Effendy (2002 : 32-33) mengatakan bahwa efektifitas iklan adalah kondisi sejauh mana efek
pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti, dipahami,
membangkitkan emosi dan menggerakkan sasarannya untuk memberikan tanggapan yang
dikehendaki.
Durianto (2003 : 15) mengatakan bahwa secara umum, tiga kriteria yang dapat digunakan untuk
mengukur efektifitas periklanan, yaitu: penjualan, pengingatan dan persuasi. Efektifitas
periklanan yang berkaitan dengan pengingatan dan persuasi dapat diketahui melalui riset tentang
dampak komunikasi.
Efektifitas iklan dapat diukur dengan menggunakan banyak cara yaitu : Media Mix Planning,
Customer Response Index, DRM (Direct Rating Method), EPIC Model yang dikembangkan oleh
ACNielsen dan Consumer Desicion Model. Media Mix Planning merujuk pada penggunaan dua
atau lebih bentuk media yang berbeda dalam sebuah rencana periklanan; Customer Response
Index yang merupakan hasil perkalian antara awareness (kesadaran), comprehend (pemahaman
konsumen), interest (ketertarikan), intentions (maksud untuk membeli), dan action (bertindak
membeli); DRM disebut juga Metode Penentuan Peringkat Langsung untuk menguji pesan iklan.
Konsumen diberi beberapa alternatif iklan kemudian mereka diminta untuk menentukan
peringkat masing-masing iklan. Dalam metode ini semakin tinggi peringkat yang diperoleh
sebuah iklan maka semakin tinggi pula kemungkinan iklan tersebut efektif. Sedangkan EPIC
Model mengukur efektifitas iklan terhadap dampak komunikasi, mencakup empat dimensi kritis,
yaitu: empati, persuasi, dampak dan komunikasi (Durianto, 2003).
Efektivitas Iklan Suatu iklan dapat dikatakan efektif, apabila tujuan dari periklanan tersebut
dapat tercapai atau terlaksana. Purnama 2001 menyatakan bahwa : Tujuan dari pembuatan iklan
harus dapat menginformasikan, membujuk dan mengingatkan pembeli tentang produk yang
ditawarkan oleh perusahaan melalui media iklan tersebut. Handoko, menyatakan bahwa ada
beberapa kriteria dalam menilai efektivitas, yaitu :
1. Kegunaan,
3. Ruang lingkup,
4. Efektivitas biaya,
5. Akuntabilitas, dan
6. Ketepatan waktu.
Agar berguna bagi perusahaan dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran, maka suatu
periklanan harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana serta mudah untuk dipahami.
Hal ini memerlukan analisa, peramalan dan pengembangan usaha periklanan dengan
mempertimbangkan segala sesuatu pembuatan iklan sebagai proses yang berkesinambungan.
Kegiatan iklan harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, mudah dipahami, dan akurat dan
tepat pada sasarannya. Berbagai keputusan dan kegiatan perusahaan hanya efektif bila
didasarkan atas informasi yang tepat. Periklanan juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip
kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity) dan konsistensi. Efektifitas biaya
menyangkut masalah waktu, usaha dan aliran emosional dari pencapaian iklan tersebut.
Kemudian periklanan juga harus memperhatikan aspek tanggungjawab atas pelaksanaan iklan
tersebut dan tanggungjawab atas implementasi kegiatan periklanan tersebut. Sehingga segala
kegiatan periklanan yang telah dilakukan akan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan.
Apabila tujuan periklanan tersebut dapat tercapai, dengan terlebih dahulu mengadakan pemilihan
media yang sesuai serta mengadakan penyusunan anggaran untuk kegiatan periklanan tersebut,
maka suatu iklan dapat dikatakan efektif. Selain itu efektivitas iklan menurut Subroto, bisa
diukur dengan mengetahui proses yang dilakukan oleh audience pada ketiga pertanyaan, yakni
brand, Komunikator dan execution. Komunikator berbicara tentang figure yang digunakan utuk
mengkomunikasikan produk dan ini tidak selalu orang tetapi bisa figure lain seperti binatang
atau kartun. Dalam tahap inilah pilihan antara artis atau bukan artis muncul. Penggunaan artis
memiliki kelebihan untuk familiarity nya, sehingga produk produk baru mudah sekali
mendapatkan tingkat awareness. Tetapi ada juga resiko menenggelamkan produknya karena
communicatornya lebih menonjoI. Resiko lain adalah overused karena satu artis mengiklankan
banyak merek sehingga akhirnya semua merek malahan tidak mendapatkan manfaatnya.
Berbicara tentang pemilihan gambar warna, huruf, perpindahan frame, jalan cerita, dan lain lain.
Eksekusi juga sangat menentukan keberhasilan iklan karena akan diresponse langsung oleh
audience. Beberapa tahun yang lalu BCA membuat satu iklan yang konsepnya sederhana dan
communicatornya juga bukan selebritis, tetapi karena eksekusinya sangat bagus mendapatkan
response yang bagus. Sebaliknya pemilihan Komunikator yang sangat baik dari produk yang
sangat baik akan kurang baik hasilnya apabila eksekusi iklan dilakukan tidak baik. Iklan BRI
yang menggunakan uang ratusan ribu sebagai pesawat kertas kemudian melayang layang di
berbagai fasilitas BRI sebenarnya bagus tetapi eksekusinya sangat tidak mendukung. Yang ketiga
adalah produk/merek itu sendiri. Ketika melihat sebuah iklan, konsumen memiliki pandangan
tertentu terhadap produk yang dilklankan. Melihat iklan shampoo misalnya penonton akan
dibawa pada suatu pemikiran bahwa shampoo tersebut bisa membuat rambut menjadi hitam
sehingga kulit wajah yang sama menjadi lebih putih. Respon terhadap produk ini penting karena
sebenarnya disinilah kunci keberhasilan iklan, yakni mengubah attitude audiencenya tentang
produk yang diiklankan. Ketiga jenis response di atas bermuara pada dua hal yakni Ad likability,
yakni tingkat kesukaan pada iklan dan product likability, yakni tingkat kesukaan pada produknya
sendiri. Dua likability ini akhirnya bermuara pada preferensi dan buying intention. Dengan
demikian performance iklan tidak cukup kalau hanya mendapatkan adlikeability dan tidak bisa
mendapatkan product likability. Lomba iklan favorit melalui berbagai penghargaan yang
berbicara satu dimensi, ad likeability saja, mungkin akan menjadi menarik kalau juga diukur
dimensi yang lain, bahkan kalau mungkin sampai dampaknya mendorong minat beli konsumen.
Kalau hanya satu dimensi saja, bisa saja iklan dibuat sangat baik dan dengan kreatifitas yang
sangat tinggi serta visualisasinya menarik tetapi ternyata penjualan produknya tetap saja jeblok.
Kalimat ini tentu saja jangan diartikan bahwa iklan yang baik harus selalu mendorong penjualan,
karena hal ini berarti bahwa pembuatan iklan kembali kepada advertising objective yang jelas
dan terukur
Efektivitas penyampaian pesan ditentukan beberapa hal, yakni strategi pesan ,pelaksanaan
pemasangan iklan.
4. Menciptakan daya tarik khusus yang akan digunakan dalam kampanye pemasangan iklan.
Daya tarik iklan harus memiliki tiga sifat yakni meaningful (berarti), believable (dapat
1. Potongan kehidupan ( slice of life ). Gaya ini menunjukkan satu atau lebih orang khas yang
2. Gaya hidup ( life style ). Gaya ini menunjukkan kecocokan sebuah produk dengan gaya
hidup tertentu.
4. Suasana hati atau citra ( mood or image ). Gaya ini emnciptakan suasana hati atau citra di
sekitar produk.
5. Musikal ( musical ). Gaya ini menunjukkan satu lebih orang atau tokoh orang atau kartun
6. Simbol kepribadian (personality symbol). Gaya ini menciptakan tokoh yang mewakili
produk.
7. Keahlian tehnis ( technical espertise). Gaya ini menunjukkan keahlian perusahaan dalam
menghasilkan produk.
8. Bukti ilmiah ( scientific evidence ). Gaya ini menampilkan hasil survei atau buku ilmiah
9. Bukti atau dukungan testimonial. Gaya ini menampilkan sumber yang sangat dapat
Tone dalam iklan jelas diperlukan. Iklan yang dibuat harus menggunakan kata-kata yang
mudah dan terutama menarik perhatian. Riset menunjukkan, konsumen cenderung mudah
Format, unsure yang juga berdampak besar pada kualitas penayangan iklan. Perubahan kecil
pada format design iklan misalnya, bisa melahirkan dampak sangat besar. Beberapa hal yang
1. Ilustrasi ( illustration ), harus cukup kuat agar bisa menarik perhatian audience.
2. Judul ( headline) harus secara eefektif menarik orang yang tepat bersedia membaca
teksnya.
Mengukur efektivitas pesan adalah tugas yang sulit dan mahal. Meskipun demikian, nilai yang
diperoleh dari melakukan upaya biasanya melebihi kelemahan. Dengan tidak adanya penelitian
formal, sebagian besar pengiklan tidak akan tahu apakah yang diusulkan sebagai pesan akan
efektif atau apakah iklan terus-menerus melakukan pekerjaan baik, dan tidak pula mereka tahu
apa yang harus mengubah untuk meningkatkan usaha periklanan di masa mendatang. Penelitian
Periklanan memungkinkan manajemen untuk meningkatkan kontribusi periklanan untuk
mencapai tujuan pemasaran dan menghasilkan imbal hasil yang wajar dan investasi.
Karena panggilan tumbuh untuk akuntabilitas iklan, iklan penelitian dalam berbagai bentuk yang
lebih menonjol dan penting dari sebelumnya. Periklanan penelitian mencakup varietas
membedakan dua bentuk umum penelitian iklan: ukuran efektivitas media dan orang-orang
efektivitas pesan.
Dalam kata lain, penelitian iklan melibatkan kedua pesan pre-testing selama tahap-tahap
perkembangan dan pesan post-testing untuk efektivitas setelah mereka telah ditayangkan atau
dicetak. Pretesting dilakukan untuk menghilangkan iklan tidak efektif sebelum mereka yang
pernah dijalankan, sedangkan post-testing dilakukan untuk menentukan apakah pesan telah
mencapai sasaran yang ditetapkan.
Message penelitian berbasis, atau pengujian menyalin, sedang digunakan luas. Namun, hal itu
mungkin sedikit serius untuk dicatat bahwa penelitian berbasis pesan banyak tidak dalam kaliber
tertinggi. Kadang-kadang tidak jelas persis apa penelitian ini mencoba untuk mengukur, langkah-
langkah sering gagal untuk memenuhi persyaratan dasar penelitian suara, dan hasilnya banyak
bicara tentang apakah iklan diuji memiliki kesempatan yang baik untuk menjadi efektif.
Anggota komunitas peneliti iklan telah memperhatikan masalah ini dan telah berusaha standar
yang lebih tinggi kinerja dari penelitian iklan. Sebuah dokumen utama, disebut Positioning
Advertising Copy Test (PACT), dirumuskan oleh para agen periklanan AS untuk mengatasi
permasalahan penelitian iklan biasa-biasa saja atau cacat.
1. Sistem salinan baik pengujian perlu memberikan pengukuran yang relevan dengan tujuan
iklan.
2. Sistem salinan baik pengujian adalah salah satu yang membutuhkan kesepakatan tentang
bagaimana hasil akan digunakan di muka setiap tes khusus.
3. Sistem salinan baik pengujian menyediakan beberapa pengukuran, karena pengukuran
tunggal umumnya tidak memadai untuk menilai totalitas kinerja suatu iklan.
4. Sistem salinan baik pengujian didasarkan pada model respon manusia untuk komunikasi.
5. Sistem salinan baik pengujian untuk mempertimbangkan apakah stimulus iklan boleh
terkena lebih dari sekali.
6. Sistem salinan baik pengujian mengakui bahwa sepotong lebih banyak diselesaikan dari
copy bisa dievaluasi lebih nyenyak, sehingga sistem yang baik membutuhkan, minimal,
bahwa eksekusi alternatif dinikmati di tingkat yang sama selesai.
7. Sistem salinan baik pengujian menyediakan kontrol untuk menghindari bias biasanya
ditemukan dalam konteks eksposur.
8. Sistem salinan baik pengujian adalah salah satu yang mengambil memperhatikan
pertimbangan dasar definisi sampel.
9. Sistem salinan baik pengujian adalah salah satu yang dapat menunjukkan reliabilitas dan
validitas.
Apa Manajer Merek dan Agen Iklan Ingin Belajar dari pesan Penelitian?
Periklanan peran adalah demikian untuk meningkatkan kesadaran merek, mengubah atribut
merek berbasis dan asosiasi manfaat yang merupakan citra merek, dan meningkatkan efek
akhirnya penjualan merek dan pangsa pasar. Oleh karena itu, penelitian pesan diperlukan untuk
memberikan informasi diagnostik tentang iklan yang prospektif meningkatkan ekuitas dan
penjualan-memperluas potensial dan untuk menentukan apakah iklan benar-benar selesai dicapai
tujuan ini.
Sebelum melanjutkan, penting untuk dicatat bahwa anggota komunitas iklan telah berusaha
selama bertahun-tahun untuk memastikan yang mengukur iklan terbaik memprediksi efektivitas
iklan.
Secara umum, penelitian pesan yang dalam dua bentuk umum: kualitatif dan kuantitatif.
Pengakuan dan mengingat keduanya merupakan elemen kenangan konsumen untuk informasi
iklan, namun pengakuan tindakan, yang dapat disamakan dengan pertanyaan tes pilihan ganda,
tekan tingkat yang lebih dangkal dari memori dibandingkan dengan langkah-langkah ingat, yang
sama dengan pertanyaan esai.
Pati Readership Service, layanan uji coba sebuah perusahaan bernama Roper ASW, mengukur
tujuan utama dari iklan majalah - yaitu, untuk dilihat dan dibaca. Pati memeriksa kesadaran
pembaca iklan di majalah konsumen dan publikasi bisnis. Lebih 75,000 iklan dikaji setiap tahun
didasarkan pada wawancara dengan lebih dari 100.000 orang yang melibatkan lebih dari 140
publikasi.
Pati mewawancarai pembaca yang memenuhi syarat dari setiap isu majalah dipelajari. Pembaca
berhak adalah orang yang telah melirik melalui atau membaca beberapa bagian dari masalah ini
sebelum mengunjungi pewawancara dan yang memenuhi usia, jenis kelamin, dan pekerjaan seks
persyaratan untuk majalah tertentu.
1. Tercatat: adalah persentase orang yang diwawancarai yang ingat setelah sebelumnya melihat
iklan di isu yang sedang dipelajari.
2. Asosiasi: adalah persentase orang yang diwawancarai yang tidak hanya mencatat iklan tetapi
juga melihat atau membaca beberapa bagian dari itu yang jelas menunjukkan nama merek atau
pengiklan.
Sebuah asumsi dasar dari prosedur Pati adalah bahwa responden sebenarnya ingat apakah
mereka melihat iklan tertentu dalam edisi majalah tertentu. Teknik Pati kadang-kadang dikritik
karena dalam apa yang disebut studi iklan palsu yang menggunakan prepublication atau masalah
diubah, responden melaporkan setelah melihat iklan yang benar-benar tidak pernah lari.
Pengujian Bruzzone
The Bruzzone Reserch Company (BRC) memberikan pengiklan dengan uji pengakuan konsumen
iklan televisi panjang dengan evaluasi mereka dari iklan. Secara historis, BRC mengirimkan satu
set iklan foto-board untuk sampel acak dari rumah tangga dan tanggapan didorong dengan
menyediakan insentif moneter nominal.
Hari Setelah Recall Pengujian
Burke, Day After Remember (DAR) adalah iklan tes prosedur yang telah ditayangkan sebagai
bagian dari program televisi yang normal. Hari setelah penayangan pertama komersial baru, staf
telepon Burke melakukan wawancara dengan sampel konsumen. Sampel meliputi individu yang
menonton program di mana uji komersial ditempatkan dan yang secara fisik hadir pada saat
komersial itu ditayangkan. Individu-individu menerima isyarat produk atau merek, akan ditanya
apakah mereka melihat uji komersial dalam pertanyaan, dan kemudian diminta untuk mengingat
semua yang mereka dapat tentang hal itu.
Untuk setiap komersial, Burke melaporkan temuan skor diklaim-ingat (1), yang menunjukkan
persentase responden yang ingat melihat iklan tersebut, dan (2) skor terkait-ingat, yang
menunjukkan persentase responden yang secara akurat menggambarkan unsur-unsur iklan
spesifik.
Para peneliti telah semakin diakui bahwa iklan yang berpengaruh positif terhadap penerima
perasaan dan emosi bisa sangat sukses untuk produk tertentu dan situasi. Penelitian telah
menunjukkan bahwa iklan yang lebih disukai - seringkali karena mereka menimbulkan emosi
positif - lebih cenderung diingat dan membujuk. Seiring dengan kecenderungan menuju iklan
lebih diarahkan pada emosi, telah terjadi peningkatan sesuai dalam upaya untuk mengukur reaksi
konsumen afektif dan emosional untuk iklan. Iklan peneliti telah menggunakan berbagai
perangkat pengujian fisiologis untuk mengukur reaksi-reaksi ini. Ini termasuk teknik seperti
menggunakan galvanometer dan tes pupillometric.
The Galvanometer
Galvanometer adalah perangkat untuk mengukur respon kulit galvanik, atau GSR. Ketika sistem
saraf otonom konsumen diaktifkan oleh beberapa elemen dalam iklan, sebuah respon fisik terjadi
pada kelenjar keringat yang terletak di telapak tangan dan jari. Kelenjar ini terbuka untuk derajat
yang bervariasi tergantung pada intensitas gairah, dan ketahanan kulit tetes ketika kelenjar
keringat terbuka. Dengan mengirimkan sebuah arus listrik yang sangat halus melalui satu jari dan
keluar yang lain dan menyelesaikan sirkuit melalui alat yang disebut galvanometer, tester dapat
mengukur baik derajat dan frekuensi iklan mengaktifkan tanggapan emosional
The Pupillometer
Tes Pupillometrics dalam iklan yang dilakukan dengan mengukur dilatasi murid responden saat
mereka melihat iklan televisi atau fokus pada iklan dicetak. kepala Termohon berada dalam
posisi tetap untuk memungkinkan pengukuran elektronik terus menerus perubahan respon
papiler.
UKURAN BUJUKAN
Ukuran persuasi digunakan ketika tujuan pengiklan adalah untuk mempengaruhi sikap konsumen
terhadap dan preferensi untuk merek diiklankan. Perusahaan yang melakukan jenis penelitian,
antara lain, Ipsos-ASI dan RSC. Bagian berikut menjelaskan, pertama, Next Ipsos-ASI * TV
metode, dan ARS kemudian RSC's metode Persuasi dijelaskan secara rinci. diskusi lebih
dikhususkan untuk prosedur penelitian iklan yang terakhir karena RSC telah melakukan
pekerjaan yang sangat luar biasa dalam mendokumentasikan layanan komersial.
Ipsos adalah perusahaan Perancis yang dibeli ASI Market Research, sebuah perusahaan Amerika,
pada tahun 1998. Ini perusahaan internasional melakukan berbagai bentuk penelitian iklan di
lebih dari 50 negara. Berikut ini adalah bagaimana prosedur kerja:
1. Perusahaan merekrut konsumen dengan menginformasikan mereka bahwa tugas mereka, jika
mereka setuju untuk berpartisipasi, adalah untuk mengevaluasi sebuah program televisi.
2. Perusahaan mail ke sampel nasional konsumen sebuah rekaman video yang berisi program TV
30-menit dan yang tertanam di iklan televisi.
4. Suatu hari setelah melihat program TV direkam, Ipsos-ASI personil menghubungi konsumen
sampel dan mengukur reaksi mereka untuk program TV dan iklan, yang, tentu saja, adalah tujuan
utama.
Ini menguji proporsi menjual perusahaan individual maupun seluruh iklan televisi. Iklan yang
diuji pada berbagai tahap penyelesaian mulai dari kasar-potong. Untuk jadi dari prosedur
pengujian RSC adalah disebut ARS Metode Persuasi, dimana ARS berdiri untuk Iklan Penelitian
Sistem.
Dengan kata lain, metode ARS Persuasi pertama responden yang menunjukkan merek mereka
akan lebih suka menerima di antara berbagai kategori produk jika nama mereka dipilih dalam
sebuah gambar untuk memenangkan sebuah keranjang "'barang bebas.Di antara daftar produk
dan merek adalah "target merek" yang, tanpa sepengetahuan responden, mereka kemudian akan
terkena komersial yang sedang diuji. Setelah terpapar sebuah program televisi, di mana tertanam
komersial tes, responden lagi menunjukkan yang merek mereka akan lebih suka untuk menerima
jika nama mereka dipilih dalam gambar.
Jadi yang disebut Single Source Systems (SSSs) telah berevolusi untuk mengukur dampak iklan
terhadap penjualan. SSSs menjadi mungkin dengan munculnya tiga perkembangan teknologi:
3. Split-kabel teknologi
SSSs mengumpulkan data pembelian dari panel rumah tangga yang menggunakan peralatan
scanning optik dan menggabungkan mereka dengan demografi dan karakteristik rumah tangga,
yang paling penting, dengan informasi tentang variabel pemasaran biasa, seperti, iklan, yang
mempengaruhi pembelian rumah tangga. Bagian berikut menjelaskan dua sistem utama satu
sumber: ACNielsen's ScanTrack dan IRI BehaviorScan.
Pengujian ekstensif dilakukan oleh RSC telah memainkan peranan penting meningkatkan
pemahaman kita tentang kekuatan dan keterbatasan iklan televisi. Penelitian bukti yang disajikan
oleh RSC dengan dukungan dari kalangan akademisi membenarkan termasuk bagian utama
ditujukan untuk topik ini.
Empat kesimpulan utama yang dapat ditarik dari penelitian RSC yang telah menggunakan
metode ARS Persuasi berkenaan dengan apa yang dibutuhkan untuk iklan televisi untuk berhasil
meningkatkan kinerja penjualan merek:
Penelitian oleh RSC telah menunjukkan bahwa iklan memiliki proposisi penjualan yang kuat
khas dan dengan demikian cenderung untuk mencapai yang lebih tinggi nilai ARS
Persuasi.Penelitian menunjukkan bahwa setiap informasi membedakan tentang merek baru atau
fitur baru dari merek yang ada memberikan proposisi menjual kesempatan secara signifikan lebih
tinggi dari skor unggul. Meskipun iklan untuk merek baru dan mereka dengan fitur-fitur baru
yang lebih persuasif rata-rata, iklan untuk merek-merek mapan juga bisa sangat persuasif melalui
diferensiasi merek - yaitu, dengan membedakan merek diiklankan dari penawaran yang
kompetitif dan menyediakan konsumen dengan alasan khusus untuk membelinya.
Diskusi tersebut di atas telah menggambarkan prinsip kunci iklan: iklan efektif harus persuasif
dan khas, atau, sebagai alternatif lain, ia harus memiliki proposisi penjualan yang kuat. Apresiasi
titik ini membutuhkan pengujian yang ketat dari iklan yang diusulkan sebelum melakukan
apapun dolar media untuk menyiarkan atau pencetakan.
Kesimpulan 2 - Lebih Apakah Belum Tentu Lebih Baik: Tidak Cukup Berat
Cuma, berat meningkatkan iklan tidak langsung diterjemahkan ke dalam kinerja yang lebih baik
untuk merek. Iklan menyalin juga harus khas dan persuasif untuk iklan memiliki dampak positif
pada penjualan merek dan pangsa pasar. Seorang praktisi periklanan mungkin mengatakan
dengan sangat baik ketika menyatakan bahwa 'ditayangkan iklan yang tidak efektif seperti berada
off-air, itu hanya biaya lebih "Ini tidak dapat terlalu menekankan bahwa unpersuasive, iklan non-
khas tidak layak ditayangkan atau pencetakan.
Kesimpulan 3 Semua Yang Baik Akhirnya Harus Berakhir: Akhirnya Iklan Tak Terpakai
Penelitian di masyarakat akademik maupun oleh praktisi telah meyakinkan menunjukkan bahwa
dengan akumulasi GRP untuk merek, kekuatan persuasif menurun iklan yang merek dari waktu
ke waktu. Hal ini disebut sebagai memakai efektivitas keluar, hasil yang berkurang dari iklan
sebagai GRP terakumulasi dari waktu ke waktu. Menariknya, merek asing telah terbukti aus
lebih lambat dari merek asing. Hal ini menunjukkan bahwa merek kuat - yaitu orang dengan
ekuitas yang lebih besar - dapat terus menggunakan eksekusi kreatif untuk jangka waktu lama,
perlu refresh iklan lebih jarang, dan dengan demikian memperoleh bang lebih besar untuk uang
iklan.
Kesimpulan 4 Dont Be Stubborn: Iklan Pekerjaan Cepat atau Tidak di Semua Tempat
Karena sulitnya tepat menentukan apa iklan berpengaruh pada penjualan, dalam banyak hal
pengiklan memulai kampanye iklan dan kemudian tongkat dengan itu selama beberapa
bulan.Meskipun mungkin tidak ada bukti awal bahwa iklan bergerak bahwa penjualan dial, ada
kecenderungan di antara beberapa pengiklan untuk "bertahan di sana", berharap bahwa dengan
eksposur diulang iklan pada akhirnya akan mencapai hasil yang positif.
Kadang-kadang pengiklan harus menerima kenyataan bahwa kampanye iklan hanya tidak
mengemudi meningkatkan penjualan. Konsep ekonomi biaya hangus menjadi relevan dalam
konteks ini. Konsep itu, khususnya, memberitahu kita bahwa keputusan tidak boleh dilakukan
sehubungan dengan pengeluaran masa lalu, tetapi dalam hal prospek masa depan. Biaya
tenggelam di masa lalu tidak bisa membenarkan melanjutkan dengan sesuatu yang tidak
menghasilkan keuntungan penjualan. pengambil keputusan Wise hanya harus siap untuk berjalan
kaki dari kesalahan masa lalu, menerima kenyataan bahwa pengeluaran lalu tenggelam, berusaha
untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan, dan, di vernakular, berusaha untuk
tidak membuang uang baik setelah buruk.
Sering kali kita kesulitan mengetahui apakah iklan kita efektif atau tidak. Padahal, biaya iklan
yang dikeluarkan sangat besar. Apalagi jika kita memasang di TVC (TV Commercial). Berbagai
model telah diciptakan untuk mengetahui efektivitas iklan. Model adalah penyederhanaan dari
sesuatu yang mampu mewakili sejumlah objek atau aktivitas (Mc Leod, Raymond Jr).
John Howard mengatakan bahwa sebuah model dapat digunakan secara kualitatif maupun
kuantitatif. Dalam mengukur efektivitas iklan digunakan model, dengan pertimbangan bahwa
konsumen hidup di dalam lingkungan yang kompleks. Perilaku konsumen pun sangat kompleks.
Dengan menggunakan model, perilaku konsumen dapat dijelaskan lebih sederhana.
Secara umum, dikenal tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas iklan,
yaitu: penjualan, pengingatan, dan persuasi. Efektivitas periklanan yang berkaitan dengan
penjualan dapat diketahui melalui riset tentang dampak penjualan, sedangkan efektivitas
periklanan yang berkaitan dengan pengingatan dan persuasi bisa diketahui melalui riset tentang
dampak komunikasi.
Kriteria pertama adalah penjualan. Mengaitkan iklan dengan penjualan akan cukup sulit
dilakukan karena banyaknya faktor di luar iklan yang berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan konsumen dalam aktivitas membeli. Faktor-faktor tersebut antara lain: fitur produk,
harga, ketersediaan, dan juga reaksi pesaing. Makin kecil pengaruh dari faktor tersebut atau
makin terkendali faktor-faktor tersebut, makin mudah diukur seberapa kuat dampak iklan
terhadap penjualan. Namun demikian, dengan alat analisis yang tepat, kita dimungkinkan untuk
melihat peran parsial iklan terhadap penjualan suatu produk.
Kriteria kedua adalah pengingatan. Kriteria ini banyak digunakan dalam mengukur kemampuan
mengingat konsumen terhadap iklan atau bagian dari iklan. Misalnya, dalam suatu telaah daya
ingat konsumen pada satu hari setelah iklan ditayangkan, para peneliti dapat menggali informasi
dari konsumen dengan mengajukan pertanyaan kepada pemirsa, Apakah mereka menonton
program televisi tertentu kemarin? Jika mereka menonton program tersebut, kemudian
konsumen bisa ditanyai, Apakah mereka mengingat adanya iklan yang ditayangkan, dan hal apa
saja yang mereka ingat sehubungan dengan iklan yang ditayangkan?
Kriteria ketiga, yaitu persuasi yang berkaitan dengan pengukuran dampak pemahaman konsumen
terhadap suatu iklan, terhadap perubahan kepercayaan konsumen pada ciri atau konsekuensi
produk, sikap terhadap merek, sikap terhadap membeli merek atau keinginan membeli.
Pendekatan lain yang dapat digunakan adalah suatu iklan dapat menciptakan rantai akhir suatu
pengetahuan produk sebagaimana yang diingatkan, yaitu menemukan apakah konsumen
membentuk pengasosiasian yang tepat antara merek dengan pribadi konsumen.
Guru pemasaran dunia, Philip Kotler, mengatakan ada tiga metode utama prapengujian iklan
dalam riset dampak komunikasi, suatu riset yang dilakukan sebelum iklan dimasukkan ke media
dan setelah dicetak atau disiarkan. Metode yang pertama adalah metode umpan balik konsumen
(consumer feedback method), dilakukan dengan menanyakan reaksi konsumen terhadap iklan
yang diusulkan. Konsumen diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan: apakah pesan utama yang
Anda dapatkan dari iklan ini?; menurut Anda, apa yang mereka inginkan Anda ketahui, yakini
atau lakukan?; seberapa besar kemungkinan iklan ini akan mempengaruhi Anda untuk
melakukan tindakan yang dimaksudkan?; apa saja yang bagus dan apa yang tidak bagus dalam
iklan ini?; bagaimana perasaan Anda tentang iklan ini?; di mana tempat terbaik menjangkau
Anda dengan iklan ini?; di mana paling memungkinkan Anda melihatnya dan memberi perhatian
terhadapnya?; di mana Anda berada ketika Anda mengambil keputusan tentang tindakan ini?
Metode kedua adalah pengujian portofolio, meminta konsumen melihat atau mendengarkan
suatu portofolio iklan dengan menggunakan waktu sebanyak yang mereka perlukan. Konsumen
kemudian diminta mengingat kembali semua iklan tersebut dan isinya, dibantu atau tidak dibantu
pewawancara. Tingkat daya ingat mereka menunjukkan kemampuan suatu iklan untuk menonjol
dan perannya dimengerti serta diingat.
Metode ketiga adalah pengujian laboratorium, menggunakan peralatan untuk mengukur reaksi
fisiologis detak jantung, tekanan darah, pelebaran bola mata, respons kulit tubuh, keluarnya
keringatterhadap iklan. Atau, konsumen mungkin akan diminta menekan tombol untuk
menunjukkan kesukaan atau ketertarikan mereka dari waktu ke waktu pada saat melihat bahan
yang ditampilkan berurutan. Pengujian ini mengukur kemampuan menarik perhatian, tetapi tidak
mengungkapkan apa pun mengenai pengaruhnya terhadap keyakinan, sikap, dan niat konsumen.
Dengan demikian, jelas bahwa untuk membuat iklan yang efektif menjadi sangat rumit dewasa
ini, iklan yang mampu meraih konsumen menjadi semakin kompleks dan membuat konsumen
duduk diam untuk mendengarkan pesan sebuah iklan, adalah tantangan berat bagi pemasar.
Diharapkan para pemasar perusahaan dan profesional dalam agensi periklanan dapat terus-
menerus menciptakan iklan yang efektif, iklan yang dapat diterima oleh konsumen dengan
sepenuh hati, seperti yang diungkapkan oleh John Mc Neil (mantan Art Director Ogilvy &
Mather), If you say it with a degree of sincerity and honesty and with a great love of the craft, it
will come through. (Majalah MARKETING)
Salah satu bentuk media komunikasi yang biasa dipergunakan untuk mempromosikan produk
perusahaan adalah dengan menggunakan media luar ruang seperti billboard, neon box, mobile
board dan lain sebagainya. Sebagai media promosi yang membutuhan biaya promosi yang
sebesar, penempatan media promosi seperti billboard tentu saja harus direncanakan dengan baik
agar dampak promosi bisa didapatkan secara maksimal. Apa saja yang harus dipertimbangkan?
Adapun beberapa hal yang dapat diajukan sebagai bahan pertimbangan untuk pemilihan titik
pemasangan media komunikasi dan pilihan media komunikasi seperti billboard. Pertama adalah
titik pemasangan media komunikasi luar ruang haruslah merupakan spot/titik yang dinilai
strategis lokasinya seperti berada di jalan raya utama dan memiliki feasibilitas (keterlihatan dan
keterpandangan oleh mata) yang baik.
Pemilihan lokasi pemasangan media komunikasi media luar ruang didasari dengan beberapa
pertimbangan, seperti wilayah yang strategis dan terbuka agar memaksimalkan tingkat
feasibilitas. Kemudian sebaiknya media komunikasi luar ruang di tempatkan pada titik-titik yang
memiliki tingkat kepadatan lalu lintas yang ramai. Hal ini dikarenakan untuk memaksimalkan
times of exposure atau lama dari seseorang melihat pesan komunikasi yang disampaikan dalam
media komunikasi luar ruang. Selain itu dalam menentukan titik media promosi luar ruang harus
memenuhi kriteria berdekatan dengan lokasi outlet atau kantor layanan dari perusahaan serta
berdekatan dengan khalayak sasaran dari perusahaan ataupun sebuah produk.
Tingkat feasibilitas juga bisa dipengaruhi oleh besar kecilnya ukuran media promosi luar ruang.
Semakin besar ukurannya tentu saja akan semakin maksimal dalam menyampaikan pesan
komunikasi yang ingin disampaikan. Namun tentu saja hal tersebut mempengaruhi biaya
promosi dan anggaran promosi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
Selain memperhatikan lokasi dan tingkat feasibilitas tadi, media komunikasi luar ruang yang
dipergunakan untuk mempromosikan corporate ataupun produk sebuah perusahaan juga perlu
memperhatikan jumlah unit yang dipesan, kualitas dan spesifikasi dari barang. Hal ini
dikarenakan akan mempengaruhi anggaran promosi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
Dalam mempertimbangkan harga juga harus proporsional dengan pilihan tempat dan media baik
dari segi kualitas barang maupun quantity yang diajukan.
Jika titik pemasangan media komunikasi yang diajukan berupa tempat, hendaklah merupakan
tempat-tempat yang memiliki jumlah pengunjung dalam skala massal serta memiliki kesesuaian
dengan karakteristik perusahaan ataupun produk dan layanan yang dipasarkan oleh perusahaan.
Tempat promosi yang dipilih sebaiknya yang tidak memiliki asosiasi negatif yang dapat
mempengaruhi citra perusahaan.
Hal lain yang juga harus diperhatikan selain aspek komunikasi dan strategi komunikasi, dalam
melakukan pemilihan media promosi luar ruang, juga harus memperhatikan tertib
penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa, termasuk diantaranya tertib administrasi
korespondensinya.
Pendahuluan
Saat ini begitu teknologi informasi dan komunikasi semakin maju. Demikian halnya dengan
semakin banyaknya media teknologi informasi dan komunikasi yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai kegiatan komunikasi, di antaranya komunikasi pemasaran. Metode promosi
atau jual beli melalui internet ini dikenal dengan istilah electronic commerce (e-commerce). Saat
ini memang belum ada definisi pasti e-commerce yang sudah distandarkan dan disepakati
bersama, namun dalam pengertian umum yang diterima masyarakat, e-commerce merupakan
perdagangan yang dilakukan melalui internet. E-commerce adalah pembelian dan penjualan
barang dan jasa melalui komputer online di internet. Peluang bisnis di e-commerce sangatlah
besar, hal tersebut dapat dilihat dengan makin banyaknya masyarakat yang online atau
tersambung di internet. Yuan Gao menyatakan bahwa E-Commerce adalah penggunaan jaringan
komputer untuk melakukan komunikasi bisnis dan transksaksi komersial.
Pembahasan
Seluruh manusia dalam kehidupan sehari-hari memiliki kebutuhan untuk melakukan komunikasi
dan berinteraksi ngan lainnya. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses transmisi
informasi dan pemahaman yang sama dari satu orang ke orang lain. Menurut Byrnes. sebagai
makhluk sosial manusia selalu tidak lepas untuk berhubungan dengan manusia lain. Ia ingin
mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya.
Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Selanjutnya Berlo menyatakan
bahwa komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan
memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan
keseimbangan dengan masyarakat .
Komunikasi menurut definisi Business Dictionary adalah : proses dua arah mencapai saling
pengertian, di mana peserta tidak hanya pertukaran (encode-decode) informasi, berita, gagasan
dan perasaan, tetapi juga membuat dan berbagi makna. Secara umum, komunikasi merupakan
sarana penghubung orang atau tempat.Agar komunikasi dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, di mana terdapat interaksi dan memberikan pemahaman yang sama kepada pelaku
komunikasi, maka pesan yang disampaikan harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dan dimengerti, serta pesannya jelas. Dalam ilmu komunikasi, komunikasi memiliki unsure-
unsur yang saling bergantungan satu sama lain, di mana unsur-unsur komunikasi tersebut
menurut Laswell yang dikutip oleh Mulyana yaitu :
1) Sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator
(communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.
2) Pesan (message), yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan
merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan
atau maksud sumber tadi.
3) Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan
pesannya kepada penerima. Saluran merujuk pada cara penyajian pesan apakah langsung (tatap
muka) atau lewat media cetak atau media elektronik, surat pribadi, telepon, selebaran, OHP
(Overhead Projector), sistem suara dan multimedia, semua itu dapat dikategorikan sebagai
bagian dari saluran komunikasi.
4) Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination), komunikate
(communicate), penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener),
penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber.
5) Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya
penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak
setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan prilaku, dan sebagainya. (Mulyana,
2001: 61-62).
Dalam prosesnya, komunikasi terdiri dari beberapa langkah yang saling terkait, dimulai ketika
pengirim (sender) ingin mengirimkan sebuah fakta, ide, pendapat atau informasi lain kepada
untuk penerima (receiver) melalui saluran (channel) tertentu dan berakhir dengan umpan balik
(feedback) penerima ke pengirim. Komponen utama dari proses komunikasi yang pengirim,
pesan, saluran, penerima dan umpan balik. Secara lengkap, proses komunikasi adalah sebagai
berikut :
1) Developing idea by the sender Mengembangkan ide oleh pengirim: Pada langkah pertama,
komunikator mengembangkan atau konsep ide untuk dikirim. Ia juga dikenal sebagai tahap
perencanaan karena dalam tahap ini komunikator berencana subjek komunikasi.
2) Encoding Pengkodean berarti mengubah atau terjemahan gagasan ke dalam bentuk dipahami
yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.
3) Developing the message
4) Mengembangkan pesan: Setelah pengkodean pengirim mendapat pesan yang dapat dikirimkan
ke penerima. Pesan bisa lisan, tertulis, simbolik atau nonverbal. Misalnya, ketika orang
berbicara, berbicara adalah pesan; ketika orang menulis surat, kata-kata dan kalimat yang pesan;
ketika orang-orang menangis, menangis adalah pesan.
5) Selecting the medium Memilih media: Media adalah saluran atau sarana transmisi pesan ke
penerima. Setelah pengirim telah dikodekan ke dalam pesan, langkah berikutnya adalah memilih
media yang cocok untuk transmisi ke penerima. Media komunikasi dapat berbicara, menulis,
sinyal, isyarat dll
6) Transmission of message Transmisi pesan: Pada langkah ini, pengirim sebenarnya
mengirimkan pesan melalui media yang dipilih. Pada siklus komunikasi, tugas pengirim berakhir
dengan transmisi pesan.
7) Receiving the message by receiver Menerima pesan dengan penerima: Tahap ini hanya
melibatkan penerimaan pesan pengirim oleh penerima. pesan dapat diterima dalam bentuk
mendengar, melihat, merasa dan sebagainya.
8) Decoding Decoding adalah interpretasi penerima pesan pengirim. Berikut penerima
mengkonversi pesan ke dalam pikiran dan mencoba untuk menganalisis dan memahaminya.
Komunikasi yang efektif dapat terjadi hanya ketika kedua pengirim dan penerima menetapkan
makna yang sama atau mirip dengan pesan.
9) Feedback Langkah terakhir dari proses komunikasi adalah umpan balik. Umpan balik berarti
respon penerima pesan pengirim. Hal ini meningkatkan efektivitas komunikasi. Ini memastikan
bahwa penerima telah benar memahami pesan. Umpan balik adalah inti dari komunikasi dua
arah.
Tujuan manusia berkomunikasi tentunya ingin mnyemaikan suatu pesan kepada pnerimanya, dan
berharap dari komunikasi yang dilakukan tersebut akan timbul suatu keadaan yang diinginkan.
Menurut Moss dan Tubbs , suatu kegiatan komunikasi dikatakan berjalan efektif, apabila
menimbulkan hal-hal berikut: 1) Understanding Pengertian : yaitu penerimaan yang cermat atas
kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini
komunikator dinyatakan efektif bila komunikan memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan
yang disampaikan komunikator.
2) Happiness Kesenangan : Efektifitas komunikasi berkaitan langsung dengan perasaan senang
antara komunikator-komunikan.
3) Good relationship Hubungan sosial yang lebih baik : Kegagalan dalam berkomunikasi muncul
karena gangguan dalam hubungan insani yang berasal dari kesalahpahaman, ketika pesan tidak
dipahami secara cermat.
4) Attitude change Mempengaruhi sikap komunikan : Tindakan mempengaruhi orang lain
merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi individu berusaha
mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain paham akan pesan yang
disampaikan.
5) Behaviour change Komunikan melakukan tindakan yang diingini oleh komunikator
Tujuan dari komunikasi yang efektif di antaranya adalah agar pesan yang disampaikan dapat
menciptakan persepsi umum, mengubah perilaku dan pemberian informasi yang dapat
menimbulkan minat bagi penerima pesan. Demikian halnya dengan tujuan komunikasi yang
dilakukan pada proses pemasaran (komunikasi pemasaran), yaitu di antaranya adalah masyarakat
akan tertarik minatnya untuk memeliki produk yang ditawarkan. Proses pemasaran tidak lepas
dari komunikasi. Penggabungan dari dua kajian: pemasaran dan komunikasi menghasilkan kajian
"baru" yang diberi nama komunikasi pemasaran (marketing communication). William G. Nickels
dalam bukunya Marketing Communication And Promotion, mendefenisikan komunikasi
pemasaran adalah proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasive sehingga proses
pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien . Komunikasi pemasaran menurut
Soemanagara dinyatakan sebagai : Kegiatan komunikasi yang ditujukan untuk menyampaikan
pesan kepada konsumen dan pelanggan dengan mengunakan sejumlah media dan berbagai
.saluran yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu:
perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Adapun
jenis media yang dapat digunakan seperti: folder, poster, banners. fliers, televisi, radio, majalah,
televisi dan surat kabar.
Komunikasi pemasaran menurut Machfoedz adalah : Istilah yang digunakan untuk
menerangkan arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada konsumen. Pemasar
menggunakan iklan, pemasaran langsung, publisitas, promosi penjualan, dan penjualan langsung,
untuk memberikan informasi yang mereka harapkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian
oleh konsumen. Sebaliknya, konsumen menggunakannya dalam proses pembelian untuk
menghimpun informasi tentang ciri dan manfaat produk. Komunikasi pemasaran merupakan
bentuk komunikasi yang ditujukan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih
segmentasi yang lebih luas. Kajian ini dapat dikatakan juga sebagai sejumlah upaya untuk
memperkuat loyalitas pelanggan terhadap produk yaitu barang dan jasa yang dimiliki
perusahaan. Saat ini sebagian besar perusahaan dan perorangan yang melakukan kegiatan usaha,
melakukan kegiatan komunikasi pemasaran melalui media teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan
Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi
merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan
Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung
pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media . Perkembangan teknologi
informasi, dalam hal ini internet, berpengaruh besar terhadap perkembangan di bidang promosi
produk. Hal tersebut tentunya sangat menguntungkan bagi dunia promosi produk karena
kemudian terjadi peningkatan efektivitas jika dibandingkan dengan media konvensional. Aspek
utama yang mempengaruhi peningkatan efektivitas promosi produk melalui internet adalah
media yang interaktif, bersifat fleksibel dengan pengertian adanya pertukaran pesan dua arah dan
media yang responsif. Proses menyampaikan pesan melalui media ini disebut proses transmisi.
Sejalan dengan perkembangan zaman di mana teknologi komunikasi semakin maju, maka saat
ini banyak sekali perusahaan melakukan komunikasi pemasaran atau promosi dengan
menggunakan media online / internet.
Internet menurut Daryanto berasal dari kata International Network, yang dapat disingkat dengan
kata Internet, merupakan dua komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan
komputer hingga meliputi jutaan komputer di dunia (internasional), yang saling berinteraksi dan
bertukar informasi . Penggunaan internet sebagai media komunikasi pemasaran merupakan
bauran dari marketing mix pada tahap promotion. Adanya pergeseran penggunaan media (media
offline ke media online) dalam berpromosi merupakan sebuah tuntutan di mana hal tersebut
terpengaruh oleh kemajuan teknologi dan faktor lain diantaranya efisiensi waktu dan biaya.
Internet merupakan sebuah sumber informasi dan komunikasi dunia, tanpa adanya batas ruang,
waktu, budaya dan hukum dengan media komputer. Internet menurut Abdul Razaq dan Bachrul
Ulum Ruly , secara umum mempunyai beberapa fungsi antara lain yaitu: 1) Internet sebagai Alat
Komunikasi Komunikasi antar pengguna komputer di internet, merupakan hal yang sangat
mutlak. Sehingga dengan komunikasi tersebut dapat mengirim pesan dan menerima pesan.
Diantara fasilitas yang bisa digunakan dalam komunikasi ini adalah e-mail (electronic mail).
2) Internet Sebagai Resource Sharing Dengan fasilitas ini seseorang dapat melihat informasi
terbaru dari dunia pendidikan, dapat memperoleh software-software terbaru yang dibagikan
secara gratis (Shareware). Melakukan promosi serta memanfaatkan internet sebagai sarana untuk
melakukan transaksi penjualan.
3) Internet Sebagai Resource Discovery Browsing dalam internet merupakan fasilitas untuk
mencari file, dokumen atau informasi dan lain sebagainya. Untuk itu maka internet menyediakan
layanan resource discovery (navigator) untuk mencari indeks dari suatu dokumen yang
diinginkan. Dan hal ini menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting,
efektif dan akurat.
4) Internet Sebagai Komunitas Komunitas dalam internet merupakan kumpulan beberapa
pengguna internet yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Dengan demikian
anggota masyarakat yang menjadi komunitas tersebut dapat berkomunikasi untuk saling bertukar
informasi, melakukan transaksi dan lain sebagainya.
Agar komunikasi pemasaran melalui media internet dapat berjalan efektif, maka penyampai
pesan salah satunya perlu memperhatikan kualitas jasa online, yaitu : A. Keandalan / Pemenuhan
1) Produk yang datang dipresentasikan secara akurat melalui situs web.
2) Mendapatkan pesanan konsumen dari situs web ini.
3) Produk dikirimkan pada waktu yang diijinkan oleh perusahaan.
B. Desain Situs Web
1) Situs web memberikan informasi mendalam.
2) Situs tidak membuang waktu.
3) Transaksi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat pada situs web.
4) Tingkat personalisasi situs tepat, tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.
5) Situs website mempunyai seleksi yang baik.
C. Keamanan / Privasi
1) Merasa bahwa privasi konsumen terlindung di situs ini.
2) Merasa aman bertransaksi dengan situs web ini.
3) Web cukup aman untuk transaksi.
D. Layanan Pelanggan
1) Perusahaan bersedia dan siap merespon kebutuhan pelanggan.
2) Ketika mempunyai masalah, situs web memperlihatkan minat yang tulus untuk
menyelesaikannya.
Kesimpulan
Berdasarkan pendahuluan dan pembahasan di atas yang dilengkapi dengan beberapa teori, maka
agar komunikasi pemasaran melalui media Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat berjalan
efektif, maka pesan yang disampaikan dalam komunikasi pemasaran harus harus menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti, serta pesannya jelas. Selain itu dalam
penyampaian pesan komunikasi pasaran melalui media internet yang digunakan, perlu
diperhatikan aspek-aspek : produk yang datang dipresentasikan secara akurat melalui situs web,
memberikan informasi mendalaml transaksi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat pada situs
web, konsumen merasa bahwa privasi konsumen terlindung di situs ini dan merasa aman
bertransaksi dengan situs web.
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2002
Gao, Yuan. Encyclopedia of Information Science and Technology. California : Idea Group, 2005
Kotler Philip dan Keller. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga, 2009,
hlm. 54
Moss, Sylvia dan Tubbs, L. Stewart. Human Communication : Prinsip Prinsip Dasar. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2000
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002
Purba, Amir dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa. Press, 2006
Razaq , Abdul dan Bachrul Ulum Ruly, Belajar Praktis Internet, Dinastindo, Jakarta, 2000
2. Benda tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa
digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena benda asli mungkin
digunakan (misal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain). Benda tiruan
dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.
3. Gambar atau media grafis
Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian visual
(menekankan persepsi indra penglihatan) dengan penyajian dua dimensi. Media grafis tidak
termasuk media elektronik. Termasuk dalam media grafis antara lain, poster, leaflet, reklame,
billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.
e. Pesan Dalam Media
Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai untuk
sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif. Oleh karena itu, pesan harus
memenuhi hal-hal sebagai berikut :
1. Memfokuskan perhatian pada pesan (command attention)
Ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan dikembangkan. Bila terlalu
banyak ide, hal tersebut akan membingungkan sasaran dan mereka akan mudah melupakan pesan
tersebut.
2. Mengklarifikasi pesan (clarify the message)
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan informasi
yang relevan dan baru bagi sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara
otomatis pesan tersebut gagal.
3. Menciptakan kepercayaan (Create trust)
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Misalnya, masyarakat percaya cuci
tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga
sabun terjangkau atau mudah didapat di dekat tempat tinggalnya.
4. Mengkomunikasikan keuntungan (communicate a benefit)
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Misalnya sasaran termotivasi membuat
jamban karena mereka akan memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak akan terkena
penyakit diare.
5. Memastikan konsistensi (consistency)
Pesan harus konsisten, artinya bahwa makna pesan akan tetap sama walaupun disampaikan
melalui media yang berbeda secara berulang; misal di poster, stiker, dan lain-lain.
6. Cater to heart and head
Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif tidak
hanya sekadar memberi alasan teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai-nilai emosi dan
membangkitkan kebutuhan nyata.
7. Call to action
Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak sesuatu bisa dalam
bentuk motivasi ke arah suatu tujuan. Contohnya, Ayo, buang air besar di jamban agar anak
tetap sehat.
f. Imbauan Dalam Pesan
Dalam media promosi, pesan dimaksudkan untuk memengaruhi orang lain atau menghimbau
sasaran agar mereka menerima dan melaksanakan gagasan kita.
1. Imbauan rasional
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasional. Contoh
pesan : Datanglah ke posyandu untuk imunisasi anak Anda. Imunisasi melindungi anak dari
penyakit berbahaya. Para ibu mengerti isi pesan tersebut, namun kadang tidak bertindak karena
keraguan.
2. Imbauan emosional
Kebanyakan perilaku manusia, terutama kaum ibu, lebih berdasar pada emosi daripada hasil
pemikiran rasional. Beberapa hal menunjukan bahwa pesan dengan menggunakan imbauan
emosional lebih berhasil dibanding dengan imbauan dengan bahasa rasional. Contoh : Diare
penyakit berbahaya, merupakan penyebab kematian bayi. Cegahlah dengan stop BAB
sembarangan. Kombinasikan hubungan gagasan dengan unsur visual dan nonverbal dalam
poster, misalnya dengan gambar anak balita sakit, kemudian tertera pesan, Lindungi anak
Anda.
3. Imbauan ketakutan
Hati-hati menggunakan imbauan dengan pesan yang menimbulkan ketakutan. Pesan ini akan
efektif bila digunakan pada orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi. Namun, sebagian
orang yang mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut dengan imbauan semacam ini.
4. Imbauan ganjaran
Pesan dengan imbauan ganjaran dimaksudkan menjanjikan sesuatu yang diperlukan dan
dinginkan oleh si penerima pesan. Teknik semacam ini cukup masuk akal karena pada
kenyataannya orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan memperoleh imbalan
(terutama materi) yang cukup.
5. Imbauan motivasional
Pesan ini dengan menggunakan bahasa imbauan motivasi yang menyebtuh sisi internal penerima
pesan. Manusia dapat digerakan lewat dorongan kebutuhan biologis seperti lapar, haus,
keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis seperti kasih sayang, keagamaan, prestasi,
dan lain-lain.
Keuntungan poster :
1. Mudan dibuat.
2. Singkat waktu dalam pembuatannya.
3. Murah.
4. Dapat menjangkau orang banyak.
5. Mudah menggugah orang banyak untuk berpartisipasi.
6. Bisa dibawa kemana-mana.
7. Banyak variasi.
Cara pembuatan poster :
a. Pilih subjek yang kan dijadikan topik, misal kesehatan lingkungan, sanitasi, PHBS, dan lain-lain.
b. Pilih satu pesan kesehatan yang terkait, misal keluarga yang menggunakan jamban untuk BAB.
c. Gambarkan pesan tersebut dalam gambar.
d. Pesan dibuat menyolok, singkat, cukup besar, dan dapat dilihat pada jarak enam meter, misalnya
Stop buang air besar sembarangan !.
e. Buat dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca, misal kombinasi warna merah yang tidak
bertabrakan yaitu biru tua-merah, hitam-kuning, merak kuning, biru tua-biru muda.
f. Hindarkan tambahan-tambahan yang tidak perlu ditulis.
g. Gambar dapat sederhana.
h. Perhatikan jarak huruf, bentuk dan ukuran.
i. Tes/uji poster pada teman, apakah poster sudah bisa memcapai maksudnya atau tidak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain poster. Poster secara umum terdiri atas
beberapa bagian, yaitu :
1. Judul (head line)
2. Subjudul (sub head line)
3. Body copy/copy writing, dan
4. Logo dan indentitas.
Judul harus dapat dibaca jeas dari jarak enam meter, mudah dimengerti, mudah diingat. Subjudul
harus menjelaskan, melengkapi, dan menerangkan judul secara singkat. Poster juga memerlukan
adanya ilustrasi. Ilustrasi ini harus atraktif berhubungan erat dengan judul dan terpadu dengan
penampilan secara keseluruhan. Warna merupakan salah satu unsur grafis. Pengertian warna bisa
meliputi warna simbolik atau rasa kejiwaan. Warna dapat dibagi menjadi tiga kelompok menurut
jenisnya, yaitu warna primer (merah, kuning, biru), warna sekunder (hijau, kuning, lembayung),
dan warna tersier (cokelat kemerahan, cokelat kekuningan, cokelat kebiruan). Warna sebagai
simbol mempunyai arti tersendiri. Misalnya, merah berarti berani, putih berarti suci, kuning
berarti kebesaran, hitam berarti abadi, hijau berarti harapan, dan merah muda berarti cemburu.
Mengenal rasa warna dapat diartikan sebagai berikut merah adalah warna panas, biru adalah
warna dingin, dan hijau adalah warna sejuk.
b. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat,
mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet atau sering juga disebut pamflet
merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran
dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 400 kata. Ada
beberapa leaflet yang disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya
deskripsi pengolahan air ditingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare serta pencegahannya,
dan lain-lain. Isis harus bisa ditangkap dnegan sekali baca. Leaflet dpat diberikan atau
disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus Group Discussion
(FGD), pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat leaflet :
1. Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai.
2. Tuliskan apa tujuannya.
3. Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet.
4. Kumpulan tentang subje yang kaan disampaikan.
5. Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya bagaimana bentuk tulisan
gambar serta tata letaknya.
6. Buatkan konsepnya. Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama
dengan kelompok sasaran, perbaiki konsep, dan buat ilistrasi yang sesuai dengan isi.
Kegunaan leaflet :
1. Mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan.
2. Diberika sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah disampaikan.
3. Untuk memperkenalkan ide-ide baru kepa orang banyak.
Keuntungan leaflet :
1. Dapat disimpan lama
2. Sebagai referensi
3. Jangkauan dapat jauh
4. Membantu media lain
5. Isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi
c. Papan Pengumuman
Papan pengumuman biasanya dibuat dari papan dengan ukuran 90 x 120 cm, biasa
dipasang di dinding atau ditempat tertentu seperti balai desa, posyandu, masjid, puskesmas,
sekolah, dan lain-lain. Pada papan tersebut gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari suatu topik
tertentu.
Bahan yang diperlukan :
Tripleks ukuran 90 x 120 cm
Kertas berwarna
Gunting
Paku payung
Huruf-huruf atau tulisan
Koleksi gambar-gambar dalam segala ukuran
Cara membuat papan pengumuman :
1. Ambil kayu tripleks (plywood).
2. Warnai bila diperlukan.
3. Beri bingkai pada sekeliling papan.
4. Paku di dinding gedung atau di tempat yang memungkinkan.
5. Letakkan pada tempat atau lokasi yang mudah dilihat.
6. Tuliskan judul yang menarik.
Cara menggunakan papan pengumuman :
1. Tentukan jangka waktu pemasangan sehingga tidak membosankan, misal 1-2 minggu.
2. Gunakan pada peristiwa-peristiwa tertentu saja, misal pada waktu pertemuan besar atau hari
libur.
3. Cari sumber untuk melengkapi tampilan, misal dari perpustakaan, kantor humas, dan lain-lain.
Keuntungan papan pengumuman :
1. Dapat dikerjakan dengan mudah.
2. Merangsang perhatian orang.
3. Menghemat waktu dan membiarkan pembaca untuk belajar masalah yang ada.
4. Merangsang partisipasi.
5. Sebagai review atau pengingat terhadap bahan yang pernah diajarkan.
d. Gambar Optik
Gambar optik mencakup foto, slide, film, dan lain-lain.
a. Foto
Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk album ataupun dokumentasi
lepasan. Album merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan suatu cerita,
kegiatan, dan lain-lain. Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada masyarakat sesuai dengan
topik yang sedang didiskusikan. Misalnya album foto yang berisi kegiatan-kegiatan suatu desa
untuk mengubah kebiasaan buang air besarnya menjadi di jamban. Dokumentasi lepasan yaitu
foto-foto yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu
pokok persoalan atau titik perhatian. Foto ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet,
dan lain-lain.
b. Slide
Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan slide cukup efektif karena
gambar atau setiap materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Slide sangat
menarik, terutama bagi kelompok anak sekolah dibanding dengan gambar, leaflet, dan lain-lain.
c. Film
Film merupakan media yang bersifat menghibur, disamping dapat menyisipkan pesan-pesan
yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok besar dan kolosal.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
http://uptdpuskesmassukatani.blogspot.com/2011/09/konsep-prinsip-promkes.html
Notoatmodjo,soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Renekacita. Depok. 2010
http://kiosdigital.net/artikel-cetak-desain/cara-pembuatan-sticker.html
http://www.bitebrands.org/2011/09/stiker-bukan-sebatas-dekorasi.html
http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/menggunakan-dan-memproduksi-materi.html