Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS (NILAI TUKAR RUPIAH)


TERHADAP CADANGAN DEVISA INDONESIA PERIODE TAHUN
2010-2019

Disusun oleh:

Nursyaabani Humairah

10090220029

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaruh Ekspor, Impor dan Kurs
(Nilai Tukar Rupiah) Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Periode Tahun 2010-
2019” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
pada mata kuliah Ekonometrika. Tidak lupa selaku penulis, saya mengucapkan
terima kasih kepada bapak Meidy Haviz, SE., M.Si. selaku dosen mata kuliah
Ekonometrika yang telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat menambah
pengetahuan dan wawasan dalam bidang studi ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu hingga
dapat disusunnya makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Manokwari, 31 Mei 2022

Penulis,

NURSYAABANI HUMAIRAH

i
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh ekspor, impor dan kurs (nilai
tukar rupiah) terhadap cadangan devisa Indonesia periode tahun 2010-2019. Variabel
dependen dalam penelitian ini yaitu cadangan devisa, dan yang menjadi variabel
independen dalam artikel ini yaitu ekspor, impor dan kurs. Penelitian ini menggunakan
jenis data sekunder dengan bentuk data time series yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Indonesia. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolineritas, uji determinasi (R2), uji t dan uji F)
dengan menggunakan aplikasi E-Views 10 sebagai alat analisis.
Kata Kunci: Ekspor, Impor, Kurs, Cadangan Devisa

ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of exports, imports and the exchange rate (the rupiah
exchange rate) on Indonesia's foreign exchange reserves for the period 2010-2019. The
dependent variable in this study is foreign exchange reserves, and the independent
variables in this article are exports, imports and the exchange rate. This study uses
secondary data in the form of time series data obtained from the Central Statistics Agency
(BPS) Indonesia. The data analysis used in this study includes the classical assumption test
(normality test, multicollinearity test, determination test (R2), t test and F test) using the
E-Views 10 application as an analytical tool.
Keywords: Exports, Imports, Exchange Rates, Foreign Exchange Reserves

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


ABSTRAK ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
2.1 Landasan Teori...................................................................................................... 3
2.1.2 Ekspor ............................................................................................................ 3
2.1.3 Impor.............................................................................................................. 4
2.1.4 Kurs (Nilai Tukar Rupiah) .............................................................................. 4
2.2 Kerangka Konseptual ............................................................................................ 4
2.3 Hipotesis ............................................................................................................... 5
BAB III .......................................................................................................................... 6
3.1 Populasi dan Sampel ............................................................................................. 6
3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 6
3.3 Teknik Pengolahan Data........................................................................................ 6
3.4 Teknik Analisis Data ............................................................................................. 6
BAB IV ........................................................................................................................ 10
4.1 Hasil Analisis Data.............................................................................................. 10
4.1.1 Regresi Linier Berganda ............................................................................... 10
4.1.2 Uji Asumsi Klasik......................................................................................... 11
4.1.3 Uji Kelayakan ............................................................................................... 14
4.2 Pembahasan ........................................................................................................ 15
BAB V ......................................................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 17
5.2 Saran ................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi, hampir seluruh negara melakukan interaksi dengan negara-negara
lain. Hal ini tentu saja dapat memberikan manfaat bagi negara yang menjalin kerjasama
dengan negara lain. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat baik berupa barang dan jasa yang
tidak dapat dipenuhi oleh suatu negara dapat diatasi dengan mengadakan adanya kegiatan
perdagangan internasional.
Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang tentu saja masih banyak
melakukan pembangunan di segala bidang untuk mewujudkan masyarakat yang adill dan
makmur. Untuk melakukan pembangunan tersebut dibutuhkan pendanaan yang cukup
besar, pendanaan yang dimaksud tersebut diperoleh dari cadangan devisa negara. Cadangan
devisa negara dapat diperoleh dari kegiatan perdagangan internasional. Perdagangan
internasional yang dimaksud yaitu berupa kegiatan ekspor dan impor. Kenaikan cadangan
devisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain akta ekspor impor dan nilai tukar (Amir
: 2004, Agustina & Reny : 2014). Apabila suatu negara tidak mampu memenuhi
kebutuhannya, maka negara tersebut akan melakukan kegiatan impor untuk memenuhi
kebutuhannya dan negara yang memasok barang tertentu atas negara lain yang
membutuhkan akan cenderung melakukan kegiatan ekspor.
Keterkaitan antara ekspor dengan cadangan devisa ialah suatu negara akan
memperoleh devisa atau valuta asing saat melakukan kegiatan ekspor. Maka ketika terjadi
penurunan tingkat ekspor akan diikuti dengan penurunan cadangan devisa yang ada.
Sebaliknya, apabila ekspor meningkat maka akan berdampak pula pada peningkatan
cadangan devisa. Kenaikan ekspor suatu negara akan terjadi apabila kualitas dari barang
ekspor mengalami kenaikan dan permintaan akan barang tersebut.
Menurut Hani, Z Maria dkk (2017) keterkaitan antara impor dengan cadangan devisa
ialah saat melakukan kegiatan impor ketersediaan devisa sangat penting karena
dibutuhkan devisa dengan jumlah besar guna kepentingan transaksi. Semakin tinggi
impor maka akan semakin berkurang cadangan devisa yang dimiliki suatu negara. Ini
berarti bahwa impor memiliki hubungan yang negatif dengan cadangan devisa.
Keterkaitan antara nilai tukar dengan cadangan devisa ialah negara mampu
melakukan transaksi ekonomi dan keuangan internasional ketika devisa atau valuta
asing yang dimiliki semakin banyak. Dalam hal itu nilai mata uang pun semakin
kuat. Menguatnya nilai tukar mata uang dalam negara akan memperlihatkan kuatnya
perekonomian negara tersebut. Penelitian ini menggunakan nilai tukar rupiah terhadap
Dollar AS, karena selama ini Dollar AS merupakan mata uang internasional yang konstan
atau stabil di dunia.
Menurut Negara S (2019) Jika negara menginginkan transaksi internasional dapat
berjalan dengan stabil maka cadangan devisa yang dimiliki harus dipelihara. Menjaga nilai
tukar adalah tujuan pengelolaan devisa karena jika cadangan devisa semakin berkurang
para spekulator akan berspekulasi terhadap rupiah. Mempertahankan stabilitas nilai tukar
berguna untuk pemenuhan kebutuhan akan likuiditas.

1
Data Ekspor, Impor, Kurs dan Cadangan Devisa Indonesia Tahun 2010-2019

Tahun Cadangan Devisa Ekspor Impor Kurs


2010 96.207,00 157.779,10 135.663,30 8.991,00
2011 110.123,00 203.496,60 177.435,70 9.068,00
2012 112.781,00 190.020,30 191.691,00 9.670,00
2013 99.387,00 182.551,80 186.628,70 12.189,00
2014 111.862,00 175.980,00 178.178,80 12.440,00
2015 105.931,00 150.366,30 142.694,50 13.795,00
2016 116.362,00 145.134,00 135.652,80 13.436,00
2017 130.196,38 168.828,20 156.985,50 13.548,00
2018 120.654,27 180.012,70 188.711,30 14.481,00

Sumber BPS, 2022 (Data Diolah)


1.2 Rumusan Masalah
Apakah ekspor, impor dan nilai tukar rupiah (kurs) mempengaruhi cadangan
devisa Indonesia?.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh ekspor, impor dan nilai tukar rupiah terhadap cadangan devisa
Indonesia. Peneliti mengharapkan bahwa hasil yang diperoleh dapat memberikan
saran yang baik secara teoritis maupun praktis.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini yaitu dapat menjadi sarana bagi
penulis untuk melatih pengembangan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan
kemampuan untuk dapat menuliskan dalam bentuk karya ilmiah, serta dapat menjadi
referensi dan bahan pertimbangan dalam penyusunan penelitian bagi pengembangan
ilmu terkait topik penelitian yang sama dengan penelitian ini.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Cadangan Devisa
Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri pemerintah
dan bank devisa yang harus dipelihara untuk keperluan transaksi internasional.
Pengelolaan dan pemeliharaan cadangan devisa didasarkan pada prinsip untuk
memperoleh pendapatan yang maksimal. Dalam pengelolaan cadangan devisa,
Bank Indonesia dapat melakukan beragam transaksi devisa dan menerima
pinjaman (Benny,2013).
Cadangan devisa (Foreign Exchange Reserves) merupakan simpanan oleh
bank sentral dan otoritas moneter (Bank Indonesia, Departemen Keuangan,
Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan). Simpanan ini merupakan
asset/aktiva bank sentral yang tersimpan dalam beberapa cadangan mata uang yang
berbeda seperti mata uang dollar, euro, yen, dan digunakan untuk mendukung
kewajiban misalnya mata uang lokal yang diterbitkan dan berbagai cadangan bank
yang disimpan pada bank sentral, oleh pemerintah atau Lembaga keuangan.
Cadangan devisa tidak hanya disimpan dalam bentuk mata uang asing melainkan
dalam bentuk surat-surat berharga ataupun logam mulia.
Cadangan devisa merupakan bagian dari tabungan nasional sehingga
pertumbuhan dan besar kecilnya cadangan devisa merupakan sinyal bagi global
financial markets mengenai kredibilitas kebijakan moneter dan creditworthiness
suatu negara. Besar kecilnya akumulasi cadangan devisa suatu negara biasanya
ditentukan oleh kegiatan perdagangan (ekspor dan impor) serta arus modal negara
tersebut. Sementara itu, kecukupan cadangan devisa ditentukan oleh besarnya
kebutuhan impor dan sistem nilai tukar yang digunakan. Dalam sistem nilai tukar
yang mengembang bebas, fungsi cadangan devisa adalah untuk menjaga stabilitas
moneter hanya terbatas pada tindakan untuk mengurangi fluktuasi nilai tukar yang
terlalu tajam. Oleh karena itu, cadangan devisa yang dibutuhkan tidak perlu sebesar
cadangan devisa yang dibutuhkan apabila negara tersebut mengadopsi nilai tukar
tetap.
2.1.2 Ekspor
Menurut Statistik Perdagangan Indonesia, ekspor adalah perdagangan
dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah Pabean Indonesia
dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Daerah pabean yang dimaksud adalah
wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara
dialasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Eksklusif dan Landas Kontinen
yang didalamnya berlaku Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang kepabean.
Selain itu, menurut Sutedi Adrian (2014) ekspor merupakan kegiatan
perdagangan antar negara yaitu menjual barang dalam negeri ke luar negeri.
Tidak hanya barang, terdapat juga asuransi dan jasa-jasa yang terdapat dikegiatan
ekspor.
Secara fisik, ekspor dapat diartikan pengiriminam dan penjualan barang-
barang buatan dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan
menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan. Dengan
demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan
mengekspor barang dan jasa pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan

3
peningkatan dalam pendapatan nasional atau sama dengan meningkatnya cadangan
devisa negara.

2.1.3 Impor
Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara
ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor
umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke
dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan
dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting
dari perdagangan internasional. Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang yang tidak dapat
dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi
kebutuhan rakyat (Ratnasari, 2012).

2.1.4 Kurs (Nilai Tukar Rupiah)


Nilai tukar (kurs) merupakan suatu harga satuan mata uang dalam
satuan mata uang lain yang dipergunakan untuk alat pembayaran dalam
perdagangan internasional. Nilai tukar ditentukan dalam pasar valuta asing. Pasar
valuta asing merupakan tempat perdagangan berbagai mata uang yang berbeda
(Fauji, D.A.S. 2016). Nilai tukar menentukan daya beli paling tidak untuk barang
yang diperdagangkan dari satu nilai mata uang terhadap nilai mata uang lainnya.
Perubahan nilai tukar berpengaruh nyata terhadap harga barang yang
diperdagangkan. Apresiasi nilai tukar dalam suatu negara akan menurunkan harga
barang ekspornya dan menaikkan harga barang impor bagi partner dagang mereka.
2.2 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat
dibuat kerangka konseptual sebagai berikut :

Ekspor (X1)

Impor (X2)

Cadangan Devisa (Y)


Kurs (X3)

Ekspor (X1), Impor


(X2) dan Kurs (X3)

4
2.3 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat
dibuat hipotesis sebagai berikut :

• H01 : Ekspor tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia


• Hα1 : Ekspor berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia
• H02 : Impor tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia
• Hα2 : Impor berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia
• H03 : Kurs tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia
• Hα3 : Kurs berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia
• H04 : Ekspor, Impor dan Kurs tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa
Indonesia
• Hα4 : Ekspor, Impor dan Kurs berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia

5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah data time series dari tahun
2010-2019 yang berjumlah sebanyak 10. Penelitian ini menggunakan metode sampling
jenuh, sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari populasi.
Berdasarkan metode sampel jenuh, didapatkan jumlah sampel sebanyak 10 yang diperoleh
dari jumlah data time series selama tahun 2010-2019.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan cara observasi dan metode dokumentasi. Dari data yang dikumpulkan akan
dikelompokkan berdasarkan tahun. Sehingga bentuk data berupa tabulasi yang
menggunakan data time series dalam kurun waktu selama sepuluh tahun (2010 – 2019)
dengan menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang berisi mengenai
cadangan devisa, ekspor, impor serta kurs atau nilai tukar rupiah di Indonesia.
3.3 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data kuantitatif. Untuk pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan bantuan program Eviews versi 10.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan teknik analisis regresi berganda yang dikenal juga dengan analisis Ordinary
Least Square (OLS).
A. Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Regression)
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan menggunakan
metode OLS (Ordinary Least Square) dan bantuan aplikasi E-views 10 untuk menganalisis
data. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen yang dalam penelitian ini dijelaskan melalui variabel ekspor,
impor dan kurs terhadap variabel dependen yaitu cadangan devisa Indonesia. Dari
penjelasan tersebut dapat dirumuskan model sebagai berikut:
𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝑒
Keterangan :
Y : cadangan devisa
𝛼 : konstanta
𝑋1 : ekspor
𝑋2 : impor
𝑋3 : kurs
𝛽1𝛽2𝛽3 : koefisien regresi
𝑒 : error

6
B. Uji Asumsi Klasik
Pengujian terhadap asumsi klasik bertujuan untuk menghasilkan estimasi yang BLUE (Best
Linier Unbiased Estimator) yaitu penaksiran yang linear, tidak bias dan mempunyai varian
yang minimum (Gujarati, 2015 : 92). Uji ini meliputi uji multikolineritas, uji autokorelasi,
uji normalitas, linieritas dan uji heteroskedastisitas.

• Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas perlu dilakukan pada saat regresi linier menggunakan
lebih dari satu variabel bebas. Jika variabel bebas hanya satu, maka tidak
mungkin terjadi multikolinearitas. Uji Multikolinearitas yang bertujuan
untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2016:110). Hasil uji
multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel kolom Centered VIF. Nilai VIF
variabel tidak lebih besar dari 10 atau 5 (banyak buku yang menyaratkan
tidak lebih dari 10, tapi ada juga yang menyaratkan tidak lebih dari 5) maka
dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas tersebut.
Berdasarkan syarat asumsi klasik regresi linier dengan OLS, maka model
regresi linier yang baik adalah yang terbebas dari adanya multikolinieritas.
Dengan demikian, model di atas telah terbebas dari adanya
multikolinieritas.
• Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dengan demikian,
uji autokorelasi hanya dapat dilakukan pada data time series (runtut
waktu), sebab yang dimaksud dengan autokorelasi adalah sebuah nilai
pada sampel atau observasi tertentu yang sangat dipengaruhi oleh nilai
observasi sebelumnya. Nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha
0,05 (5%) sehingga, berdasarkan uji hipotesis, H0 diterima yang artinya
tidak terjadi autokorelasi. Sebaliknya, apabila nilai Prob. F hitung lebih
kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi.
• Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi panel
variabel-variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji
normalitas menggunakan program eviews normalitas sebuah data dapat
diketahui dengan membandingkan nilai Jarque-Bera (JB) dan nilai Chi-
Square tabel. Pengujian terhadap residual terdistribusi normal atau tidak
dapat menggunakan Jarque-Bera Test. Keputusan terdistribusi normal
tidaknya residual secara sederhana dengan membandingkan nilai
Probabilitas JB (Jarque-Bera) hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%).
Apabila Prob. JB hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa residual terdistribusi normal dan sebaliknya, apabila nilainya lebih
kecil maka tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa residual
terdistribusi normal.
• Linieritas

7
Linieritas merupakan asumsi awal yang seharusnya ada dalam model
regresi linier. Uji linieritas dapat dengan mudah dilakukan pada regresi
linier sederhana, yaitu membuat scatter diagram dari variabel bebas dan
terikatnya. Apabila scatter diagram menunjukkan bentuk garis lurus maka
dapat dikatakan bahwa asumsi linieritas terpenuhi. Untuk regresi linier
berganda, pengujian terhadap linieritas dapat menggunakan Ramsey Reset
Test. Apabila nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%)
maka model regresi memenuhi asumsi linieritas dan sebaliknya, apabila
nilai Prob. F hitung lebih kecil dari 0,05 maka dapat model tidak
memenuhi asumsi linieritas. Nilai Prob. F hitung dapat dilihat pada baris
F-statistic kolom Probability.
• Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas biasanya terjadi pada data cross section, di mana
data panel lebih dekat ke ciri data cross section dibandingkan time series.
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Keputusan terjadi atau
tidaknya heteroskedastisitas pada model regresi linier adalah dengan
melihat Nilai Prob. F-statistic (F hitung). Apabila nilai Prob. F hitung lebih
besar dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka H0 diterima yang artinya tidak
terjadi heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai Prob. F hitung lebih
kecil dari dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka H0 ditolak yang artinya terjadi
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
C. Uji Kelayakan
Secara statistik, ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Uji
F, nilai Uji t dan koefisien determinasi (R²).

• Uji F (Uji Keterandalan Model)


Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan yang bertujuan
untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh variabel bebas secara bersama-
sama terhadap variabel terikat . Apabila nilai prob. F hitung lebih kecil dari
tingkat kesalahan/error (alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat
dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi layak, sedangkan apabila nilai
prob. F hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak.
• Uji t (Uji Koefisien Regresi)

Uji t merupakan pengujian hubungan regresi secara parsial yang bertujuan


untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh variabel bebas secara individu
terhadap variabel terikat, dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.
Apabila nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada Prob.) lebih kecil dari tingkat

8
kesalahan (alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa
variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya, sedangkan
apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikatnya.

• Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan besarnya presentasi pengaruh variabel


independen (X) terhadap variabel dependen (Z). untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel (X) terhadap (Z) maka nilai koefisien (R) dikuadratkan (R2
). Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Dinamakan koefisien
determinasi karena R2 x 100% daripada variasi yang terjadi dalam variabel tak
bebas Y dapat dijelaskan oleh variabel bebas X dengan adanya regresi linier Y
atas X[2]. Besarnya harga koefisien determinasi adalah berkisar 0 < R2 < 1.
Artinya jika R2 mendekati 1 maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat adalah besar. Berarti model yang digunakan baik
untuk menjelaskan pengaruh variabel tersebut. Nilai koefisien determinasi
dapat diukur oleh nilai R-Square atau Adjusted R-Square.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis Data
4.1.1 Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 06/04/22 Time: 16:13
Sample: 2010 2019
Included observations: 10

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3494.493 63588.27 -0.054955 0.9580


X1 0.612163 0.536368 1.141312 0.2972
X2 -0.316302 0.390979 -0.809000 0.4494
X3 5.258141 2.405337 2.186031 0.0715

R-squared 0.488120 Mean dependent var 113268.7


Adjusted R-squared 0.232180 S.D. dependent var 11322.02
S.E. of regression 9920.953 Akaike info criterion 21.53186
Sum squared resid 5.91E+08 Schwarz criterion 21.65289
Log likelihood -103.6593 Hannan-Quinn criter. 21.39909
F-statistic 1.907167 Durbin-Watson stat 2.420066
Prob(F-statistic) 0.229580

Berdasarkan hasil pengujian di atas, maka dapat dihasilkan persamaan regresi


sebagai berikut :
Y = -3494.493 + 0.612163X1 - 0.316302X2 + 5.258141X3 + e
Dimana :
a : Konstanta
Y : Cadangan Devisa
X1 : Ekspor
X2 : Impor
X3 : Kurs (Nilai tukar rupiah terhadap Dollar US)
e : Error
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konstanta yang bernilai negatif sebesar -3494.493, hal ini menunjukkan bahwa
apabila variabel independen (Ekspor, Impor dan Kurs) tidak mengalami perubahan
atau konstan, maka variabel dependen (Cadangan Devisa) memiliki nilai sebesar -
3494.493.
b. Nilai koefisien regresi ekspor sebesar 0.612163, hal ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan satu nilai pada variabel ekspor akan menyebabkan penurunan sebesar
0.612163 terhadap cadangan devisa.

10
c. Nilai koefisien regresi impor bernilai negatif sebesar -0.316302, hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu nilai pada variabel impor akan
menyebabkan penurunan sebesar 0.316302 terhadap cadangan devisa. Hasil
penelitian variabel regresi yang negative memiliki arti bahwa terjadi hubungan
negatif antara kedua variabel (antara Impor dan Cadangan Devisa).
d. Nilai koefisien regresi kurs sebesar 5.258141, hal ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan satu nilai pada variabel kurs akan menyebabkan penurunan sebesar
5.258141 terhadap cadangan devisa.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik


A. Multikolinieritas

Variance Inflation Factors


Date: 06/04/22 Time: 16:14
Sample: 2010 2019
Included observations: 10

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 4.04E+09 410.8158 NA
X1 0.287690 875.1422 8.559907
X2 0.152864 437.0097 6.781748
X3 5.785647 89.51592 2.425777

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas diatas, dapat diketahui bahwa nilai VIF pada
variabel Ekspor (X1) sebesar 8.559, pada variabel Impor (X2) sebesar 6.781 dan pada
variabel Kurs (X3) sebesar 2.425. Ketiga variabel tersebut memiliki nilai VIF yang tidak
lebih besar dari 10, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas terhadap
ketiga variabel tersebut.
Menurut syarat asumsi klasik regresi linier dengan OLS, maka model regresi linier
yang baik adalah yang terbebas dari adanya multikolinieritas. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa model regresi linier diatas memiliki kategori baik karena terbebas dari adanya
multikolinieritas.
B. Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.321748 Prob. F(2,4) 0.7420


Obs*R-squared 1.385802 Prob. Chi-Square(2) 0.5001

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 06/04/22 Time: 16:14
Sample: 2010 2019
Included observations: 10
Presample missing value lagged residuals set to zero.

11
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -15063.45 77143.34 -0.195266 0.8547


X1 0.115748 0.629644 0.183831 0.8631
X2 -0.069169 0.488320 -0.141646 0.8942
X3 0.530631 2.815216 0.188487 0.8597
RESID(-1) -0.327625 0.640800 -0.511275 0.6361
RESID(-2) 0.185555 0.678096 0.273641 0.7979

R-squared 0.138580 Mean dependent var -3.64E-12


Adjusted R-squared -0.938194 S.D. dependent var 8100.424
S.E. of regression 11277.33 Akaike info criterion 21.78269
Sum squared resid 5.09E+08 Schwarz criterion 21.96424
Log likelihood -102.9134 Hannan-Quinn criter. 21.58353
F-statistic 0.128699 Durbin-Watson stat 1.983859
Prob(F-statistic) 0.977455

Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas, dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
F hitung sebesar 0.7420. Nilai probabilitas F hitung lebih besar dari tingkat  0.05 (5%),
ini berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi. Sebaliknya, apabila nilai probabilitas F hitung
lebih kecil dari tingkat  0.05 (5%) maka dapat dikatakan terjadi autokorelasi.
Pemenuhan asumsi klasik model regresi linier telah dilakukan apabila dalam model
regresi linier tidak mengandung autokorelasi.
C. Uji Normalitas
5
Series: Residuals
Sample 2010 2019
4 Observations 10

Mean -3.64e-12
3 Median -1337.678
Maximum 9879.633
Minimum -13930.44
2
Std. Dev. 8100.424
Skewness -0.253975
1
Kurtosis 2.074846

Jarque-Bera 0.464135
0 Probability 0.792893
-10000 0 10000

Keputusan terdistribusi normal tidaknya residual secara sederhana dapat dilihat


dengan membandingkan nilai Probabilitas Jarque-Bera (Prob. JB) hitung dengan tingkat 
0,05 (5%). Nilai Prob. JB hitung yang lebih besar dari 0,05 dikatakan memiliki residual
terdistribusi normal dan sebaliknya apabila nilai Prob. JB hitung yang lebih kecil dari 0,05
maka tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa residual terdistribusi normal.

12
Pada hasil uji normalitas diatas, diperoleh nilai Prob. JB hitung sebesar 0,7928 >
0,05 (lebih besar dari 0,05), yang berarti dapat disimpulkan bahwa memiliki residual
terdistribusi normal yang artinya asumsi klasik tentang kenormalan telah dipenuhi.
D. Linieritas
Ramsey RESET Test
Equation: UNTITLED
Specification: Y C X1 X2 X3
Omitted Variables: Squares of fitted values

Value df Probability
t-statistic 0.661864 5 0.5373
F-statistic 0.438064 (1, 5) 0.5373
Likelihood ratio 0.839852 1 0.3594

F-test summary:
Mean
Sum of Sq. df Squares
Test SSR 47571988 1 47571988
Restricted SSR 5.91E+08 6 98425312
Unrestricted SSR 5.43E+08 5 1.09E+08

LR test summary:
Value
Restricted LogL -103.6593
Unrestricted LogL -103.2394

Unrestricted Test Equation:


Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 06/04/22 Time: 16:15
Sample: 2010 2019
Included observations: 10

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 453446.1 693607.9 0.653750 0.5421


X1 -4.194028 7.283421 -0.575832 0.5897
X2 2.176608 3.788821 0.574482 0.5905
X3 -36.18672 62.66934 -0.577423 0.5887
FITTED^2 3.57E-05 5.40E-05 0.661864 0.5373

R-squared 0.529355 Mean dependent var 113268.7


Adjusted R-squared 0.152839 S.D. dependent var 11322.02
S.E. of regression 10420.94 Akaike info criterion 21.64787
Sum squared resid 5.43E+08 Schwarz criterion 21.79917
Log likelihood -103.2394 Hannan-Quinn criter. 21.48191
F-statistic 1.405928 Durbin-Watson stat 2.696487
Prob(F-statistic) 0.353066

Nilai Prob. F hitung yang lebih besar dari tingkat alpha () 0,05 (5%) dikatakan
memiliki model regresi yang memenuhi asumsi linieritas dan sebaliknya, apabila nilai
Prob. F hitung lebih kecil dari tingkat alpha 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model
regresi yang dimiliki tidak memenuhi asumsi linieritas. Dapat dilihat dari tabel diatas, Nilai
Prob. F hitung yang berada pada baris F-statistic kolom porbability, memiliki nilai sebesaer

13
0.5373 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi telah
memenuhi asumsi linieritas.
E. Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 0.392903 Prob. F(3,6) 0.7629


Obs*R-squared 1.641952 Prob. Chi-Square(3) 0.6499
Scaled explained SS 0.317672 Prob. Chi-Square(3) 0.9567

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 06/04/22 Time: 16:15
Sample: 2010 2019
Included observations: 10

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 86475747 4.63E+08 0.186708 0.8580


X1 -2349.037 3906.763 -0.601275 0.5697
X2 2413.564 2847.788 0.847522 0.4292
X3 -2025.734 17519.86 -0.115625 0.9117

R-squared 0.164195 Mean dependent var 59055187


Adjusted R-squared -0.253707 S.D. dependent var 64537171
S.E. of regression 72261666 Akaike info criterion 39.31866
Sum squared resid 3.13E+16 Schwarz criterion 39.43969
Log likelihood -192.5933 Hannan-Quinn criter. 39.18589
F-statistic 0.392903 Durbin-Watson stat 3.154360
Prob(F-statistic) 0.762906

Keputusan terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas pada model regresi linier dapat
dilihat dari Nilai Prob. F-statistic (F hitung). Nilai Prob. F hitung yang lebih besar dari
tingkat  0,05 (5%) maka H0 diterima, yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas,
sebaliknya apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil dari tingkat  0,05 (5%), maka H0 ditolak
yang artinya terjadi heteroskedastisitas.
Pada hasil uji diatas dapat dilihat bahwa nilai Prob. F hitung sebesar 0.7629 yang
bernilai lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%), hal ini berarti bahwa, berdasarkan uji
hipotesis H0 diterima, yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.1.3 Uji Kelayakan
A. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji Signifikan Simultan atau yang lebih dikenal dengan Uji F merupakan tahapan
awal dalam mengidentifikasi kelayakan model regresi yang diestimasi. Nilai Prob. F hitung
yang lebih kecil dari tingkat kesalahan (error)  0,05 (yang telah ditentukan), maka model
regresi tersebut dikatakan layak diestimasi, sebaliknya bila nilai Prob. F hitung lebih besar
dari tingkat kesalahan (0,05), maka model regresi tersebut dikatakan tidak layak diestimasi.
Dilihat dari hasil uji F diatas, nilai Prob. F hitung yang diperoleh yaitu sebesar
0.229580 lebih besar dari tingkat signifikasi (0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa model

14
regresi yang diestimasi tidak layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh ekspor (X1),
impor (X2), dan kurs (X3) terhadap cadangan devisa (Y)
B. Uji Koefisien Regresi (Uji t)
a. Berdasarkan hasil pengujian diatas, dapat diketahui bahwa nilai probabilitas t
hitung dari variabel bebas Ekspor (X1) sebesar 0.2972 yang lebih besar dari nilai
alpha (0,05), sehingga H01 diterima dan Hα1 ditolak, ini berarti variabel bebas
Ekspor (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Cadangan Devisa (Y).
b. Berdasarkan hasil pengujian diatas, dapat diketahui bahwa nilai probabilitas t
hitung dari variabel bebas Impor (X2) sebesar 0.4494 yang lebih besar dari nilai
alpha (0,05), sehingga H02 diterima dan Hα2 ditolak, ini berarti bahwa variabel
bebas Impor (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Cadangan Devisa
(Y).
c. Dari hasil pengujian diatas, dapat diketaui bahwa nilai probabilitas t hitung dari
variabel bebas Kurs (X3) sebesar 0.0715 yang lebih besar dari nilai alpha (0,05),
sehingga H03 diterima dan Hα3 ditolak, ini berarti bahwa variabel bebas Kurs (X3)
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Cadangan Devisa (Y).
C. Koefisien Determinasi
Nilai R Square pada hasil uji diatas yaitu sebesar 0.4881, hal ini menunjukkan
bahwa proporsi pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap variabel Y sebesar 48.81%.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Ekspor, Impor dan Kurs memiliki proporsi pengaruh
terhadap Cadangan Devisa sebesar 48.81%, sedangkan sisanya (100% - 48.81% = 51.19%)
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam model regresi.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis/kelayakan, uji t menunjukkan bahwa
variabel Ekspor (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Cadangan Devisa (Y).
Dikatakan begitu karena nilai probabilitas t hitung Ekspor yaitu bernilai sebesar 0.2972
yang bernilai lebih besar dari nilai alpha (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H01
diterima dan Hα1 ditolak, yang berarti variabel bebas Ekspor (X1) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel Cadangan Devisa (Y).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis/kelayakan, uji t menunjukkan bahwa
variabel Impor (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Cadangan Devisa (Y).
Dikatakan begitu karena nilai probabilitas t hitung Impor yaitu bernilai sebesar 0.4494 yang
bernilai lebih besar dari nilai alpha (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H02 diterima
dan Hα2 ditolak, yang berarti bahwa variabel bebas Impor (X2) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel Cadangan Devisa (Y).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis/kelayakan, uji t menunjukkan bahwa
variabel Kurs (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Cadangan Devisa (Y).
Dikatakan begitu karena nilai probabilitas t hitung Kurs yaitu bernilai sebesar 0.0715 yang
bernilai lebih besar dari nilai alpha (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H03 diterima
dan Hα3 ditolak, yang berarti bahwa variabel bebas Kurs (X3) tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel Cadangan Devisa (Y).
Berdasarkan hasil uji F, nilai Prob. F hitung yang diperoleh yaitu sebesar 0.229580
lebih besar dari tingkat signifikasi (0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi

15
yang diestimasi tidak layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh Ekspor (X1), Impor
(X2), dan Kurs (X3) terhadap Cadangan Devisa (Y).

16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis/kelayakan, uji t menunjukkan bahwa
variabel Ekspor (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Cadangan
Devisa (Y). Dikatakan begitu karena nilai probabilitas t hitung Ekspor yaitu
bernilai sebesar 0.2972 yang bernilai lebih besar dari nilai alpha (0,05), sehingga
dapat disimpulkan bahwa H01 diterima dan Hα1 ditolak, yang berarti variabel bebas
Ekspor (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Cadangan Devisa (Y).

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis/kelayakan, uji t menunjukkan bahwa


variabel Impor (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Cadangan Devisa (Y).
Dikatakan begitu karena nilai probabilitas t hitung Impor yaitu bernilai sebesar
0.4494 yang bernilai lebih besar dari nilai alpha (0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa H02 diterima dan Hα2 ditolak, yang berarti bahwa variabel
bebas Impor (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Cadangan Devisa
(Y).

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis/kelayakan, uji t menunjukkan bahwa


variabel Kurs (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Cadangan
Devisa (Y). Dikatakan begitu karena nilai probabilitas t hitung Kurs yaitu bernilai
sebesar 0.0715 yang bernilai lebih besar dari nilai alpha (0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa H03 diterima dan Hα3 ditolak, yang berarti bahwa variabel
bebas Kurs (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Cadangan Devisa
(Y).

2. Berdasarkan hasil uji F, nilai Prob. F hitung yang diperoleh yaitu sebesar 0.229580
lebih besar dari tingkat signifikasi (0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa model
regresi yang diestimasi tidak layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh Ekspor
(X1), Impor (X2), dan Kurs (X3) terhadap Cadangan Devisa (Y).

5.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah Indonesia harus terus meningkatkan ekspor,
impor dan kurs agar cadangan devisa dapat meningkat. Walaupun diketahui bahwa
ekspor, impor dan kurs tidak memiliki peran pengaruh yang signifikan dalam
meningkatkan cadangan devisa. Pemerintah juga hendaknya memberikan kebijakan-
kebijakan mengenai ekspor,impor dan kurs agar pelaksanaannya berjalan dengan lebih
baik. Selain itu, dilakukan himbauan kepada masyarakat agar mengurangi pemakain
produk luar negeri agar mengurangi pembiayaan impor sehingga devisa juga akan lebih
hemat. Tidak hanya itu, kurs atau nilai tukar rupiah juga hendaknya dijaga
kestabilannya. Pemerintah, bank sentral atau lembaga yang memiliki wewenang
hendaknya membuat kebijakan-kebijakan agar kurs tetap terkendali, tetap terjaga
kestabilannya agar tidak melemah. Dengan kurs yang tetap stabil atau bahkan menguat
akan membantu memperkuat dan menjaga cadangan devisa Indonesia

17
Daftar Pustaka
Jalunggono, Gentur, Yulia Tri Cahyani, and Whinarko Juliprijanto. "Pengaruh Ekspor, Impor Dan
Kurs Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Periode Tahun 2004–2018." Jurnal Ekonomi,
Bisnis, Dan Akuntansi 22.2 (2020): 171-181.
Dani, Sectionna Ceasary Restu. "Pengaruh Ekspor Impor dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap
Cadangan Devisa Indonesia Tahun 2000-2019." Ecodunamika 3.2 (2020).
Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/ diakses pada tanggal 28 Juni 2022.
Apsari, Monika, and Msi Triyono. Analisis pengaruh ekspor, impor, nilai tukar rupiah terhadap
cadangan devisa indonesia. Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2018.
Juniantara, I. Putu Kusuma, and M. Sri Budhi. "Pengaruh Ekspor, Impor Dan Kurs Terhadap
Cadangan Devisa Nasional Periode 1999-2010." E-Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana 1.1 (2012): 32-38.
Agustina, Agustina. "Pengaruh ekspor, impor, nilai tukar rupiah, dan tingkat inflasi terhadap
cadangan devisa indonesia." Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil 4.2 (2014): 61-70.
Pujirahayu, Aan. Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Nilai Tukar, Dan Inflasi Terhadap Cadangan
Devisa Indonesia Tahun 1994-2018. Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2021.
Dananjaya, I. Putu Agung Baskara, AA Ketut Jayawarsa, and AA Sri Purnami. "Pengaruh Ekspor,
Impor, Kurs Nilai Tukar Rupian, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia
Periode 1999-2018." Warmadewa Economic Development Journal (WEDJ) 2.2 (2019): 64-
71.

18

Anda mungkin juga menyukai