JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAPUA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya dan karunia-Nya maka dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “ KEBIJAKSANAAN EKONOMI
INTERNASIONAL “.
Pada kessempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar –besarnya
kepada dosen mata kuliah EKONOMI INTERNASIONAL yang telah memberikan
tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................1
Kata Pengantar............................................................................2
Daftar Isi......................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................4
1.2 Rmusan Masalah...................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebijaksanaan Ekonomi Internasional................5
2.2 Instrumen Kebijaksanaan Ekonomi Internasional.................5
2.3 Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional.....................6
2.4 Macam-macam restriksi dalam perdagangan Internasional. .6
2.5 Subsidi...................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................13
Daftar Pustaka.............................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kebijakan ekonomi Internasional.
2. Mengetahui instrument dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi Internasional.
3. Memahami kebijakan tarif dan non-tarif.
4. Mengetahui kebijakan ekonoi Internasional lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Segi ilmiah
Ekonomi internasional adalah bagian atau cabang ilmu ekonomi yang diterapkan pada
kegiatan ekonomi antarnegara atau antarbangsa.
Segi praktis
Secara umum dapatlah disebutkan bahwa tujuan kebijaksanaan ekonomi itu adalah
sebagai berikut:
c. Sistem tarif
1. Single – column tariffs : sistem dimana untuk masing – masing barang
hanya mempunyai satu macam tarif biasanya sifatnya autonomous tariffs
( tarif yang tingginya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa
persetujuan dengan negara lain ). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan
perjanjian dengan negara lain disebut conventional tariffs.
2. Dobel – column tariffs : sistem dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (
dua ) tariffs. Apabila kedua tarif tersebut ditetntukan sendiri dengan
undang – undang, maka namanya : “ bentuk maksimum dan minimum ”.
Dalam bentuk ini jika tarif maksimum sebagai normal duties maka tarif
minimumnya digunakan untuk barang dari negara – negara tertentu yang
mengadakan perjanjian tarif dengan negara tersebut ; tetapi apabila tarif
minimum sebagai normal duties maka tarof maksimum digunakan untuk
membalas tindakan negara lain yang membebankan tarif barang yang lebih
tinggi.
3. Triple – column tariffs : biasanya sistem ini digunakan oleh negara
penjajah. Sebenarnya sistem ini hanya perluasan dari pada dobel column
tariffs yakni dengan menambah satu macam tarif preference untuk negara
– negara bekas penjajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut
dengan nama “ preferential sistem ”.
d. Efek tarif
Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
macam efek tarif tersebut adalah :
- Efek terhadap harga ( price effect )
- Efek terhadap konsumsi ( consumption effect )
- Efek terhadap produk ( protective/import substitution effect )
- Efek terhadap redistribusi pendapatan ( redistribution effect )
Anggapan analisis ini adalah :
- Constant opportunity cost produksi,
- Tak ada tarif terhadap barang mentok.
Constant opportunity cost di sini berarti bahwa produsen luar negri mau menerima harga
yang tetap beberapa pun jumlah yang akan diminta oleh konsumen didalam negri.
Sebelum pembebanan tarif, OP merupakan harga konstan yang ditetapkan oleh produsen
diluar negri, sehingga produsen didalam negri pun harus menjual pada harga yang sama
sebagai akibat persaingan denga produsen luar negri. Produksi didalam negri adalah OQ1 dan
konsumsinya O2 Q0 sehingga Q1 Q0 adalah impornya. Terhadap impor ( Q1 Q0 ) ini kemudian
negara A membebankan tarif sebesar PPT maka efeknya adalah :
- Harga barang tersebut di dalam negri naik dari OP menjadi OPT (price effect),
- Jumlah barang yang diminta berkurang dari OQ0 Menjadi OQ2 ( consumtetion effect),
- Produksi di dalam negri naik dari OQ1 menjadi OQ3 ( protectite/ impor substitution
effects),
- Adanya pendapatan yang di terma oleh pemerintah dari tarif tersebut yaitu sebesar b c
d e ( revenue effect ),
- Adanya ekrta pendapatan yang dibayarkan oleh konsumen di dalam negri kepeda
produsan di dalam negri sebesar PPT ab ( redistribution effect ).
Adanya tarif memnyebabkan impor berkurang dari Q1 Q0 menjadi Q3Q2. Pembebanan
tarif ini tidak dapat menaikkan harga lebih tinggi daripada OPT yaitu harga keseimbangan
tanpa adanya tarif perdagangan internasional.
tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Apabila tarif hanya
dikenakan pada barang jadi maka harga barang tersebut akan naik menjadi OP2.
te = tn – ti . i
di mana :
apabila nilai bahan mentah yang diimpor merupakan 50% daripada nilai barang jadi, tarif
terhadap barang jadi itu 50% dan bahan mentah tersebut bebas daripada tarif, maka
efective rate of protectionnya adalah 100%. Tetapi apabila bahan mentah itu juga
dikenakan tarif, misalnya 50% maka efective rate of protectionya 50%
ada beberapa alasan pembebasan tarif baik yang secara ekonomis bisa di pertanggung
jawabkan, misalnya untuk mencapai kenaikan penghasilan riil maupun yang secara
ekonomis tidak bsa di pertanggung jawabkan .
2.4.2 Quota
Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang yang masuk(quota impor )
dan keluar (quota eksport).
1. Quota Impor
a) Absolute atau unilateral quota adalah quota yang besar/kecil ditentukan
sendiri atau suatu negara tanpa persetujuan negara lain.
b) Negotuated atau bila teral quota adalah besar kecilnya ditentukan
berdasarkan perjanjian antara 2 negara atau lebih.
c) Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan quota untuk sejumlah
barang tertentu barang di izinkan masuk ( impor) dengan tarif tertentu
tambahan impor masih di izinkan tetapi dikenakan tarif yang lebih
tinggi.
d) Mixin quota pembatasan pembukaan bahan mentah yang di impor
dalam proporsi tertentu dalam. Produksi barang akhir. Pembatasan ini
untuk mendorong berkembangnya industri di dalam negri.
2) Quota Ekspor
2.4 Subsidi
Subsidi yang diberikan kepada produsen akan mempunyai efek menggeser kurva
penawaran (gambar 3.1. di atas) ke kanan bawah (S). Besamya subsidi terngantung dari target
yang diinginkan. Apabila target kenaikan produksi yang diinginkan Q1Q3 (dari OQ1 menjadi
OQ3) seperti target yang ingin dicapai dengan tarif, maka besarnya subsidi haruslah
sedemikian rupa sehingga titik potong kurva penawaran yang baru dengan harga
internasional P pada e. Dalam keadaan ini besarnya impor adalah Q2Q3 ditambah Q0Q2
karena harga barang X tetap pada P. Kerugian konsumen (welfare loss) sebesar cdf tidak ada,
demikian juga efek terhadap: ekspor-impor, pembagian pen- dapatan, pendapatan pemerintah
dan efek-efek yang lain berbeda dengan tarif. tujuan pemberian subsidi itu untuk mengurangi
impor sebesar Q2Q3 seperti pada tarif, maka besarnya subsidi harus sedemikian rupa
sehingga dapat menaikkan produksi dalam negeri hear O1Q3 ditambah QoQ2.
Beberapa catatan berkenaan dengan subsidi antara lain; per-tama, apabila pemerintah
bertujuan menaikkan produksi dalam negeri atau menurunkan impor, maka dengan subsidi
lebih baik daripada dengan tarif. Konsumen dapat menikmati harga yang lebih rendah serta
tidak kehilangan surplus konsumen. Demikian juga produsen tidak menderita adanya dead
weight loss. Namun demikian subsidi biasanya dibiayai oleh pemerintah dengan kenaikan
pajak sehingga manfaat subsidi di atas tarif tidak sama dengan berkurangnya kerugian surplus
konsumen dan produsen. Kedua, subsidi secara periodik harus dianggarkan dalam anggaran
belanja, oleh karena itu manfaatnya harus ditinjau setiap tahun sejalan dengan perkembangan/
perubahan keadaan sosial ekonomi. Sedangkan tarif sangat jarang untuk ditinjau kembali dan
dapat menaikkan penerimaan pemerintah. Biasanya dalam proses penyusunan anggaran
belanja cenderung untuk mempertahankan tarif bukan untuk menghapuskannya. Untuk
alasan: kurangnya peninjauan kembali manfaat serta usaha untuk selalu mempertahankannya,
maka para ekonom cenderung menyukai subsidi daripada tarif
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik
secara nasional maupun Internasional. Kebijakan berarti mengatur. Dalam
skala global, perdagangan Internasional tidak lepas dari kebijakan yang
meliputi ekspansi pasar, baik secara ekspor maupun bagaimana kebijakan
ekonomi ketika memutuskan untuk impor. Dalam makalah ini telah
dijelaskan pengertian instrumen kebijakan dan tujuan kebijakan ekonomi
Internasional. Diantara tujuan kebijakan ekonomi Internasional itu adalah
autarki, proteksi, kesejahteraan dan keseimbangan neraca pembayaran.
Dalam makalah ini juga telah dijelaskan bagaimana kebijakan ekspor-
impor dan mengapa kebijakan tersebut perlu diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA