Dalam analisi ini yang dibahas adalah perolehan informasi melalui surat
kabar.Jawa Pos adalah satu-satunya media surat kabar nasional yang terbit dati Timur
Indonesia dan merupakan sarana utuk membantu menyampaikan informasi kepada
masyarakat.Surat kabar ini memberikan informasi kepada sisi berita yang selalu
akurat terpercaya,update informasi terbaru maupun iklan.Untuk iklan ,Jawa Pos
memiliki program yaitu iklan umum(display) dan iklan jitu.Jawa Pos menyediakan
waktu dan ruang media untuk memperkenalkan,mempromosikan ,membujuk
konsumen agar tertarik untuk mencoba produk dan jasa suatu perusahaan sehingga
terjadi transaksi pembelian/pelanggan terdorong untuk melakukan pembelian kembali
akan produk dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
Dalam kemudahaan(kecepatan,kehematan waktu,serta penghematan
biaya ) akses pelayanan jasa ,guna meningkatkan pelayanan jasa C.V.Sarana Media
Advertising dalam pemasangan iklan jitu Jawa Pos,sejak tahun 1985 membuka
pelayanan melalui sub agen yang tersebesar di beberapa wilayah dan tetap di bawah
koordinatorC.V.Sarana Media Advertising,sehingga pelayanna tetap sama dengan
konsep pelayanan perusahaan aslinya.Namun sejak pertengahan tahun 90-an peranan
coordinator C.V.Sarana Media Advertising mulai dikurangi sehingga semakin
memperrumit persaingan antar agen dalam mencari klien dan memberikan pelayanan
yang terbaik kepada pelanggan.
C.V.Sarana Media Advertitsing dalam menerima order iklan jitu dipeloreh
mealului tiga sumber,yaitu:pemasangan iklan langsung,melalui layanan telepon dan
melalui sub agen. Dari penelitian awal yang dipereloleh 25 orang pelanggan dapat
diketahui tiga hal:
Pertama, pendapat tentang slogan wah sudah laku, 72%pelanggan setuju bahwa
slogan tersebut benar-benar sesuai kenyataan, 12% menjawab belum tentu dan 16%
menjawab tidak sesuai.
Kedua, Kepuasan pelanggan dalam memilih C.V. Sarana Media Advertising sebagai
sarana untuk memasang iklan jitu Jawa Pos, dimana 100% menyatakan pelayanannya
memuaskan, cepat dan tepat waktu terbitnya, 90% menyatakan servis ramah dan
sopan dalam menanggapi keluhan pelanggan apabila iklannya tidak terbit.
Ketiga,loyalitas pelanggan kepada C.V. Sarana Media Advertising cukup bagus, hal
ini tercermin 85% pelanggan berkeinginan untuk memasang ulang iklan jitu melalui
C.V. Sarana Media Advertising dan 72% pelanggan pernah merekomendasikan
kepada orang lain untuk memasang iklan jitu melalui C.V. Sarana Media Advertising.
Reability (Keandalan)
Tahap pertama yang dilakukan oleh perusahaan periklanan dalam
melaksanakan programnya yaitu mereka harus mampu menciptakan citra/image
media itu sendiri sehingga memberikan kesan tersendiri bagi pembacanya.Sehingga
dengan adanya image,citra dan media yang terpercaya serta berkelas sehingga
meningkatkan kepercayaan terhadap media tesebut,sehinggapembaca tertarik untuk
membacanya.Reability artinya bagaimana iklan tersebut memiliki kinerja nyata
dalam memberikan hasil yang maksimal dalam program pencapaian tujuan
perusahaan pelanggan.Program periklanan ini dapat berupa:
1. Comercial Advertising.
Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk mendukung kampanye
pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial ini sendiri terbagi menjadi
beberapa macam.
Iklan Strategis.
Digunakan untuk membangun merek. Hal itu dilakukan dengan
mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk. Perhatian utama dalam jangka
panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa
pasar. Iklan ini mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek
serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.
Iklan Taktis.
Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong
konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya
iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen
memberikan respon pada hari yang sama.
2. Corporate Advertising.
Iklan yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya
diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi
oleh perusahaan tersebut. Iklan Corporate akan efektif bila didukung oleh fakta yang
kuat dan relevan dengan masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu
dikaitkan dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan
Corporate merupakan bentuk lain dari iklan strategis ketika sebuah perusahaan
melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai korporatnya kepada
Public.
Iklan Corporate sering kali berbicara tentang nilai-nilai warisan perusahaan,
komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo
perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan kepedulian perusahaan terhadap
lingkungan sekitar.
3. Public Service Advertising.
Iklan Layanan Masyarakat merupakan bagian dari kampanye social
marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan
masyarakat. Biasanya pesan Iklan Layanan Masyarakat berupa ajakan, pernyataan
atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku yang tidak baik supaya
menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong
penghargaan terhadap perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya
Dalam hal ini banyak hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan periklanan
dalam meningkatkan reability(keandalan)dari iklan mereka. Dengan membangun
empati maka akan terbangun citra yang baik dimata masyarakat dan menstimulasi
masyarakat untuk percaya pada perusahaan tersebut hingga akhirnya tertarik untuk
mengkonsumsi produk mereka. Dengan demikian, secara tidak langsung perusahaan
komersil yang berorientasi peningkatan profitperusahaan secara signifikan
menggunakan iklan layanan sebagai media iklan komersial.
Disamping itu perusahaan periklanan juga harus mampu membuat suatu
tema yang mampu menyentuh emosi dan sifat pembaca baik dari segi kata-kata yang
bersifat mengundang rasa penasaran pembaca untuk membaca iklan tersebut
sepertiTolong iklan ini jangan dibaca,membuat kata-kata yang menarik dan mudah
dipahami/efektif(singkat,padat dan jelas serta mampu menimbulkan pemahaman yang
sama antara perusahaan dengan audience),diklasifikasikan,dan disesuikan dengan
audience yang dihadapi,membuat gambar iklan yang menarik dan jelas dan
dikombinasikan dengan desain grafis yang elegant dan mewah sehingga produk /jasa
yang diiklankan tidak terkesan murahan, selain itu tema haruslah relevan
dengan kondisi yang sedang terjadi di tengah masyarakat yang
menjadi target iklan,sehingga dalam jangka panjang mampu
mengubah prefrensi dan kebiasaan masyarakat sehingga tertarik
untuk mengkonsumsi produk,dan kedepannya diharapkan mampu
mengadakan pembelian kembali,iklan juga harus
menarik,kreatif,unik,membujuk/persuasive dan mampu menggugah
semua kalangan untuk membacanya.Dan mengkombinasikan iklan
dengan konsep marketing mix.
Sehingga media massa yang digunakan cendung bersifat
mempengaruhi khalayak/mencoba menanamkan pesan di benak
mereka, model resonansi (evoked recall) dan model mengajar
(transportation).Disamping itu perusahaan periklanan harus mampu
menciptakan peluang yang tinggi agar iklan tersebut di terima
kahalayak.
Konsep komunikasi mencakup:
Reability dari keefektifan dapat dilihat dari meningkatnya penjulan produk dan jasa
perusahaan yang diiklankan /dipromosikan,perluasan pangsa pasar
sasaran/expansi,peningkatan profit perusahaan,serta pertambahan pelanggan baru
yang cukup signifikan.
c. Variability (Keanekaragaman)
Jasa sangat beraneka rupa, karena tergantung siapa yang menyediakannya dan kapan serta
dimana disediakan. Seringkali pembeli jasa menyadari akan keanekaragaman yang besar ini
dan mendiskusikannya dengan orang lain sebelum memilih satu peyediaan jasa.
Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat tergantung
kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana disajikan. Misalnya jasa yang
diberikan oleh sebuah hotel berbintang satu akan berbeda dengan jasa yang diberiakan oleh
hotel berbintang tiga.
f.Bersifat padat Karya
Dalam pemasaran jasa yang paling dibutuhkan adalah
keahlian,keterampilan,pengetahuan,kekreatifan dan pengalaman SDM dalam memberikan
pelayanan jasa kepada konsumen,dan cendung tidak memakai peralatan/mesin,bahan
baku,gedung /pabrik seperti halnya produksi barang.Sehingga jasa bersifat padat karya.
g.Tidak dapat disimpan sebagai persediaan .
Jasa tifak dapat disimpan seperti halnya barang,karena jasa digunakan pada saat jasa
itu dibeli dan habis setelah pembuatannya berakhir.Sehingga jasa tidak dapat ditunda
penggunaannya untuk hari hari ke depan.
h.Akses Pelayanan Jasa Cepat
Dalam pelayanannya/masa tunggunya jasa cendrung lebih cepat dibandingkan
dengan barang.misalnya jasa Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan pengobatan
memiliki mas tunggu /lead time paling lama 1 jam,lain halnya barang seperti pemesanan
pesawat terbang yang diorder tahun ini baru akan diterima beberapa tahun yang akan datang.
i.Keterkaitan Konsumen dalam penciptaan jasa.
Dalam produksi jasa keterlibatan konsumen sangat berperan penting karena
konsumen merupakan salah satu elemen sehingga jasa tersebut tercipta.berbeda dengan
barang keterlibatan konsumen hanya sebats memberikan ciri-ciri suatu barang jika barang
tersebut bersifat pesanan individual.
j.Interaksi dengan konsumen
Jasa memiliki interaksi yang intensif dengan konsumennya,dalam proses penciptaan
jasa tersebut.
k.Tidak dapat dipindahkan
Kepemikilan jasa cendrung tidak dapat dipindahkan .
l.Dibuat dan dipakakai di wilayah yang sama.
Pasar jasa cendrung lebih sempit dibandingkan sengan barang.Karena jasa dibuat
dan hanya dapat digunakan diwilayah itu juga.
Produk
2. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut
tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan (derived dissatisfaction).
3. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan
penawaran dari perusahaan. Disamping itu responden juga diminta untuk menuliskan perbaikan-
perbaikan yang mereka sarankan (problem analysis).
4. Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen (atribut) dari penawaran
berdasarkan derajat pertanyaan setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam
masing-masing elemen (importance/performance ratings).
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa ada dua variabel utama yang
menentukan kepuasan pelanggan, yaitu expectations dan perceived performance. Apabila
perceived performance melebihi expectations, maka pelanggan akan puas, tetapi bila
sebaliknya maka pelanggan akan merasa tidak puas. Oleh karena kepuasan akan
menimbulkan loyalitas pelanggan, maka loyalitas sebagai variable endegenous disebabkan
oleh suatu kombinasi kepuasan, rintangan pengalihan (switching barrier) pemasok, dan
keluhan. Jadi dapat dirumuskan bahwa:
Loyalitas Pelanggan:
Adanya kualitas yang tinggi,kesesuaian harapandengan hasil dan manfaat
produk yang diperoleh,harga yang terjangkau,pelayanan yang kondusif ,ramah dan
memuaskan,kemudahan dalam mengakses produk merupakan beberapa stategi dalam
meningkatkan kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi produk barang dan jasa suatu
perusahaan.Adanya kepuasan tersebut menimbulkan loyalitas yang tinggi.
Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara
berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk/jasa yang
dihasilkan oleh badan usaha tersebut membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses
pembelian yang berulang-ulang tersebut.
Pendapat Griffin diatas memberikan dimensi yang lebih luas tentang ukuran perilaku pelanggan
yang loyal.
Pertama, loyalitas pelanggan diukur dari jumlah rata-rata pemasangan iklan jitu Jawa Pos oleh
pelanggan terhadap agen CV Sarana Media Advertising dalam jangka waktu tertentu. Pelanggan
yang rata-rata pemasangannya lebih tinggi berarti dapat dikatakan lebih loyal dari pelanggan yang
rata-rata pemasangannya lebih rendah.
Kedua, ukuran loyalitas pelanggan berkembang pada perilaku pembelian pelanggan terhadap
layanan baru yang dikeluarkan oleh suatu agen contohnya bila pelanggan agen tersebut tidak
beralih menjadi pelanggan agen iklan surat kabar lain misalnya Surya, Surabaya Post dll.,
pelanggan akan tetap loyal kepada agen tersebut dalam memasang iklan.
Ketiga, loyalitas pelanggan adalah sikap dari pada pelanggan dalam memberikan rekomendasi
bagi orang lain untuk memasang iklan di agen tersebut. Pelanggan yang loyal akan memberikan
rekomendasi bagi orang lain untuk memasang iklan di CV Sarana Media Advertising.
Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan
Keandalan
(X1)
Respond
an
Pemecaha
n Masalah Kepuasan Loyalitas
Pelanggan Pelanggan
Pengalam
(Y)
an
Karyawan (Variabel Antara/invervening) (Variabel Dependen)
Kemudahan
&
Kenyamana
(Variabel Independen)
Hipotesis
Berdasar Tinjauan Pustaka dan teori yang ada, hipotesis berikut dirumuskan: Faktor-faktor
kepuasan pelanggan (Reliability (keandalan), Response to and remedy of problems (respon dan
cara pemecahan masalah), Sales experience (pengalaman karyawan), convenience of acquisition
(kemudahan dan kenyamanan) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan Iklan jitu Jawa Pos
CV. Sarana Media Advertising.
5.Metode Penelitian
Desain penelitian
Jenis penelitian dengan hipotesis ini adalah survey, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk
mempelajari seberapa besar kepuasan yang dimiliki oleh pelanggan terhadap Iklan jitu Jawa Pos CV
Sarana Media Advertising serta pengembangan terhadap loyalitas pelanggan CV Sarana Media
Advertising.
X 1 = reliability
X 2 = response to and remedy of problems
X 3 = sales experience
X 4 = convenience of acquisition
Definisi Operasional
Kepuasan pelanggan (variabel bebas x)
1. Reliability (keandalan)
Reliability merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan
apa yang dijanjikan oleh perusahaan. Diantaranya adalah kecepatan dan ketepatan agen CV Sarana
Media Advertising dalam mengiklankan di surat kabar Jawa Pos.
Response to and remedy of problems merupkan sikap dari karyawan CV Sarana Media Advertising
dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi oleh pelanggan yaitu iklan yang tidak tampil
di Jawa Pos.
Sales experience merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan karyawan CV Sarana Media
Advertising khususnya dalam hal komunikasi yang berhubungan dengan pemasangan Iklan yaitu
membantu memberikan pendapat dan saran kepada pelanggan yang akan memasang Iklan,
layanannya.
Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh
perusahaan kepada pelanggan yang akan memasang Iklan jitu Jawa Pos melalui CV Sarana Media
Advertising berupa pemasangan iklan jitu Jawa Pos.
Loyalitas pelanggan (Variabel terikat Y) Variabel terikat Y adalah loyalitas pelanggan yang
diukur berdasarkan ukuran perilaku (behavior measures) yaitu:
1. Keinginan untuk memasang Iklan Jawa Pos di CV Sarana Media Advertising pada pemasangan
berikutnya.
Adanya loyalitas yang tinggi dari pelanggan dari C.V.Sarana Media Advertising mendorong
pelanggan untuk menggunakan jasa periklanan perusahaan tersebut secara berulang-ulang baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.Ini dapat dilihat dari frenkuensi pemasangan iklan dari
penggan yang sama maupun pelanggan baru.Serta selisih waktu pemasanya iklan sebelumnya dengan
iklan yang saat ini ingin dipasang ,pertambahan pelanggan dengan berbagai orderan iklan.
2. Kesediaan untuk merekomendasikannya kepada orang lain agar memasang Iklan di CV Sarana
Media Advertising.
Adanya kualitas yang terpercaya dari produk jasa perusahaan,citra,ekuitas produk dan
perusahaaan,kecepatan dan ketepatan dalam mengimformasikan periklanan produk ke berbagai
audience,reability iklan,respond an pemecahan masalah yang cepat dan tepat,pengalanman
karyawan,kemudahan dan kenyamanan C.V.Sarana Media Advertising,menimbulkan penilitian yang
potisif dimata pelanggan.
Dengan adanya keunggulan bersaing tersebut,maka konsumen dapat digunakan sebagai
media pemasaran dalam pemasaran dari mulut ke mulut yang merupakan sarana yang cukup baik
sebagai ujung tombak pemasaran jasa.Mealui rekomendasi dan diskusi /pertukaran informasi antara
pelanggan ,maka dapat meningkatkan penggunaan jasa periklanan C.V.Sarana Media Advertising
melalui sarana komunikasi Jawa Pos.
6.Jenis dan Sumber Data
Jenis Data
1.Data kualitatif
Yaitu data penelitian yang menggambarkan,mendeskripsikan dan ditemukan ketika
peneliti terjun langsung ke lapangan/lokasi penelitian.Hal ini merupakan analisis dari peneliti
akan objek penelitai tersebut ,dan hasil analisis objek penelitain dipengaruhi oleh pemikiran
peneliti.
2.Data Kuantitatif
Yaitu data penelitia yang berbentuk angka/numeric yang dapa diperoleh dari
berbagai lembaga dan perusahan seperti BPS.Dan dapat dihitung dan diukur melalui program
/metode statistic/SPSS.
Sumber Data
1.Data Skunder
Adalah data yang sudah ada. Data tersebut sudah dikumpulkan sebelumnya untuk
tujuan-tujuan yang tidak mendesak. Keuntungan data sekunder ialah sudah tersedia,
ekonomis, dan cepat didapat. Kelemahan data sekunder ialah tidak dapat menjawab secara
keseluruhan masalah yang sedang diteliti. Kelemahan lainnya ialah kurangnya akurasi karena
data sekunder dikumpulkan oleh orang lain untuk tujuan tertentu dengan menggunakan
metode yang tidak kita ketahui sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan unit
pengukuran dan umur data.
Ada dua jenis data sekunder, yaitu data internal dan data eksternal. Yang termasuk dalam data
internal, misalnya: sales invoices, memo kredit, kartu garansi.
Data eksternal, di antaranya: laporan keuangan, data-data statistik surat edaran,
direktori, dll.Data eksternal dapat berupa data yang dipublikasi secara umum dan yang
diperdagangkan. Yang termasuk dalam kategori pertama di antaranya ialah direktori, data
statistik, laporan keuangan. Yang termasuk dalam kategori kedua ialah data demografi, data
mengenai promosi, data audit.
2.Data Primer
Adalah data yang dikumpulkan untuk tujuan proyek riset tertentu dan biasa diperoleh
setelah peneliti terjun ke lapangan/tempat peneltian
Tipe Data Primer
Beberapa data primer yang penting dan diminati oleh para pemasar di antaranya
ialah karakteristik demografi/sosioekonomi, psikografi/gaya hidup, sikap dan opini,
kesadaran dan pengetahuan, maksud, motivasi dan perilaku.
Yang termasuk dalam karakteristik demografi di antaranya ialah umur, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, gender, penghasilan, dan kelas sosial. Variabel-variabel tersebut
dipergunakan untuk mengklasifikasi jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden dalam
memberikan tanggapan terhadap persoalan yang ditanyakan, baik melalui kuesioner ataupun
wawancara.
Karakteristik psikografi di antaranya meliputi kepribadian, kegiatan seseorang,
minat, dan nilai-nilai yang dianut. Kepribadian meliputi pola perilaku yang ditunjukkan oleh
seseorang. Variabel-variabel tersebut digunakan oleh para pemasar untuk melihat
kecenderungan pola perilaku terhadap produk tertentu sehingga para pemasar dapat
memanfaatkan untuk menentukan pilihan-pilihan produk yang akan dibeli oleh seseorang.
Para pemasar berpikir bahwa mereka dapat menyusun strategi dalam memasarkan produk
mereka dengan baik jika mereka mengetahui atau memahami bagaimana mereka hidup, apa
yang menarik bagi mereka, dan bagaimana kehidupan mereka.
Sikap berkaitan dengan rasa lebih suka atau tidak suka, pandangan atau perasaan
terhadap gejala tertentu. Dalam pemasaran, sikap dilihat dalam hubungannya dengan perilaku
dalam membeli suatu produk tertentu. Manakala seseorang menyukai produk tertentu maka
yang bersangkutan akan membelinya, sebaliknya, jika tidak suka maka yang bersangkutan
akan berpindah membeli produk lain. Sedang pendapat merupakan ekspresi verbal sikap
seseorang.
Kesadaran atau pengetahuan menyangkut apa yang diketahui atau tidak diketahui oleh
konsumen mengenai objek tertentu, misalnya masalah efektivitas iklan di radio, tv, majalah
atau billboard. Tingkat pengetahuan konsumen dapat diukur dengan cara yang bersangkutan
diminta mengenali iklan tertentu dengan beberapa metode, di antaranya dengan
menggunakan bantuan melihat iklan yang sesungguhnya, dan dengan diberi pancingan.
Maksud berkaitan dengan perilaku yang direncanakan akan dilakukan di masa yang
akan dating oleh seorang individu. Dalam kaitannya dengan pemasaran, maksud berkaitan
dengan perilaku pembelian. Dalam hubungannya dengan pemasaran, maksud konsumen
biasanya diketahui dengan menggunakan pertanyaan mengenai produk tertentu yang
jawabannya dapat menunjukkan rencana untuk membeli produk yang ditanyakan tersebut.
Motivasi menunjuk pada dua pengertian, yaitu motive dan dorongan. Motive
didefinisikan sebagai keinginan ataupun keadaan dari dalam hati seseorang yang
mengarahkan atau menyalurkan perilaku sampai kepada tujuan. Sedangkan dorongan adalah
kebutuhan psikologis dasar yang berhubungan dengan lapar, haus, seks, serta perlindungan
fisik. Dalam hubungannya dengan pemasaran, motivasi digunakan untuk memprediksi
perilaku konsumen mengenai apa yang akan dilakukan berkaitan dengan produk tertentu.
Perilaku berhubungan dengan apa yang sudah dan sedang dilakukan oleh konsumen.
Berkaitan dengan pemasaran,. Maka perilaku pembelian dan konsumsi didefinisikan sebagai
atau kegiatan fisik dalam kondisi lingkungan yang khusus, pada waktu tertentu dan
melibatkan satu atau banyak orang.
7.Alat dan Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah daftar pertanyaan/kuesioner
yang diserahkan kepada pelanggan Iklan jitu Jawa Pos CV Sarana Media Advertising. Ada dua cara
pokok untuk memperoleh data primer dari konsumen, yaitu dengan cara berkomunikasi
dengan konsumen dan melakukan observasi. Komunikasi dengan responden dilakukan
dengan cara menggunakan kuesioner. Kuesioner dapat secara tertulis maupun lisan. Sedang
observasi dilakukan dengan tanpa pertanyaan.
Jika kita menggunakan kuesioner, maka teknik pengambilan data dapat dilakukan
dengan memberikan secara langsung kepada responden pada saat mereka sedang berada di
area perbelanjaan, dikirim melalui surat pos atau fax, dibacakan lewat telepon, dikirim
dengan menggunakan email atau kuesioner diletakkan di web. Jika kita menempatkan
kuesioner di web maka calon responden harus diberitahu terlebih dahulu alamat web site
tersebut dengan cara mengirimkan email kepada mereka; atau dengan cara lain, yaitu dengan
cara menempatkan link atau banner pada web site yang sudah dikenal secara luas oleh
konsumen.
Sedangkan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah metode
survey dengan cara penyebaran daftar pertanyaan kepada pelanggan CV Sarana Media Advertising.
8.Populasi,Sampel,dan Teknik Pengambilan Sampel
Tingkat populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini terdiri dari semua pelanggan yang
pernah menggunakan Iklan jitu Jawa Pos di CV Sarana Media Advertising.Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah teknik non random sampling. Hal ini dikarenakan tidak semua
individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk diikutsertakan menjadi anggota
sampel.Dalam hal responden yang dimasukkan dalam penelitian adalah responden yang menurut
peneliti cocok dengan bahan penelian.
Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling yaitu suatu teknik
pengambilan sampel dimana sampel yang diambil adalah memenuhi karakteristik populasi yang telah
ditetapkan sebagai batasannya.
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan oleh peneliti sebanyak 100 responden, sebagai
jumlah sampel diatas minimal untuk menghindari sampel error.
Kesimpulan umum dari tabel: Dari tabel-tabel diatas dapat diketahui bahwa pelanggan iklan jitu
Jawa Pos melalui CV Sarana Media Advertising mayoritas adalah pria, berpendidikan SMU keatas,
pekerja swasta/wiraswasta memasang lebih dari tiga kali dalam sebulan. Hal ini sesuai dengan
karakteristik responden yang dibutuhkan dalam penelitian.
12.Analisis data
Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam model analisis regresi linier berganda, yang dipergunakan sebagai variable
bergantung (Y) adalah loyalitas pelanggan, dan sebagai variabel bebas (X) adalah reliability (X1),
response to and remedy of problem (X2), sales experience (X3), dan convenience of acquisition (X4).
Pada proses pengolahan data, perhitungan-perhitungannya menggunakan komputer dengan program
SPSS 10.00.
Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien regresi sales experience bertanda positif
(0,341), berarti sales experience berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.Untuk mengetahui
apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dilakukan uji t.
Pada Tabel 4.5, nilai t dapat dilihat pada kolom 4, sedangkan probabilitas signifikansi terdapat pada
kolom 5, tingkat probabilitas kurang dari 0,05 berarti variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat. Berdasarkan koefisien regresi pada kolom 2, dapat diketahui bahwa hanya sales
experience yang berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan karena nilai koefisien regresinya
lebih besar dari probabilitas signifikansi (probabilitas signifikansi kurang dari 0,05). Tiga variabel
yang lain yaitu reliability, response to and remedy of problems dan convenience of acquisition
terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan karena nilai koefisien regresi lebih
kecil dari probabilitas signifikansi ( probabilitas signifikansi lebih tinggi dari 0,05).
13.Pembahasan.
Dari hasil analisis dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: Dari hasil uji t diketahui
reliability (X1), response to and remedy of problems (X2), sales experience (X3), dan convenience
of acquisition (X4) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y),
sedangkan sales experience (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan,
oleh karena itu perusahaan diharapkan lebih memperhatikan sales experience yang menjelaskan
kemampuan karyawan perusahaan untuk memberikan pendapat dan saran serta berpengalaman dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan sehubungan dengan pemasangan iklan jitu di Jawa Pos.
Nilai koefisien determinasi parsial sales experience sebesar (0,279), hal ini menunjukkan
bahwa kontribusi sales experience secara parsial adalah dominan dibandingkan yang lain terhadap
perubahan loyalitas pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa sales experience merupakan variabel
yang dominan. Untuk itu CV. Sarana Media Advertising sebaiknya lebih mengutamakan variabel ini
karena memberikan kontribusi terbesar terhadap loyalitas pelanggan. Hal-hal yang perlu dilakukan
sehubungan dengan hal tersebut yaitu memberikan pengarahan kepada karyawan agar dapat melayani
pelanggan dengan lebih baik lagi.Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan dan peningkatan kualitas
keahlian,keterampilan/skill dan ilmu pengetahuan karyawan.
Walaupun demikian bukan berarti reliability, response to and remedy of problems, dan
convenience of acquisition diabaikan, akan tetapi sebaiknya pihak perusahaan juga memberikan
pelayanan yang cepat, selalu tepat waktu, dan adanya respon dari karyawan apabila terjadi kompalin
tentang iklan Jawa Pos.
14.Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian ini hanya sales experience yang mempunyai pengaruh signifikan
terhadap loyalitas pelanggan. Sedang ketiga variabel lainnya reliability, response to and remedy of
problems, dan convenience of acquisition terbukti tidak berpengaruh. Namun demikian peneliti
mengakui keterbatasan baik dari sisi metodologi maupun implikasi hasil penelitian ini. Keterbatasan
sample akan mempengaruhi hasil penelitian, oleh karenanya hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisir.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
Variabel yang berpengaruh significan adalah sales experience terhadap loyalitas pelanggan,dengan
demikian perusahaan sebaiknya meningkatkan kemampuan karyawan yaitu dengan memberikan
training, serta memberi pengarahan kepada karyawan agar dapat melayani pelanggan dengan lebih
baik lagi.Dengan adanya peningkatan kalitas SDM perusahaan baik dari Hal ini dapat dilakukan
melalui pelatihan dan peningkatan kualitas keahlian,keterampilan/skill dan ilmu pengetahuan
karyawan.Sehingga tingkat kesalahan dalam kinerja pelayanan jasa dapat dikurangi,penetapan
standart kinerja dapat diciptakan dengan baik,mengurangi rasa kecewa pelanggan dan pada akhirnya
meningkatkan kepusan dan mengakibatkan peningkatan loyalitas pelanggan.
Sumber: https://paul02583.files.wordpress.com/2008/05/4_2_3.pdf
Analisis Jurnal Penelitian Pengaruh Budaya Organisasi
Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja
Karyawan Pada Sub SektorIndustri Pengolahan Kayu Skala
Menengah
Di Jawa Timur
Dengan begitu banyaknya SDM dalam suatu perusahaan yang memiliki karakter/perilaku
individu yang berbeda-beda dalam menghadapi tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota
organisasi yang baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terdap perusahaan.Hal ini
dipengaruhi juga oleh factor lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan. Setiap
manusia atau seseorang selalu mempertimbangkan perilakunya terhadap segala apa yang diinginkan
agar dapat tercapai tanpa menimbulkan konflik baik secara individu maupun kelompok, sehingga
kinerja dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan maka permasalahan Job performance berkaitan dengan
efektivitas kerja, untuk itulah penting kiranya membuat suatu model yang membicarakan job
performance (kinerja) dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya. Sehubungan dengan hal
tersebut perlu melakukan analisis pengaruh faktor perilaku organisasi terhadap kepuasan kerja dan
kinerja, pengertian faktor perilaku organisasi disini adalah budaya organisasi dan motivasi. Pada
pembahasan ini mencoba mengangkat permasalahan yang terjadi pada perusahaan-perusahaan
pengolahan kayu untuk kebutuhan ekspor berekala menengah yang berada di Jawa Timur melalui job
performance tenaga kerjanya dan diukur melalui berbagai indikator yang ada.
Tabel 1. Hasil Produksi Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Ekspor di JawaTimur
Australia Rp 1.221.564.000.000,-
Singapura Rp 56.223.730.000,-
Jepang Rp 1.540.901.350.000,-
Yunani Rp 68.275.300.000,-
TOTAL Rp 4.091.172.720.000,-
Mengingat begitu pentingnya kegiatan ekspor dalam usaha untuk meningkatkan devisa
negara, tidak salah apabila harus memperhatikan perilaku dari sumber daya manusia yang ada dalam
perusahaan. Hal tersebut berkaitan dengan usaha-usaha menciptakan produktivitas kerja dan disertai
mutu produk yang handal.
Peningkatan produktivitas merupakan keharusan karena komitmen manajemen terhadap
kualitas layanan memegang peran yang sangat penting agar perolehan perusahaan dapat tercapai dan
terjamin kesinambungan usahanya. Di Jawa Timur banyak perusahaan pengolahan kayu berskala
menengah melakukan ekspor hasil produksinya. Berkaitan dengan hal tersebut perlu memperoleh
kajian khusus tentang sumber daya manusianya agar perolehan devisa dari sektor pengolahan kayu
dapat ditingkatkan.
Produksi kayu yang berbasis ekspor merupakan suatu sumber devisa Negara yang cukup
signifikan perannya dalam peningkatan pembangunan ekonomi Negara.Oleh sebab itu agar ekspor
kayu di Jawa Timur memilki frekuensi yang tinggi maka diperlukan SDM yang berkualitas tinggi
dalam kinerjanya dan mampu mendayagunakan sumberdaya milik perusahaan dengan ide dan
teknologi serta penerapan ilmu pengetahuan,keterampilan/skill dan teknologi dalam mencipkan suatu
produk yang berkualitas tinggi yang tidak kalah saing dengan produk kayu Negara lain.
Iklim usaha menengah dalam sektor pengolahan kayu sebenarnya sangat menjanjikan
apabila semua pihak yang terkait ikut berperan karena putra-putra Indonesia cukup handal dalam
bidang industri pengolahan kayu selain itu bahan bakunya cukup terpenuhi karena alamnya
mendukung.
2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas dapat dibuat
1. Apakah Budaya organisasi berpengaruh terhadap Kepuasan kerja pada Sub Sektor Industri
Pengolahan Kayu Skala MenengahDi Jawa Timur?
2. Apakah Budaya organisasi berpengaruh terhadap Motivasi kerja karyawan pada Sub Sektor Industri
Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur?
3. Apakah Motivasi berpengaruh terhadap Kepuasan kerja kerja karyawan pada Sub Sektor Industri
Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur?
4. Apakah Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Sub Sektor Industri
Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur?
5. Apakah Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan
Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur?
6. Apakah Kepuasan kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan pada Sub Sektor Industri
Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur?
3.Tujuan Pelelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja
Karyawan Pada Sub SektorIndustri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur
4.Landasan Teori
Budaya Organisasi
Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan agar kepribadian
tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh suatu norma
yang diakui tentang kebenanrannya dan dipatuhi sebagai pedomandalam bertindak.
Pada dasarnya manusia atau seseorang yang berada dalam kehidupan organisasi berusaha
untuk menentukan dan membentuk sesuatu yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak,
agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari
masingmasing individu.
Dalam hal seorang individu sebagai anggota organisasi suatu perusahaan berusaha
menyesuaikan sikapnya denga lingkangan pekerjaannya,seperti dengan adanya peraturan yang
ditetapkan perusahaan guna membina karyawan agar bertindak produktif dan mampu menciptakan
kinerja yang optimal guna mencapai tujuan perusahaan.Prosedur dan peraturan juga berguna sebagai
budaya perusahaan yang menciptakan keteraturan dan keseragaman kinerja pada SDM perusahaan.
Budaya organisasi seringkali digambarkan dalam arti yang dimiliki bersama. Pola-pola dari
kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual dan mitos-mitos yang berkembang dari waktu ke waktu
dan berfungsi sebagai perekat yang menyatukan organisasi. Beraneka ragamnya bentuk organisasi
atau perusahaan,tentunya mempunyai budaya yang berbeda-beda hal ini wajar karena lingkungan
organisasinya berbeda-beda pula misalnya perusahaan jasa, manufaktur dan trading.
Beranekaragamnya perusahaan baik dari segi kegiatan operasional,bentuk dan struktur
organisasi,kepemimpinna,tujuan jangka pendek dan jangka
panjang,visi,misi,tujuan,kebijakan,falsafah tentu memiliki berbagai program dan prosedur yang
berbeda yang pada dasarnya berfungsi sebagai langkah-langkah yang berhubungan dan
berkesinambungan satu dengan yang lain guna mencapai tujuan perusahaan secara optimal.
Beraneka ragamnya bentuk organisasi atau perusahaan,tentunya mempunyai budaya yang
berbeda-beda hal ini wajar karena lingkungan organisasinya berbeda-beda pula misalnya perusahaan
jasa, manufaktur dan trading.
Hofstede (1986:21); Budaya merupakan berbagai interaksi dari ciri-ciri kebiasaan yang
mempengaruhi kelompok-kelompok orang dalam lingkungannya.
Menurut Beach (1993:12); Kebudayaan merupakan inti dari apa yang penting dalam
organisasi. Seperti aktivitas memberi perintah dan larangan serta menggambarkan sesuatu yang
dilakukan dan tidak dilakukan yang mengatur perilaku anggota. Jadi budaya mengandung apa yang
boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan sehingga dapat dikatakan sebagai suatu pedoman yang
dipakai untuk menjalankan aktivitas organisasi. Pada dasarnya Budaya organisasi dalam perusahaan
merupakan alat untuk mempersatukan setiap invidu yang melakukan aktivitas secara bersama-
sama.Hal ini berguna agar kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan baik dan kondusif dan
memberikan kontribusi pada peningkatan profit dan pencapaian tujuan perusahaan serta
meningkatkan citra dan ekuitas perusahaan itu sendiri.
Kreitner dan Kinicki (1995:532); mengemukakan bahwa budaya orgainsasi adalah perekat
social yang mengingat anggota dari organisasi. Nampaknya agar suatu karakteristik atau kepribadian
yang berbeda-beda antara orang yang satu dengan orang yang lain dapat disatukan dalam suatu
kekuatan organisasi maka perlu adanyaprekat sosial.
Dengan adanya budaya perusahaan dalam bentuk
peraturan,prosedur,falsafah,kebijakan,nilai-nilai maka terdapat keseragaman tindakan dan tujuan
organisasi yang tertanam dibenak karyawan.Sehingga memungkin untuk menyatukan perbedaan sikap
diantara mereka dan adanya kesatuan dan kerjasama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Pendapat Bliss (1999) mengatakan bahwa didalam budaya terdapat kesepakatan yang
mengacu pada suatu sistem makna secara bersama, dianut oleh anggota organisasi dalam
membedakan organisasi yang satu dengan yang lainnya.Adanya kesatuan aturan prosedur guna
menciptakan keseragaman dan perlakukan adil antara setiap SDM perusahaan dalam mencapai tujuan
organisasi.
Lain halnya dengan Robbins (1996:289); budaya organisasi merupakan suatu persepsi
bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, dan merupakan suatu system makna
bersama.Terdapat adanya kesamaan tujuan dan kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi
perusahaan,dan membina dan mengarahkan diri sendiri untuk turut bekerja optimal dalam
peningkatan kepuasan kerja dan optimalisasi hasil yang diperoleh dalam mewujudkan tujuan
perusahaan.
Mengingat budaya organisasi merupakan suatu kespakatan bersama para anggota dalam
suatu organisasi atau perusahaan sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk
kepentingan perorangan. Keutamaan budaya organisasi merupakan pengendali dan arah dalam
membentuk sikap dan perilaku manusia yang melibatkan diri dalam suatu kegiatan organisasi. Secara
individu maupun kelompok seseorang tidak akan terlepas dengan budaya organisasi dan pada
umumnya mereka akan dipengaruhi oleh keaneka ragaman sumber-sumber daya yang ada sebagai
stimulus seseorang bertindak
Kartono (1994 :138); mengatakan bahwa bentuk kebudayaan yang muncul pada
kelompok-kelompok kerja di perusahaan-perusahaan berasal dari macam-macam sumber, antara lain :
dari stratifikasi kelas sosial asal buruh buruh/pegawai, dari sumber-sumber teknis dan jenis
pekerjaan, iklim psikologis perusahaan sendiri yang diciptakan oleh majikan, para direktur dan
manajer-manajer yang melatarbelakangi iklim kultur buruh-buruh dalam kelom pok kecil-kecil yang
informal.
Berbagai tindakan yang dilakukan oleh seseorang tentunya berbeda-beda dalam bentuk
perilakunya. Dalam organisasi implementasi budaya dirupakan dalam bentuk perilaku artinya perilaku
individu dalam organisasi akan diwarnai oleh budaya organisasi yang bersangkutan.
Motivasi
Berbagai usaha yang dilakukan oleh manusia tentunya untuk memenuhi keinginan
dan kebutuhannya, namun agar keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi tidaklah mudah
didapatkan apabila tanpa usaha yang maksimal. Mengingat kebutuhan orang yang satu dengan
yang lain berbeda-beda tentunya cara untuk memperolehnya akan berbeda pula.
Dengan adanya perbedaan kebutuhan dan keinginan tersebut setiap individu
memiliki motif sebagai pendorong/motivasi mereka dalam melakukan kegiatan tertentu.Hal ini
menyangkut berbagai tujuan sebagai konsep kepribadian seseorang.Dengan adanya tujuan yang
ambisius dalam diri seseorang,hal berfungsi sebagai kekuatan dalam melaknyakan sesuatu
secara seoptimal mungkin dengan berusaha menekan resiko yang seminimal mungkin dan
menghindari kegagalan.Dalam pencapaian tujuannya sesorang memiliki program/prosedur yang
terumus dalam beberapa langkah-langkah/tindakan yang dikontrol setiap waktunya.Teori
motivasi merupakan konsep yang bersifat memberikan penjelasan tentang kebutuhan dan
keinginan seseorang serta menunjukkan arah tindakannya.
Motivasi seseorang berbentuk interinsik dan eksterinsik. Kombinasi insentive
intrinsik dan ekstrinsik merupakan kesepakatan yang ditetapkan dan berhubungan dengan
psikologi seseorang.
Berbagai teori motivasi yang ada salah satunya adalah Porter Lawler Model.Persoalan
antara kepuasan kerja dan kinerja muncul sejak adanya gerakan hubungan antar manusia. Sebenarnya
dalam teori muatan tersirat adanya bahwa kepuasan mengarah kepada kinerja dan tidak kepuasan
menurunkan kinerja. Porter Lawler menyatakan bahwa proses kognitif dalam persepsi memainkan
suatu peran sentral bahwa hubungan antara kepuasan dan kinerja berhubngan secara langsung dengan
suatu model motivasi.
Kepusan kinerja dapat diperoleh dengan adanya kesatuan prensepsi antara angota
teamwork perusahaan,Dengan adanya kesamaan persepsi dan tujuan yang diimplementasikan melalui
berbagai pengambilan keputusan yang tepat dan implementasi kinerja yang optimal mampu
meningkatkan kepuasan kerja baik secara individual maupun kelompok .Selain itu dibutuhkan juga
komunikasi dan koordinasi yang efektif serta tekad yang ambisius dalam mencapai hasil yang optimal
melalui beberapa tindakan yang strategis.
Kompensasi non keuangan terdiri dari kepuasan yang diterima oleh seseorang dari tugas
atau dari psikologi dan atau lingkungan phisik dimana seseorang bekerja.Pada saat-saat tertentu
seseorang dalam menerima kompensasi akan mengukur penerimaannya dengan bentuk nonfinancial
atau financial hal ini tergantung pada tingkat kebutuhan yang dimilikinya.
Pada dasarnya tingkat kepuadsan kinerja muncul karena adanya prestasi kerja yang
diciptakan oleh seseorang dalam kinerja yang optimal baik melalui teamwork maupun
individual.Prestasi kerja juga didukung oleh adanya motivasi dan tujuan tertentu dari sauru
organisasi/invidu sebagai dasar dalam tindakan dan kinerjanya.
Werther and Davis (1996:381); Manajemen kompensasi berusaha keras membuat keadilan
luar dan dalam. Internal menghendaki keadilan nilai pembayaran relatif sama dengan tugas yang
diterima sedangkan eksternal adalah pembayaran pekerja sebanding dengan pembayaran oleh
perusahaan lain dipasaran tenaga kerja.Jadi kompensasi berusaha untuk memberikan kewajaran
terhadap pembayaranpembayaran yang diterima oleh pekerja baik dilihat dari dalam perusahaan
maupun dari luar perusahaan.
Kompesasi dapat dianggarkan melalui ukuran kontribusi kinerja dan prestasi kerja yang
diciptakan perusahaan dalam suatu organisasi.Adanya pengakuan,ucapan selamat atas kinerja yang
baik,kenaikan jabatan ,pemberian bonus jelas merupakan suatu motivasi bagi individu maupun
teamwork dalam oraganisasi perusahaan dalam menciptakan kinerja yang optimal dalam pencapaian
tujuan perusahaan.
Kepuasan Kerja
Banyak factor yang mempengaruhi seseorang yang beralasan bahwa mereka betah dan
puas bekerja di suatu perusahaaapakh itu penghargaan financial dan nonfinancial,kenyamanan
dan keamanan bekerja,kenyamanan pimpinan atasan,lingkungan kerja yang
kondusif,adanyakesamaan tujuan antar setiap anggota organisasi,kerjasama yang menyenangkan
dengan hasil yang optimal,komunikasi yang efektif dan hubungan yang baik antar setiap anggota
organisasi dan banyak factor lainnya.
Pada dasarnya bahwa seseorang dalam bekerja akan merasa nyaman dan
tinggikesetiannya pada perusahaan apabila dalam bekerjanya memperoleh kepuasan kerja sesuai
dengan apa yang diinginkan. Khususnya di Perusahaan manufaktur kepuasan kerja sangat
didambakan oleh semua pihak, karena dalam perusahaan manufaktur kegiatan dimulai dari
pengadaan bahan baku sampai menjadi barang jadi penuh dengan tantangan baik secara psikologi
maupun jasmani.
Kepuasan adalah sesuatu perasaan yang dialami oleh seseorang,dimana apa yang
diharapkan telah terpenuhi atau bahkan apa yang diterima melebihi apa yang diharapkan,
sedangkan kerja merupakan usaha seseoranguntuk mencapai tujuan dengan memperoleh
pendapatan atau kompensasi dari kontribusinya kepada tempat pekerjaannya.
Dole and Schroeder (2001); Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan dan
reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya, sedangkan menurut Testa (1999)dan Locke
(1983); Kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan emosi yang positif hasil dari
penilaian salah satu pekerjaan ataupengalaman-pengalaman pekerjaan.
Dalam hal ini kepuasan kerja merupakan suatu kondisi lingkungan baik internal dan
eksternal yang mendukung dalam pencapaian kinerja dengan hasil yang optimal.Dengan adanya
hasil yang optimal dari kinerja tersebut maka cendrung akan menimbulkan kegembiraan dan
perasaan dan penilaian positif terhadap berbagai pengalaman kerja.
Nasarudin (2001); Igalens and Roussel (1999);Kepuasan kerja merupakan suatu keadaan
emosi yang positif atau dapat menyenangkan yang dihasilkan dari suatu penilaan terhadap
pekerjaan atau pengalaman-pengalaman kerja seseorang.
Ward and Sloane (1999); elemen of job satisfaction : (1) relationship with
Kinerja
Kinerja yang optimal dapat diciptakan melalui adanya inisiatif dan kesadaran untuk
melakukan suatu pekerjaan lebih dahulu sebelum diperintahkan oleh atasan/pimpinan
perusahaan.Hal ini merupakan cara strategis dalam pencapain tujuan yang optimal karena
setidaknya terdapat tenggang waktu evaluasi kinerja yang cukup lama untuk memperbaiki kinerja
pekerjaan dan mengurangi resiko kegagalan pencapaian tujuan perusahaan.
Seseorang akan selalu mendambakan penghargaan terhadap hasil pekerjaanya dan
mengharapkan imbalan yang adil. Penilaiaan kinerja perlu dilakukan seobyektif mungkin karena
akan memotivasi karyawan dalam melakukan kgiatannya.Disamping itu pula penilaan kinerja
dapat memberikan informasi untuk kepentingan pemberian gaji, promosi dan melihat perilaku
karyawan.
Waldman (1994); kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang
diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing-masing individu
dalam organisasi.
Artinya kesesuai prestasi kerja dengan apa yang telah ditetapkan sebagai syarat-syarat
dan kriteria dalam pencapaian tujuan organisasi perusalaan dan disesuaikan dengan masa
tenggang waktu pencapaiannya.
Sedangkan menurut Mangkunegara(2001:67); kinerja dapat didefinisikan sebagai
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Dalam hal ini mencakup dari aspek kuantitatif seperti peningkatan volume penjualan
perusahaan,peningkatan profit perusahaan,peningkatan volume produksi perusahaan dalam
jangka waktu tertentu.Dan aspek kualitatif seperti peningkatan segmen pasar sasaran,peningkatan
citra,ekuitas,nilai perusahaan.
Cascio (1995:275)mengatakan bahwa kinerja merupakan prestasi karyawan dari tugas-
tuganya yangtelah ditetapkan.Mencakup kesesuai hasil yang ditetapkan dengan kenyataan hasil
yang dihadapi /dihasilkan oleh karena adanya kinerja yang optimal.
5.Hipotesis
1. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja
6.Metode Penelitian
Desain Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang ada karakteristik masalah yang diteliti
dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian dengan hipotesis. Peneliti melaksanakan
kegiatan penelitian terhadap fakta-fakta yang terjadi saat ini dari suatu populsi pekerja dari
perusahaan pengoahan kayu berskala menengah di Jawa Timur . Penelitian ini akan menyajikan
sampai sejauh mana pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja dan motivasi serta kinerja
karyawan.
Jenis data yang digunakan adalah data interval, yang dinyatakan dalam angka-angka mulai dari skala
yang terkecil sampai dengan yang terbesar dan mempunyai jarak yang sama antara angka yang satu
dengan yang lainnya. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah bersifat primer dengan cara
menyebarkan kuisioner kepada responden.
Identifikasi Variabel
Motivasi(Y1)
Budaya
Organisasi(X) Kepuasan Kerja
Kinerja(Y3)
(Variabel Independen)
(Variabel Dependen)
Definsi operasional
a. Budaya organisasi : adalah perekat sosial yang mengikat anggota organisasi secara bersama-sama.
b. Motivasi adalah: kekuatan atau dorongan yang menyebabkan orang berperilaku.
c. Kepuasan kerja adalah : tingkat perasaan individu baik secara positif atau negative aspek-aspek
dalam pekerjaannya.
d. Kinerja : adalah prestasi karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
7.Hasil Penelitian
1. Uji Kenormalan Data
Untuk menunjukkan bahwa data berdistribusi normal atau tidak. Dapat dilihat dari nilai C.R atau Z
Value. Nilai C.R tersebut dibandingkan dengan nilai Z table = 0.05 ( 1.96). Semua variabel yang
ada ( Budaya organisasi, Motivasi,Kepuasan kerja, Kinerja) memenuhi kenormalan karena Z value <
Z table.Sedangkan pengujian multivariate diperoleh Z = 1.005 < Z table, dapat dikatakan bahwa data
tersebut berdistribusi multivariate normal
2. Uji Multivariate Outlier
Jarak mahalanobis berada pada rentang 30.814 dan 39.830, sementara perhitungan Chi-Square table
dengan = (0.05) dengan derajat bebas 4 (jumlah Koesmono, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Motivasivariabel) adalah 40.11. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat data
outlier secara multivariate karena semua nilai jarak Mahalanobis lebih kecil dar table.
3. Uji Multikolinearitas
Determinant of sample covariance matrix = 78.775, nilai yang dihasilkan jauh sekali dari nol,
sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam data yang ada tidak terjadi kasus multikolinearitas atau
singgularitas.
0.506
Budaya
Organisasi
0.183
Kepuasan
0.680 Kinerja
Kerja
Motivasi
1.462 0.003
0.387
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa semua indek memenuhi kriteria sehingga model yang ada dapat
dikatakan memenuhi kesesuaian dengan data yang ada. Dari hasil penelitian dan dari koefisien jalur
yang ada maka dapat diuraikan ha-lhal sebagai berikut:
Perusahaan di Indonesia belum banyak mengenal tentang budaya organisasi hal ini
diperjelas bahwa belum adanya pedoman perilaku yang baku dalam melaksanakan segala aktivitas
yang ada dalam perusahaan, tetapi yang ada hanya peraturan tata tertib kerja yang merupakan bagian
terkecil dari budaya organisasi.
Sering terjadi adanya unjuk rasa dalam menyelesaikan masalah ketenaga kerjaan
menggambarkan adanya perbedaan yang mendasar tentang keyakinan nilai-nilai yang harus di
laksanakan secara bersama tanpa merugikan kedua belah pihak. Budaya organisasi sebagai perekat
sosial perlu diciptakan dan dihayati serta dilaksankannya nilai-nilai yang terkadung didalamnya demi
kehidupan bersama dalam organisasi.
Disamping itu terdapat pengaruh langsung yang paling kuat dalam variable tersebut yaitu
Motivasi terhadap Kepuasan kerja sebesar 1.462 artinya persepsi tentang motivasi mempunyai
pengaruh yang besar terhadap Kepuasan kerjaseseorang secara signifikan dapat diterima.
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang sebelum memiliki motivasi akan didahului oleh
motif yang ada pada dirinya. Pemenuhuhan terhadap kebutuhan motivasi tidak terelakkan bagi semua
karyawan sebab apabila motivasi terpenuhi dengan baik akan muncul kepuasan kerja dan pada giliran
berikutnya akan berdampak pada ketenangan kerjanya.
Motivasi dapat berupa keuangan dan non keuangan yang akan berdampak pada kepuasan
kerja .Hal ini wajar karena seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup tidak akan terlepas dengan
kebutuhan intrinsik dan ektrinsik. Penelitian ini melanjutkan penelitian yang dilakukan oleh Herpen et
al. (2002); yang memberikan kesempatan pada pihak lain untuk meneliti pengaruh motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja. Pada akhirnya dalam penelitian ini, ditemukan bahwa faktor-faktor perilaku
organisasi : Budaya Organisasi, Motivasi dan Kepuasan kerja memang mempunyai pengaruh terhadap
Kinerja perusahaan.
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : JULY NISRAWATI ANGKAT
NIM : 212410147
KELAS :7PMPB
T.B.STUDY :RISET PEMASARAN
DOSEN :MISLAN SIHITE
FAKULTAS EKONOMI
Medan,04 Desember2014
Penulis
( July Nisrawati Angkat)