tanpa
motif yang memang ditenun khusus untuk bahan salolo.
 Baju Mbojo sebenarnya merupakan hasil kreasi penenun wanita Bima
yang mulai dipopulerkan sejak tahun 1980-an.

Kain Tenun Mbojo (https://budaya-indonesia.org)

Selain dikenakan sebagai bahan pakaian harian oleh masyarakat Bima, pada
perkembangannya kain tenun mbojo juga digunakan oleh para desainer
Indonesia untuk membuat busana modern nan anggun dan elegan. Sebut saja
koleksi busana Stephanus Hamy yang dipamerkan pada rangkaian pergelaran
busana Lomba Perancang Mode (LPM) Graduates JFW 2013 di Plaza Senayan
Jakarta pada tahun 2012 silam.
Kain Tenun Mbojo (https://foto.okezone.com)

Anda mungkin juga menyukai