Anda di halaman 1dari 10

PERJALANAN NEGOSIASI INDONESIA-AUSTRALIA MENCAPAI KESEPAKATAN

PERJANJIAN DAGANG Indonesia - Australia Comprehensive Economics Partnership


Agreement (IA-CEPA)
Oleh :
Tirta Amartha 199044010050
Sukma Resana Bintang 19044010064
Clara Lucia Marghanita 19044010090
Prodi Hubungan Internasional
FISIP UPN Veteran Jawa Timur
Abstract:
Australia is a very important trading partner for Indonesia. The economic relationship between
the two countries began with an agreement - a comprehensive economic partnership agreement.
Indonesia and Australia agreed to choose trade to improve economic relations between the two
through the framework of Indonesia–Australia Comprehensive Economoic Partnership
Agreement (IA-CEPA). IA-CEPA is the second CEPA after IJEPA 10 years ago. The IA-CEPA
creates a working construct for the two countries to open up great opportunities for bilateral
economic cooperation. This international agreement went through several rounds of
negotiations, many obstacles that the two countries underway to achieve a goal of international
relations. Ten rounds passed, the signing of the declaration was made on August 31, 2018 which
was approved and suppressed by the Trade Ministers of both countries witnessed by both the
leaders of Indonesia and Australia.
Keyword: Diplomacy, Negotiation, Economic Cooperation, Bilateral Relations, IA-CEPA
Abstrak:
Australia adalah mitra dagang yang sangat penting perannya bagi Indonesia. Hubungan ekonomi
kedua negara ini memulai dengan dibuatnya perjanjian - perjanjian kemitraan ekonomi
komperenhensif. Indonesia dan Australia sepakat memilih perdagangan untuk meningkatkan
hubungan perekonomian antara keduanya melalui kerangka kerjasama Indonesia – Australia
Comprehensive Economoic Partnership Agreement (IA-CEPA). IA-CEPA merupakan CEPA
kedua setelah IJEPA pada 10 tahun yang lalu. IA-CEPA menciptakan kontruksi kerja bagi kedua
negara untuk membuka peluang besar pada kerjasama ekonomi bilateral. Perjanjian internasional
ini melalui beberapa kali putaran untuk melakukan negosiasi, banyak hambatan yang di jalani
oleh para kedua negara untuk mencapai suatu tujuan hubungan internasional. Sepuluh putaran
berlalu, penandatanganan deklarasi dilakukan pada 31 Agustus 2018 yang disetujui dan ditekan
oleh Menteri Perdagangan kedua negara yang disaksikan oleh kedua pemimpin Indonesia dan
Australia
Kata Kunci: Diplomasi, Negosiasi, Kerjasama Ekonomi, Hubungan Bilateral, IA-CEPA
PENDAHULUAN

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa hubungan antara Indonesia dan Australia disebut
menarik. Hubungan kedua negara ini sangatlah panjang, ada berbagai keuntungan dari berbagai
bidang pendidikan, ekonomi, dsb. Namun, hubungan juga perjalanan tidak terlepas dari berbagai
konflik. Seperti contohnya; saat Timor Timur lepas dari Indonesia dan berganti nama menjadi
Timor Leste 1999, ada yang menganggap bahwa lepasnya Timor Leste merupakan campur
tangan Australia. Terlepas dari semua itu, Indonesia dan Australia tetap berusaha untuk menjalin
hubungan yang konstruktif dan terbuka. Dengan cara saling tolong menolong untuk
menghormati dan menghargai. Mulai dari Australia yang mendatangi Indonesia untuk
mengunjungi destinasi wisata yang begitu beragam, begitu juga sebaliknya.

Pada dasarnya peran Indonesia sangat lah besar dalam hubungan antara Australia dengan
Timor Leste. Dikarenakan Indonesia merupakan anggota dari ASEAN, Indonesia memiliki
peluang untuk menjembatani Australia membentuk relasi dengan anggota ASEAN. Selain itu,
dipandang secara geografis, kedua negara tersebut merupakan tetangga. Karena letaknya
memang saling berdekatan.

Dari berbagai hubungan kedua negara di berbagai sektor, terlihat dalam sektor ekonomi
antara Indonesia dan Australia. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi keduanya, mereka
negara sepakat untuk membentuk sebuah perjanjian yang dinamakan Indonesia-Australia
Comprehensive Economics Partnership Agreement (IA-CEPA). IA-CEPA yang termasuk dalam
perjanjian multilateral dan regional, salah satu keuntungan yang bisa dirasakan Indonesia dari
perjanjian ini adalah dihapuskannya bea masuk impor seluruh pos tarif Australia yang berjumlah
6.474 pos menjadi nol persen. Perjanjian ini didasari potensi pasar yang menguntungkan bagi
kedua negara. Setelah Melalui perjalanan panjang kurang lebih 9 tahun Negosiasi IA-CEPA
Indonesia dan Australia sepakat untuk di sahkan 31 Agustus 2018 oleh Wakil Menteri
Perdagangan, Jerry Sambuagaan dan mulai diberlalukan 5 juli 2020. IA-CEPA dinyatakan
sebagai kebijakan ekonomi dan perdagangan Indonesia yang bersifat terbuka dan diharapkan
dapat memberi dampak positif daya saing Indonesia untuk bersaing secara secara global.

Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia – Australia ini menjadikan


kerangka kerja periode baru meiliki hubungan ekonomi yang lebih erat. Bisa dilihat mulai
muncul-muculnya pasar dan peluang untuk bisnis. Rencana untuk kedepannya dari hubungan
positif ini tidak hanya dilaksanakan dengan Australia tetapi juga negara yang potensial lainnya.
Untuk mencapai keberhasilan dari perjanjian ini butuh 9 putaran dengan barbagai hambatan kecil
maupun besar. Walaupun ada hambatan yang belum terselesaikan dari Indonesia dan Australia,
salah satunya, proses pengadaan barang dan jasa pemerintah (government procurement). Namun,
diharapkan hubungan ini tetap bisas berjalan dengan adanya keuntungan dikedua belah pihak.
PEMBAHASAN

Dinamika Hubungan ekonomi Australia-Indonesia

Dalam hubungan internasional, hubungan bilateral antara Australia dan Indonesia bukanlah
suatu hal yang asing lagi. Karena hubungan antara kedua negara ini sejak tahun 1945 hingga
1995 dan bisa dibilang menarik untuk dibahas. Australia dan Indonesia secara geografis
sangatlah dekat bisa dibilang negara bertetangga. Namun, perbedaan komperehensif kedua
negara sangatlah menyeluruh dari budaya, bahasa, populasi, sistem pemerintahan, dsb (Singh,
2002, p. 14). Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor penyebab rapuhnya hubungan Indonesia
dan Australia. Di sisi lain, dari hubungan bilateral yang banyak di bentuk banyak juga manfaat
untuk kedua negara walaupun terkadang ada saja hambatan yang harus di lalui.

Dalam bidang ekonomi bisa dibilang sangatlah terbatas. Jika di tilik dari segi perdagangan,
hubungan kedua negara ini tidak selancar yang diperkirakan. Faktor terbesarnya adalah kecilnya
intensitas barang komplementer (barang yang saling melengkapi) dari kedua negara karena
negara yang merupakan ekspor utamanya didominasi oleh barang-barang pertanian serta
pertambangan.

Pada era Soekarno hubungan kedua dikatakan tidak baik, karena Soekarno menganngap
bahwa Australia adalah jembatan dari kaum imperialis barat dan pada saat itu adanya
kemerdekaan papua Australia diduga sebagai pendukung eksistensi OPM. Lalu berganti pada era
kepemimpinan Presiden Soeharto, Indonesia mulai bisa mengimbangi berjalannya hubungan
dengan Australia walaupun terkadang masi saja ada gesekan dari sistem politik, seperti kasus
Australia dengan Timor Leste mengenai persengketaan wilayah lading minyak dan gas bumi.
Hubungan ini mulai berjalan seimbang atau statis pada masa pemerintahan Presiden Megawati
walau masih saja Australia masih belum dianggap sebagai negate utama untuk kerjasama luar
negeri Indonesia. Karena pada saat itu, Indonesia juga bekerjama dengan Rusia dan negara-
negara Eropa. Seiring berjalannya waktu, hubungan membaik anatara keduanya, presiden Susilo
Bambang Yudhoyono memfokuskan kerjasama ini dalam bidang ekonomi dan keamanan. Hal
tersebut mendorong kepemimpinan SBY untuk semakin giat merajut hubungan dengan
Australia.

Seiring berjalannya waktu, hubungan ekonomi kedua negara ini memulai dengan dibuatnya
perjanjian - perjanjian kemitraan ekonomi komprenhensif. Indonesia dan Australia sepakat
memilih perdagangan untuk meningkatkan hubungan perekonomian antara keduanya melalui
kerangka kerjasama Indonesia – Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement
(IA-CEPA). Sebelum adanya negosiasi IA-CEPA, kedua negara sudah terlebih dulu menjalin
hubungan kemitraan perdagangan perjanjian (ASEAN – Australia and New Zealand Free Trade
Agreement) AANZFTA yang telah disepakati sejak tahun 2010. Negosiasi yang ada di dalam
kerangka kerjasama IA-CEPA berpedoman dengan apa yang telah disepakati dalam AANZFTA.
Dengan begitu, dalam pelaksanaanya anggota negara ASEAN yang akan melakukan negosiasi
bilateral dengan Australia ataupun New Zealand harus mengacu pada perundingan AANZFTA.
(Kementrian Perdagangan, 2016).
Australia adalah mitra dagang yang sangat penting perannya bagi Indonesia. Menurut Data
Kementerian Perdagangan tertulis bahwa perdagangan Indonesia-Australia untuk periode
Januari-Juni 2018 berjumlah US$ 4,07 miliar atau setara setara Rp 58,55 triliun. Bahkan untuk
2017, perdagangan kedua negara ini mencapai angka US$ 8,47  miliar atau setara dengan Rp
122,88 triliun, naik 1%  dari tahun sebelumnya. Bisa dilihat dari diagram batang periode 2010-
2018. Sementara itu, nilai investasi dari Australia ke Indonesia sampai semester I tahun 2018
mencapai angka US$ 295,5 juta atau setara dengan Rp 4,26 triliun jika di rupiahkan . Angka
tersebut meningkat sebanyak 43,45%. Sedangkan untuk semester I tahun 2017, sebesar US$ 206
juta. Pada 2017, investasi asing Indonesia dari Australia US$ 514 juta atau sekitar Rp 7,4 triliun,
yang berarti melonjak lebih dari 194% (Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),
Kementerian Perdagangan, Badan Pusat Statistik (BPS), 2018) .

Diagram 1.1 Investasi dan Perdagangan Australia 2010-2018


Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Perdagangan, Badan Pusat Statistik (BPS), 2018. Investasi
Dan Perdagangan Australia Dengan Indonesia 2010-2018. 2010-2018. [online] Databoks. Available at:
<https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/08/31/berapa-perdagangan-indonesia-dengan-australia#> [Accessed 8

Indonesia-Australia Comprehensive Economoic Partnership Agreement (IA-CEPA)

Indonesia – Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA – CEPA) atau


Kerjasama Perjanjian Ekonomi Komprehensif Indonesia – Australia merupakan sebuah
perjanjian dagang antara Indonesia dengan Australia yang mencakup aspek tarif dan non tarif
seperti ketetapan asal barang, proses bea cukai dan fasilitas perdagangan dan lain sebagainya.
Perjanjian ini tidaklah perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) yang biasa
tetapi FTA merupakan sebuah kerjasama komprehensif yang tidak hanya berisi perjanjian
perdagangan barang, jasa dan investasi, tetapi juga kerja-sama ekonomi yang lebih luas lagi
seperti Vocational Education Training (VET); Higher Education; Health Sector. Kerjasama
yang terjalin antara Indonesia dengan Australia mengarah pada pembentukan “Economic
Powerhouse” (Direktorat Perundingan Bilateral , 2018). IA-CEPA dibentuk atas perjanjian –
perjanjian multilateral dan regional yang telah ada sebelumnya yaitu Perjanjian Pembentukan
Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN – Australia – Selandia Baru atau AANZFTA (Kedubes
Australia).
Untuk Indonesia sendiri IA-CEPA merupakan CEPA kedua setelah IJEPA pada 10 tahun
yang lalu. IA-CEPA menciptakan kontruksi kerja bagi kedua negara untuk membuka peluang
besar pada kerjasama ekonomi bilateral dan memajukan kerja sama ekonomi antara bisnis,
komunitas dan individu. Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antar Indonesia dengan
Australia ini meyakinkan bahwa Australia menempati posisi yang tepat untuk memperdalam
kemitraan di bidang ekonomi untuk menunjang pertumbuhan Indonesia. Selain itu perjanjian
kerja sama ini juga sebagai pelengkap dan pendukung dalam menjaga kawasan yang aman dan
sejahtera untuk kepentingan bersama. Adanya IA-CEPA ini tidak merubah peraturam antara
Australia dengan Indonesia yang tertuang pada AANZFTA. Kedua perjanjian ini akan berjalan
beriringan. AANZFTA akan terus digunakan untuk hal lebih spesifik di bidang bisnis.
(Department of Foreign Affairs and Trade, 2020).

Dengan adanya perjanjian kerja sama IA-CEPA ini Indonesia diharapkan mampu menjadi
salah satu bagian dari global value chains dan mampu bersaing secara global (Direktorat
Perundingan Bilateral , 2018). Selain itu bagi Indonesia adanya IA-CEPA ini menjadi bukti
nyata kepada dunia bahwa Indonesia memiliki kebijakan ekonomi yang sangat terbuka.

Manfaat IA-CEPA Bagi Kedua Negara (Indonesia dan Australia)

IA-CEPA membawa hubungan kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan adanya
IA-CEPA, Indonesia siap menuju bagian dari global value chain dan siap bersaing secara global.
IA-CEPA adalah kemitraan komprehensif yang tidak hanya berisi perjanjian perdagangan
barang, jasa dan investasi, tetapi juga kerja-sama ekonomi yang lebih luas. Indonesia Australia
mampu menjalin kerjasama dengan baik dan memperlancar kerjasama kembali melalui
perjanjian IA-CEPA. Perdagangan luar negeri Indonesia ke Australia berjalan cukup baik dengan
minimnya bea tarif cukai yang ditentukan Australia terhadap produk Indonesia. (Kedutaan Besar
Australia Untuk Indonesia)

Manfaat IA-CEPA bagi Indonesia antara lain ; (1) Kemudahan akses pasar bagi Indonesia
di Australia dengan komitmen pembebasan tarif bea masuknya menjadi 0%, (2) Menyesuaikan
regulasi perdagangan bagi kedua negara agar memberikan keuntungan yang maksimal dan
meminimalisir kerugian seperti kegagalan pasar, (3) Dapat bertukar informasi tentang potensi-
potensi investasi di berbagai bidang, (4) Meningkatnya ekspor produk Indonesia dan (5)
Peningkatan Sumber Daya Manusia di Indonesia karena pendidikan menjadi fokus untuk standar
dan kompetensi tenaga kerja bertaraf Internasional. (Kedutaan Besar Australia Untuk Indonesia)
Sedangkan manfaat IA-CEPA bagi Australia yaitu ; (1) Meningkatnya ekspor dan jasa
impor yang memiliki biaya yang murah, (2) Mempermudah Investor Australia di berbagai sektor
tanpa ada batasan kepemilikan, (3) Mempermudah akses pasar antar negara dengan tujuan
meningkatkan investasi Autralia di Indonesia ataupun sebaliknya serta (4) Membantu perjanjian,
mendukung fasilitas perdagangan dan menyediakan jalur bagi Australia untuk masa depan.

Negosiasi yang di Lakukan Dalam Perjalanan Perjanjian IA-CEPA

Setelah sembilan tahun negosiasi, akhirnya kedua negara sudah sepakat. Pada tanggal 2
November 2010 di Jakarta, Presiden Indonesia dan Australia telah menyepakati dimulainya
negosiasi perjanjian IA-CEPA. Kedua negara sepakat bahwa IA-CEPA akan mencakup
kerjasama ekonomi, isu-isu perdagangan dan investasi. Menteri Perdagangan dari Australia dan
Indonesia melanjutkan perundingan yang telah diluncurkan pada 2010. Mulai kembali pada
tahun 2016, Negosiator dari kedua negara rutin bertemu ditetapkan setiap tiga bulan. Lalu mulai
dibentuknya kelompok bekerja di sejumlah berbagai bidang seperti perdagangan barang,
peraturan asal, prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, hambatan teknis perdagangan,
tindakan sanitasi dan fitosanitasi, jasa, investasi, layanan telekomunikasi, e-commerce, jasa
keuangan, kebijakan persaingan, ketentuan kelembagaan dan kerangka kerja, dan kerja sama
ekonomi (Konsulat jendral Australia, n.d.)

Negosiasi dalam IA-CEPA membahas mengenai pertimbangan hasil studi kelayakan. IA-
CEPA dikatakan sebagai kerjasama dalam bentuk Free Trade Agreement (FTA) dan kerjasama
ekonomi. IA-CEPA tercipta hasil dari rundingan antara kedua pemimpin negara yaitu Mantan
Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dan dari Perdana Menteri Australia, Julain
Gilard. Berawal dari November 2010 di Jakarta. Perjanjian kerja sama IA-CEPA ini berupa
Potential Request-Offer dalam perdagangan barang serta produk yang terkait dengan
peningkatan kapasitas untuk memenuhi Standard Sanitary dan Phitosanitary (SPS) yang ada di
bawah arahan Trade in Goods(TIG). Berawal kembali pada 8 Maret 2011, dilakukannya
pertemuan Pre-Negotiation Consultation IA-CEPA. Wakil Menteri Perdagangan dari Indonesia
menyampaikan bahwa ada 4 (empat) klaster yang dapat dilakukan dalam economic cooperation
secara komprehensif oleh kedua negara yaitu kluster pertanian (agriculture), kluster barang
(Badan Karantina Pertanian, Kementrian Pertanian, 2016). Dalam perjalanannya, IA-CEPA
setidaknya telah melalui 10 (sepuluh) putaran negosiasi.

Pada putaran pertama, semua delegasi setuju untuk meyakini kembali mengenai
kesepakatan yang bersifat komprehensif dan bermakna komersial IA-CEPA. Pada 26-27 Maret
2012 awal mula berjalannya negosiasi yang dibantu IA-BPG. Position paper yang di keluarkan
IA-BPG, memaparkan suatu usulan mengenai adanya program Diet Sehat dengan meningkatkan
konsumsi daging merah dan konsumsi buah tropis di Australia. Selain itu, peningkatan
ketenagakerjaan yang memiliki skill untuk pengembangan keterampilan di kedua negara. Kedua
negara menyepakati tentang prinsip dan tujuan dari negosiasi IA-CEPA. Selanjutnya, pada
tanggal 29-31 Juli 2013, negosiasi di lakukan di Canberra, Australia. Putaran ini terfokus pada
pembahasan mengenai kelanjutan kerjasama ekonomi dan melanjutkan kesepakatan yang sudah
di tulis dalam position paper dari IA-BPG. Selain itu, dibuatnya dokumen yang berisi panduan
kerangka negosiasi.

Negosiasi putaran ketiga dilakukan di Yogyakarta tepatnya pada tahun 2016. Negosiator
dari kedua negara membahas masing masing barang jasa, investasi, dan kebijakan e-commerce.
Industri Australia dan Indonesia yang dibantu Departemen of Foreign Affairs and Trade
memberi saran apa yang harus dilakukan dari masing-masing negara, baik individu maupun
bidang ekonomi masing masing. Putaran keempat, dilakukan pada tanggal 23-26 Agustus 2016
bertempat di Sydney. Negosiasi ini membahas mengenai isu-isu ekspor-impor barang dan jasa.
Hasil dari perundingan keempat ini ialah kesepakatan untuk melibatkan pengusaha secara aktif.
Kerjasama lain juga dikembangkan seperti pendidikan, keuangan, pertanian, olahan makanan,
pariwisata dan infrastruktur (Kemenlu RI).
Putaran kelima, dilaksanakan di Bandung pada 31 Oktober-4 November 2016 tepatnya di
Hotel Papandayan yang dihadiri 114 delegasi Indonesia dan 38 delegai Australia. Indonesia
memaparkan berbagai usulan kerja dalam bidang vokasional dan pembahasan menyeluruh
pengenai draft teks IA-CEPA. Perundingan negosiasi ini dilakukannya pembahasan secara
mendalam tentang Trade in Goods, Rules of Origin, Custom Procedures and Trade Facilitation,
Sanitary and Phytosanitary, Technical Barriers to Trade, Trade in Services, Professional
Services, Financial Services, dsb. Pada putaran keenam, dilaksanakan kembali di Canberra 20-24
Februari 2017. Indonesia diwakilkan oleh Deddy Saleh sedangkan Australia mengirim Trudy
Witbreuk sebagai perwakilan perundingan. Deddy Saleh membuka perundingan dengan
membahas Vocation and Education Training (VET) yang disulkan lebih banyaknya SDM yang
berkualitas.

Putaran ketujuh, dilakukan pada tanggal 24 Mei 2017 di Jakarta. Perwakilan dua negara
masih engan orang yang sama. Negosiasi ini kembali membahas mengenai perdagangan barang
(fasilitas, hambatan, prosedur, SPS). Putaran kedelapan, dilaksanakan di Canberra pada 31 Juli-4
Agustus 2017. Pembahasan lebih dalam dari perundingan putaran ketujuh hanya saja, ada
tambahan rangkaian yaitu Business Incheon dengan IA-BPG yang membahas bisnis kedua
negara. Selain itu, adanya forum bisnis yang dinamakan Australia-Indonesia Business Council
(AIBC) dimana mereka melibatkan pihak swasta untuk mengembangkan berbagai peluang-
peluang IA-CEPA dan mengatasi hambatan lain.

Putaran kesembilan, perundingan kembali dilakukan di Jakarta pada 2-6 Oktober 2017.
Deddy dan Trudy masih memimpin jalannya perundingan. Isu yang dibahas ialah tentang
perdagangan barang dan jasa, investasi, dan ketentuan kerangka kelembagaan. Kesepatakan
diajukan ialah dihapuskannya tarif bea sapi dari Australia. Putaran terakhir, berlangsung pada
tanggal 14-16 Agustus 2018. Tahap akhir ini dimana kedua belah pihak mencari titik
keseimbangan yang akan disetujui nantinya (potensi ekonomi). Dan dilakukannya finalisasi
penyelesaian di tingkat ketua kelompok perunding. Sepuluh putaran berlalu, penandatanganan
deklarasi dilakukan pada 31 Agustus 2018 yang disetujui dan ditekan oleh Menteri Perdagangan
kedua negara yang disaksikan oleh kedua pemimpin Indonesia dan Australia. Selanjutnya,
ratifikasi yang dilakukan sebelum dilakukannya pertukaran naskah perjanjian lewat nota
diplomatik bagi seluruh persyaratan persetujuan perjanjian IA-CEPA setelah itu lah perjanjian
ini bisa di publikasikan.

Hambatan

Dalam proses penyelesaian perjanjian hambatan kerap kali terjadi dari pihak domestik.
Persoalan yang sering terjadi yaitu kurangnya sinergi yang kuat dari pemerintah yang berimbas
pada melesetnya waktu tenggat untuk merealisasikannya sesuai dengan target awal yang telah
ditentukan. Persoalan domestik yang membuat melesetnya waktu dari target yaitu karena proses
penyamaan pandangan antar kementerian atau lembaga-lembaga terkait sehingga menghambat
proses penyelesaian perjanjian. Dalam perundingan IA-CEPA adanya hambatan juga
dikarenakan sempat berhenti di tahun 2013 lalu dilanjutkan kembali di tahun 2016 yang tentu
saja hal ini membuat proses penyelesaian perundingan menjadi lama. Lalu dalam proses
negosiasi membutuhkan waktu yang panjang untuk mencapai kesepakatan negosiasi hal ini
karena adanya beberapa kali revisi yang dilakukan oleh kedua negara (Martha, 2017).
Terhambatnya prooses ratifikasi IA-CEPA juga disebabkan karena adanya peningkatan
konflik politik internasional yang terjadi antara Jakarta dan Canberra. Dalam proses negosiasi,
Indonesia dinilai sering tidak maksimal dalam menunjukkan kapasitasnya sebagai inisiator
maupun sebagai chairman. Selain itu dalam melakukan negosiasi, Indonesia belum memiliki
perencanaan yang baku dan adanya standing position yang jelas juga menjadi faktor yang
penting dalam jalannya proses negosiasi (DP, 2018).

KESIMPULAN

Hubungan yang terjalin antara Australia dengan Indonesia bisa dikatakan cukup unik dan
dinamis. Perubahan national interest serta kepemimpinan masing masing negara mempengaruhi
dinamika hubungan kerjasama antara kedua negara ini. Dalam bidang ekonomi bisa dibilang
sangatlah terbatas. Jika di tilik dari segi perdagangan, hubungan kedua negara ini tidak selancar
yang diperkirakan. Faktor terbesarnya adalah kecilnya intensitas barang komplementer (barang
yang saling melengkapi) dari kedua negara karena negara yang merupakan ekspor utamanya
didominasi oleh barang-barang pertanian serta pertambangan. Bagi kedua negara hubungan
perdagangan merupakan suatu hal yang penting maka mereka terus berupaya untuk
meningkatkan kemitraan dalam bidang perdagangan.

Untuk lebih memfokuskan kerjasama dalam perdagangan, Indonesia dan Australia


membentuk perjanjian – perjanjian seperti (ASEAN – Australia and New Zealand Free Trade
Agreement) AANZFTA yang telah disepakati sejak tahun 2010 dan yang terbaru yaitu Indonesia
– Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang telah
diselesaikan pada tahu 2018 lalu. Indonesia – Australia Comprehensive Economic Partnership
Agreement (IA – CEPA) merupakan sebuah perjanjian dagang antara Indonesia dengan Australia
yang mencakup aspek tarif dan non tarif seperti ketetapan asal barang, proses bea cukai dan
fasilitas perdagangan dan lain sebagainya. Selain itu perjanjian kerja sama ini juga sebagai
pelengkap dan pendukung dalam menjaga kawasan yang aman dan sejahtera untuk kepentingan
bersama.

Perjanjian dagang ini tentu saja memberikan manfaat dan dampak bagi masing – masing
negara. Indonesia dan Australia mampu menjalin kerjasama dengan baik dan memperlancar
kerjasama mereka kembali dengan melalui perjanjian IA-CEPA ini. Perjanjian IA-CEPA ini
melalui proses yang cukup panjang sampai ke titik penyelesainnya. Setidaknya terdapat 10
putaran. Setiap putaran dilalui negosiasi yang cukup kompleks. Selain itu dalam proses panjang
itu juga terdapat beberapa hambatan diantara nya karena sempat berhenti di tahun 2013 lalu
dilanjutkan kembali di tahun 2016 yang tentu saja hal ini membuat proses penyelesaian
perundingan menjadi lama. Lalu dalam proses negosiasi membutuhkan waktu yang panjang
untuk mencapai kesepakatan negosiasi hal ini karena adanya beberapa kali revisi yang dilakukan
oleh kedua negara. Perbedaan kepentingan masing – masing negara menjadi faktor adanya revisi
– revisi dalam perundingan. Kepentingan nasional masing – masing negara menjadi suatu hal
yang penting dalam proses negosiasi karena hal ini menyangkut pada kedaulatan serta kebutuhan
negara mereka. Sehingga untuk mencapai suatu kesepakatan akhir membutuhkan waktu yang
lama yang berimbas pada melesetnya waktu penyelesaian sesuai dengan target awal.
References
Badan Karantina Pertanian, Kementrian Pertanian, 2016. NEGOSIASI SPS DALAM PERUNDINGAN
INDONESIA-AUSTRALIA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IA-CEPA). SPS
Newsletter, 8(3), p. 2.

Department of Foreign Affairs and Trade, 2020. Indonesia - Australia Comprehensive Economic
Partnership Agreement. [Online] Available at:
https://www.dfat.gov.au/trade/agreements/in-force/iacepa/Pages/indonesia-australia-comprehensive-
economic-partnership-agreement [Accessed 12 Novembre 2020].

Direktorat Perundingan Bilateral , 2018. Fact Sheet: INDONESIA-AUSTRALIA COMPREHENSIVE


ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IA-CEPA). Jakarta: Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.

DP, Y. A., 2018. Bisnis.com. [Online] Available at:


https://ekonomi.bisnis.com/read/20181120/12/861552/negosiasi-cepa-indonesia-agresif-di-inisiasi-
melempem-di-realisasi [Accessed 12 Novembre 2020].

Kedubes Australia, n.d. Kedutaan Besar Australia Untuk Indonesia. [Online] Available at:
https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/trade.html [Accessed 11 Novembre 2020].

Kedutaan Besar Australia Untuk Indonesia, n.d. Hasil Utama untuk Indonesia - IA-CEPA. [Online]
Available at: https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/hasil_utama_IACEPA.html [Accessed 13
Novembre 2020].

Kedutaan Besar Australia Untuk Indonesia, n.d. Masa-masa kemakmuran – diplomasi ekonomi antara
Indonesia dan Australia. [Online] Available at:
https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/AR15_006.html [Accessed 13 Novembre 2020].

Kemenlu RI, n.d. Negosiasi Keempat IA-CEPA.

Kementrian Perdagangan RI, 2016. ANALISIS STRATEGI POSISI RUNDING DALAM MEMPERKUAT
KERJASAMA INDONESIA-AUSTRALIA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IA-CEPA).

Kementrian Perdagangan, 2016. Analisis Strategi Posisi Runding Dalam Memperkuat Kerjasama IA-
CEPA.. Jakarta, s.n.

Martha, H., 2017. Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Australia. [Online]
Available at: http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/6450/Cover%20-%20Bab1%20-
%203314005sc-p.pdf?sequence=1&isAllowed=y [Accessed 12 Novembre 2020].

Perdagangan, K., 2016. Analisis strategi posisi runding dalam memperkuat kerjasama IA-CEPA.

Perdagangan, K., 2016. Analisis Strategi Posisi Runding Dalam Memperkuat Kerjasama IA-CEPA. Jakarta:
Kemendang.. Jakarta, Kemendang.

Reily, M., 2018. Negosiasi panjang Perjanjian Dagang RI-Australia Akhirnya Rampung. 3 September.

Singh, B., 2002. Defense Relations between Australia and Indonesia in the Post-Cold War Era.
Greenwood Press, p. 19.

Anda mungkin juga menyukai