Anda di halaman 1dari 121

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semua manusia membutuhkan makanan demi kelangsungan hidupnya. Tetapi


seiring

dengan perkembangan yang ada, makanan beralih fungsi yaitu sebagai salah satu
kesenangan

atau kenikmatan dalam kehidupan manusia. Mencari makanan yang enak,


mencicipinya, dan

merasakan kegembiraan dengan melihat orang yang memakan masakan yang


dibuatnya

merupakan satu unsur yang penting dalam menikmati hidup. Makanan juga
mengandung nilai

seni, baik dalam teknik memasak maupun cara penyajiannya sehingga terlihat
menggugah dan

memberikan kesenangan terhadap konsumen.

Menurut survey dari The Nielsen Company menyatakan bahwa 44% dari orang

Indonesia suka makan di luar rumah atau di restoran. Kegiatan ini semata-mata
dilakukan

bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, melainkan lebih kepada
sosialisasi.

Frekuensi makan di luar rumah mencerminkan budaya lokal, kata Direktur


Eksekutif dan

Periset Konsumen The Nielsen Company.

Selain itu dalam riset juga disebutkan bahwa orang Indonesia banyak makan di luar

rumah pada hari kerja (Senin hingga Kamis), meski presentase terbanyak tetap
jatuh pada hari 2

Sabtu. Hasil survey juga menunjukkan, masyarakat Indonesia paling sering makan
di restoran
untuk makan malam. Hari favorit untuk keluar makan adalah Sabtu. Mayoritas
orang keluar

makan bersama keluarga, teman, dan pasangan mereka.

Sementara itu, peringkat pertama jenis makanan yang disukai adalah makanan
lokal.

Peringkat kedua adalah makanan China dan makanan Jepang menduduki peringkat
ketiga

selanjutnya disusul oleh makanan Italia, Korea, Thailand, dan beberapa makanan
khas negara

lainnya.

Suasana interior di dalam restoran juga sangat mempengaruhi tingkat pengunjung

yang datang. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan pola pikir
manusia.

Mereka datang ke restoran juga ingin mencari sensasi dan pengalaman yang baik.
Dalam hal

ini interior restoran berperan sangat penting dalam mengatur suasana ruang,
mendesain ruang,

dan memberikan sensasi serta pengalaman yang baik bagi pengunjung.

Kota Bandung kini telah menjelma menjadi salah satu wisata kota terpopuler di

Indonesia. Kota yang dikenal sebagai Paris van Java ini berhasil menarik para
wisatawan

domestik dan mancanegara untuk menikmati ragam wisata belanja dan kuliner.
Perpaduan

unik gedung tua, factory outlet, restoran, wisata alam, dan akses yang mudah
menjadikan

Bandung sebagai tempat yang ideal untuk liburan. Potensi-potensi inilah yang
membuat

industri pariwisata, wisata kuliner, dan fashion di Bandung berkembang pesat


dibandingkan

dengan daerah-daerah lain di sekitarnya.

Akhir-akhir ini bisnis restoran di Bandung berkembang pesat. Warga di Bandung dan
sekitarnya sangat tertarik terhadap restoran-restoran baru yang memiliki interior
yang baik.

Hal itu disebabkan oleh keinginan untuk mencari pengalaman baru dari setiap
restoran. Bukan

hanya makanannya saja tetapi dari interior ruangan yang juga berperan sangat
penting.

Suasana yang didukung oleh interior ruangan yang baik akan memberikan
kenyamanan bagi

pengunjung.

Sedangkan warga asing di Indonesia, baik dari Jepang, Amerika, Korea, dan lain

sebagainya tersebar di wilayah Jawa Barat termasuk juga di kota Bandung. Kota
Bandung

merupakan salah satu wilayah yang memiliki komunitas warga asing yang signifikan
di

samping kota Jakarta, Tangerang, dan Bogor.

Semakin baiknya hubungan bilateral antara Indonesia dengan Korea juga

membuktikan bahwa di dalam masing-masing pihak mempunyai ketertarikan untuk


menjalin

kerja sama yang lebih dalam segala bidang. Korea Selatan sedang gencar
mengadakan 3

promosi pariwisata dan kebudayaan di Indonesia. Di koran harian Kompas, 5


Oktober 2010

memuat beberapa lembar halaman tentang negara yang biasa disebut dengan
negeri ginseng

itu, terdapat iklan Indonesia-Korea week festival yang diadakan di Jakarta dari
tanggal 11-

16 Oktober 2010 membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mulai tertarik dengan


budaya

dan serba-serbi dari negeri Korea. Berikut ini kerjasama Sosial Budaya dan
Pariwisata antara

Indonesia dengan Korea menurut situs departemen luar negeri di Indonesia:


Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Persetujuan kerjasama kebudayaan

dengan ROK (Republic of Korea) yang ditandatangani pada tahun 2000. MOU di

bidang Pariwisata antara kedua negara juga telah ditandatangani tahun 2006.
Sebagai

tindak lanjut dari kerjasama bidang kebudayaan tersebut, pada tanggal 14-15 Mei

2008 di Yogyakarta diadakan The First Cultural Committee Meeting RIROK.

Keberadaan kedua kesepakatan tersebut merefleksikan komitmen kedua negara


untuk

lebih memperkuat hubungan persahabatan people to people, serta memajukan dan

mengembangkan hubungan di bidang-bidang seperti kebudayaan, seni, pendidikan

(akademis), ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan masyarakat, olah raga,


media

massa, informasi, dan kewartawanan serta pariwisata.

Sejalan dengan kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ROK maka

potensi wisatawan ROK sangat besar. Berdasarkan data dari Depbudpar, jumlah

wisatawan ROK yang berkunjung ke Indonesia dalam lima tahun terakhir mengalami

pasang surut karena relatif dipengaruhi oleh sejumlah peristiwa di dalam negeri
yang

berdampak negatif terhadap industri pariwisata termasuk bencana alam dan flu
burung.

Tahun 2007 kunjungan wisatawan Korea mencapai 327.843 orang atau berada

pada peringkat ke empat setelah Singapura, Malaysia dan Jepang

(http://www.budpar.go.id/). Untuk itu, Indonesia telah memberlakukan pemberian


visa

on arrival bagi warga negara Korea untuk memudahkan warga negara Korea

berkunjung ke Indonesia. Diharapkan Pemerintah Republik Korea juga dapat

mempertimbangkan pemberlakuan kebijakan yang sama terhadap warga negara

Indonesia.

Sejalan dengan semakin meningkatnya investasi dan bisnis ROK di Indonesia,


maka kehadiran orang Korea di Indonesia juga meningkat. Saat ini diperkirakan

35.000 orang Korea yang berdiam di Indonesia, yang merupakan komunitas asing

terbesar yang bermukim di Indonesia. Sedangkan sekitar 30.000 pekerja Indonesia

yang bekerja di Korea. Semakin meningkatnya hubungan kedua bangsa telah pula
ikut 4

mendorong semakin tingginya intensitas people to people contact antara


masyarakat

Indonesia dan Korea.

Hal ini diikuti dengan pembentukan Indonesia-Korea Friendship Association

(IKFA) di Jakarta pada awal 2007. Sebelumnya di Seoul, telah dibentuk


KoreaIndonesia

Friendship Association (KIFA). Kedua organisasi tersebut memiliki tujuan

untuk mengembangkan saling pengertian dan meningkatkan hubungan serta


kerjasama

antara masyarakat kedua negara melalui kegiatan-kegiatan sosial budaya yang


pada

gilirannya mendorong semakin eratnya hubungan kedua Negara.

Hubungan dalam bidang kuliner antara Indonesia-Korea juga semakin kuat.

berikut ini merupakan salah satu bukti dari semakin meningkatnya hubungan yang
erat

antara Indonesia-Korea dalam bidang kuliner:

Gambar 1.1Pameran kuliner masakan Korea

Sumber: KBRI Seoul

Pakar kuliner Indonesia Wiliam Wongso memamerkan kebolehannya, Wisma Duta

KBRI Seoul kembali menjadi tuan rumah olah masakan. Kali ini atas permintaan
negara tuan

rumah Republik Korea (11/4). Society for the Research of Korean Dishes, lembaga
penelitian

kuliner Korsel, meminta KBRI untuk memfasilitasi acara yang dinamakan Korean
Traditional
Dishes.

Duta Besar RI Seoul Nicholas T. Dammen dalam sambutan acara tersebut


menyatakan

apresiasi atas pemilihan Wisma Duta sebagai tempat penyelenggaraan promosi


kuliner Korea. 5

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya memperkuat hubungan bilateral


khususnya di

bidang budaya, tambah Dubes Nicholas pada sambutannya yang disampaikan


dalam bahasa

Korea.

Seperti halnya pameran kuliner Indonesia yang dilakukan William Wongso beberapa

hari sebelumnya, sekitar 50 undangan antara lain para Duta Besar ASEAN, Jepang,
Rusia,

Hungaria dan Paraguay serta tamu lainnya memadati Wisma Duta malam itu guna
mencicipi

berbagai hidangan.

Tidak kurang dari 27 orang juru masak memenuhi dapur Wisma Duta untuk
mengolah

lebih dari 13 jenis masakan tradisional Korea. Mulai dari sup kacang, sashimi ala
Korea,

daging panggang sampai es krim strawberry dan kacang merah sebagai penutup.
Semua

masakan itu langsung disajikan di meja para undangan.

Para juru masak tersebut bekerja pada berbagai restoran dan hotel di Seoul namun

tergabung dalam Society for the Research of Korean Dishes. (Sumber: KBRI Seoul)

1.2 Ide Gagasan Proyek

Konsep yang akan diambil dalam perancangan Korean Restaurant and Cooking

Course ini terinspirasi dari hanok (rumah tradisonal Korea) yang akan dirancang
secara

moderen atau memakai penerapan konsep Modern Hanok (hanok yang telah
mengalami
perubahan/diberi sentuhan moderen). Berikut ini beberapa data yang didapat
melalui

wawancara terhadap Amy (orang Korea yang membuka restoran di Bandung


mengenai

beberapa perusahaan Korea yang ada di Bandung:

PT. Samudera Industri, merupakan salah satu dari holding company PT. Hilon

Indonesia yang merupakan sebuah perusahaan PMA dari Korea dan berlokasi di 3

(tiga) Negara, meliputi : Korea, Australia, dan Indonesia (Jakarta, Tangerang,

Bandung, Surabaya, Medan, Bali, dll). Perusahaan ini sudah 40 tahun


berpengalaman

di bidang Padding, Quilting, HDP dan Bedding Goods (Kasur, Bantal, Bed Cover,

Mattress, dll.) cabang di Bandung berada di daerah Soreang.

E-NOPI, berasal dari Daekyo Co. Ltd. yang merupakan perusahaan asal Korea
yang

bergerak di bidang pendidikan. Memiliki visi untuk menjadi pemimpin (leader)


secara

global dalam hal pelayanan pendidikan dan berbagi kebahagiaan bersama sama
untuk

membangun masyarakat yang sehat. Cabang di bandung berada di daerah


mekarwangi

Bandung Korea Community ( ), merupakan komunitas orang-orang

Bandung yang ingin mengenal tentang budaya ataupun serba-serbi Korea, terletak
di jl.

Naripan. Komunitas ini mempunyai anggota kurang lebih sekitar 450 orang.6

Ide gagasan perancang dalam merancang Korean Restaurant and Cooking Course

ini adalah:

1. Dengan memakai konsep Modern Hanok perancang mempunyai pertimbangan

supaya para tamu yang datang dapat merasakan suasana yang moderen tetapi

masih bernuansa Korea, terlebih bagi orang Korea itu sendiri yang rindu dengan
suasana di kampung mereka.

2. Melalui data di atas dapat disimpulkan bahwa orang Korea sudah mulai melirik

kota Bandung sebagai tempat mereka berbisnis. Peminat serba-serbi Korea di

Bandung juga semakin bertambah tetapi fasilitas yang tersedia masih belum

mencukupi. Oleh karena itu perancang ingin membuat fasilitas ini untuk mewadahi

permintaan konsumen yang cukup banyak yang disebabkan oleh beberapa hal

seperti yang sudah dijelaskan di atas.

3. Fasilitas ruang serba guna juga disediakan untuk acara pernikahan, ulang tahun,

seminar dan lain sebagainya

4. Terdapat ruang VIP yang dibuat terpisah dengan ruang makan biasa.

5. Sedangkan program cooking course dirancang sebagai fasilitas pendukung bagi

warga Bandung dan wilayah sekitarnya yang ingin menambah wawasan mengenai

masakan Korea pada khususnya.

6. Di bagian gedung cooking course tidak hanya tempat kursus saja, tetapi juga

tersedia perpustakaan kecil dan perpustakaan bahan makanan sehingga mereka

yang mengikuti kursus memasak dapat menambah wawasan dan teknik memasak

masakan Korea secara maksimal.

Site denah yang dipakai adalah Bandung Spa & Health Club yang terletak di daerah

Cigadung, Dago Bandung-Jawa Barat. Pertimbangan yang diambil dalam pemilihan


lokasi

Korean Restaurant and Cooking Course adalah sebagai berikut:

Dari segi tempat, di Dago, karena Dago merupakan salah satu k awasan strategis

wisata di Bandung, dekat dengan banyak fasilitas umum, serta merupakan area

komersil dimana banyak tempat untuk berwisata kuliner. Akses yang tersedia
mudah

dijangkau oleh wisatawan domestik dari luar kota Bandung maupun wisatawan

mancanegara.
Dari segi penghawaan, karena terletak di dataran tinggi maka udaranya pun
menjadi

sejuk dan menjadi sesuai dengan konsep Modern Hanok itu sendiri.7

1.3 Identifikasi Masalah

Bagaimana penerapan tema dan konsep Modern Hanok yang sesuai pada
desain

Korean Restaurant and Cooking Course?

Apa saja fasilitas di dalam sana yang tersedia untuk mendukung kinerja
pengguna?

Bagaimana program ruang pada desain interior ruang yang ada sehingga tercipta

kenyamanan, efisiensi, dan fungsional bagi pengguna serta sesuai dengan tema
dan

konsep Modern Hanok?

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:

Menerapkan tema dan konsep Modern Hanok yang sesuai dan fungsional

sehingga membuat pengguna merasa nyaman.

Perancangan fasilitas apa saja yang tersedia untuk mendukung kinerja


pengguna.

Perancangan program ruang yang efisien dan fungsional untuk mendukung


kinerja

pengguna di dalamnya.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan pengantar Tugas Akhir ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

Pada Bab I, perancang menjabarkan mengenai latar belakang masalah, ide


gagasan

proyek, identifikasi masalah, tujuan perancangan, dan sistematika perancangan.

Pada Bab II, perancang akan menjabarkan tentang deskripsi umum restoran,

standar dapur pada restoran, tradisi Korea yang dikhususkan pada berbagai jenis
masakan Korea, sejarah perkembangan arsitektur Korea dan rumah tradisional

Korea (hanok).

Pada Bab III, perancang akan menjabarkan tentang deskripsi perancangan


interior

pada Korean Restaurant and Cooking Course, site analysis, dan building

analysis

Pada Bab IV, perancang akan menjelaskan tentang keputusan desain, penerapan

konsep, dan gambar kerja

Pada Bab V, perancang akan mencantumkan tulisan berupa simpulan dan saran

yang diambil selama proses Tugas Akhir dilaksanakan hingga selesainya laporan

pengantar Tugas Akhir ini dan hasil karya perancangan.

9. Jaksal Chicken Milik Kim Hyun Joong

KapanLagi.com - Di tempat makan yang terletak di Ilsan ini, pengunjung bisa memesan menu makanan

yang berbahan dasar ayam. Tidak hanya fans, pengunjung lainnya sering datang karena kenikmatan

makan di Jaksal Chicken.


Kakak Kim Hyun Joong yang

siap melayani kalian di Jaksal Chicken @allkpop.com

Meski kesempatan untuk bertemu langsung dengan Kim Hyun Joongkecil, kalian masih bisa bertemu

dengan sang kakak loh. Tidak perlu kecewa, kakak sang idol tersebut tak kalah ganteng dari adiknya.

Fans Kim Hyun Joong pastinya mendapat servis yang special nih. Pasalnya sebuah cake ulang

tahun KHJ yang dibuat fans boleh loh dipajang di sana.


Cake buatan fans Kim Hyun

Joong yang dipajang di tengah restoran @allkpop.com

Kim Hyun Joong sendiri sedang melakukan persiapan untuk konser tur dunianya. Konser bertajuk 2014

Kim Hyun Joong World Tour: Fantasy itu akan dimulai di Seoul 28 Juni besok.

(all/jje)
Rekomendasi Restoran Halal di Korea Selatan

Berada di luar negeri yang mayoritas penduduknya bukan muslim tentu akan sedikit susah menemukan label
halal pada setiap makanan atau restaurant yang ada di sana. Seperti di Korea yang mayoritas beragama
bukan muslim bahkan atheisme, menemukan makanan halal cukup susah.

Ada satu daerah yang khusus banyak menyediakan makanan halal yaiti Itaewon. Jika Anda berada di daerah
tersebut atau tidak jauh dari situ mungkin cukup mudah mendapatkan makanan halal. Tapi bagaimana jika
Anda berada di lokasi yang jauh dari Itaewon, akan sangat merepotkan setiap makan harus menuju ke
Itaewon.

Berikut ini beberapa rekomendasi restaurant halal yang dapat Anda temukan di beberapa daerah.

1. Area Itaewon

Bagi orang muslim di Korea, nama Itaewon cukup dikenal dengan baik. Di daerah tersebut menyediakan
berbagai makanan halal seperti makanan khas Indonesia, kebab, nasi bryani, dan makanan khas India dan
sebagainya. Berbagai restaurant waralaba terkenal di dunia terdapat di daerah itu seperti Mr. Kebab, Pasha,
Starbucks, Dunkin Donut.
Untuk restauran halalnya sendiri Anda bisa mencoba Foreign Food Mart yang menyediakan bahan-bahan
masakan dari luar negeri juga makanan halal untuk muslim, Little India Seoul merupakan restoran India dan
menu halal yang disediakan cukup beragam seperti nasi bryani, kari ayam, ayam vindaloo, ayam masala,
ayam tandoori dan sebagainya. Selain restauran di atas juga ada Salam, Agra (Restoran India), Pulhayanggi
(Restoran Korea), yang juga terkenal dengan makanan halalnya.

2. Area Gangnam, Seoul

Gangnam Seoul merupakan distrik terkenal dai Korea yang menjadi pusat keramaian saat konser musik,
festival tradisional Korea dan sebagainya. Restauran halal juga terdapat beberapa yang dapat Anda coba.
Seperti Dal (Restoran India) yang berlokasi di Sinsa-dong menyediakan menu makanan India seperti Kari
ayam, keju, ayam, ging domba keju.
Jika ingin mencoba makanan Korea namun halal pergilah ke restoran Baengnyeonok di Soecho3-dog dan
Cheagundam di Daechi-dong. Kedua restoran tersebut menjual makanan Korea seperti Dubu jeongol,
Bimbimbap, Jayeonsik, sundudu baekban, menu sayuran organik tradisional Korea, seafood dan sebagainya.

3. Myeong-Dong/Jongno, Seoul

Area ini cukup sering didatangi wisatawan mancanegara sehingga banyak restoran asing yang berlokasi di
sini. Di sini Anda juga bisa menemukan beberapa restoran halal yang wajib Anda coba menunya. Asia adalah
restorant makanan khas Uzbekistan yang terletak di Jangchung-dong 2-ga dengan menu kebanyakan daging
domba. Ada juga Balwoo Gongyang untuk makanan Korea, letaknya di Gyeonji-dong. Restoran ini hanya untuk
orang orang vegetarian dengan banyak menu variasi dari sayuran.

Selain tiga area di atas, juga masih ada daerah seperti Gyeonggi-Do atau Incheon, Gangwon-Do dan Busan.
Ketiga kota tersebut juga merupakan kota penting di Korea terkenal dengan keindahan pemandangan, dan
wisata kuliner yang menjanjikan serta banyak restorant halal terdapat di daerah tersebut.
Diwawancara KOMPAS TV untuk Acara Ide Bisnis
refaldofanther January 11, 2014 Diwawancara KOMPAS TV untuk Acara Ide Bisnis2014-01-
11T16:40:42+00:00 Enterpreneurship No Comment

Hari Kamis tanggal 9 Januari 2013, saya Refaldo Fanther berkesempatan diwawancara untuk
acara Ide Bisnis KOMPAS TV. Ini bukan kali pertama saya masuk TV, sudah beberapa kali
saya dan Daebak Fan Cafe diliput oleh beberapa acara stasiun TV beberapa diantaranya
adalah Penjuru Kota KOMPAS TV, Break Lunch NET 12 NET TV, Weekendlist NET TV, dan
DEPOK TV. Liputan sebelumnya fokus membahas secara mendetail tentang keunikan dan
keramaian Daebak Fan Cafe sebagai Restoran Korea Pertama di Indonesia dengan Konsep
Fan Cafe (The First Korean Fan Cafe in Indonesia). Namun, kali ini liputan Ide Bisnis lebih
menonjolkan dari segi inspirasi ide bisnis dan perjalanan bisnis saya selama ini sebelum
akhirnya bisa mulai membesarkan Daebak Fan Cafe.
Saat sesi wawancara Ide Bisnis Kompas TV, ada beberapa poin penting yang ditanyakan.
Pertama adalah terkait pengalaman bisnis saya, kedua adalah darimana ide ini berasal,
bagaimana bisa merealisasikan sebuah ide bisnis, apa saja yang harus siapkan untuk bisa
punya bisnis kuliner. Empat poin tersebut saat sesi wawancara Ide Bisnis Kompas TV akan
saya jelaskan secara lengkap (lebih lengkap), silahkan lanjut membaca.

Sejak pertama kali saya kuliah memang sudah bermimpi untuk menjadi seorang
entrepreneur atau pengusaha setelah lulus kuliah. Oleh karena itu, saya terus mendekatkan
diri dengan berbagai acara maupun kegiatan yang berhubungan dengan dunia
entrepreneurship. Selain itu saat masa kuliah, saya pernah mencoba bisnis kecil-kecilan
untuk merasakan sensasi dan mendapatkan pengalaman berbisnis. Kebetulan saya asli
Cirebon, saat zaman kuliah saya coba bawa batik dari Cirebon untuk dijual kepada teman-
teman kuliah dan orang tua teman. Sampai pernah saya bawa masuk tumpukan batik ke
dalam kelas hehe, anak-anak Teknik Mesin UI 2008 pasti tahu banget. Karena bermodalkan
badan sendiri, akhirnya lama-lama ga kuat juga apalagi ditambah ketemu semester neraka
di Teknik Mesin UI, bisnis batiknya bubar deh hehe. Selain itu pernah juga coba-coba ternak
lele (apalagi nih teknik mesin, ternak lele hehehe), kan udah dibilang namanya juga coba-
coba. Lagi-lagi rugi bandar, bangkrut di musim pertama dan fokus menyelesaikan kuliah
agar bisa tepat waktu (alhamdulilah terwujud tepat waktu).

Ide Daebak Fan Cafe ini sebenarnya sudah ada dari sekitar 3 tahun yang lalu. Saat itu
Daebak dipikiran dan dicatatan-catatan kecil saya, Daebak masih bernama Soul of Seoul.
lebih dari 2 tahun mengendap dipikiran, akhirnya saat semester 7 masa kuliah saya
putuskan harus membentuk tim agar bisa merealisasikan Daebak sesaat setelah lulus
kuliah. Selanjutnya, pencarian pun dimulai untuk mencari orang yang bisa membantu saya
dalam hal mengurus keuangan, produk (makanan korea), desain, dan human resources.
Believe it or not, orang pertama yang menjadi tim Daebak saya dapatkan dari social media
(facebook dan twitter). Saya punya requirement tertentu yang saya tanyakan kepada
teman-teman lewat facebook dan twitter. Alhamdulilah ketemu, orang pertama adalah
Afrizal Juansyah Teknik Industri UI. Setelah itu kita berdua buat survey untuk mengetahui
permintaan pasar terhadap dunia kuliner korea (riset). Dalam masa riset market ini, eh
malah ketemu 2 orang penggila kuliner korea Wiranti Sitoresmi dan Asiah Syahidah yang
keduanya ternyata anak Arsitektur UI. Akhirnya karena memiliki visi, mimpi, keinginan yang
sama untuk berbisnis setelah kuliah dan mempunyai restoran korea, kita berempat
membentuk tim Enjinio (artinya adalah engineer dalam bahasa korea). Setelah perjuangan
merumuskan konsep, riset pasar mendalam, pencarian investor, supplier, selama sebelas
bulan akhirnya Daebak Fan Cafe bisa Grand Opening pada tanggal 23 Februari 2013.
Merealisasikan sebuah ide bisnis itu bukan hal yang mudah, tapi bisa diperjuangkan. Bahkan
untuk ide bisnis yang menang berbagai lomba pun, belum tentu bisa terealisasi dan
konsisten. Ide Bisnis akan tetap menjadi ide tanpa sebuah perencanaan dan visi yang jelas.
Sebuah rencana bisnis pun tanpa persistensi akan kandas ditengah jalan. Jadi alangka jauh
lebih baik ketika kita punya ide bisnis, kita tahu tujuan visi bisnis ini apa, goalsnya
bagaimana, dan mau sejauh mana. Karena ketika kita punya tujuan yang jelas, usaha kita
pun akan jelas pula. Selanjutnya bentuk sebuah tim kecil yang solid, yang mau berjuang
dalam kondisi apapun, yang memiliki visi yang sama, dan punya kapabilitas yang sesuai
dengan keinginan kita. Selanjutnya buat perencanaan, dan mulai realisasikan step by step
dan karena kita sudah memiliki tim yang punya spesifikasi yang jelas kita bisa bagi tugas
dalam merealisasikan rencana yang kita sudah sepakati sebelumnya. Jika kita sudah yakin
bahwa ide bisnis kita menjual dan terkonfirmasi dengan riset pasar yang kita lakukan, maka
tinggal kita usahakan dan perjuangkan sampai terwujud. Saya dan teman-teman pernah ada
di satu titik akan bubar karena wujud Daebak Fan Cafe belum kunjung terlihat setelah lebih
dari 6 bulan kita berjuang bersama. Namun, karena keyakinan dan persistensi kita bersama
kita bisa melewati titik tersebut dan setelahnya sedikit demi sedikit perencanaan Daebak
Fan Cafe bisa terealisasi. Jangan menunggu sempurna untuk merealisasikan ide bisnis
karena hanya menghentikan langkah kita untuk memulai bisnis tersebut.

Pertanyaan terakhir adalah apa saja yang harus disiapkan untuk bisnis kuliner. Yang pasti
harus ide atau konsep yang jelas, karena persaingan dunia kuliner sangat ketat. Sebagai
bisnis restoran atau kuliner yang baru, jika kita tidak punya unique selling proposition yang
jelas, maka kita akan sulit bersaing restoran yang sudah eksis. Atau jika mau, kita bisa
membuat niche yang lebih spesifik atau membentuk market place sendiri seperti Daebak
Fan Cafe, The First Korean Fan Cafe in Indonesia. Selain konsep, menurut saya lokasi masih
sangat menentukan untuk bisnis restoran. Jadi, cari tempat yang cocok dengan area pasar
utama kita, hal tersebut membuat kita lebih mudah menggiring konsumen kita. Berikutnya
adalah marketing strategy yang kita lakukan harus sesuai dengan target market kita. Kalo
kita pasarnya anak muda mungkin social media facebook atau twitter bisa sangat efektif
untuk memperkenalkan produk kita. Namun jika mungkin pasarnya ibu rumah tangga,
menyebarkan flyer di perumahan-perumahan, mall, atau pasar masih terbilang efektif.
Intinya adalah sesuaikan strategi pemasaran dengan konsumen utama kita. Terakhir, satu
hal yang sangat penting adalah menguasai bidang makanan yang kita akan jual. Percuma
kan konsep tempat keren, lokasi strategis, tapi makanannya ga enak yang membuat
konsumen ga bakal balik lagi. Konsep itu layaknya sebuah attraction atau penarik awal,
setelah tertarik datang kembali lagi ya karena makanannya juga.
Tulisan kali ini cukup panjang juga ya hehehe, saya inget-inget lagi sepertinya lebih lengkap
dari sesi wawancara untuk Ide Bisnis Kompas TV. Terima kasih sudah membaca tulisan ini,
semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman semuanya. Mohon doanya juga ya biar Daebak
Fan Cafebisa terus eksis, terus berkembang di masa yang akan datang, dan bisa
mewujudkan cita-cita sebagai restoran korea terbesar di Indonesia. Sukses buat semuanya
ya, amin
36

Sedapnya Masakan Korea

Banyak restoran Korea di Jakarta menyajikan makanan korea yang bisa membuat OpenRicers meneteskan air
liur. Sayangnya, makanan tersebut dibanderol harga yang lumayan menguras kantong. Kenapa bisa makanan
Korea bisa dihargai sebegitu mahal? Jawabnya mudah OpenRicers, beberapa bahan baku untuk membuat
bulgogi dan kawan-kawan memang harus diimport langsung dari negeri asalnya, mengingat tidak ditemukan
bahan pengganti yang tepat di Indonesia. Lantas bagaimana jika keinginan menyantap makanan Korea sudah
tak terbendung lagi? Tenang OpenRicers, masih ada restoran Korea yang harganya 'ramah' dengan isi
dompet kamu. Dimana sajakah restoran tersebut berada, berikut ulasannya.
Ccozi & Friends
Terletak di Mall Ciputra Lt.4, resto yang membanderol harga semua menunya di bawah Rp. 35.000 per porsi ini
kerap disambangi penggemar masakan Korea. Sekalipun terbilang murah bukan berarti rasanya tak berkualitas
lho OpenRicers. Coba tengok menu-menu Korea populer seperti japchae, bulgogi, ramyun, bibimbap dan
fenomenalKorean street food, tteokbokki, tetap terasa lezat seperti yang disajikan di restoran mahal. Ccozi &
Friendstampaknya menjadi alternatif kamu yang ingin menyantap masakan Korea di saat kondisi finansial
sedang kurang baik ya! Tertarik mencoba rasa masakan Korea ala Ccozi & Friends?

Food Plus
Konsep resto ini berbeda dengan resto sebelumnya OpenRicers. Food Plus yang berada di dalam
area foodcourtSupermall Karawaci, Tangerang membuat konsep layaknya resto fast food ala western. Dan
kebanyakan menu Korea yang disajikan berupa menu-menu siap saji dan masakan ala rumahan orang Korea
seperti sup rumput laut, japchae,bulgogi, sapo tahu, sup jagung dan lainnya. Dijual dalam bentuk paket
seharga di bawah Rp. 30.000an. OpenRicers yang ingin bergaya ala artis drama Korea yang sedang makan,
agaknya cocok bersantap di Food Plus dengan menu masakan rumahan.
Han Min Jok
Di resto ini harga makanan yang disajikan sedikit lebih mahal dari dua resto sebelumnya. Namun masih cukup
terjangkau. Kisaran harga per porsi makanan di Han Min Jok antara Rp. 55.000 Rp. 150.000. Aneka macam
chigae (sup Korea), korean BBQ (kalbi, pork belly) sampai bokum (tumisan Korea) bisa kamu cicipi sepuas
hati. Seperti halnya orang Korea yang selalu menyajikan banyak side dish, Han Min Jok juga melakukan hal
yang sama. Aneka banchan disajikan cantik dengan porsi 'sopan' di piring kecil, mungkin tujuannya agar kamu
bisa mencicipi semua rasaside dish yang dihidangkan.

Bagaimana sudah tahu akan kemana melangkahkan kaki saat lapar melanda OpenRicers? Dan tak perlu lagi
terganjal tipisnya isi dompet kamu saat ingin menyantap masakan Korea bukan? Siksa hasipsiyo
OpenRicers!

Diposkan 23rd April 2013 oleh rinhasiicewemanja

Wisata Kuliner jilid 1- Resto Korea n Jepang Han Gug Gwan February 3, 2010
Posted by yudhaindrawan in Bandung, homey korean, homeykorean, korea,restoran korea bandung, tempat
baru, Tempat makan, Wisata Kuliner, Wiskul.
trackback

Bagi penggemar drama Korea tentu tidak asing lagi dengan serial Dae Jang Geum. Sebuah
drama yang mengisahkan perjalanan seorang gadis menjadi Dayang istana(tukang masak di
istana). Para penonton serial tersebut tentu sedikit banyak ada rasa penasaran ingin
mencicipi makanan yang dimasak oleh para dayang istana. Nah, bagi kalian yang ingin
sekali mencoba masakan Korea, tidak ada salahnya bagi kalian untuk mengunjungi restoran
Korea dan Jepang: Han Guk gwan.
Restoran ini terletak di dekat jalan sukajadi Bandung. Kalau dari ITB, kita bisa naik angkot
Caheum ledeng yang ke arah ledeng. Terus bilang aja sama supirnya tuk turun di restoran
Korea. Pokoknya restoran ini terletak sebelum restoran Jepang-Tomodachi. Kesan pertama
yang kita dapat mungkin adalah harga. Yups, harga menu-menu di restoran ini benar-benar
mahallll. Bukan tipe-tipe restoran mahasiswa. Seingat saya, harga menunya berkisar antara
Rp. 60.000 sampai Rp. 150.000 per porsi. Sekali lagi per-porsi saudara-saudara ku.

Eitss. jangan kaget dulu. Sebenarnya boleh dibilang harga tersebut cukup sebanding lho dengan apa yang kita

dapatkan.

Nah, apa aja sih kelebihan-kelebihan restoran ini sehingga harga makanan perporsinya cukup wah?

Pertama: layaknya restoran Minang, pada saat kita tiba pramusaji akan menyediakan belasan piring dengan

hidangan yang berbeda-beda di meja kita. Bedanya dengan restoran Minang, hidangan-hidangan tersebut gratis

alias tidak bayar. Kita boleh menghabiskan semua hidangan2 tersebut. Mungkin hidangan2 itu adalah appetizer

atau hidangan selamat datang.

Kedua: kita akan disuguhi minuman berupa teh Korea. Rasa, aroma, dan warna tehnya benar-benar berbeda

dengan teh sari wangi atau teh hijau biasa. Ada sedikit rasa-rasa kacang kedelai di teh tersebut. Yang lebih heboh,

kita boleh refill sesuka kita.

Ketiga: menu hidangan utama itu sendiri. Satu porsi makanan mungkin cukup untuk dinikmati dua orang atau lebih.

Karena memang ukuran satu porsi itu benar-benar banyak. Sebagai contoh, satu porsi ayam ginseng itu terdiri dari

satu ekor ayam seutuhnya seluruhnya (minus kepala, cakar, bulu, ma komponen ga penting lainnya), ginseng, nasi

ketan, dan satu bowl gede kuah. Atau satu porsi soup seafood yang isinya benar-benar satu mangkuk ukuran jumbo

bersisi soup seafood. Atau menu yang lebih familiar: ayam goreng yang satu porsi yang terdiri dari belasan

potongan ayam yang digoreng (dengan bumbu2 tambahan tentunya). Mungkin sebaiknya saat kalian datang, kalian

memesan satu menu untuk dua orang supaya lebih hemat.

Kalau kalian sempat datang ke restoran ini, saya merekomendasikan untuk memesan Bulgogi. Bulgogi ini

dihidangkan dengan kompornya serta daun selada, mint, potongan bawang putih dan lombok. Cara makannya pun

cukup berbeda. Ambil daging yang kita panaskan tadi, kemudian cocolkan ke sambal yang tersedia, lalu letakkan

di atas daun mint atau daun selada, lalu tambahkan sayur-sayur atau potongan bawang putih, kemudian bungkus

dengan daun mint tadi, lalu kita lahap semuanya ke dalam mulut. Hap.. Sungguh, cara makan yang sangat jenius.

Daun mint bercampur dengan daging yang gurih serta sambal yang lezat. mmmm.mmmmm lezat sekali. Entah

kenapa moment-moment saat diriku menikmati Bulgogi masih terngiang-ngiang di benak ku.

Menu lainnya yang saya rekomendasikan adalah nasi campur. Nasi campur ini dihidangkan hangat-hangat di

mangkuk yang gedhe. Untuk menikmatinya, kita diberikan sendok ukuran aga panjang (bukan sendok biasa seperti

yang ada di warteg tau restoran indonesia lainnya). Waktu itu saya dan teman-teman saya menikmati nasi campur

ini di dalam mangkuk besar yang sama. ha..haha.. makanya sendoknya panjang. Supaya memudahkan kita untuk

berkompetisi dengan teman-teman kita saat mengambil nasi.


Akan tetapi, namanya juga masakan Korea tentu berbeda dengan masakan Indonesia. Saya pribadi merasa

masakan-masakan Korea tidak menggunakan terlalu banyak bumbu atau tidak terlalu menonjolkan bumbu-bumbu

tertentu. Rasa yang dominan adalah asem (seems like kimchi or doenjang). Berbeda halnya dengan masakan

Minang atau masakan Nusantara lainnya yang bumbunya benar-benar bhineka tunggal ika (maksudnya segala

macam bumbu di masukkin ke dalam satu menu).

Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu teman-teman ingat saat makan di restoran ini, terutama bagi yang

muslim. Restoran ini juga menyediakan menu-menu daging Beybi(babi maksudnya). Sebagai contoh, Kita sebut

saja sup daging (saya aga lupa nama menunya apa). Di menu tertulis sup daging sapi/beybi. Nah, supaya aman,

lebih baik kita tidak memesan menu tersebut karena kemungkinan besar mangkuk atau wajan yang digunakan

untuk menyediakan sup daging sapi dipakai juga untuk menyediakan sup daging beybi. Mau lebih amannya lagi,

sebaiknya kita memesan menu-menu seafood atau vegetarian.

Soal kuahnya? sudah dikonfirmasikan ke waitressnya kalau kuahnya halal dan tidak ada campuran minuman keras,

arak, beybi, dan kawan-kawan.

Kemudian, sebaiknya sebelum ke restoran ini kita telah Sholat terlebih dahulu. Kenapa? Bukan karena musholanya.

Mushola lumayan nyaman dan bersih. Tapi tempat wudhunya sedikit kurang nyaman. Waktu itu teman-teman saya

terpaksa wudhu di wastafel atau pakai semprotan di toilet. Saya sendiri wudhu di taman menggunakan selang yang

dipakai untuk menyiram tanaman. Dilihatin sama tamu-tamu lain. he..he..

Sebenarnya ada satu hal yang membuat saya sedikit bingung mengenai konsep restoran ini.

Pertama: suasanya seperti restoran Sunda. Dindingnya dari bambu yang dianyam,atapnya juga dari semacam

daun2 gitu. Tapi musik yang diputar itu musik K-POP modern: SNSD, super Junior, dll. Kemudian kita juga duduk di

kursi. Padahal dari serial2 korea yang kita tonton, biasanya restoran Korea itu duduknya lesehan alias duduk di

lantai. Saat saya mendengar restoran korea yang saya pikirkan adalah suasana duduk lesehan diiringi musik

tradisional Korea dan dilayani oleh pramusaji yang mengenakan baju tradisional Korea.ha..ha..ha.. (saya terlalu

banyak berkhayal). Intinya sih dari segi dekorasi dan suasana, saya belum mendapatkan gambaran yang jelas atau

tegas mengenai konsep restoran ini. Apakah temanya restoran Korea yang di-sundakan sehingga cocok dengan

karakter masyarakat Bandung? Atau temanya adalah Korea yang modern sehingga diputarlah musik-musik modern

Korea (lalu kenapa dekorasinya sunda pisan?)?

Terlepas dari paragraf yang sebelumnya, saya pribadi sangat merekomendasikan restoran ini kepada kalian. Kalau

boleh saya ucapkan satu kata yang menggambarkan restoran ini saya akan memilih kata kebersamaan. Yups,

semua hal yang berkaitan dengan restoran ini mendorong kita untuk saling berbagi (bayangin aja makan satu porsi

bulgogi sendirian). Sekali dalam satu semester tidak ada salahnya kalian mengunjungi restoran ini bersama

sahabat. Atau jika kalian mempunyai kolega dari Korea, kalian bisa memberikan kesan yang sangat positif ke kolega

anda dengan mengajaknya ke restoran ini. Bagi anda atau kekasih anda yang doyan nonton serial atau drama
Korea, saya rasa restoran ini cocok untuk anda (bayangin aj nyuapin bulgogi ke pacar anda, ha..haha..ha.. so

sweet).

About these ads


Loading...
Comments
1. demut - March 21, 2010

assalamualaikum

aduuuh kyudhaaaa. ati atiiii

walaupun kita pesen makanan yang gak mengandung beibeh tapi itu nggak jaminan lho.

karena kemungkinan tercemarnya gede banget

nggak cuma dari wajan

tapi dari alat2 masak,, piso en the geng

talenan en the bro

dan yang nggak kalah penting adalah tempat penyimpanan/storage

nggak ada ceritanya bahan makanan yang disimpen barengan ama daging beibeh terjamin

kehalalannya

kecuali resto tsb menerapkan aturan separate kitchen (dapur tempat masak beibeh dan non beibeh

bercerai, pisah ranjang -ini kayak abis kdrt- termasuk peralatan masak, alat makan, serta tempat

nyimpen tentunya ) atau abis masak beibeh, sgl peralatannya dicuci 7 kali dan salahsatune pake

tanah (yang naga2nya kemungkinan untuk tidak mungkin lebih gede daripada mungkin..-pan belom

tentu si empu resto faham bener tentang beginian-)

belum lagi masalah bumbu2an kalo masakan jepang sih saya taunya yang lazim dipake dan bisa dibilang

main ingredients tuh mirin (sejenis arak khas jepang selaen sake), terus kecap asin kikkoman (yang dari

hasil pengolahannya menghasilkan alkohol sebesar 2% ada juga yang nggak menghasilkan alkohol sih,,

tp kalo tempat produksinya gak dipisah ya sami aji dooong), terus lagi ada cuka beras a.k.a rice vinegar

yang biasanya dicampurin di nasi pas bikin sushi2an itu lho.. (kenapa haram? soalnya cuka beras ini dibuat

dari arak beras, jadi haram deeh berlaku juga bwt cuka apel -yg bikinnya (mostly) dr minuman

beralkohol yaitu apple cider-, balsamic vinegar jg -dr tulisan yg ada dihttp://www.modenabalsamic.com:

The basic procedure of production of Balsamic vinegar involves two major steps of transformation:1.

Alcoholic fermentation and 2. Acetic oxidation.-, dsb Hadits yg sy tau tntg ini tuh dr Abu Daud yang

meriwayatkan dari Anas, sesungguhnya Abu Thalhah bertanya kepada Nabi tentang anak yatim yang

mendapatkan warisan khamar. Kemudian Nabi bersabda, maka tumpahkanlah dia. Abu Thalhah

menyatakan apakah tak sebaiknya dibuat cuka saja. Namun Nabi menjawab, tidak. wallahu alam.)
Honestly im a big fan of culinary world too.. i loove food,, always staring to the cook when they cook their

food, curious to eat different kind of it and experience the uniqueness of the taste terus suka ngiri dan

kepingiiin banget kalo ada temen cerita2 atw ngajak ke resto ini dan itu tapi statusnya meragukan

sbg seorang muslim yang doyan makan,, aturan Allah SWT yang satu ini jadi ujian cinta banget bangeeet,,

sejauh apa kita berusaha buat nurut sama aturannya Jadi ya begitulah,, saya jd concern sangat terhadap

kehalalan apa2 yang masuk ke perut.. because it will flow within our blood and become our flesh.. its true

right? that we are what we eat lagian juga daripada ibadahnye kagak diterima gara2 makan begituan

doang,, mendingan cerewet sm yang jual deh udah mana saya ibadahnya masih balelol bisa berabe

dong kalo dikorting lagi

ehehe maap,, ini komen jadi kayak dongeng gini pake acara numpang curcol lagi anyway, smg kita

dikuatkan dan diberi kemudahan unuk ngejalanin syariah-Nya ya maap kalo ada keserimpet2 lidah yg

bikin gak enak ati,, trus kalo ada yang salah mohon dikoreksi.. demi kesejahteraan dan kemakmuran kita

bersama hidup gembul! (lho?)

wassalamualaikum
Reply

Mencicipi Masakan Korea Otentik di Gahyo Korean


Restaurant

2 years ago by Octafiyenie M.Dj

8650 Hits

courtesy of SendokGarpu.com
Hai SG Lovers, masih ingat dengan artikel tentang makanan Korea yang pernah di bahas oleh SendokGarpu.com? Sekarang,
SendokGarpu.com berkesempatan untuk mengunjungi salah satu Restoran Korea yang otentik di daerah Sudirman. Gahyo Korean
Restaurant yang terletak di SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan ini menyediakan beragam masakan Korea
dengan resep asli Korea.
Semua resep makanan korea yang disediakan merupakan resep keluarga turun temurun dari sang pemilik restoran yang juga
merupakan penduduk asli Korea. Jadi rasa dari setiap makanan ini tidak usah diragukan lagi, semua memiliki rasa otentik masakan
Korea. Itu semua juga terbukti dari banyak nya pengunjung dengan mayoritas orang Korea. Interior dari Restoran ini juga sangat
nyaman, didominasi dengan warna coklat kayu, disana kita juga bisa memilih ingin duduk tatami, tempat duduk biasa, atau di privat
room.
Tim SendokGarpu.com berkesempatan untuk mencicipi beberapa makanan Korea yang menjadi andalan restoran ini, beberapa dari
makanan itu tidak bisa ditemui di restoran Korea yang bukan otentik. Beberapa makanan itu contoh nya, Jap Chae, Dolsot
Bibimbap, Haemul Pajeon (Seafood Pancake), Teuk Seng Galbi (Short Rib Boneless), dan Wooseol Steak (Tongue Steak). Seperti
yang tadi sudah dibilang, untuk rasa benar-benar tidak usah diragukan, dan harga nya pun masih tergolong wajar jika dilihat dari
porsi nya yang banyak.
Untuk menu dessert nya, ada beberapa yang menjadi rekomendasi seperti Puding Mangg, Puding Kelapa dan yang paling unik
yaitu Sujonggwa. Kalau di Indonesia kita mengenal Wedang Jahe, di Korea Sujonggwa ini lah yang merupakan minuman yang
menyehatkan, hanya saja Sujonggwa terasa sedikit lebih pedas dan dingin, bukan hangat seperti wedang jahe yang kita kenal.
Gahyo Korean Restaurant menggunakan bahan-bahan berkualitas, mulai dari bahan utama sampai bumbu-bumbu pelengkap nya.
Restoran ini buka setiap hari mulai dari jam 11 pagi sampai jam 11 malam. Saat ini Gahyo sudah memiliki 1 cabang yaitu di Sport
Mall Kelapa Gading Blok A No.26-27, Jakarta Utara. JAdi bagi para SG Lovers pecinta kuliner masakan Korea, wajib untuk
mengunjungi Restoran Gahyo ini dan dianjurkan untuk reservasi terlebih dahulu terutama jika ingin datang di sore hari.

estoran-restoran Korea di Indonesia

world.kbs.co.kr > Home > Program > Kami Menyapa Anda


Bukan hanya kelompok musik Boys Band dan Girl Band Korea saja yang cukup fenomenal saat ini di
Indonesia. Kini telah banyak dibuka restoran serta tempat-tempat makan Korea di Indonesia,
khususnya Jakarta. Kali ini saya akan merekomendasikan beberapa restoran Korea yang enak dan
harganya pun terjangkau.
Kehadiran restoran siap saji asal Korea Selatan ini diusung PT Micheilindo Food Internasional dengan
nama Bon Chon Chicken Indonesia. Bon Chon Chicken pertama kali dibuka di Busan, Korea Selatan,
pada tahun 2002. Kemudian, mulai menggurita dan masuk ke pasar Amerika, Filipina, Thailand, Dubai,
dan Singapura. Di Indonesia master franchisenya dipegang oleh PT. Michelindo Food International. Bon
Chon Chicken yang terkenal dengan fried chicken khas Korea ini membuka outletnya di 4 mall
bergengsi yaitu di Mall Grand Indonesia, Living World Alam Sutera Serpong, Super Mall Karawaci dan
Citywalk Sudirman. Penggorengan ayam dilakukan dengan teknik double frying sehingga sajian menu
Bon Chon diklaim bebas lemak trans dan tidak berminyak.
Meskipun demikian, rasanya tetap lezat dan renyah dengan menggunakan saus soy garlic spesial ala
Bon Chon. Selain ayam goreng, Bon Chon Chicken juga menyajikan menu ikan, bulgogi, mochi, dan
sajian khas Korea lainnya. BonChon Chicken memiliki keunggulan dibanding restoran sejenis. Menu-
menu yang disajikan Bon Chon berasal dari bahan-bahan yang segar.
Restoran Korea yang satu ini menawarkan pengalaman bersantap yang berbeda. Pengunjung bisa
menikmati seporsi besar hidangan yang terdiri dari berbagai macam menu. Nama restoran Korea ini
adalah Mr.Park yang menawarkan berbagai menu hidangan Korea seperti bulgogi, kimchi, bimbibap.
Untuk menu paket ada pilihan 'Family Set Menu'. Makanan disajikan dalam piring yang sangat besar
dan disekat-sekat . Ada yang Isinya adalah nasi goreng, salad, udon, soun goreng ala Korea, sayap
ayam goreng bumbu, chicken katsu, pelengkap yaitu acar timun. Porsi makanan di Mr.Park ini sangat
pas dan lezat.
Restoran ini terletak di Grand Indonesia West Mall Lantai 3. Yaitu di area Food Louver yang merupakan
food court di Grand Indonesia, gerai nya cukup besar dan mudah untuk ditemukan. Selain itu di bagian
depan stand ini terdapat display aneka pilihan makanan yang mereka sajikan sehingga memudahkan
kita untuk memilih menu apa yang kita mau. Tempatnya yang simple dan desainnya cukup unik,
tampilannya yang hadir dengan sentuhan kayu klasik berwarna eboni ini memang sangat nyaman
untuk dikunjungi.
Omo Chicken merupakan restoran Fast Food Korea yang menyediakan makanan olahan ayam dari
Korea. Restoran ini terletak di Lantai 3 Mall Central Park, Jakarta. Tempatnya terdiri dari outdoor dan
indoor. Desain Interior restoran ini simple dan konsepnya yang unik yaitu berbentuk seperti taman
dengan mascot ayam ayamnya dan identik dengan warna merah dan putih, terdapat ruangan indoor
dan outdoor, di ruangan outdoor terdapat balkon yang bisa melihat langsung ke arah Tribeca Park,
selain itu di ruangan indoor terdapat LCD TV yang selalu memutar video music KPOP yang mengalun
indah di dalam restoran ini. Di omo! Chicken ini ada beberapa menu paket dan jg ala carte. Misalnya
Spicy Chicken Fingers, Chicken Katsu Curry, Combo Chicken Hot dan masih banyak lagi menu lezat
lainnya.
Makanan Korea memang cukup booming sekarang ini.begitu banyak restoran korea yang bermunculan.
Namun beberapa dari mereka yang memang bercitarasa enak biasanya memberikan harga yang
cukup tinggi bagi kantong kita.namun ada juga beberapa restoran Korea yang memberikan harga
cukup pas dikantong,salah satunya Seoul Garden Express ini. Jika ingin menikmati makanan ala Korea
dengan harga yang terjangkau cobalah mampir ke Seoul Garden Express. Di resto ini disediakan aneka
makanan khas Korea yang harganya masih terjangkau. Seoul Garden Express berlokasi di Emporium
Pluit Mall Lantai 4. Dengan suasana makan yang nyaman dan desain interior Korea yang cukup unik,
makan disini dapat menjadi salah satu alternatif yang baik . Menu makanan yang ditawarkan juga
variatif seperti berupa Bibimbap, Hotplate Set, Ramyon, dan juga soup dan beberapa cemilan lainnya
seperti Jamur Goreng, dan masih banyak menu lezat lainnya.
Suka Komentari

Restoran Halal rekomendasi Seoul Central Mosque

Bagi umat muslim atau pengunjung yang mengunjungi Seoul Central Mosque dapat menemukan beberapa
restoran di sekitar Masjid yang menawarkan hidangan-hidangan halal sesuai aturan Islam. Antara lain:

SALAM

Salam adalah salah satu restoran paling terkenal di Islamic Street dan menjadi salah satu restoran yang
memperkenalkan masakan tradisional Turki ke Korea. Restoran ini menghidangkan kebab daging sapi dan
domba dan hidangan domba yang lain digabungkan dengan sayuran. Makanan yang disediakan di SALAM
Restoran antara lain: sup Merjimek Turki, kebab, salad Coban, ayran, teh dan kue.

Informasi:

Business hours: Weekdays and weekends 12:00-22:00

Closed on the first and third Monday of every month

Main menu: Salam course (for 2 or more): 24,000 won


Kebabs: 10,000-12,000 won

Address: Seoul-si, Yongsan-gu, Hannam-dong 732-21

Contact: +82-2-793-4323 (Korean, English, Chinese)

Homepage: www.turkeysalam.com (Korean)


Thomas Arie Setiawan

Michigo, restoran di Jogjakarta dengan


sajian menu masakan Korea
NOVEMBER 10, 2013 / THOMAS ARIE SETIAWAN / 1 COMMENT

Soal makanan, saya sebenarnya tidak terlalu memiliki selera yang khusus. Mulai
dari makanan/camilan tradisional sampai dengan mungkin kategori makanan
yang ini namanya apaan, dan makannya juga bagaimana
caranya nggak ngerti.

Di Jogjakarta sendiri, muncul semakin banyak pilihan bagi mereka yang ingin
melampiaskan hobi kuliner. Banyak pilihan tempat makan mulai dari yang
menyediakan menu tradisional, sampai dengan sajian dengan cita rasa luar
(negeri). Salah satu yang sempat beberapa kali saya lihat adalah hadirnya
restoran Korea dengan nama Michigo dengan tagline: The Awesome
Korean Food, di daerah Jalan Colombo, tidak jauh dari kawasan Universitas
Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta.
Cuma, walaupun sering lewat, saya malah belum pernah mampir untuk
mencicipi. Sebelumnya saya pernah mencoba makan di restoran dengan label
Korean Restaurant. Ada yang cukup cocok dengan selera lidah saya, tapi ada
yang memberikan sensasi kurang cocok. Ya, maklumlah karena lidah saya bisa
dikatakan lidan ndheso. :)

Belum juga sempat merasakan suasana dan menu dari Michigo yang sering
saya lewati, restoran tersebut baru saja membuka gerai keduanya di
Ambarrukmo Plaza Yogyakarta. Kebetulan, beberapa kali saya sempat terlibat
obrolan dengan orang yang berada dibelakang hadirnya restoran ini. Dan, pada
saat pembukaan gerai baru pada akhir pekan ini, saya mendapat kesempatan
untuk mencicipi dan merasakan beberapa menu yang ditawarkan.

Konsep (digital) self-service

Sempat saya lihat informasi di situsnya, Michigo ini menawarkan konsep self-
service. Memang, konsep semacam ini mungkin belum terlalu populer (di
Indonesia). Betapa tidak, konsep secara umum ketika makan di tempat makan
adalah konsumen mendapatkan layanan mulai dari pemesanan, makanan
sampai di meja, dan meninggalkan tempat makan. Hanya itu.

Michigo melakukan pendekatan yang sedikit berbeda. Ada sesuatu yang


menarik disini. Apakah ini akan bisa berjalan? Saya sempat tanyakan, dan
ternyata walaupun belum 100% bisa berjalan, tapi konsep seperti ini mulai
diterima. Parameternya, lebih banyak konsumen yang akhirnya ikut dalam
permainan/aturan main ini.
Make an Order, Pick Your Order, Throw the Waste

Konsep self-service yang dimaksud ini mulai dari pemesanan, pengambilan


pesanan, sampai dengan membuang sampah/sisa makanan yang dilakukan
seluruhnya oleh konsumen. Pemesanan dilayani dengan menggunakan piranti
iPad yang ada di counter pemesana. Pilih menunya, dan setelah selesai
konsumen akan mendapatkan video pager. Kalau pesanan sudah siap, maka
konsumen dapat mengambilnya. Setelah selesai, sisa makanan dan kemasan
diletakkan di tempat yang sudah disediakan. Bagi saya pribadi sih ini bisa
menjadi sebuah value tersendiri dalam cara menikmati (dan menghargai)
makanan.

Susah dan ribet, atau malah sebenarnya tidak repot juga? Kunjungan pertama
saya ke Michigo kebetulan kemarin dalam acara pembukaan. Jadi mungkin
kapan-kapan saya akan buktikan sendiri dalam kondisi biasa.

Atmosfer dan pengalaman

Ada yang berbeda dalam hadirnya Michigo ini, yaitu tentang kehadiran
beberapa produk teknologi dalam konsep layanannya. Adopsi kepada konteks
memberikan pengalaman yang lain kepada konsumen dicoba untuk dikemas
dengan lebih efisien dan menarik. Tiga buah iPad berjajar dalam bagian
pemesanan.
Empat buah layar besar terpasang di salah satu sisi restoran. Bukan hanya
sebagai bagian dari disain interior, tapi ini juga dimanfaatkan sebuah medium
interaksi antara restoran dengan pengunjung. Michigo menyebutnya dengan
Social Wall.
Konsep dari Social Wall versi Michigo ini adalah untuk menampilkan
percakapan/interaksi atau informasi baik dari Michigo dan konsumen (termasuk
calon konsumen) yang termonitor melalui situs jejarin sosial seperti Twitter,
Foursquare, Instagram, dan juga Pinterest.
Icip-icip

Saya sempat mencicipi beberapa menu yang ditawarkan. Salah satu yang wajib
dicoba dalam menu adalah: kimchi. Oh ya, foto-foto yang saya ambil memang
tidak dalam kondisi kemasan/penyajian yang sebenarnya. Namun, untuk bentuk
makanan dan rasa tetap dengan standar yang ditawarkan Michigo. Selain
kimchi, saya juga mencicipi Grilled Bulgogi, Gimbab, Spicy Chicken, Sugogi
Pajeon, Japchae, dan juga Fishcake Topokkie. Yang mengherankan, kesemuanya
cocok di lidah dengan bukti bahwa semua yang saya ambil dalam piring habis
tak bersisa.
Rasa dan Harga

Sajian ditawarkan dengan kisaran harga Rp 30.000,- sampai Rp. 50.000,-.


Apakah ini sesuai dengan rasa dan kualitas makanan? Saya rasa, harga yang
ditawarkan masih masuk di kantong. Kalau soal menu favorit dan yang paling
enak, saya sendiri juga belum tahu, karena memang belum mencoba dalam
kondisi sajian yang penuh.

Mungkin nanti lain kali akan mampir. :)

Jika ingin mencoba menu yang ditawarkan, berikut informasi seputar Michigo di
Jogjakarta:

Michigo Colombo Jl. Colombo 7, Yogyakarta


Lokasi sebelah timur Bundaran UGM
Michigo Ambarrukmo Plaza Jl. Adisutjipto, Yogyakarta
Lokasi ada di lantai 3
Informasi melalui website di michigoid.com
Michigo sendiri memiliki arti going crazy.
Bagikan:

Twitter2

Facebook136

Google

Related

Madam Tan Ristorante: Sajian Italia dengan cita rasa IndonesiaMay 19, 2014In "Umum"

Ulasan: Pengalaman makan di Michigo, restoran Korea di JogjakartaJanuary 3, 2014In "Umum"

Cerita Perjalanan ke Malaysia (Hari Kedua dan Ketiga)February 2, 2013In "Umum"

Categories: Umum
Tags: jogja, kuliner, restoran, ulasan, yogyakarta

Kolektif dan Individu Senam yang iya iyalah

0 Comments

1 Pingback
1. Ulasan: Pengalaman makan di Michigo, restoran Korea di Jogjakarta
Tinggalkan komentar
HELLO!

Saya Thomas Arie Setiawan, saat ini berdomisili di Jogjakarta. Beberapa profil dan tautan
tentang saya dapat dilihat di about.me/thomasarie.

TULISAN TERBARU

Kabinet Kerja Jokowi-JK


Konfirmasi Melalui Telepon untuk Transaksi Kartu Kredit BCA
Pengalaman terbang dengan Citilink Indonesia
Madam Tan Ristorante: Sajian Italia dengan cita rasa Indonesia
Kucing
Kehilangan iPad
Pengalaman Makan di Holycow! Steakhouse Jogja dan Sedikit Tentang (salah satu)
Vouchernya
Ulasan: Pengalaman makan di Michigo, restoran Korea di Jogjakarta
KOMENTAR TERBARU

Yogi Yuanda on Tentang Saya dan Kopi


Jullieant Peni Qhebantt onPermasalahan akun Internet Banking BCA diblokir karena
antivirus?
zam on Pengalaman terbang dengan Citilink Indonesia
Orie Bina Insani on Ulasan: Pengalaman makan di Michigo, restoran Korea di
Jogjakarta
Widya Tjua on Permasalahan akun Internet Banking BCA diblokir karena antivirus?
wahyu on Permasalahan akun Internet Banking BCA diblokir karena antivirus?
BERLANGGANAN TULISAN

Masukkan alamat surel Anda, dan tulisan terbaru akan terkirim. Surel yang terkirim hanya
terkait dengan artikel di blog ini saja.

Email Address
Berlangganan

TAUTAN

LinkedIn
Twitter
Google+
Facebook
Instagram
Flickr
Pinterest
about.me

Copyright 2014 Thomas Arie Setiawan

Theme by Anders Noren Up


Michigo, restoran di Jogjakarta dengan
sajian menu masakan Korea
NOVEMBER 10, 2013 / THOMAS ARIE SETIAWAN / 1 COMMENT

Soal makanan, saya sebenarnya tidak terlalu memiliki selera yang khusus. Mulai
dari makanan/camilan tradisional sampai dengan mungkin kategori makanan
yang ini namanya apaan, dan makannya juga bagaimana
caranya nggak ngerti.
Di Jogjakarta sendiri, muncul semakin banyak pilihan bagi mereka yang ingin
melampiaskan hobi kuliner. Banyak pilihan tempat makan mulai dari yang
menyediakan menu tradisional, sampai dengan sajian dengan cita rasa luar
(negeri). Salah satu yang sempat beberapa kali saya lihat adalah hadirnya
restoran Korea dengan nama Michigo dengan tagline: The Awesome
Korean Food, di daerah Jalan Colombo, tidak jauh dari kawasan Universitas
Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta.
Cuma, walaupun sering lewat, saya malah belum pernah mampir untuk
mencicipi. Sebelumnya saya pernah mencoba makan di restoran dengan label
Korean Restaurant. Ada yang cukup cocok dengan selera lidah saya, tapi ada
yang memberikan sensasi kurang cocok. Ya, maklumlah karena lidah saya bisa
dikatakan lidan ndheso. :)

Belum juga sempat merasakan suasana dan menu dari Michigo yang sering
saya lewati, restoran tersebut baru saja membuka gerai keduanya di
Ambarrukmo Plaza Yogyakarta. Kebetulan, beberapa kali saya sempat terlibat
obrolan dengan orang yang berada dibelakang hadirnya restoran ini. Dan, pada
saat pembukaan gerai baru pada akhir pekan ini, saya mendapat kesempatan
untuk mencicipi dan merasakan beberapa menu yang ditawarkan.
Konsep (digital) self-service
Sempat saya lihat informasi di situsnya, Michigo ini menawarkan konsep self-
service. Memang, konsep semacam ini mungkin belum terlalu populer (di
Indonesia). Betapa tidak, konsep secara umum ketika makan di tempat makan
adalah konsumen mendapatkan layanan mulai dari pemesanan, makanan
sampai di meja, dan meninggalkan tempat makan. Hanya itu.
Michigo melakukan pendekatan yang sedikit berbeda. Ada sesuatu yang
menarik disini. Apakah ini akan bisa berjalan? Saya sempat tanyakan, dan
ternyata walaupun belum 100% bisa berjalan, tapi konsep seperti ini mulai
diterima. Parameternya, lebih banyak konsumen yang akhirnya ikut dalam
permainan/aturan main ini.
Make an Order, Pick Your Order, Throw the Waste
Konsep self-service yang dimaksud ini mulai dari pemesanan, pengambilan
pesanan, sampai dengan membuang sampah/sisa makanan yang dilakukan
seluruhnya oleh konsumen. Pemesanan dilayani dengan menggunakan piranti
iPad yang ada di counter pemesana. Pilih menunya, dan setelah selesai
konsumen akan mendapatkan video pager. Kalau pesanan sudah siap, maka
konsumen dapat mengambilnya. Setelah selesai, sisa makanan dan kemasan
diletakkan di tempat yang sudah disediakan. Bagi saya pribadi sih ini bisa
menjadi sebuah value tersendiri dalam cara menikmati (dan menghargai)
makanan.

Susah dan ribet, atau malah sebenarnya tidak repot juga? Kunjungan pertama
saya ke Michigo kebetulan kemarin dalam acara pembukaan. Jadi mungkin
kapan-kapan saya akan buktikan sendiri dalam kondisi biasa.

Atmosfer dan pengalaman


Ada yang berbeda dalam hadirnya Michigo ini, yaitu tentang kehadiran
beberapa produk teknologi dalam konsep layanannya. Adopsi kepada konteks
memberikan pengalaman yang lain kepada konsumen dicoba untuk dikemas
dengan lebih efisien dan menarik. Tiga buah iPad berjajar dalam bagian
pemesanan.
Empat buah layar besar terpasang di salah satu sisi restoran. Bukan hanya
sebagai bagian dari disain interior, tapi ini juga dimanfaatkan sebuah medium
interaksi antara restoran dengan pengunjung. Michigo menyebutnya dengan
Social Wall.

Konsep dari Social Wall versi Michigo ini adalah untuk menampilkan
percakapan/interaksi atau informasi baik dari Michigo dan konsumen (termasuk
calon konsumen) yang termonitor melalui situs jejarin sosial seperti Twitter,
Foursquare, Instagram, dan juga Pinterest.
Icip-icip
Saya sempat mencicipi beberapa menu yang ditawarkan. Salah satu yang wajib
dicoba dalam menu adalah: kimchi. Oh ya, foto-foto yang saya ambil memang
tidak dalam kondisi kemasan/penyajian yang sebenarnya. Namun, untuk bentuk
makanan dan rasa tetap dengan standar yang ditawarkan Michigo. Selain
kimchi, saya juga mencicipi Grilled Bulgogi, Gimbab, Spicy Chicken, Sugogi
Pajeon, Japchae, dan juga Fishcake Topokkie. Yang mengherankan, kesemuanya
cocok di lidah dengan bukti bahwa semua yang saya ambil dalam piring habis
tak bersisa.
Rasa dan Harga
Sajian ditawarkan dengan kisaran harga Rp 30.000,- sampai Rp. 50.000,-.
Apakah ini sesuai dengan rasa dan kualitas makanan? Saya rasa, harga yang
ditawarkan masih masuk di kantong. Kalau soal menu favorit dan yang paling
enak, saya sendiri juga belum tahu, karena memang belum mencoba dalam
kondisi sajian yang penuh.
Mungkin nanti lain kali akan mampir. :)

Jika ingin mencoba menu yang ditawarkan, berikut informasi seputar Michigo di
Jogjakarta:

Michigo Colombo Jl. Colombo 7, Yogyakarta


Lokasi sebelah timur Bundaran UGM
Michigo Ambarrukmo Plaza Jl. Adisutjipto, Yogyakarta
Lokasi ada di lantai 3
Informasi melalui website di michigoid.com

Anda mungkin juga menyukai