Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional

Pengampu: Ismi Haryati, SP.,M.Si

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Elsa Sinambela 202166040
2. Novi Andari Tehupuring 202166004
3. Ester Vania Karola Mumu 202166014
4. Hans Pabidang 202266074
5. Putri Ayu Wandira 202166072
6. Geldi Tangke Lembang 202166062
7. Herlina Lembang Maupak 202166016

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAPUA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya dan karunia-Nya maka dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “ KEBIJAKSANAAN EKONOMI
INTERNASIONAL “.

Pada kessempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar –besarnya
kepada dosen mata kuliah EKONOMI INTERNASIONAL yang telah memberikan
tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari, bahwa bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................1
Kata Pengantar............................................................................2
Daftar Isi......................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................4
1.2 Rmusan Masalah...................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebijaksanaan Ekonomi Internasional................5
2.2 Instrumen Kebijaksanaan Ekonomi Internasional.................5
2.3 Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional.....................6
2.4 Macam-macam restriksi dalam perdagangan Internasional. .6
2.5 Subsidi...................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................13
Daftar Pustaka.............................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap aktivitas Ekonomi, baik secara nasional maupun global, pasti tidak lepas dari
suatu kebijakan. Kebijakan atau policy merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi
garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu kebijakan untuk mengatur kegiatan
perekonomian tersebut. Tanpa sebuah kebijakan, roda perekonomian akan berjalan dengan
tidak terarut atau justru akan sewenang-wenang.
Penyusunan ini dilatar belakangi oleh pentingnya suatu kebijakan itu sendiri. Oleh
karena itu, dalam penyusunan makalah ini akan dijelaskan mengenai kebijakan ekonomi
Internasional secara lebih luas, instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi Internasional,
juga kebijakan yang berkenan dengan ekspor-impor dan tarif serta kebijakan perdagangan
lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian dari kebijakan ekonomi Internasional?
2) Apa saja instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi Internasional?
3) Apa itu kebijakan tarif dan non terif?
4) Apa saja kebijakan ekonomi Internasional lainnya?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kebijakan ekonomi Internasional.
2. Mengetahui instrument dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi Internasional.
3. Memahami kebijakan tarif dan non-tarif.
4. Mengetahui kebijakan ekonoi Internasional lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijaksanaan Ekonomi Internasional

Dalam arti luas kebijaksanaan ekonomi internasional adalah tindakan / kebijaksanaan


ekonomi pemerintah, yang secara langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk
daripada perdagangan dan pembayaran internasional.
Sedangkan definisi yang lebih sempit kebijaksanaan ekonomi internasional adalah
tindakan/kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan
dan pembayaran internasional.

Dikutip dari buku Internasioanl Economics:Global Markets and Internasional


Competition (2011) karya Henry Thompson, ekonomi internasional adalah suatu hal yang
menggambarkan dan memprediksi produksi, perdagangan, dan investasi di seluruh negara.
Menurut Oxley Summary, pengertian ekonomi internasional bisa dilihat dari dua segi,
yaitu ilmiah dan praktis.

 Segi ilmiah

Ekonomi internasional adalah bagian atau cabang ilmu ekonomi yang diterapkan pada
kegiatan ekonomi antarnegara atau antarbangsa.

 Segi praktis

Ekonomi Internasional meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antarbangsa,


negara, maupun antarperseorangan dari negara yang satu dengan lainnya.

2.2 Instrumen Kebijaksanaan Ekonomi Internasional

Instrumen ini meliputi:


a) Kebijaksanaan perdagangan internasional,
b) Kebijaksanaan pembayaran internasional dan
c) Kebijaksanaan bantuan luar negri.

Kebijaksanaan perdagangan internasional mencakup tindakan pemerintah terhadap


rekening yang sedang berjalan(current account) daripada neraca pembayaran
internasional,khususnya tentang ekspor dan impor barang/jasa.Jenis kebijaksanaan ini
misalnya tarif terhadap impor,bilateral trade agreement,state trading,dan sebagainya.

Kebijaksanaan pembayaran internasional meliputi tindakan/keijaksanaan pemerintah


terhadap rekening modal(capital account)dalam rencana pembayaran internasional yang
berupa pengawasan terhadap pembayaran internasional.Hal ini dapat dilakukan misalnya
dengan pengawasan terhadap lalu lintas devisa(exchange control),atau
pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.

Kebijaksanaan bantuan luar negeri adalah tindakan/kebijaksanaan pemerintah yang


berhubungan dengan bantuan(grants),pinjaman(loans),bantuan yang bertujuan untuk
membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
2.3 Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional

Secara umum dapatlah disebutkan bahwa tujuan kebijaksanaan ekonomi itu adalah
sebagai berikut:

a) Autarki.Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan


internasional.Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi,politik,atau militer.
b) Kesejahteraan(welfare).Tujuan ini bertentangan dengan tujuan untuk autarki di
atas.Dengan mengadakan perdagangan internasional suatu negara akan
memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi.Oleh karena itu untuk
mendorong adanya perdagangan internasional maka halangan-halangan dalam
perdagangan internasional(tarif,quota,dan sebagainya)dihilangkan atau paling
tidak dikurangi.Hal ini berarti harus ada perdagangan bebas.
c) Proteksi. Tujuan ini untuk melindungi industri dalam negari dari persaingan
barang import. Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan tatif, quota dan
sebagainya.
d) Keseimbangan neraca pembayaran. Apakah suatu negara itu mempunyai
kelebihan cadangan valuta asing maka kebijaksanaan pemerintah untuk
mengadakan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak
menimbulkan problem dalam neraca pembayaran internasionalnya.
Kebijaksanaan ini umumnya berbentuk pengawasan devisa (exchange
control). Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi lalu lintas
barang tetapi juga modal.
e) Pembangunan ekonomi. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat
mengambil kebijaksaan seperti misalnya:
- Perlindungan terhadap industri dalam negeri (infant industries) –
mengurangi impor barang konsumsi yang nonessensial dan mendorong
impor barang-barang yang essensial.
- Mendorong ekspor dan sebagainya.

Kesemuanya ini untuk mengarahkan perkembangan perdagangan internasional


guna menunjang pembangunan ekonomi dalam negeri.

2.4 Macam – macam Restriksi dalam perdagangan Internasional


2.4.1 Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang – barang yang
melewati batas suatu negara.
a. Golongan Tarif
1) Bea Ekspor ( expor duties ) adalah pajak yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju ke negara lain. Jadi pajak untuk barang – barang
yang keluar dari custom area suatu negara yang memungut pajak. Custom
area adalah daerah dimana barang – barang bebas bergerak dengan tidak di
kenai bea pabean. Batas custom area ini biasanya sama dengan batas
negara suatu wilayah, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan,
misalnya adanya custom union merupakan custom area yang daerahnya
meliputi lebih dari suatu wilayah negara.
2) Bea Transito ( transit duties ) adalah pajak yang dikenakan terhadap
barang – barang yang melalui wilayah suatu negara dengan ketentuan
bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah negara lain.
3) Bea Impor ( impor duties ) adalah pajak yang dikenakan terhadap barang –
barang yang masuk dalam custom area suatu negara dengan ketentuan
bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.

b. Tarif menurut jenisnya


1. Ad valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
persentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2. Psepcivic Duties, yakni bea pabea yang tingginya dinyatakan tiap ukuran
fisik dari pada barang.
3. Psepsivic Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara psepsivic dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu
dikenakan 10% tarif ad valorem ditambah 20.000 untuk setiap unit.

c. Sistem tarif
1. Single – column tariffs : sistem dimana untuk masing – masing barang
hanya mempunyai satu macam tarif biasanya sifatnya autonomous tariffs
( tarif yang tingginya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa
persetujuan dengan negara lain ). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan
perjanjian dengan negara lain disebut conventional tariffs.
2. Dobel – column tariffs : sistem dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (
dua ) tariffs. Apabila kedua tarif tersebut ditetntukan sendiri dengan
undang – undang, maka namanya : “ bentuk maksimum dan minimum ”.
Dalam bentuk ini jika tarif maksimum sebagai normal duties maka tarif
minimumnya digunakan untuk barang dari negara – negara tertentu yang
mengadakan perjanjian tarif dengan negara tersebut ; tetapi apabila tarif
minimum sebagai normal duties maka tarof maksimum digunakan untuk
membalas tindakan negara lain yang membebankan tarif barang yang lebih
tinggi.
3. Triple – column tariffs : biasanya sistem ini digunakan oleh negara
penjajah. Sebenarnya sistem ini hanya perluasan dari pada dobel column
tariffs yakni dengan menambah satu macam tarif preference untuk negara
– negara bekas penjajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut
dengan nama “ preferential sistem ”.
d. Efek tarif
Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
macam efek tarif tersebut adalah :
- Efek terhadap harga ( price effect )
- Efek terhadap konsumsi ( consumption effect )
- Efek terhadap produk ( protective/import substitution effect )
- Efek terhadap redistribusi pendapatan ( redistribution effect )
Anggapan analisis ini adalah :
- Constant opportunity cost produksi,
- Tak ada tarif terhadap barang mentok.

Constant opportunity cost di sini berarti bahwa produsen luar negri mau menerima harga
yang tetap beberapa pun jumlah yang akan diminta oleh konsumen didalam negri.

Sebelum pembebanan tarif, OP merupakan harga konstan yang ditetapkan oleh produsen
diluar negri, sehingga produsen didalam negri pun harus menjual pada harga yang sama
sebagai akibat persaingan denga produsen luar negri. Produksi didalam negri adalah OQ1 dan
konsumsinya O2 Q0 sehingga Q1 Q0 adalah impornya. Terhadap impor ( Q1 Q0 ) ini kemudian
negara A membebankan tarif sebesar PPT maka efeknya adalah :

- Harga barang tersebut di dalam negri naik dari OP menjadi OPT (price effect),
- Jumlah barang yang diminta berkurang dari OQ0 Menjadi OQ2 ( consumtetion effect),
- Produksi di dalam negri naik dari OQ1 menjadi OQ3 ( protectite/ impor substitution
effects),
- Adanya pendapatan yang di terma oleh pemerintah dari tarif tersebut yaitu sebesar b c
d e ( revenue effect ),
- Adanya ekrta pendapatan yang dibayarkan oleh konsumen di dalam negri kepeda
produsan di dalam negri sebesar PPT ab ( redistribution effect ).
Adanya tarif memnyebabkan impor berkurang dari Q1 Q0 menjadi Q3Q2. Pembebanan
tarif ini tidak dapat menaikkan harga lebih tinggi daripada OPT yaitu harga keseimbangan
tanpa adanya tarif perdagangan internasional.

e.effective rate of protection

tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Apabila tarif hanya
dikenakan pada barang jadi maka harga barang tersebut akan naik menjadi OP2.

Effective rate of protection ini didapatlah diformulaskan sebagai berikut

te = tn – ti . i

di mana :

te = efective rate of protection

tn = tarif terhadap barang jadi ( nominal rate)

ti = tarif tehadap bahan mentah

i = proporsi daipada nilai bahan mentah terhadap nilai barang jadi.

v = nilai tambah dalam proses produksi

apabila nilai bahan mentah yang diimpor merupakan 50% daripada nilai barang jadi, tarif
terhadap barang jadi itu 50% dan bahan mentah tersebut bebas daripada tarif, maka
efective rate of protectionnya adalah 100%. Tetapi apabila bahan mentah itu juga
dikenakan tarif, misalnya 50% maka efective rate of protectionya 50%

f. alasan pembebanan tarif

ada beberapa alasan pembebasan tarif baik yang secara ekonomis bisa di pertanggung
jawabkan, misalnya untuk mencapai kenaikan penghasilan riil maupun yang secara
ekonomis tidak bsa di pertanggung jawabkan .

1. yang secara ekonomis dapat di pertanggung jawabkan.


a. Memperbaiki dasar tukar ( terms of rade ).
Suatu negara dapat mempegaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan
impornya melalui pembebanan tarif.
b. Infant-industry.
Industri- industri yang sedang tumbuh perlu mendapat perlindungan
terhadap persaingan industri- industri luar negri yang lebih besar dan
maju. pada umumnya industri industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya
belum tinggi serta belum dapat menikmati adanya economies of scale.
Oleh karena itu pembebanan tarif terhadap baranfg dari luar negri dapat
memberi perlindungan terhadap industri dalam negri yang sedang tumbuh
ini
c. Diversifikasi
Alasan ini sangat erat dengan alasan infan industri di atas, tetapi lebih
dititikberatkan pada negara yang hanya menhasilankan satu atau beberapa
macam barang saja. Negara semacam ini mengalami kesulitan apabila
harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia goncang.
d. Employment
Pembebanan tarif akan mengakibatkan turunya impor dan menaikan
produksi dalam negri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan
kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tarif dapat digunakan untuk
memperluas kesempatan kerja
e. Anti dumping
Dumping berarti menjual barang di luar negri jauh lebih murah daripada di
dalam negri.ini tidak berarti bahwa harga yang murah tersebut dibawa
harga pokok.
2. Yang secara ekonomis tidak dapat di pertaggungnjawabkan :
a. to keepn monay at home
alasan ini mengemukakan bahwa apabila penduduk suatu negara itu
membeli barang dari luar negri maka negara tersebut memperleh barang
dan negara lain memperoleh uang.
b.the low-wage
negara yang tingkat upahnya tinggi tidak dapat mengadakan hubungan
dengan negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung resiko
akan turunnya tingkat upah . turunya tingkat upah berarti pula turunya
standar hidup.
c. home market
alasan inin menyatakan bahwa produsen dalam negri mempunyai hak
terhadap pasar dalam negri. Tarif akan menyebabkan turunya atau
hilangnya impor dan digantikan dengan produksi dalam negri.

2.4.2 Quota

Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang yang masuk(quota impor )
dan keluar (quota eksport).

1. Quota Impor
a) Absolute atau unilateral quota adalah quota yang besar/kecil ditentukan
sendiri atau suatu negara tanpa persetujuan negara lain.
b) Negotuated atau bila teral quota adalah besar kecilnya ditentukan
berdasarkan perjanjian antara 2 negara atau lebih.
c) Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan quota untuk sejumlah
barang tertentu barang di izinkan masuk ( impor) dengan tarif tertentu
tambahan impor masih di izinkan tetapi dikenakan tarif yang lebih
tinggi.
d) Mixin quota pembatasan pembukaan bahan mentah yang di impor
dalam proporsi tertentu dalam. Produksi barang akhir. Pembatasan ini
untuk mendorong berkembangnya industri di dalam negri.

1) Efek Quota Impor


Pembatasan barang yang di impor akan menyebabkan berkurangnya barang
impor tersebut di pasar dalam negri sedangkan permintaan relatif tetap.
keadaan ini akan mengakibatkan harga barang impor tersebut d pasar dalam
negri lebih tinggi daripada pasar dunia sehingga akan menimbulka monopoly
profist.

2) Quota Ekspor

Pembatasan jumlah ekspor bertujuan sebagai :

- untuk mencegah barang yang penting jatuh berada di tangan musuh.


- untuk menjamin tersedianya barang di dalam megri dalam proporsi yang
cukup.
- untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna
mencapai stabilitas harga
- Quota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang
merupakan barang perdagangan penting dan dibawah suatu pengawasan
badan internasional (misalnya kopi dan timah).

2.4 Subsidi

Subsidi yang diberikan kepada produsen akan mempunyai efek menggeser kurva
penawaran (gambar 3.1. di atas) ke kanan bawah (S). Besamya subsidi terngantung dari target
yang diinginkan. Apabila target kenaikan produksi yang diinginkan Q1Q3 (dari OQ1 menjadi
OQ3) seperti target yang ingin dicapai dengan tarif, maka besarnya subsidi haruslah
sedemikian rupa sehingga titik potong kurva penawaran yang baru dengan harga
internasional P pada e. Dalam keadaan ini besarnya impor adalah Q2Q3 ditambah Q0Q2
karena harga barang X tetap pada P. Kerugian konsumen (welfare loss) sebesar cdf tidak ada,
demikian juga efek terhadap: ekspor-impor, pembagian pen- dapatan, pendapatan pemerintah
dan efek-efek yang lain berbeda dengan tarif. tujuan pemberian subsidi itu untuk mengurangi
impor sebesar Q2Q3 seperti pada tarif, maka besarnya subsidi harus sedemikian rupa
sehingga dapat menaikkan produksi dalam negeri hear O1Q3 ditambah QoQ2.

Beberapa catatan berkenaan dengan subsidi antara lain; per-tama, apabila pemerintah
bertujuan menaikkan produksi dalam negeri atau menurunkan impor, maka dengan subsidi
lebih baik daripada dengan tarif. Konsumen dapat menikmati harga yang lebih rendah serta
tidak kehilangan surplus konsumen. Demikian juga produsen tidak menderita adanya dead
weight loss. Namun demikian subsidi biasanya dibiayai oleh pemerintah dengan kenaikan
pajak sehingga manfaat subsidi di atas tarif tidak sama dengan berkurangnya kerugian surplus
konsumen dan produsen. Kedua, subsidi secara periodik harus dianggarkan dalam anggaran
belanja, oleh karena itu manfaatnya harus ditinjau setiap tahun sejalan dengan perkembangan/
perubahan keadaan sosial ekonomi. Sedangkan tarif sangat jarang untuk ditinjau kembali dan
dapat menaikkan penerimaan pemerintah. Biasanya dalam proses penyusunan anggaran
belanja cenderung untuk mempertahankan tarif bukan untuk menghapuskannya. Untuk
alasan: kurangnya peninjauan kembali manfaat serta usaha untuk selalu mempertahankannya,
maka para ekonom cenderung menyukai subsidi daripada tarif
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KESIMPULAN
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik
secara nasional maupun Internasional. Kebijakan berarti mengatur. Dalam
skala global, perdagangan Internasional tidak lepas dari kebijakan yang
meliputi ekspansi pasar, baik secara ekspor maupun bagaimana kebijakan
ekonomi ketika memutuskan untuk impor. Dalam makalah ini telah
dijelaskan pengertian instrumen kebijakan dan tujuan kebijakan ekonomi
Internasional. Diantara tujuan kebijakan ekonomi Internasional itu adalah
autarki, proteksi, kesejahteraan dan keseimbangan neraca pembayaran.
Dalam makalah ini juga telah dijelaskan bagaimana kebijakan ekspor-
impor dan mengapa kebijakan tersebut perlu diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA

NOPIRIN,Ph.D.1999.” EKONOMI INTERNASIONAL” edisi


3,Yogyakarta:Universitas Gajah Madha.

Anda mungkin juga menyukai