Anda di halaman 1dari 20

1.

Indonesia Thailand
Pemerintah Indonesia dan Thailand sepakat meningkatkan kerja sama
di bidang pertanian, terutama alih teknologi informasi dan teknologi,
perdagangan, pelatihan, teknik dan penelitian dalam bidang pertanian.
Kesepakatan itu dituangkan dalam MoU yang ditandatangi oleh Menteri
Pertanian Anton Apriyantono dan Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand,
Khunying Sudarat Keyuprahan, Jumat siang. Penandatangan yang dilakukan
di Ruang Purple di Thai Koo Fah Building (gedung pemerintahan Thailand) di
Bangkok, disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM
Thailand

Thaksin

Shinawatra.

Menurut informasi Departemen Pertanian, bentuk kerja sama yang akan


dilaksanakan menurut isi nota kesepahaman itu antara lain menyangkut
promosi perdagangan komoditi pertanian; pengelolaan dan perlindungan
keragaman hayati pertanian; pengembangan dan penyuluhan pertanian;
kerja

sama

teknik

dan

peningkatan

SDM;

serta

pengelolaan

dan

perlindungan lahan-lahan pertanian dan air. Untuk mendukung pencapaian


kerja sama, kedua pihak sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja
Pertanian Bersama (JAWG), yang diketuai oleh seorang pejabat tinggi dari
masing-masing negara. Tugas utama JAWG itu adalah menyampaikan
masukan mengenai pengembangan dan perbaikan kerjasama, memonitor
dan

mengevaluasi

seluruh

kegiatan,

serta

membuat

rekomendasi

penanganan permasalahan yang timbul dari pelaksanaan MoU tersebut. MoU


yang

ditandantangani

menteri

pertanian

Indonesia

dan

Thailand

itu

merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang dibuat oleh kedua negara
dalam bidang kerjasama ekonomi dan teknik (Agreement on Economic and
Technical Cooperation) yang ditandatangani pada 18 Januari 1992 di
Bangkok. MoU juga merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bidang
pertanian (Agreement on Agricultural Cooperation) yang ditandatangani dan
diamandemen di Jakarta pada 22 Februari 1984 dan 23 April 1996.
Sebelumnya

pada

Jumat

pagi

Presiden

Yudhoyono

dan

PM

Thaksin

melakukan pertemuan empat mata, yang dilanjutkan dengan pertemuan


bilateral.
Delegasi yang dipimpin Presiden dalam pertemuan bilateral itu antara
lain terdiri dari Menko Perekonomian Boediono, Menlu Hassan Wirajuda,
Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Menneg BUMN Soegiharto, Sekretaris
Kabinet Sudi Silalahi, Ketua Umum Kadin M.S. Hidayat, anggota DPR Ade
Nasution dan Tristanti Mitayani, anggota DPD Edwin Kawilarang, serta Dirjen
Asia Pasifik dan Afrik-Deplu, Herijanto Soeprapto.
Indonesia dan Thailand akan mempererat kerja sama di industri
perikanan. Bagi Thailand, Indonesia termasuk salah satu produsen utama
ikan di tingkat global sehingga perlu bekerja untuk memenuhi konsumsi
domestik.
Demikian

hasil

pertemuan

antara

Menteri

Luar

Negeri

Marty

Natalegawa dengan koleganya dari Thailand, Menlu Kasit Piromya, di Jakarta,


Senin 15 Februari 2010.
"Kami berdiskusi bagaimana mempererat hubungan kedua negara di
bidang perikanan. Kami ingin hubungan itu tidak hanya mengenai izin bagi
Thailand untuk mengambil ikan di lautan Indonesia," kata Marty. "Kami ingin
agar Thailand juga berinvestasi di sektor perikanan di Indonesia," lanjutnya.
Sedangkan Kasit mengatakan, Indonesia adalah salah satu produsen
terbesar ikan dan memiliki armada perikanan dan industri pemrosesan ikan
terbesar di dunia. Itulah yang membuat Thailand sangat bergantung pada
sektor perikanan Indonesia untuk memenuhi permintaan domestik.
"Kami juga ingin kerja sama di bidang perikanan menghasilkan
keuntungan bagi kedua pihak, tidak hanya secara sepihak," kata Kasit.
Menurut Marty, kedua negara sedang mencari formula tepat dalam
menghasilkan Nota Kesepahaman (MoU) terkait isu perikanan. "Pada
pertengahan tahun ini, kami berharap MoU tersebut bisa ditandatangani,"
kata Marty.

Selain isu perikanan, kedua menteri juga membahas bagaimana


meningkatkan peran ASEAN di tingkat global dan kegiatan-kegiatan untuk
memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Thailand.
"Untuk memperingatai 60 tahun hubungan kedua negara, kami akan
menyelenggarakan beberapa kegiatan seperti workshop dan seminar," kata
Marty. Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Thailand menjajaki peningkatan
kerja sama bilateral di bidang ketenagakerjaan.
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan, penjajakan kerja
sama di bidang ketenagakerjaan antara Indonesia dan Thailand ini meliputi
hubungan

industrial,

pengawasan

ketenagakerjaan,

pelatihan,

dan

manajemen penempatan tenaga kerja migran. Korporasi ini kemudian


diwujudkan dalam bentuk kerja sama pelatihan dan sharing best practices.
Dalam pertemuan tadi juga disinggung masalah kerja sama di bidang
maritim dan kelautan, kerjasama sektor produk perikanan dan terutama
perlindungan pekerja kelautan atau Anak buah Kapal (ABK) antar kedua
Negara, katanya usai pertemuan bilateral antara dan Menteri Tenaga Kerja
Thailand H.E. Mr Gen Surasak Karnjanara di kantor Kemenaker, Jakarta,
seperti keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (29/7).
Hanif mengatakan sebagai anggota dan pendiri dari Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN), Indonesia dan Thailand negara merupakan
mitra penting dan mempunyai peran aktif dalam berbagai kerja sama yang
terjalin di bawah kerangka ASEAN. Selain itu, kata dia, Indonesia dan
Thailand sampai dengan saat ini telah memiliki beberapa nota kesepahaman
(MoU) antara lain di bidang pendidikan, hukum, anti korupsi, perdagangan.
Namun, sampai dengan saat ini belum ada MoU yang terjalin di
bidang ketenagakerjaan, ujarnya.
Oleh karena itu, kata Hanif, dalam pertemuan tersebut keduanya
sepakat untuk menjajaki secara serius kerja sama di bidang ketenagakerjaan
dalam bentuk penandatanganan MoU secara resmi. Terkait dengan kerja
sama menghadapi ASEAN Community dan Post 2015 and beyond, Indonesia

sangat mendukung kelanjutan kerja sama diantara negara anggota ASEAN di


bawah pilar socio-culture, khususnya bidang ketenagakerjaan.
Pihaknya juga setuju melanjutkan program awareness dan promosi
perlindungan sosial tenaga kerja serta membangun jaringan komunikasi
regional networking untuk memperkuat perlindungan sosial, program skills
recognitions dan produktivitas dalam rangka peningkatan kualitas angkatan
kerja, memfasilitasi pergerakan pekerja yang memiliki keahlian, dan
meningkatkan kesempatan kerja pada era globalisasi ekonomi.
Indonesia

dan Thailand juga

sepakat

dapat terus

mendukung

pelaksanaan Asean Skills Competition (ASC) sebagai pemacu negara-negara


anggota ASEAN untuk terus meningkatkan pengembangan kompetensi dan
keterampilan tenaga kerja usia muda, ujarnya.
Kerja sama yang lebih erat antarnegara ASEAN dibutuhkan mengingat
sampai dengan saat ini ASEAN mutual recognition telah ada delapan sektor
yang telah disetujui dan Indonesia mengharapkan agar skills recognition
dapat terus dikembangkan kedepannya. Kerja sama juga dibutuhkan untuk
membangun

jaringan

konsultasi

regional

tentang

pengawasan

ketenagakerjaan, penguatan kapasitas labour market system, membangun


komunikasi dalam rangka penguatan dialog sosial regional dalam rangka
hubungan industrial terkait sistem pengupahan, jaminan sosial, kondisi kerja,
dan promosi kerja layak.
Sementara itu, terkait perlindungan tenaga migran, saat ini ASEAN
akan melakukan finalisasi instrumen perlindungan tenaga kerja migran
diantara negara anggota. Indonesia mengharapkan kiranya instrumen
tersebut dapat segera diimplementasikan secara konsisten oleh seluruh
negara anggota ASEAN dengan cakupan perlindungan secara menyeluruh,
baik pekerja migran tercatat maupun yang tidak terdaftar dan memberantas
tindak perdagangan manusia, ujarnya.
Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja Thailand H E Mr Gen Surasak
Karnjanara mendukung perlu adanya kerja sama yang lebih erat antara
Indonesia dan Thailand, terutama di bidang ketenagakerjaan. Kerja sama

antar kedua negara diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam


penanganan bidang ketenagakerjaan di masing-masing negara. Hubungan
diplomatik antara Indonesia dan Thailand telah terjalin sejak tahun 1950 dan
terus berkembang sampai dengan saat ini, khususnya di bidang ekonomi,
perdagangan, investasi, dan pariwisata.
Kerja sama ini semakin diperkuat dengan adanya Komisi Bersama (Joint
Commission) sejak tahun 1992. Selama ini, Indonesia dan Thailand juga
terlibat dalam kerja sama regional dalam Indonesia Malayasia Thailand
Growth Triangle (IMT-GT) dan salah satu working group membahas mengenai
Human Resources Development (HRD), ujarnya.
Indonesia mendukung agenda kerja yang akan dilakukan pada tahun
2015 di bawah working group HRD khususnya pelaksanaan Training of
Trainers on Underwater Welding yang rencana akan dilaksanakan pada bulan
Agustus 2015 di Songkla, Thailand.

2.

Indonesia Dan Singapura


Hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura selama ini berjalan
dengan baik. Kedua negara berusaha meningkatkan saling pengertian,
mempererat hubungan dan mengembangkan kerjasama diberbagai bidang.
Hal tersebut ditindaklanjuti dengan kunjungan kehormatan Duta Besar
Republik Singapura Mr. Edward Lee kepada Menteri Pertahanan RI H. Matori
Abdul Djalil, Jumat(25/1) di Departemen Pertahanan Jl. Merdeka Barat 13-14
Jakarta.
Pada pertemuan kedua pejabat yang berlangsung selama tiga puluh
menit dan sangat akrab tersebut, dibahas berbagai hal dalam meningkatkan
hubungan

dan

kerjasama

antara

Indonesia

dan

Singapura

Selain

membicarakan situasi aktual saat ini, juga disinggung masaalah kasus Aceh,
Sampit, Poso dan Papua yang sampai saat ini perlu mendapat perhatian
bersama.
Kepada Menhan RI H. Matori Abdul Djalil, Dubes Singapura berharap
agar Pemerintah Indonesia segera dapat menyelesaikan persoalan dalam
negeri dengan baik, sehingga tidak lama lagi situasi politik di Indonesia
segera pulih kembali serta mendukung sepenuhnya keutuhan Wilayah
Negara Kesatuan RI.
Dubes Singapura Mr. Edward Lee, minta agar kerjasama dibidang
Hankam yang pernah dilaksanakan seperti, latihan bersama angkatan
bersenjata kedua negara, saling kunjung antar pejabat militer serta berbagai
kerjasama yang telah disepakati dapat diteruskan .
Menhan RI H. Matori Abdul Djalil yang didampingi Karo Humas Setjen
Dephan Marsma TNI Kamto Soetirto, SE, S.IP dan Karo TU/Ses Menhan
Brigjen TNI Prasetyo, MSc mengucapkan terima kasih atas kunjungannya
semoga kerjasama yang sudah terjalin dengan baik selama ini dapat
ditingkatkan dimasa mendatang.
Kerjasama di bidang Hankam antara Indonesia dan Singapura dirintis
sejak berakhirnya komprontasi, dan mulai berjalan tahun 1974 dalam suatu

latihan bersama Angkatan Laut kedua negara. Perkembangan kerjasama


tersebut, ditandai dengan diselenggaranya Sidang tahunan JTC (Joint Training
Committee) antara TNI dan RSAF (Royal Singapura Air Force). Latma tahunan
SAFKAR INDOPURA dan JATWG (Joint Army Training Working Group) antara
AD kedua negara. Latma tahunan EAGLE dan JNTWG (Joint Navy Training
Working Group) antara AL kedua negara. Latma tahunan ELANG INDOPURA
kemudian diganti CAMAR INDOPURA dan JAFTWG (Joint Air Force Training
Working Group) antara AU kedua negara.

3. Kerja Sama Indonesia dengan Cina


Kerja sama Indonesia dengan Cina terjadi dalam bidang politik, ekonomi, dan
kebu-dayaan.
A. Bidang Politik Sejak pemerintahan Orde Baru, hubungan diplomatik
antara Indonesia dan Cina dirintis kembali. Dalam bidang politik kedua
negara saling menempatkan duta besar. Pada bulan Agustus 1996 telah
ditandatangani Memorandum Of Understanding antara Presiden Soeharto
dan Perdana Menteri Li Peng sebagai tanda mencairnya kembali hubungan
diplomatik kedua negara. Peristiwa penandatanganan itu terjadi di Jakarta.
Sebagai tindak lanjut dari hubungan tersebut, Cina juga berkeinginan masuk
menjadi anggota ASEAN.

B. Bidang EkonomiPada bulan Juli 1985 telah ditandatangani perjanjian


kerja sama ekonomi antara Kadin Indonesia dan Badan Promosi Perdagangan
Intemasional Cina. Peristiwa terse-but terjadi di Singapura. Dengan demikian,
hubungan ekonomi antara kedua negara mulai berkembang.
C. Bidang KebudayaanKebudayaan Cina banyak berpengaruh terhadap
kebudayaan Indonesia.

4. Kerja Sama Indonesia dengan Jepang


Kerja sama Indonesia dengan Jepang meliputi. kerja sama bidang politik,
ekonomi, teknologi, pendidikan, dan kebudayaan.
A. Bidang PolitikKerja sama bidang politik antara Indonesia Jepang
dilakukan dengan saling menempatkan perwakilan diplomatik. Indonesia
enempatkan wakil diplomatik di Jepang, sebaliknya Jepang menempatkan
diplomatik di Indonesia.
B. Bidang Ekonomi Indonesia mengekspor minyak bumi mentah, gas alam
cair, aluminium, bijih logam, besi. timah, tembaga, bauksit, kayu lapis, kopi,
dan rumput laut ke Jepang. Sebaliknya. Indonesia mengimpor hasil-hasil
industri, seperti mesin kendaraan bermotor. peralatan mobil, barang-barang
elektronik, kapal, mesin-mesin industri, bahan kimia. dan pipa besi baja dari
Jepang. Jepang banyak menanamkan modal di Indonesia, terutama dalam
bidang industri otomatif dan elektronik.
C. Bidang TeknologiJepang banyak memberi bantuan tenaga ahli kepada
Indonesia. Bantuan tenaga ahli itu misalnya dilakukan untuk penambangan
kilang minyak di Plaju dan penambangan pasir besi di Cilacap.
D. Bidang Pendidikan dan KebudayaanKerja sama Indonesia dengan
Jepang dalam bidang pendidikan dan kebudayaan misalnya dilakukan
dengan dibentuknya Lembaga IndonesiaJepang yang mengurus pertukaran
pelajar kedua negara. Banyak pemuda/pemudi Jepang mempelajari
kebudayaan Indonesia.

5. Kerja Sama Indonesia dengan Inggris


Bentuk Kerja Sama Indonesia Inggris
Indonesia memasuki orde baru di bawah pimpinan Soeharto, selain
konsentrasi menata pertumbuhan perekonomian dalam negeri juga menjalin
interaksi bilateral dengan negara adidaya seperti Amerika, Jepang, dan
termasuk Inggris. Bentuk interaksi bilateral IndonesiaInggris antara lain,
interaksi perekonomian, pendidikan, dan teknologi.

1. Kerja Sama Inggris Indonesia Sektor Perekonomian


Salah satu bentuk koneksi dagang Indonesia Inggris ialah ekspor migas ke
Inggris sebab Inggris tidak memiliki cadangan minyak bumi. Guna menutupi
kekurangannya, terpaksa pemerintah British Raya mencari koneksi dagang
terhadap negara penghasil minyak bumi termasuk Indonesia. Bentuk
kolaborasi Indonesia Inggris sektor perdagangan antara lain ekspor baja dari
Indonesia ke Inggris. Kemudian, Indonesia juga mengirimkan karet alam,
mebel dari kayu ke Inggris.
Sebaliknya Inggris mengekspor bahan pangan berupa gandum, makanan
olah lainnya. Selain itu, Inggris juga mengekspor ke Indonesia, bermacam
jenis mesin pabrik dan teknologi IT. Tercatat nilai ekspor Indonesia Inggris
mencapai 273 jt euro, kemungkinan angka ini akan naik.

2. Interaksi Indonesia Inggris pada Bidang Pendidikan


Koneksi Indonesia Inggris nan memiliki prospek cerah ialah kerjasama bidang
pendidikan. Jadi, Indonesia Inggris diharapkan memiliki kolaborasi nan
niscaya tentang kemajuan pendidikan di dua negara. Inggris nan terkenal
dengan kemajuan pendidikannya bahkan menjadi barometer pendidikan
dunia, segala teknologi diajarkan di universitas-univesitas di Inggris.
Pertukaran pelajar Indonesia Inggris terus berlangsung, sharing ilmu antar
kedua bangsa berlanjut dengan intens sampai sekarang. Mengingat Inggris
menjadi kiblat pendidikan global sebab universitas tertua di jagad ini
terdapat di Kerajaan Inggri, yakni Oxford University. Mahasiswa Indonesia
nan menuntut ilmu di Inggris selain mendapatkan ilmu mereka juga
diberangkatkan dengan beasiswa dari negara.

Indonesia Inggris Versi Olahraga


1. Badminton
Kesamaan Indonesia Inggris di bidang olah raga ada nan unik. Misalnya
Turnamen All England pertandingan bulu tangkis paling bergengsi di seluruh
global ini, menjadi ajang kompetisi nan paling sering diikut oleh Indonesia.
All England merupakan pertandingan badminton nan digelar di Inggris secara
berkala yakni dan pesertanya dari berbagi belahan dunia.
Indonesia Inggris merupakan negara nan familiar dengan bulu tangkis.
Pemain-pemain legenda Indonesia pernah menorehkan tinta emas di All
England, antara lain Rudi Hartono pada 1973 sukses menjuarai kelas
tunggal. Waktu itu, musuhnya ialah saudara sebangsanya yakni Christian
Hadinata. Kemudian, Turnamen All England 1976 terjadi lagi duel All
Indonesian Final antara Rudi Hartono dan Liem Swie King. Pada final ini,
dimenangkan Rudi Hartono. Pada kelas tunggal putri tercatat Susi Susanti
pernah berjaya di All England pada 1990-1991.

2. Sepak Bola
Kesamaan olahraga Indonesia Inggris nan lain ialah kedua negara ini samasama penggila sepak bola. Namun, ada dua disparitas nan mencolok dari
segi kualitas dan profesionalime pemainnya. Dinamika global sepak bola
Indonesia masih jauh dari paripurna dari segi kualitas dan profesionalime
pemain. Sepak bola Indonesia nan masih terpuruk sebab dihantam berbagai
persoalan. Baik dari pemain, pengurus dan penonton pun ikut andil
memperkeruh suasana.
Bercerminlah dengan jagad persepakbolaan di Ingris Raya. Inggris nan
menjadi negara asal mulanya sepak bola memiliki sistem kompertisi nan
ketat, professional dan disiplin tinggi. Tipikal permainan sepak bola ala
Inggris nan menganut total football , sangat enak dinikmati pemirsa dunia.
Ritme permainan nan mengandalkan kekompakan antar pemain dapat ditiru
oleh pemain muda Indonesia. Dinamika sepak bola di Inggris menjadi contoh
nan baik bagi kehidupan sepak bola di Indonesia.
Salah satu contoh profesionalisme pemain bola Inggris ialah mereka sangat
menghormati keputusan wasit dan hakim garis. Pemain bola inggris tidak
berani protes keras, apalagi beradu fisik dengan wasit. Kalau berani melaku
itu, bakalan dia diganjar skorsing nan berat. Nah, apakah koneksi Indonesia
Inggris dari segi sepak bola ikut seharmonis prestasi atlet bulu tangkis kita.

Apakah pemain sepak bola Indonesia mampu merumput di Stadiun Old


Traffold, milik Manchaster United?
Menyamakan Indonesia Inggris masih butuh proses nan lama agar kedua
negara dapat setara dalam teknologi, pendidikan, dan kesejahteraan

6. Hubungan Bilateral Indonesia dengan


Korea
Hubungan IndonesiaKorea Utara mengacu pada hubungan bilateral
Indonesia dan Korea Utara. Indonesia adalah satu dari sedikit negara di dunia
yang masih membina hubungan baik dengan Korea Utara, walaupun Korea
Utara dikenai sanksi dan isolasi internasional akibat pelanggaran HAM dan
program rudal nuklirnya.
Kedua negara sudah berhubungan sejak masa pemerintahan Soekarno
dan Kim Il-sung pada tahun 1960-an. Indonesia memiliki kedutaan besar di
Pyongyang, sedangkan Korea Utara memiliki kedutaan besar di Jakarta.
Keduanya adalah anggota Gerakan Non-Blok.
Menurut BBC World Service Poll tahun 2013, 42% penduduk Indonesia
memandang Korea Utara secara positif, sementara 22% lainnya memiliki
pandangan negatif. Persentase opini baik Indonesia terhadap Korea Utara
adalah yang kedua tertinggi di dunia setelah Ghana.
Selama ini hubungan bilateral Indonesia dengan Korea Selatan masih
didominasi oleh aktor-aktor track 1 yaitu pemerintah atau government.
Sebenarnya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Korea Selatan
sudah di mulai sejak tahun 1996. Namun, hubungan bilateral antara kedua
negara semakin meningkat intensitasnya sejak lima tahun terakhir. Hal ini
dipicu oleh berbagai faktor terutama akibat adanya free trade yang juga ikut
berperan besar dalam peningkatan hubungan kerjasama antara Indonesia
dengan Korea Selatan. Berikut ini penulis membagi hubungan kerjasama
bilateral yang dilakukan oleh pemerintah kedua Negara (G to G) dalam
berbagai

bidang

untuk

mempermudah

pengkajian

secara

mendalam

pembahasannya.
c. Kerjasama dan Hubungan dibidang polotik
1. Kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghadiri APEC
Economic Leaders Meeting di Busan, Republic Of Korea pada tanggal 1819
2.

November 2005.
Kunjungan Kenegaraan Presiden Republic Of Korea, Roh Moo-hyun ke
Indonesia pada tanggal 3-5 Desember 2006.

3.

Kunjungan Kenegaraan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono ke Seoul

4.

pada tanggal 23-25 Juli 2007.


Kunjungan Wakil Presiden RI untuk menghadiri Pelantikan Presiden Korea

Selatan, Lee Myung-bak pada tanggal 23-26 Februari 2008.


5. Kunjungan Presiden Republic Of Korea, Lee Myung-bak ke Indonesia pada
tanggal 6-8 Maret 2009.
6. Kunjungan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono untuk menghadiri
ASEAN-ROK Commemorative Summit di Jeju Islands, Korea pada tanggal 1-2
Juni 2009.
Kegiatan-kegiatan diatas merupakan contoh kecil bilateral diplomasi
dalam bidang politik yang dilakukan oleh Indonesia dengan Korea Selatan.
Bilateral diplomasi dalam bidang politik antara Indonesia dengan Korea
Selatan memang masih didominasi oleh pemerintah. Namun peran aktoraktor non pemerintah juga cukup signifikan dalam menjalin kerjasama dalam
berbagai bidang baik politik, ekonomi, budaya, pendidikan antara Indonesia
dengan Korea Selatan.
d. Kerjasama dalam Bidang Ekonomi
1. Joint Declaration on Strategic Partnership between RI and ROK to Promote
Friendship and Cooperation in the 21st Century telah dilakukan oleh
2.

pemimpin kedua negara di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2006


Terbentuknya Joint Task Force for Economic Cooperation (JTF) pada tahun
2007, dengan 8 Working Groups (Policy Support, Trade and Investment,
Energy/Natural Resources, Infrastructure/Construction, IT, Defence Industry,
Forestry, Agriculture & Marine Industry dan Research&Technology). JTF yang
ditujukan untuk meningkatkan berbagai peluang konkrit kerjasama bilateral
di

3.

sektor

ekonomi

dan

investasi

telah

melangsungkan

pertemuan

pertamanya pada tanggal 31 April2 Mei 2007 di Jakarta.


Pembentukan Forum Bisnis dan Energi Indonesia-Korea Selatan yang
pertama pada 2007 di Seoul untuk mempertemukan para pelaku bisnis dan
pembuat kebijakan kedua negara di bidang energi. Forum Energi Indonesia-

Korea yang kedua diadakan di Jakarta pada tanggal 15 Oktober 2008 .


4. Dari tahun 2007 hingga sekarang telah ditandatangani lebih dari 40 MoU
pada level pemerintah (G to G) dan level pebisnis (B to B). Proyek-proyeknya

antara lain bidang energi dan infrastruktur, pendidikan, kehutanan, nuclear


power plant, serta industri pertahanan.
Dari kegiatan-kegiatan kerjasama

dalam

bidang

ekonomi

antara

Indonesia dengan Korea Selatan diatas tampak jelas komitmen antara kedua
negara untuk meningkatkan eksistensi dan kualitas hubungan ekonomi yang
e.

produktif dan menguntungkan kedua belah pihak.


Kerjasama dalam Bidang Sosial Budaya dan Pariwisata
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Persetujuan

Kerjasama

Kebudayaan dengan ROK (Republic of Korea) yang ditandatangani pada


tahun 2000. MoU di bidang Pariwisata antara kedua negara juga telah
ditandatangani tahun 2006. Sebagai tindak lanjut dari kerjasama bidang
kebudayaan tersebut, pada tanggal 14-15 Mei 2008 di Yogyakarta diadakan
the First Cultural Committee Meeting RIROK.
Keberadaan kedua kesepakatan tersebut merefleksikan komitmen kedua
negara untuk lebih memperkuat hubungan persahabatan people to people,
serta memajukan dan mengembangkan hubungan di bidang-bidang seperti
kebudayaan, seni, pendidikan (akademis), ilmu pengetahuan dan teknologi,
kesehatan
f.
1.
2.
3.
4.
5.
g.
1.

masyarakat,

olah

raga,

media

massa,

informasi,

dan

kewartawanan serta pariwisata.


Catatan Hubungan Diplomatik antara Korea-Indonesia
1949.12 Pengakuan Negara Republik Indonesia
1966.08 Hubungan tingkat Konsulat dengan Indonesia terjalin
1966.12 Korea membuka Konsulat Jenderal di Jakarta
1968.02 Indonesia membuka Konsulat Jenderal di Seoul
1973.09 Hubungan diplomatik tingkat Duta Besar terjalin
Tukar-menukar Kunjungan Pejabat Tinggi Pemerintah
2000.02 Presiden Abdurraman Wahid melakukan kunjungan kenegaraan ke

Korea
2. 2000.10 Presiden Abdurrahman Wahid melakukan kunjungan ke Korea
(ASEM)

Hubungan Internasional Amerika Serikat


dengan Indonesia
Hubungan RI-Amerika Serikat (AS) telah terbina sejak sebelum Proklamasi
Kemerdekaan RI tahun 1945. Secara resmi, hubungan diplomatik kedua
negara ditandai dengan pembukaan Kedutaan Besar di masing-masing
negara. Tanggal 28 Desember 1949, AS membuka Kedutaan Besar di Jakarta
dan menunjuk Duta Besar AS pertama untuk Indonesia, Horace Merle
Cochran. Tanggal 20 Februari 1950, Indonesia menunjuk Dr. Ali
Sastroamidjojo sebagai Duta Besar RI pertama untuk AS.

Kerjasama di bidang Politik


Perkembangan penting hubungan bilateral RI AS ditandai dengan
kunjungan Presiden Barrack Obama ke Indonesia pada tanggal 9 10
November 2010 dimana dalam kunjungan tersebut, kedua Kepala Negara
telah meluncurkan secara resmi Comprehensive Partnership (CP) RI
AS. Sebelum CP RI-AS resmi diluncurkan, pada tanggal 17 September 2010
telah dilaksanakan RI US Joint Commission Meeting (JCM) pertama di
Washington, D.C dipimpin Menlu masing-masing negara. Hal penting yang
disepakati dalam JCM I di anataranya peluncuran Plan of Action for RI US
Comprehensive Partnership yang menjadi cetak biru panduan kerjasama
kedua negara serta pembentukan enam Working Group (WG) di
bidang Democracy and Civil Society; Climate and Environment; Education;
Trade and Investment; Security Issue; dan Energy. Selanjutnya pada Joint
Commission Meeting (JCM) ke-2 tanggal 24 Juli 2011 di Nusa Dua, Bali, Menlu
kedua negara antara lain telah menghasilkan Joint Statement
pengembangan visi strategik kerjasama RI-AS ke depan serta membahas
berbagai potensi kerjasama maupun isu-isu kawasan.
Kerjasama di Bidang Pertahanan Keamanan
Pasca pencabutan embargo militer tahun 2005, kerja sama pertahanan
IndonesiaAS semakin membaik berkat persepsi positif pemerintah, militer
dan parlemen AS terhadap proses reformasi TNI. Bantuan militer AS kepada
Indonesia disalurkan melalui program Foreign Military Financing (FMF) dan
International Military Education and Training (IMET), khususnya dalam rangka
peningkatan kemampuan transportasi TNI dalam penanganan bencana alam
serta program peningkatan profesional prajurit.
Sejak tahun 2002 terdapat forum pertemuan tahunan militer RI AS
IndonesiaUnited States Security Dialog (IUSSD) serta forum tahunan US
Indonesia Bilateral Defense Dialogue (USIBDD) yang dilaksanakan

berselingan dengan IUSSD. Pertemuan USIBDD ke-11 berlangsung di Hawaii,


AS tanggal 7-11 Februari 2011 sedangkan forum IUSSD ke-8 berlangsung
tanggal 25-26 Mei 2010.
Kerjasama keamanan RI AS dikukuhkan melalui penandatanganan LoI
between INP and FBI on Mutual Cooperation in Capacity Building and
Combating Transnational Crimes pada bulan Maret 2011 yang melandasi
kerjasama Badan Penyelidik Federal (FBI) AS dengan Polri (Densus 88) dalam
pemberantasan terorisme. Sebelumnya, pada tanggal 8 November 2010
telah ditandatangani MoU between the Government of the United States of
America and the Republic of Indonesia on Capacity Building to Strengthen
the Security of Biological Pathogens yang menjadi landasan kerjasama
pelatihan capacity building di bidang biosecurity dan biosafety guna
memperkuat keselamatan laboratorium dan keamanan patogen dari akses
illegal.
Kerjasama di Bidang Perdagangan, Investasi dan Pariwisata
AS merupakan mitra dagang keempat terbesar Indonesia sesudah Jepang,
Cina dan Singapura dengan nilai perdagangan mencapai 23 milyar USD pada
tahun 2010. Nilai perdagangan ini meningkat 31.96% dibanding tahun 2009
yang mencapai 17.93 milyar USD dengan surplus untuk Indonesia sebesar
4.86 milyar USD atau naik 29.3% dibanding tahun 2009 yang mencapai 3.76
milyar USD. Nilai ekspor Indonesia ke AS pada tahun 2010 berjumlah 14.26
milyar USD atau meningkat 31,49 % dibanding tahun 2009 yang mencapai
10.85 milyar USD. Komoditi ekspor utama Indonesia ke AS antara lain seperti
getah karet, getah perca, barang elektronik, barang hasil industri pakaian,
mebel, sampai perkakas.
Di bidang investasi, pada tahun 2010 realisasi investasi AS di Indonesia
mencapai US$ 930,8 juta, meningkat 542,7% dibandingkan tahun 2009 yang
berjumlah US$ 171,5 juta. Dengan jumlah tersebut, AS merupakan investor
terbesar ke-tiga di Indonesia setelah Singapura dan Inggris. Untuk periode
Januari Maret 2011, nilai investasi AS di Indonesia mencapai 359,1 juta USD
atau urutan kedua terbesar setelah Singapura.
Untuk mengembangkan hubungan perdagangan dan investasi RI-AS,
terdapat forumTrade Investment Council (TIC) tingkat Menteri guna
membahas dan menyelesaikan berbagai isu perdagangan dan investasi
kedua negara. TIC terdiri dari empat Working Group, yaitu WG on Industrial
and Agricultural Products, WG on Illegal Logging and Asociated Trade, WG on
Intellectual Property Rights, dan WG on Investment.
Sementara itu dalam rangka menjamin investasi AS di Indonesia, pada
tanggal 14 April 2010 di Washington, D.C. telah ditandatangani persetujuan

Investment Support Agreement-Overseas Private Investment Corporation


(ISA-OPIC) RI AS oleh Kepala BKPM dan Acting President OPIC. Perjanjian
ISA-OPIC ini telah diratifikasi melalui Peraturan Presiden RI nomor 48 tahun
2010 tanggal 19 Juli 2010 dan diharapkan dapat meningkatkan minat
investor AS menanamkan modal di Indonesia.
Di bidang pariwisata, pada tahun 2010 jumlah wisatawan AS yang
berkunjung ke Indonesia khususnya dari 19 pintu masuk utama, mencapai
171.528 atau naik 5,68% dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 162.302
orang.
Kerjasama Pembangunan
Sejak tahun 2006 Indonesia memperoleh bantuan hibah dalam kerangka
Millennium Challenge Corporation (MCC) sebesar US$ 55 juta untuk program
imunisasi dan anti korupsi. Pada bulan Desember 2008 Indonesia kembali
terpilih mendapatkan hibah serupa melalui program MCC Compact Program
(MCC CP) untuk periode hingga 2013. Program yang disepakati dalam MCC
meliputi: e-procurement, pendidikan dan kesehatan serta natural resources
management/REDD+.
Selain itu Pemerintah Indonesia dan the United States Agency for
International Development (USAID) telah menyepakati hibah USAID melalui
Strategic Plan periode 2009-2014 yang meliputi lima bidang program, yaitu
pendidikan, pemerintahan dan demokrasi, pertumbuhan ekonomi,
kesehatan, dan lingkungan. Implementasi hibah bagi tiap program tersebut
selanjutnya dikuatkan melalui penandatanganan Assistance Agreement
(AA).
Perjanjian hibah USAID juga telah ditandatangani pada tanggal 24
September 2010 untuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PNPM Mandiri) Pedesaan melalui PNPM Support Facility Trust Fund pada
World Bank (sebagai koordinator) sebesar $US 65,358.000.
Bantuan hibah USAID juga diberikan dalam rangka rehabilitasi dan
rekonstruksi Aceh paska tsunami yang dituangkan dalam dokumen Strategic
Objective Grant Agreement (SOAG) to Support Tsunami Recovery and
Reconstruction yang ditandatangani Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi
(BRR) dan USAID pada 7 Juli 2005 dengan nilai US$ 371.3 juta. Dana tersebut
antara lain digunakan untuk pembangunan jalan raya Banda Aceh Calang
sepanjang sekitar 100 km serta pembangunan FKIP Unsiyah.
Kerjasama di bidang Energi
Dalam rangka membahas kerjasama di bidang energi, terdapat forum Energy
Policy Dialogue (EPD) RI AS. Pada pertemuan EPD II di Jakarta tanggal 20-

21 Oktober 2008, dibahas rencana kerjasama pengembangan teknologi


terbarukan, pengembangan teknologi geothermal melalui International
Partnership for Geothermal Technology (IPGT), pertukaran informasi
mengenai kebijakan investasi, serta pengembangan kapasitas. Pada forum
EPD III di Washington D.C. tanggal 28-30 Juni 2010 dibahas kebijakan energi
nasional, perkembangan dan pemanfaatan sumber energi, penelitian dan
pengembangan peningkatan kapasitas, unconventional gas, methane to
market, serta pengembangan SDM.
Kerjasama energi RI-AS juga dilakukan dengan dukungan US Trade and
Development Agency (USTDA) yang telah memberikan hibah sebesar US$
1,6 juta untuk pengembangan geothermal plan 370 MW di Halmahera serta
300 MW di Jawa Barat.
Kerjasama di bidang Lingkungan Hidup
Kerjasama RI AS di bidang lingkungan hidup antara lain ditandatai dengan
penandatanganan Perjanjian Penghapusan Utang untuk Konservasi Hutan
Tropis (DNS-TFCA) di Sumatera senilai US$ 19,6 juta pada tanggal 30 Juni
2009. Sementara itu dalam rangka mengatasi dampak perubahan iklim di
Indonesia, Pemerintah AS dan RI telah membahas kerjasama pembentukan
Climate Change Center di Indonesia untuk jangka waktu 2 tahun, dimulai
sejak 1 Juli 2010. Pihak AS memberi bantuan biaya operasional awal dari
Center tersebut dengan fokus mengurangi emisi lahan gambut serta hutan.
Kerjasama di bidang Ketahanan Pangan
Sebagai bagian dari Plan of Action Kemitraan Komprehensif RI AS
khususnya di bidang food security, pada 6 7 Oktober 2010 telah
berlangsung Indonesia United States Agricultural Technology and
Investment Forum di Jakarta. Salah satu hasil dari forum tersebut adalah
kesepakatan bahwa dalam mengatasi ketahanan pangan diperlukan
partisipasi Public Private Partnership dengan melibatkan pihak akademis,
sehingga kebijakan dan tindakan yang diambil berdasarkan pada riset dan
penelitian yang credibel.
Kerja sama di bidang Kelautan
Kerjasama RIAS di bidang kelautan didasarkan pada MoU antara
Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA) pada 18 September 2007 dan
Implementing Arrangement MoU tersebut yang ditandatangani pada 10 Juni
2010. Sebagai tindak lanjut, RI dan AS sepakat mengadakan kerjasama joint
exploration kapal ekspedisi NOAA OKEANOS EXPLORER, manajemen
perikanan yang berkelanjutan, Coral Triangle Initiative (CTI) dan Program
Mitra Bahari.

Kerjasama di bidang Pendidikan, Peace Corps, IPTEK, dan Interfaith


Dialogue
Kerjasama RI-AS di bidang pendidikan sudah dimulai sejak tahun 1952
melalui program beasiswa Fulbright dan dalam perkembangan lebih lanjut
juga dilakukan oleh lembaga American Indonesian Exchange Foundation
(AMINEF). Sesuai MoU RI AS mengenai AMINEF yang ditandatangani pada
16 Februari 2009, disepakati antara lain teknis pemberian beasiswa
pendidikan tinggi melalui mekanisme Fulbright di AS dengan memanfaatkan
kebebasan maupun keringanan biaya kuliah dan biaya hidup. Selain itu, pada
17 Desember 2009 Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kemlu RI dan AMINEF
telah menandatangani kerjasama guna meningkatkan kapasitas diplomat
Indonesia.
Kerjasama pendidikan RI AS juga dibentuk melalui USINDO melalui
penandatanganan MoU Kerjasama Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan pada
tanggal 15 Mei 2006. Melalui kerjasama ini, USINDO menyediakan
kesempatan bagi para diplomat Indonesia mengikuti pendidikan di AS serta
menyediakan tenaga pengajar sukarela bagi program pendidikan bahasa
Inggris di Indonesia.
Pada 11 Desember 2009 telah ditandatangani MOU Peace Corps RI AS.
Sebagai implementasinya, pada bulan Maret 2010 sejumlah volunteer AS
telah dikirim ke provinsi Jawa Timur untuk mengajar bahasa Inggris kepada
guru Bahasa Inggris di sekolah negeri dan madrasah. Melihat sambutan
positif atas program ini, pada tahun 2011 jumlah sukarelawan PC ditambah
menjadi 33 orang pada tahun 2011 dan 50 orang pada tahun 2012 serta
memperluas program tersebut di luar propinsi Jawa Timur.
Terkait pidato Presiden AS Barack Obama di Universitas Al-Azhar Kairo pada
tanggal 4 Juni 2009 yang antara lain menyampaikan perlunya melawan
stereotip negatif terhadap Islam, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
menyampaikan komitmen Pemri untuk menjembatani dunia Islam dan Barat
dalam sambutannya di Universitas Harvard pada tanggal 29 September 2009
di Amerika Serikat. Beranjak dari perkembangan tersebut, kedua negara
sepakat mempertemukan para pemangku kepentingan dengan beberapa
negara di kawasan dalam suatu kegiatan Kerjasama Lintas Agama RI-AS
pada tanggal 25 hingga 27 Januari 2010 dan menghasilkan butir-butir
kerjasama yang tertuang dalam Shared Concerns and Commitments
Indonesia-US Interfaith Cooperation. Guna menindaklanjuti butir-butir
kerjasama dimaksud, Kemlu telah memfasilitasi kalangan akademisi, tokoh
agama, dan masyarakat madani untuk memberikan public lecture mengenai
Demokrasi dan Islam Moderat di Indonesia di beberapa universitas di wilayah

Amerika Serikat (Chicago, Houston, LA dan San Fransisco) pada 8 hingga 12


November 2010.
Kerjasama RI AS di bidang IPTEK ditandatangani tanggal 29 Maret 2010 di
Jakarta yang merupakan pembaharuan dari perjanjian serupa yang telah
habis masa waktunya pada tahun 2002. Dalam persetujuan ini antara lain
disepakati pasal perlindungan yang tertuang dalam MTA (Material Transfer
Agreement) dan perlindungan HKI pada GRTK (Genetic Resources and
Traditional Knowledge). Sebagai implementasi perjanjian,
U.S. Science Envoy, Dr. Bruce Alberts telah berkunjung ke Indonesia untuk
mengidentifikasi potensi kerjasama riset dan teknologi yang dapat
dikembangkan maupun membentuk Joint Working Group in Education kedua
negara.
Dalam rangka membangun saling pengertian dan persahabatan di antara
pemuda Indonesia dan pemuda AS, Kedutaan Besar AS di Jakarta pada
tanggal 6 Desember 2010 telah membuka pusat kebudayaan AS, @america,
di dalam Mall Pacific Place Lt 3, Jakarta. @america merupakan satu-satunya
pusat kebudayaan AS di dunia dimana para pengunjung disuguhkan
berbagai tayangan multimedia canggih dan sarana interaktif mengenai way
of live masyarakat AS.

Anda mungkin juga menyukai