Anda di halaman 1dari 8

PERBANKAN MENURUT ISLAM

A. Pengertian
Perbedaan menurut islam adalah sebuah lembaga keuangan yang
bergerak dalam menghimpun dana masyarakat dan di salurkannya kembali
dengan menggunakan sistem bunga. (informasiuntukumum.blogspot.com).
Pengembangan perbankan yang didasarkan kepada konsep dan
prinsip ekonomi islam merupakan suatu inovasi dalam system perbankan
internasional. Meskipun telah menjadi wacana pada kalangan publik dan
para ilmuan muslim maupun non muslim, namun pendirian institusi Bank
islam secara komersial dan formal belum lama terwujud.
Berkembangnya Bank-Bank dengan landasan syariah islam di
berbagai Negara pada dekade 1970-an, berpengaruh pula ke Indonesia.
Pada awal 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi
islam mulai dilakukan. Sejumlah tokoh yang terlibat dalam diskusi itu antara
lain : Karnaen A. perwataatmadja, M DawamRaharjo, A.M.Saefuddin,
M.Amin Azis dan beberapa tokoh lainnya.
Sedangkan pengertian Bank menurut Undang-undang No.10 Tahun
1998 perubahan undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan :
Bank adalah bedan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkankannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
tarif hidup rakyat banyak.( dikutip dari buku bank Indonesia.2004)

1
B. Tujuan Perbankan
Perbankan Islam mempunyai tujuan yang sama dengan perbankan
Konvensional melainkan operasinya adalah berlandaskan prinsip syariah
yang lebih dikenal dengan Fiqh Al-Muamalat ( Peraturan –peraturan islam
didalam urus Niaga). Prinsip dasar perbankan islam ialah perkongsian
untung dan rugi dan larangan diatas riba (faedah). Diantara konsep-konsep
islam yang selalu di pakai di dalam perbankan islam ialah;

a. Perkongsian untung (Mudharabah)


Mudharabah (Perkongsian untung) ialah perjanjian diantara
pemberi Modaldan pengusaha proyek boleh menggunakan dana bagi
menjalankan aktiviti perniagaan beliau. Keuntungan yang diperoleh akan
dibagi di antara pemberi modal dan pengusaha proyek tersebut mengikut
nisbah yang telah disetujui sementara kerugian akan ditanggung
seluruhnya oleh pemberi modal.
b. Simpanan (Wadiah)
Konsep perbankan islam yang hampir sama dengan konsep akun
simpanan dalam perbankan konvensional. Dalam konsep Wadiah,bank
dianggap sebagai penjaga dan pemegang amanah dana.
c. Usaha sama (Musyarakah)
Merupakan konsep perbankan islam yang biasanya digunakan bagi
perniagaan perkongsian atau perniagaan usaha sama untuk suatu
perusahaan perniagaan. Keuntungan yang diperoleh akan dikongsi
bersama berdasarkan nisbah yang telah disetujui manakala kerugian
akan ditanggung berdasarkan nisbah sumbangan modal.
d. Sewaan (Ijarah)
Konsep ini melibatkan dua kontrak yang bersaingan. Kontrak
pertama ialah kontrak ijarah (pemajakan/menyewa) akan ditandatangani
terlebih dahulu sebelum kontrak kedua yaitu kontrak Bai’(belian)
dimeterai.

2
e. Murabahah
Sebagai penjualan barang,yang tidak melanggar syariah, pada
harga yang termasuk margin keuntungan yang disetujui oleh kedua
penjual dan pembeli. Antara syarat adalah harga belian dan jualan,
keuntungan hendaklah dinyatakan dengan jelas semasa perjanjian
jualan dilaksanakan.
f. Pembelian Pra-bayar (Bai’ salam)
Satu persetujuan dengan pembayaran dilakukan semasa akad
sedangkan penyerahan barangan ditangguhkan ke suatu masa yang
ditetapkan.
g. Bai’ Bathaman Ajil (Perjanjian jual beli balik) atau BBA
Merupakan konsep perbankan islam yang digunakan dalam
pembiayaan sewa beli atau pembelian insurans. Di bawah konsep ini,
bank memberi pembiayaan kepada pelanggan untuk memiliki harta atau
perkhidmatan denga membeli aset kepunyaan pelanggan atau daripada
‘vendor’ dengan harga tunai dan kemudian menjual kembali asset
tersebut kepada pelanggan dengan harga belian ditambah keuntungan.
h. Qardh Al Hassan (Pinjaman ihsan)
Merupakan pinjaman ikhlas atau pinjaman yang tidak melibatkan
faedah atau syarat tambahan pada saat pengembalian pinjaman.Walau
bagaimanapun peminjam boleh mengikut budi bicaranya, membayar
balik tambahan uang yang lebih banyak pada uang yang dipinjam
sebagai tanda berterima kasih.Pinjaman jenis ini tidak dikira melanggar
syariah (dengan melibatkan riba) karena tiada perjanjian untuk
membayar lebih atau riba. ( dikutip dari wordprees.com )

Di sini, penjual mengungkapkan biaya sesungguhnya yang


dikeluarkan dan berapa keuntungan yang hendak diambilnya.
Pembayaran dapat dilakukan pada saat penyerahan barang atau
ditetapkan pada tanggal tertentu yang telah disepakati.

3
Di Indonesia, berdasarkan Undang- Undang perbankan Nomor 10
Tahun 1998, ada dua jenis bank jika ditinjau menurut kegiatan usahanya
yaitu :
1. Bank konvensional yaitu bank yang menjalankan kegiatan
usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri
atas bank umum konvensional dan bank perkreditan rakyat. Bank
umum konvensional dalam kegiatannnya menjalankan dual
banking system ( system konvensional dan system syari’ah).
2. Bank Syari’ah yaitu bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syari’ah dan menurut jenisnya terdiri atas
Bank umum syari’ah dan bank pembiayaan rakyat syari’ah. Bank
Umum syari’ah adalah bank syari’ah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan bank
pembiayaan rakyat syari’ah adalah bank syari’ah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Perbankan Syari’ah bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,
kebersamaan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Bank
syariah juga memiliki tujuan atau berorientasi tidak hanya pada
profit saja tetapi juga didasarkan pada falah (falah oriented). Pada
bank konvensional orientasi perbankan hanya pada profit saja
( profit oriented).

Sesuai dengan pengertian bank syari’ah sebelumnya, bisa


disimpulkan bahwa tujuan bank syariah ini merupakan perantara bagi
pihak yang kelebihan atau kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan
kegiatan lainnya sesuai dengan hukum islam.( dikutipan dari
www.google.co.id ).

4
C. Perbankan Indonesia ditinjau dari filsafat hukum islam

Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan perbankan konvensional


mengandung Riba. Sedangkan hal tersebut dilarang oleh agama islam.
Bahkan agama lain juga melarang Riba. Pendapat tentang bunga Bank
adalah Riba memang para ulama terjadi perbedaan pendapat. Ada para
ulama berpendapat haram adapula berpendapat syubhat (samar) dan
ada juga yang menganggap halal. Namun demikian Allah berfirman
dalam Al-Qur’an yang artinya :

“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan


Riba” (Q.S. Al-Baqarah : 275).

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba


yang berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
beruntung”. (Q.S.Ali imron : 130).

Ibnu katsir, ketika menafsirkan ayat ini berkata, “Allah Ta’ala


melarang hamba-hamba-Nya kaum mu’minin dari praktek dan memakan
riba yang senantiasa berlipat ganda. Dahulu orang-orang jahiliyah bila
piutang telah jatuh tempo, mereka berkata kepada yang berhutang,
“Engkau melunasi hutangmu atau membayar Riba”. Bila ia tidak
melunasinya, maka pemberi hutangpun menundanya dan orang yang
berhutang menambah jumlah pembayarannya. Demikianlah setiap
tahun, sehingga bisa saja piutang yang sedikit menjadi berlipat ganda
hingga menjadi besar jumlahnya beberapa kali lipat. Dan pada ayat ini
Allah ta’ala memerintahkan hamba - Nya untuk senantiasa bertakwa
agar mereka selamat dunia dan di akhirat”. (sumber kutipan dari
ciknun.wordpress.com).

5
D. Hukum Bunga Bank dalam Pandangan Islam
Dalam Al-Qur’an,hukum melakukan riba sudah jelas dilarang oleh
Allah SWT. Begitupun dengan bunga bank, dalam praktiknya system
pemberian bunga diperbankan konvensional cenderung menyerupai riba,
yaitu melipatgandakan pembayaran. Padahal dalam islam hukum
hutang- piutang haruslah sama antara uang dipinjam dengan uang
dibayarkan. Pandangan ini sesuai dengan pendapat Syaikh Sholih bin
Ghonim As Sadlan, beliau menjelaskan dalam kitab fiqihnya yang
berjudul “ Taysir Al Fiqh”, seorang mufti Saudi Arabia bernama Syaikh
Muhammad bin Ibrahim rahimahullah mengemukakan bahwa pinjaman
yang diberikan oleh bank dengan tambahan (bunga) tertentu sama-sama
disebut riba. “ Secara hakekat, walaupun ( pihak bank ) menanamkan hal
itu qord ( utang piutang ) namun senyatanya bukan qord. Karena utang
piutang dimaksudkan untuk tolong menolong dan berbuat
baik.Transaksinya murni non komersial. Bentuknya adalah meminjamkan
uang dan akan diganti beberapa waktu kemudian. Bunga bank itu sendiri
adalah keuntungan dari transaksi pinjam meminjam. Oleh karena itu
yang namanya bunga bank yang diambil dari pinjam-meminjam atau
simpanan, itu adalah riba karena didapat dari penambahan ( dalam
utang piutang ). Maka keuntungan dalam pinjaman dan simpanan boleh
sama-sama disebut riba.“ ( dikutip dari buku Al Fiqh’ hal. 398, terbitan
Dar Blancia, cetakan pertama, 1424 H ).

6
Daftar Pustaka

Al-Qur’an dan Terjemahan.2000.Departemen Agama RI, Abdullah, piter.2004


Bank Indonesia. Jakarta. Penerbit Pusat Pendidikan dan Study
Kebanksentralan.

Al Fiqh’ hal.398, terbitan Dar Blancia, cetakan pertama,1424 H.

Dikutip dari ciknun. Wordprees. com dan Informasiuntukumum. Blogspot. com

Http:// dalam islam. com

Undang-Undang. No.10 thn 1998 perubahan Undang-Undang No.7 thn 1992


tentang Perbankan,dikutip dari buku Bank Indonesia.2004

Wordprees.com

www.google.co.id

7
Disusun Oleh Kelompok 6 :

1) Nanda Muharti : 18.01.02.0.061-03


2) Rismawandi Awan Dengasing : 18.01.02.0.078-03
3) Nurul Hikmah : 18.01.02.0.073-03
4) Seliawati : 18.01.02.0.084-03
5) Susmita : 18.01.02.0.091-03
6) Yuyun Sri Wahyuningsih : 18.01.02.0.101-03
7) Vetu Alamsyah :-

Anda mungkin juga menyukai