PENDAHULUAN
secara utuh dan menyeluruh sebagai komitmen atas janji yang telah disepakati
kerja merupakan salah satu unsur terpenting terlaksana atau tidaknya suatu
1
mungkin, perlindungan terhadap tenaga kerja secara menyeluruh serta
bidang usaha dengan peningkatan mutu dan perlindungan tenaga kerja yang
angkatan kerja pada Februari 2018 sebanyak 133,94 juta orang. Jumlah
menambahkan dari seluruh penduduk bekerja pada data 2018, status pekerjaan
1
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,13 persen, Rata-rata upah buruh per
bulan sebesar 2,65 juta rupiah, website:
https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/1484/februari-2018--tingkat-
pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-13-persen--rata-rata-upah-buruh-per-bulan-
sebesar-2-65-juta-rupiah.html, diakses pada tanggal 29 September 2018.
2
utama yang terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai yang
berusaha dibantu buruh tetap (16,48 persen) dan pekerja keluarga/tak dibayar
hanya sekitar 0,03% dari total penduduk 261,89 juta jiwa. Total TKA yang
ada di tanah air tersebut lebih rendah dibanding dengan jumlah TKA di
beberapa negara lainnya yaitu Saudi Arabia mencapai 10,7 juta jiwa, Uni
Emirat Arab sebanyak 7,3 juta jiwa, Kuwait sebanyak 2 juta, Malaysia
sebanyak 1.8 juta jiwa, Qatar sebanyak 1.4 juta jiwa, Singapura sebanyak 1,4
juta jiwa, Taiwan sebanyak 725,3 ribu jiwa, Korea Selatan sebanyak 621 ribu
jiwa, Hongkong sebanyak 351,5 ribu jiwa, dan Brunai Darusalalam sebanyak
2
Jumlah Angkatan Kerja Meningkat Pada Tahun 2018, website
:http://www.jurnas.com/artikel/33918/Jumlah-Angkatan-Kerja-Meningkat-pada-2018/,
diakses pada tanggal 28 September 2018.
3
Inilah Jumlah Tenaga Kerja Asing di Indonesia Dibanding Beberapa Negara,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/08/21/inilah-jumlah-tenaga-kerja-
asing-di-indonesia-dibanding-beberapa-negara, diakses pada tanggal 29 September
2018.
3
terikat dengan kesepakatan atau perjanjian yang disepakati. Permasalahan
ekonomi yang terintegrasi antara satu negara dengan beberapa negara dalam
satu kawasan atau antara satu negara dengan negara-negara lain antar benua
dan antara satu atau beberapa negara dalam satu benua dengan
wilayah kerja Indonesia, namun disisi lain menjadi tantangan bagi para tenaga
4
kerja lokal nasional untuk bersaing mendapatkan pekerjaan yang layak di
negaranya sendiri.
kerja bagi tenaga kerja lokal nasional, namun disisi lain, negara dihadapkan
dengan tantangan serbuan tenaga kerja asing sebagai dampak giatnya upaya
yang berpihak pada kelangsungan hidup dan nasib tenaga kerja lokal dan
keseimbangan antara tenaga kerja asing dan tenaga kerja lokal nasional, oleh
5
karena itu, diperlukan suatu kebijakan hukum yang mengatur tenaga kerja
asing dalam rangka mencegah masuknya tenaga kerja asing ilegal, non skill
jaminan lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal. Disamping itu, pengaturan
mekanisme dan prosedur yang sangat ketat, terutama dengan cara mewajibkan
Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Adapun tenaga kerja asing yang bekerja di
(S1) bagi tenaga kerja asing dan terhadap perusahaan pemberi kerja tenaga
(sepuluh) orang pada perusahaan pemberi kerja tenaga kerja asing, serta
adanya kewajiban kepesertaan jaminan sosial nasional bagi tenaga kerja asing
Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) berlaku juga bagi tenaga kerja
asing yang menduduki jabatan sebagai anggota direksi, dewan komisaris atau
6
anggota pembina, anggota pengurus dan anggota pengawas yang berdomisili
agar pengguna tenaga kerja asing dilaksanakan secara selektif dalam rangka
ruang dan lingkup kerja tenaga kerja asing dalam mewujudkan Negara
pengaturan tenaga kerja asing (TKA), salah satu usaha pemerintah yaitu
4
Hesty Hastuti, Permasalahan Tenaga Kerja Asing Di Indonesia, (Jakarta : BPHN-
Departemen Hukum dan HAM, 2005), hlm.20.
7
Kerja Pendamping dan diterbitkannya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Nomor 10 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing
batasan-batasan yang dapat diduduki oleh tenaga kerja asing yang bekerja di
5
Lihat Preambule Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga
Kerja Asing.
8
kerja asing dari penyalahgunaan secara ilegal demi terlindunginya kesempatan
kerja bagi tenaga kerja lokal di Indonesia dan membuka peluang kesempatan
lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal secara nasional dan mempermudah
pengambil kebijakan harus ikut berperan dalam mengatur tata tertib termasuk
kesempatan dan kepastian tersedianya lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal
9
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2014 tentang Penggunaan
kerja asing melalui arus investasi yang masif dan berdampak buruk terhadap
besaran.
dikutip dari media elektonik detiknews.com yang diterbitkan pada hari Rabu,
investasi guna membuka lapangan kerja nasional yang lebih luas dengan tidak
Ketenagakerjaan.
mengarah pada prinsip selektivitas (selective policy) dan satu pintu (one gate
pengaturan tenaga kerja asing menjadi kesempatan bagi tenaga kerja nasional
kerja asing di Indonesia adalah pelanggaran izin tinggal, dan izin kerja. Dalam
paspor para tenaga kerja asing ini tertulis bahwa izin yang diberikan
pemerintah Indonesia oleh pihak imigrasi adalah untuk bekerja sebagai tenaga
7
Nevey Varila Ariani, Penelitian Hukum, Jurnal Penelitian Hukum Dejure Vol. 18 No.1
Maret 2018, hlm. 121
11
kerja asing di Indonesia dengan jabatan dan waktu tertentu bahkan hanya
pengguna tenaga kerja asing sering kali mendatangkan pekerja secara ilegal
dan tidak memiliki keahlian (unskill worker). Peningkatan jumlah tenaga kerja
yang terus bertambah dan tidak tertata rapi akibat pesatnya arus investasi
worker yang bekerja sebagai buruh kasar di beberapa perusahaan di tanah air.
melegalkan masuknya tenaga kerja asing yang sudah dan akan masuk secara
secara formal sesuai kualifikasi dan sebaliknya, untuk mencegah tenaga kerja
asing secara ilegal dan unskill worker ditengah giat investasi yang
12
mengglobalisasi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian melalui analisa dan
permasalahan di atas. Oleh karena itu, dengan ini penulis bermaksud untuk
menyajikan suatu karya tulis atau penelitian hukum yang diberi judul
Indonesia”.
menjadi rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
13
1. Apa yang menjadi dasar kebijakan pengaturan penggunaan tenaga kerja
asing di Indonesia?
kedudukan yang wajib dilaksanakan oleh tenaga kerja asing yang hendak
a. Tujuan Umum
14
Tujuan umum dari penulisan tesis ini selain untuk melaksanakan Tri
b. Tujuan Khusus
ketenagakerjaan di Indonesia.
berikut:
15
a. Secara Teoritis, dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam
16
1) Landasan Teori
Suatu teori merupakan hubungan antar dua variable atau lebih yang
telah diuji kebenarannya. Fungsi teori dalam suatu penelitian adalah untuk
jawab atas suatu sanksi dalam hal perbuatan hukum yang bertentangan10.
8
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), hlm. 19.
9
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 30.
10
Hans Kelsen, Teori Hukum Murni dengan judul buku asli “General Theory of Law and
State”, alih bahasa Somardi, (Jakarta: Rumidi Pers, 2001), hlm.65.
17
Teori digunakan sebagai pisau analisa terhadap bahan hukum yang
mencoba sendiri bagian-bagian dari suatu teori. Teori itu dapat dikatakan
gejala11.
terdiri dari distributive justice dan rectificatory justice12 dan teori keadilan
11
Erman rajagukguk, Filsafat Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, Fakultas, 2011),
hlm.8.
12
Aristoteles, The Nichomacean. (Rcis ed) (Cambridg: Cambridge University Press,
2000), hlm.85.
18
melainkan atas dasar kesebandingan. Oleh Aristoteles mengemukakan
bahwa:
13
Nicholas Rescher, Fairness : The Theory and Practice of Distributive Justice, New
Brunswick, Transaction Publisher, 2000.
14
Ibid, hlm.115.
15
Damanhuri Fattah, Teori Keadilan Menurut John Rawls, Jurnal TAPIs, Vol.9 No.2 Juli
Desember 2013, hlm. 31
19
kehidupan bersama16. Rawls mempercayai bahwa struktur masyarakat
ideal yang adil adalah struktur dasar masyarakat yang asli dimana hak-hak
untuk menilai apakah institusi-institusi sosial yang ada telah adil atau
position). Dalam posisi dasar inilah kemudian dibuat persetujuan asli antar
kepastian, maka pada prinsipnya hukum memang terdiri dari tiga aspek,
yakni:
hukum.
16
Ibid, hlm 32.
17
Ibid.
18
Ibid, hlm.33.
20
b. Kemanfaatan, yaitu menunjuk kepada tujuan keadilan yakni
kepastian hukum20.
2) Kerangka Konspetual
19
Bernard L. Tanya, dkk, Teori Hukum, (Yogyakarta: Genta Publishing, 2010), hlm.171.
20
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006), hlm.146.
21
Lihat Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
21
b. Perencanaan tenaga kerja adalah proses penyusunan rencana
Indonesia23.
bentuk lain25.
dibuat oleh Pemberi Kerja TKA untuk jangka waktu tertentu yang
22
Lihat Pasal 1 Ayat (7) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
23
Lihat Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 20 tahun 2018 tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
24
Lihat Pasal 1 Ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 20 tahun 2018 tentang Penggunaan
Tenaga Kerja Asing.
25
Lihat Pasal 1 Ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 20 tahun 2018 tentang Penggunaan
Tenaga Kerja Asing.
22
disahkan oleh menteri yang membidangi urusan pemerintahan di
bekerja27.
h. Izin Tinggal Terbatas yang selanjutnya disebut Itas adalah izin yang
26
Lihat Pasal 1 Ayat (4) Peraturan Presiden Nomor 20 tahun 2018 tentang Penggunaan
Tenaga Kerja Asing.
27
Lihat Pasal 1 Ayat (5) Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan
Tenaga Kerja Asing.
28
Lihat Pasal 1 Ayat (6) Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan
Tenaga Kerja Asing.
29
Lihat Pasal 1 angka (15) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018
tentang Tata cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
23
lain bencana alam, kerusakan mesin utama, huru-hara/unjuk
waktu atau dapat diselesaikan dalam jangka waktu singkat paling lama
6 (enam) bulan31.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
30
Lihat Pasal 1 angka (10) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018
tentang Tata cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
31
Lihat Pasal 1 angka (11) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018
tentang Tata cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
24
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain atau setiap orang
yang bekerja sendiri dengan tidak menerima upah atau imbalan. Tenaga
kerja meliputi pegawai negeri, pekerja formal, dan orang yang belum
adalah tiap orang bukan warga negara Indonesia yang mampu melakukan
atau jasa agar perusahaan dapat meraih keuntungan dan untuk itu individu
32
Lihat Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
33
Lihat Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
34
Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, (Jakarta: Sinar Grafika,
2009), hlm. 1.
35
Abdul Khakim, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2009), hlm.27.
25
tersebut akan memperoleh gaji atau upah sesuai dengan keterampilan yang
kerja sebagai penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau
barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika
rumah tangga walaupun tidak bekerja, tetapi secara fisik mampu dan
kerja/buruh yang sedang terkait dalam suatu hubungan kerja dan tenaga
adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan
36
Murti Sumarni dan John Suprihanto, Pengantar Bisnis Dasar-Dasar Ekonomi
Perusahaan, (Yogyakarta : Liberty, 2014), hlm.5.
37
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada), 2014, hlm.71.
26
dalam bentuk lain. Dengan kata lain, pekerja atau buruh adalah tenaga
serta pendapat para hali diatas, dapat ditemukan satu penekanan yang
pekerja.
batas usia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Penetapan batas usia
kelompok, yaitu:
1. Tenaga kerja terlatih yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam
38
Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008), hlm.12-13.
27
2. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian dan
3. Tenaga kerja tidak terlatih dan tidak terdidik yaitu tenaga kerja yang
tenaga kerja ini sering disebut juga sebagai tenaga kerja kasar yang
mendorong tingkat upah dan kondisi lingkungan kerja ke tahap yang lebih
yang tenaga kerja dengan upah murah akan senantiasa mencari kerja ke
lain dalam suatu negara, telah melahirkan istilah tenaga kerja asing yang
hak dan kewajibannya diatur secara berbeda pula. Tenaga kerja asing
(TKA) adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja
Asing sebagai orang asing yang bukan warga negara Indonesia karena
kebutuhan masyarakat.
saling mengisi satu sama lain antara peraturan hukum yang lebih tinggi
tertulis.
41
Aries Hariento, Hukum Ketenagakerjaan : Makna Kesusilaan dalam Perjanjian Kerja
(Yogyakarta : Laksbang Presindo, 2016), hlm.178-179.
30
perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia, menjamin keamanan,
bahwa permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang
tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan perubahan
lain naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan
42
Sudarsono, Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Karunia, 2008), hlm.35.
31
yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume produksi dan
harga barang-barang modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan
antara lain43:
di Indonesia.
negara hukum adalah negara yang hukumnya dapat melindungi hak-hak yang
manusia; 2) bahwa hak itu diakui oleh masyarakat; dan 3) bahwa hak itu
dinyatakan demikian (dan karena itu dilindungi dan dijamin) oleh lembaga
negara. Sedangkan menurut Sunaryati, negara yang adil adalah negara yang
33
sebagian besar hak-haknya memenuhi ketiga syarat tersebut. Pengertian
saja, tetapi negara hukum yang sempurna adalah negara hukum yang adil
baik bagi warga masyarakat Indonesia maupun siapa saja yang berada di
Indonesia.
bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
negara46.
kebutuhan. Sebagai sebuah negara yang besar, Indonesia tidak menutup diri
saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu, sebagai sebuah negara
45
Sayid Mohamad Rifiq Noval, Hukum Ketenagakerjaan; Hakikat Cita Keadilan dalam
Sistem Ketenagakerjaan, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2017), hlm.26.
46
Ibid, hlm.27.
34
republik Indonesia diatur ke dalam suatu peraturan perundang-undangan
tertentu yang belum dapat diduduki oleh tenaga kerja lokal dengan cara alih
47
Solechan, Kebijakan Penguatan Kewajiban Alih Pengetahuan Tenaga Kerja Asing,
Adminitrative Law & Governance, Journal Vol. 1 Edisi Khusus 1, 2018, hlm. 94.
35
guna meningkatkan pembangunan nasional melalui kehadiran tenaga kerja
Tahun 2018 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing, pemberi
48
HR Abdussalam, Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: Penerbit Restu Agung, 2008),
hlm.322.
36
7. Badan usaha sepanjang tidak dilarang undang-undang.
Kerja Asing.
Kerja Asing.
37
a. Bahwa setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib
memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk, kecuali bagi
kerja asing.
Asing (RPTKA), yang pada awalnya secara khusus diatur dalam Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 220 Tahun 2003 tentang Tata
Asing (IMTA), IMTA diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
38
Transmigrasi Nomor : Per-07/Men/IV/2006 Tentang Penyederhanaan
rencana penggunaan tenaga kerja asing pada jabatan tertentu yang dibuat oleh
pemberi kerja untuk jangka waktu tertentu yang disahkan oleh Menteri atau
Tenaga Kerja Asing (IMTA). Pemberi Kerja yang akan mempekerjakan tenag
Indonesia
39
A. Tujuan Pengaturan Tenaga Kerja Asing Di Indonesia
berdampak luas terjadinya silang kebutuhan dan arus bebas antara negara-
Trade Area (AFTA) pada tahun 1995 sebagai cikal bakal lahirnya Pasar
alasan dan rencana penggunaan tenaga kerja tententu, jangka waktu, juga
untuk menjamin dan memberi kesempatan kerja yang layak bagi warga
mekanisme dan prosedur yang ketat dimulai dari seleksi dan prosedur
50
Agusmindah, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010),
hlm.111.
51
Widodo Suryandono, Tenaga Kerja Asing: Analisis Politik Hukum (Jakarta:Yayasan
Pusataka Obor Indonesia, 2018), hlm.11.
41
2. Memiliki sertifikat kompetensi atau memiliki pengalaman kerja paling
4. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak bagi tenaga kerja asing yang
berwenang.
Ketenagakerjaan
masyarakat.
menyatakan bahwa53:
negara”.
keadaan masyarakat55.
28D ayat (2), Pasal 28 E ayat (1) serta Pasal 28 I telah memberikan hak
konstitusional bagi setiap warga negara dan setiap orang di Indonesia atas
peluang kesempatan kerja dan tingkat upah yang diterima pekerja lokal
negara tujuan. Dalam hal ini, pekerja asing yang berkemahiran tinggi dan
56
Widodo Suryandono, Op.Cit, hlm.9-10.
44
memiliki kemahiran dan keterampilan rendah, tidak seperti yang
resmi (illegal)57.
peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan
usaha
baik tenaga kerja lokal nasional maupun tenaga kerja asing yang berda di
57
Prof. Dr. Nasri Bachtiar, SE.MS, Pokok Pokok Pemikiran Mengenai Tenaga Kerja
Asing Di Indonesia, (Padang : Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, 2017), hlm.5.
45
Indonesia. Pelaksanaan non-diskriminasi tersebut diatur lebih lanjut dalam
dalam BAB VIII tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang terdiri
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam BAB XA tentang Hak Asasi
46
Manusia sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 28A58, Pasal 28D59 dan
Pasal 28I60.
58
Lihat Pasal 28 A Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, berbunyi “Setiap
orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”.
59
Lihat Pasal Pasal 28 D Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia berbunyi :
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”. Sedangkan Pasal 28 D ayat
(2) menyebutkan : “Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”.
60
Lihat Pasal 28 I Ayat (1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945,
berbunyi :“Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu”, sedangkan Pasal Pasal 28 I Ayat (2) menyebutkan: “Setiap
orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”.
Dan Lihat Pasal 28 I ayat (5) menebutkan bahwa : “Untuk menegakkan dan melindungi
hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka
pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan”.
47
globaliasi yang sangat cepat di kawasan negara-negara ASEAN,
dimuat dalam satu Bab khusus yaitu dalam BAB VIII yang terdiri dari
asing yang memuat alasan, jenis jabatan dan jangka waktu penggunaan
hubungan kerja.
48
Adapun ketentuan-ketentuan hukum yang diatur dalam Undang-
berikut:
d. Pasal 42 ayat (4) : tentang tenaga kerja asing dapat bekerja untuk
jabatan dan waktu tertentu.
49
j. Pasal 43 ayat (4) : tentang aturan pelaksanaan melalui keputusan
menteri.
Keputusan Presiden.
Kerja Asing.
51
perlu disesuaikan dengan perkembangan untuk peningkatan
investasi”.61
61
Lihat dalam poin Menimbang Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
52
b) Kantor perwakilan dagang dan organisasi internasional;
asing, kantor perwakilan b) Kantor perwakilan dagang
perusahaan asing dan kantor asing, kantor perwakilan
berita asing yang melakukan perusahaan asing, dan kantor
kegiatan di Indonesia; berita asing yang melakukan
c) Perusahaan swasta asing yang kegiatan di Indonesia;
berusaha di Indonesia; c) Perusahaan swasta asing yang
d) Badan hukum yang didirikan berusaha di Indonesia;
berdasarkan hukum Indonesia d) Badan hukum yang didirikan
atau badan usaha asing yang berdasarkan hukum Indonesia
terdaftar di instansi yang dalam bentuk Perseroan
berwenang; Terbatas atau Yayasan, atau
e) Lembaga sosial, keagamaan, badan usaha asing yang
pendidikan, dan kebudayaan; terdaftar di instansi yang
f) Usaha jasa impresariat. berwenang;
e) Lembaga sosial, keagamaan,
pendidikan, dan kebudayaan;
f) Usaha jasa impresariat; dan
g) Badan usaha sepanjang tidak
dilarang Undang-Undang.
3 Kewajiban Pasal 4 Pasal 4
Pemberi Kerja 1) Setiap Pemberi Kerja TKA 1) Setiap Pemberi Kerja TKA
wajib mengutamakan wajib mengutamakan
penggunaan tenaga kerja penggunaan tenaga kerja
Indonesia pada semua jenis Indonesia pada semua jenis
jabatan yang tersedia. jabatan yang tersedia.
2) Dalam hal jabatan 2) Dalam hal jabatan
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
53
ayat (1) belum dapat diduduki ayat (1) belum dapat diduduki
oleh tenaga kerja Indonesia, oleh tenaga kerja Indonesia,
jabatan tersebut dapat jabatan tersebut dapat
diduduki oleh TKA. diduduki oleh TKA.
4 Pembatasan Tidak ada Pasal 5
TKA 1) TKA dilarang menduduki
jabatan yang mengurusi
personalia dan/atau jabatan
tertentu.
2) Jabatan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Menteri.
3) Dalam hal
kementerian/lembaga
mensyaratkan kualifikasi dan
kompetensi, atau melarang
TKA untuk jabatan tertentu,
menteri/kepala lembaga
menyampaikan syarat atau
larangan dimaksud kepada
Menteri untuk ditetapkan.
5 Rangkap Tidak ada Pasal 6
Pekerjaan 1) Pemberi Kerja TKA pada
sektor tertentu dapat
mempekerjakan TKA yang
sedang dipekerjakan oleh
Pemberi Kerja TKA yang lain
dalam jabatan yang sama.
54
2) TKA sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipekerjakan
paling lama sampai dengan
berakhirnya masa kerja TKA
sebagaimana kontrak kerja
TKA dengan Pemberi Kerja
TKA pertama.
3) Jenis jabatan, sektor, dan tata
cara penggunaan TKA
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri.
6 Kewajiban Pasal 5 Pasal 7
Pemberi Kerja 1) Setiap Pemberi Kerja TKA 1) Setiap Pemberi Kerja TKA
Memiliki harus memiliki RPTKA yang yang menggunakan TKA
RPTKA disahkan oleh Menteri atau harus memiliki RPTKA yang
pejabat yang ditunjuk disahkan oleh Menteri atau
sebelum mempekerjakan pejabat yang ditunjuk.
TKA.
2) Untuk memiliki RPTKA
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Pemberi Kerja TKA
harus mengajukan
permohonan secara tertulis
kepada Menteri atau pejabat
yang ditunjuk.
55
7 Jangka Waktu Pasal 7 Tidak ada
RPTKA 1) RPTKA dapat diberikan untuk
jangka waktu paling lama 5
(lima) tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka
waktu yang sama dengan
memperhatikan kondisi pasar
kerja dalam negeri.
8 Isi RPTKA Pasal 7 Pasal 7
2) RPTKA sebagaimana 2) RPTKA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dimaksud pada ayat (1) paling
dilakukan perubahan, sedikit memuat:
meliputi: a. Alasan penggunaan TKA;
a. alamat perusahaan. b. Jabatan dan/atau
b. nama perusahaan. kedudukan TKA dalam
c. Jabatan. struktur organisasi
d. lokasi kerja. perusahaan yang
e. jumlah TKA; dan/ atau bersangkutan;
f. kewarganegaraan c. Jangka waktu penggunaan
TKA; dan
d. Penunjukan tenaga kerja
Indonesia sebagai
pendamping TKA yang
dipekerjakan.
5) Selain informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2),
RPTKA dapat memuat
rencana penggunaan TKA
56
untuk pekerjaan yang bersifat
sementara atau sewaktu-waktu
dengan masa kerja paling
lama 6 (enam) bulan, seperti
pekerjaan untuk melakukan
audit, kendali mutu produksi,
inspeksi pada cabang
perusahaan di Indonesia, dan
pekerjaan yang berhubungan
dengan pemasangan atau
perawatan mesin.
9 Prosedur Tidak ada Pasal 7
Pengesahan 3) Untuk mendapatkan
RPTKA pengesahan RPTKA
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Pemberi Kerja TKA
mengajukan permohonan
kepada Menteri atau pejabat
yang ditunjuk.
4) Permohonan pengesahan
RPTKA sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
disampaikan oleh Pemberi
Kerja TKA dengan
melampirkan:
a. Surat izin usaha dari
instansi yang berwenang;
b. Akta dan keputusan
57
pengesahan pendirian
dan/atau perubahan dari
instansi yang berwenang;
c. Bagan struktur organisasi
perusahaan;
d. Surat pernyataan untuk
penunjukan Tenaga Kerja
Pendamping dan
pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan kerja; dan
e. Surat pernyataan untuk
melaksanakan pendidikan
dan pelatihan kerja bagi
tenaga kerja Indonesia
sesuai dengan kualifikasi
jabatan yang diduduki oleh
TKA.
10 Batas Waktu Tidak ada Pasal 8
Pengurusan Pengesahan RPTKA diberikan
Pengesahan oleh Menteri atau pejabat yang
RPTKA ditunjuk paling lama 2 (dua) hari
sejak permohonan diterima
secara lengkap.
11 Ijin Pasal 5 Pasal 9
Mempekerjaka 3) RPTKA sebagaimana Pengesahan RPTKA
n TKA dimaksud pada ayat (2) sebagaimana dimaksud dalam
digunakan sebagai dasar untuk Pasal 8 merupakan izin untuk
memperoleh IMTA. mempekerjakan TKA.
58
Pasal 8
1) Setiap Pemberi Kerja TKA
wajib memiliki IMTA yang
diterbitkan oleh Menteri atau
pejabat yang ditunjuk.
13 Jangka Waktu Pasal 9 Pasal 11
1) IMTA diberikan untuk jangka 1). RPTKA yang telah disahkan
waktu paling lama 1 (satu) sebagaimana dimaksud
tahun dan dapat diperpanjang. dalam Pasal 8 berlaku sesuai
2) Perpanjangan sebagaimana dengan jangka waktu rencana
dimaksud pada ayat (1) penggunaan TKA oleh
diberikan paling lama 1 (satu) Pemberi Kerja TKA.
tahun dengan ketentuan tidak 2) RPTKA sebagaimana
melebihi jangka waktu dimaksud pada ayat (1) wajib
berlakunya RPTKA. dilakukan perubahan
3) Dalam hal jabatan komisaris sepanjang terdapat perubahan
dan direksi, perpanjangan mengenai:
IMTA diberikan paling lama 2 a. Alamat Pemberi Kerja
(dua) tahun dengan ketentuan TKA;
tidak melebihi jangka waktu b. Nama Pemberi Kerja TKA;
berlakunya RPTKA. c. Jabatan yang akan
diduduki TKA;
d. Kebutuhan menggunakan
TKA untuk pekerjaan yang
bersifat sementara dan
tidak tercantum dalam
RPTKA sebagaimana
59
dimaksud dalam Pasal 5
ayat (5).
e. Jangka waktu penggunaan
TKA;
f. Jumlah TKA yang melebihi
jumlah TKA dalam
RPTKA awal; dan/atau
g. Penunjukan tenaga kerja
Indonesia sebagai
pendamping TKA yang
dipekerjakan.
13 Prosedur Pasal 9 Pasal 11
Perpanjangan 4) Perpanjangan IMTA 3) Pemberi Kerja TKA
Ijin Kerja sebagaimana dimaksud pada menyampaikan perubahan
ayat (1), diterbitkan oleh: RPTKA sebagaimana
a. Menteri atau pejabat dimaksud pada ayat (2)
yang ditunjuk untuk kepada Menteri atau pejabat
TKA yang lokasi yang ditunjuk.
kerjanya lebih dari satu
provinsi;
b. Gubernur atau pejabat
yang ditunjuk untuk
TKA yang lokasi
kerjanya lebih dari satu
kabupaten/kota dalam
satu provinsi; atau
c. Bupati/walikota atau
pejabat yang ditunjuk
60
untuk TKA yang lokasi
kerjanya dalam satu
kabupaten/kota.
14 Pengecualian Pasal 6 Pasal 10
Kewajiban Kewajiban memiliki RPTKA 1). Pemberi Kerja TKA tidak
Memiliki sebagaimana dimaksud dalam wajib memiliki RPTKA
RPTKA Pasal 5 ayat (1) tidak berlaku untuk mempekerjakan TKA
bagi instansi pemerintah, yang merupakan:
perwakilan negara asing, dan a. Pemegang saham yang
badan -badan internasional menjabat sebagai anggota
Direksi atau anggota
Dewan Komisaris pada
Pemberi Kerja TKA;
b. Pegawai diplomatik dan
konsuler pada kantor
perwakilan negara asing;
atau
c. TKA pada jenis pekerjaan
yang dibutuhkan oleh
pemerintah.
2) Jenis pekerjaan yang
dibutuhkan oleh pemerintah
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c ditetapkan
oleh Menteri.
15 Pekerjaan Tidak ada Pasal 13
Bersifat 1) Untuk pekerjaan yang
Darurat dan bersifat darurat dan
61
Mendesak mendesak, Pemberi Kerja
TKA dapat mempekerjakan
TKA dengan mengajukan
permohonan pengesahan
RPTKA kepada Menteri atau
pejabat yang ditunjuk paling
lama 2 (dua) hari kerja
setelah TKA bekerja.
2) Pengesahan RPTKA
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan Menteri
atau pejabat yang ditunjuk,
paling lama 1 (satu) hari
kerja setelah permohonan
diterima secara lengkap.
16 Kewajiban Tidak ada Pasal 14
Menyampaika 1) Pemberi Kerja TKA yang
n Data TKA akan mempekerjakan TKA
Sebelum menyampaikan data calon
Mempekerjaka TKA kepada Menteri atau
n TKA pejabat yang ditunjuk.
2) Data calon TKA
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. Nama, jenis kelamin,
tempat dan tanggal lahir;
b. Kewarganegaraan, nomor
paspor, masa berlaku
62
paspor, dan tempat
paspor diterbitkan;
c. Nama jabatan dan jangka
waktu bekerja;
d. Pernyataan penjaminan
dari Pemberi Kerja TKA;
dan
e. Ijazah pendidikan dan
surat keterangan
pengalaman kerja atau
sertifikat kompetensi
sesuai dengan syarat
jabatan yang akan
diduduki TKA.
3) Menteri atau pejabat yang
ditunjuk menyampaikan
notifikasi penerimaan data
calon TKA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
kepada Pemberi Kerja TKA
paling lama 2 (dua) hari kerja
dengan tembusan Direktorat
Jenderal Imigrasi.
17 Kewajiban Tidak ada Pasal 15
Membayar 1) Pemberi Kerja TKA wajib
Dana membayar dana kompensasi
Kompensasi penggunaan TKA atas setiap
TKA yang dipekerjakan
63
setelah menerima notifikasi.
2) Pembayaran dana
kompensasi penggunaan
TKA sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan
melalui bank yang ditunjuk
oleh Menteri.
3) Pembayaran dana
kompensasi penggunaan
TKA oleh Pemberi Kerja
TKA merupakan Penerimaan
Negara Bukan Pajak.
18 Pengecualian Tidak ada Pasal 16
Kewajiban 1) Instansi pemerintah,
Membayar perwakilan negara asing, dan
Dana badan internasional yang
Kompensasi mempekerjakan TKA, tidak
diwajibkan memiliki RPTKA
dan membayar dana
kompensasi penggunaan
TKA.
2) Penggunaan TKA pada
lembaga sosial, lembaga
keagamaan, dan penggunaan
TKA pada jabatan tertentu di
lembaga pendidikan, tidak
diwajibkan membayar dana
kompensasi penggunaan
64
TKA.
3) Ketentuan mengenai jabatan
tertentu di lembaga
pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2),
ditetapkan lebih lanjut dengan
Keputusan Menteri.
19 Pembagian Tidak ada Pasal 24
Dana 1) Pembayaran Dana
Kompensasi Kompensasi Penggunaan
Tenaga Kerja Asing dilakukan
setiap tahun sesuai dengan
jangka waktu TKA bekerja di
wilayah Indonesia.
2) Dalam hal penggunaan TKA
lebih dari 1 (satu) tahun,
pembayaran dana kompensasi
untuk tahun kedua dan tahun
berikutnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
menjadi:
a) Penerimaan negara bukan
pajak, dalam hal TKA
bekerja di lokasi lebih dari
1 (satu) provinsi;
b) Penerimaan daerah
provinsi, dalam hal TKA
bekerja di lokasi lebih dari
65
1 (satu) kabupaten/kota
dalam 1 (satu) provinsi;
dan
c) Penerimaan daerah
kabupaten/kota, dalam hal
TKA bekerja di lokasi
dalam 1 (satu)
kabupaten/kota.
20 Kewajiban Tidak ada Pasal 17
Memiliki Visa 1) Setiap TKA yang bekerja di
Tinggal Indonesia wajib mempunyai
Terbatas Vitas untuk bekerja.
(VITAS) dan 2) Vitas sebagaimana dimaksud
Ijin Tinggal pada ayat (1) dimohonkan
Terbatas oleh Pemberi Kerja TKA atau
TKA kepada menteri yang
membidangi urusan
pemerintahan di bidang
hukum dan hak asasi manusia
atau pejabat imigrasi yang
ditunjuk.
3) Pejabat imigrasi yang ditunjuk
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), termasuk pejabat
imigrasi yang berada di
Perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri.
66
Tidak ada Pasal 18
Permohonan Vitas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(2) dimohonkan dengan
melampirkan notifikasi dan bukti
pembayaran.
67
negeri yang merupakan
perpanjangan dari Direktorat
Jenderal Imigrasi.
Tidak ada Pasal 21
1) Pemberian Itas dilaksanakan
di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi.
2) Itas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan izin
tinggal untuk bekerja bagi
TKA.
3) Izin tinggal untuk bekerja
bagi TKA untuk pertama kali
diberikan paling lama 2 (dua)
tahun dan dapat diperpanjang
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
4) Pemberian Itas bagi TKA
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sekaligus disertai
dengan pemberian Izin Masuk
Kembali untuk beberapa kali
perjalanan yang masa
berlakunya sesuai dengan
masa berlaku Itas.
21 Vitas dan Itas Tidak ada Pasal 22
Dalam Dalam melaksanakan pekerjaan
68
Keadaan yang bersifat darurat dan
Darurat mendesak, TKA dapat
menggunakan jenis visa dan izin
tinggal yang diperuntukkan bagi
kegiatan dimaksud sebagaimana
diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
22 Biaya Vitas Tidak ada Pasal 23
Dan Itas Permohonan Vitas untuk bekerja
dan Itas bagi TKA dikenakan
biaya Penerimaan Negara Bukan
Pajak kementerian yang
membidangi urusan
pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kewajiban Tidak ada Pasal 25
23 Melindungi Setiap Pemberi Kerja TKA wajib
TKA menjamin TKA terdaftar dalam
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
bagi TKA yang bekerja lebih
dari 6 (enam) bulan dan/atau
polis asuransi di perusahaan
asuransi berbadan hukum
Indonesia.
24 Pendidikan Pasal 11 Pasal 26
Dan Pelatihan 1) Setiap Pemberi Kerja TKA 1) Setiap Pemberi Kerja TKA
69
Tenaga wajib: wajib:
Pendamping a. Menunjuk tenaga kerja a. Menunjuk tenaga kerja
Indonesia sebagai Tenaga Indonesia sebagai Tenaga
Kerja Pendamping; dan Kerja Pendamping
b. Melaksanakan pendidikan b. Melaksanakan pendidikan
dan pelatihan sesuai dan pelatihan bagi tenaga
dengan kualifikasi jabatan kerja Indonesia sesuai
yang diduduki oleh TKA. dengan kualifikasi jabatan
2) Ketentuan sebagaimana yang diduduki oleh TKA.
dimaksud pada ayat (1) tidak c. Memfasilitasi pendidikan
berlaku bagi TKA yang dan pelatihan Bahasa
menduduki jabatan direksi Indonesia kepada TKA (2)
dan/ atau komisaris. Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
huruf a tidak berlaku bagi
TKA yang menduduki
jabatan direksi dan/atau
komisaris.
Pasal 12 Pasal 27
Penunjukan tenaga kerja Penunjukan tenaga kerja
Indonesia sebagai Tenaga Kerja Indonesia sebagai Tenaga Kerja
Pendamping sebagaimana Pendamping sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat dimaksud dalam Pasal 26 ayat
(1) huruf a dilaksanakan untuk (1) huruf a dilaksanakan untuk
alih teknologi dan alih keahlian. alih teknologi dan alih keahlian.
Pasal 13 Pasal 28
1) Pendidikan dan pelatihan 1) Pendidikan dan pelatihan
sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana dimaksud dalam
70
Pasal 11 ayat (1) huruf b Pasal 26 ayat (1) huruf b dapat
dapat dilaksanakan di dalam dilaksanakan di dalam
dan/ atau di luar negeri. dan/atau di luar negeri.
2) Pelaksanaan pendidikan dan 2) Pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan di dalam negeri pelatihan di dalam negeri
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan sesuai ayat (1) dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. perundang-undangan.
Pasal 14 Pasal 29
Tenaga Kerja Pendamping yang Tenaga Kerja Pendamping yang
mengikuti pendidikan dan mengikuti pendidikan dan
pelatihan sebagaimana dimaksud pelatihan mendapat sertifikat
dalam Pasal 13 mendapat pelatihan dan/atau sertifikat
sertifikat pelatihan dan/ atau kompetensi sesuai dengan
sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-
dengan ketentuan peraturan undangan.
perundang-undangan.
25 Pembinaan Pasal 15 Pasal 33
dan Pembinaan terhadap Pemberi 1) Pengawasan atas penggunaan
Pengawasan Kerja TKA dilakukan oleh TKA dilaksanakan oleh:
Kementerian Tenaga Kerja dan a. Pengawas
Transmigrasi dan dinas yang Ketenagakerjaan pada
membidangi ketenagakerjaan di kementerian dan dinas
provinsi dan kabupaten/kota provinsi yang
sesuai dengan kewenangannya. membidangi urusan di
bidang ketenagakerjaan;
dan
71
Pasal 16 b. pegawai imigrasi yang
Pengawasan atas pelaksanaan bertugas pada bidang
penggunaan TKA serta pengawasan dan
pelaksanaan pendidikan clan penindakan keimigrasian,
pelatihan tenaga kerja secara terkoordinasi
pendamping sebagaimana diatur sesuai dengan lingkup
dalam Peraturan Presiden ini tugas dan kewenangan
dilakukan oleh pegawai masing-masing.
pengawas ketenagakerjaan pada 2) Pengawas Ketenagakerjaan
Kementerian Tenaga Kerja dan sebagaimana dimaksud pada
Transmigrasi dan dinas yang ayat (1) huruf a melakukan
membidangi ketenagakerjaan di pengawasan pada norma
provinsi dan kabupaten/kota penggunaan TKA sesuai
sesuai dengan kewenangannya. dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. 3)
Pengawasan pendidikan dan
pelatihan Tenaga Kerja
Pendamping dilakukan oleh
Pengawas Ketenagakerjaan
pada kementerian dan dinas
provinsi yang membidangi
urusan di bidang
ketenagakerjaan secara
bersama-sama atau sendiri-
sendiri sesuai dengan lingkup
tugas dan kewenangan
masing-masing.
72
26 Pelaporan Pasal 17 Pasal 30
1) Pemberi kerja TKA wajib 1) Pemberi Kerja TKA wajib
melaporkan pelaksanaan melaporkan pelaksanaan
penggunaan TKA setiap 6 penggunaan TKA setiap 1
(enam) bulan kepada Menteri. (satu) tahun kepada Menteri.
2) Laporan sebagaimana 2) Laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dimaksud pada ayat (1),
meliputi: meliputi:
a. Pelaksanaan penggunaan a. Pelaksanaan penggunaan
TKA; dan TKA; dan
b. Pelaksanaan pendidikan b. Pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan tenaga kerja dan pelatihan Tenaga Kerja
pendamping. Pendamping.
3) Ketentuan lebih lanjut 3) Dalam hal kontrak kerja TKA
mengenai tata cara pelaporan akan berakhir atau diakhiri
diatur dengan Peraturan sebelum masa kontrak kerja,
Menteri. Pemberi Kerja TKA wajib
melaporkan kepada Menteri
dan Kepala Kantor Imigrasi di
lokasi tempat tinggal TKA.
Pasal 31 Menteri atau pejabat
yang ditunjuk harus
menyampaikan data TKA
yang dipekerjakan oleh
Pemberi Kerja TKA kepada
unit kerja pemerintahan
provinsi/kabupaten/kota yang
membidangi ketenagakerjaan
73
sesuai dengan lokasi kerja
TKA.
27 Sanksi Tidak ada Pasal 34
1) Pemberi Kerja TKA yang
melanggar ketentuan
penggunaan TKA,
pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan Tenaga Kerja
Pendamping, dan pelaporan
dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundangundangan di bidang
ketenagakerjaan.
2) Pemberi Kerja TKA yang
memberikan keterangan tidak
benar dalam pernyataan
penjaminan atau tidak
memenuhi jaminan yang
diberikannya dan TKA yang
melanggar ketentuan izin
tinggal keimigrasian
dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di
bidang keimigrasian.
28 Pembiayaan Tidak ada Pasal 35
Segala biaya yang diperlukan
untuk pelaksanaan Peraturan
74
Presiden ini dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi, serta sumber
pendanaan lainnya yang sah
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
berikut:
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
76
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
memecahkan suatu permasalahan yang menjadi objek dari penelitian. Dalam ilmu
hukum yang objeknya adalah norma (hukum), penelitian hukum (de beovening-het de
a. Apakah bentuk penormaan yang dituangkan dalam suatu ketentuan hukum positif
dalam praktik hukum telah sesuai atau merefleksikan prinsip-prinsip hukum yang
c. Apakah ada prinsip hukum baru sebagai refleksi dari nilai-nilai hukum yang ada.
62
Valerine, J.L.K, Metode Penelitian Hukum (Kumpulan Bahan Bacaan Untuk Program
S2 dan S3, (Jakarta : Universitas Indonesia, 2012), hlm.48.
77
1.1. Bentuk dan Jenis Penelitian
pikiran kontinental tentang penelitian hukum. Menurut Ian Gijssels dan Mark
yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan hukum primer
63
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2011), hlm.35.
64
Ibid, hlm.34.
78
pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum ini, yaitu65Pendekatan
ketentuan tata cara pelaksanaan dan penggunaan tenaga kerja asing sebagai
ketenagakerjaan di Indonesia.
1) Data Primer
Data yang diperoleh atau dihimpun langsung dari objek penelitian yaitu
penulisan tesis ini yaitu Bapak M. Rizky Nasution S.H., selaku Kepala
2) Data Sekunder
65
Ibid, hlm.93.
79
Data yang diperoleh dan diolah dalam penelitian hukum juridis normatif
adalah data sekunder yang diperoleh dari sumber kepustakaan, yang terdiri
dari 66:
ASEAN.
66
Amiruddin, dkk, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), hlm.163.
67
Peter Mahmud Marzuki,Op.cit, hlm 141.
80
Tenaga Kerja Asing dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Badan
Industri Minuman.
81
11. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 359
Golongan Peternakan.
82
16. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Kementerian Ketenagakerjaan.
83
22. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 40
Industri Gula.
Perjalanan.
84
b. Bahan Hukum Sekunder
jurnal-jurnal hukum68.
Indonesia.
68
Ibid;
69
Ibid;
70
Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif
dan Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm.34
85
berkaitan dengan Penggunaan Tenaga Kerja Asing Di Indonesia sebagaimana
usaha dan unsur organiasi pekerja yaitu Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (KSPSI) untuk melengkapi dan menguatkan data atau dokumen dari
86
penelitian ini difokuskan pada norma yang terkait dengan hukum dan
kebijakan, oleh karena itu bersifat kualitatif yaitu dengan cara menjelaskan
pokok bahasan, tujuan dan konsep yang berkaitan dengan hal tersebut secara
teratur dan terbagi dalam Bab I sampai dengan Bab V yang saling berkaitan
Indonesia.
71
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti, 2004), hlm 127.
87
Bab III Metodologi Penelitian, yaitu berisi tentang metode dari
saran.
BAB IV
88
4.1. Dasar Kebijakan Pengaturan Pengunaan Tenaga Kerja Asing Di Indonesia
yang akan di ambil guna menjaga keseimbangan antara tenaga kerja asing
baik di dalam negeri maupun di luar negeri, namun juga tidak dapat dipungkiri
terbuka luasnya kesempatan bagi warga negara asing yang ingin bekerja di
asing yang dapat bekerja di Indonesia, sedangkan bagi tenaga kerja asing yang
antar negara dan terlindunginya tenaga kerja lokal nasional serta tercapainya
nasional maupun pengaturan tenaga kerja asing sebagai payung hukum ditengah
kerja asing diatur dalam Bab VII dari Pasal 42 sampai dengan Pasal 49 Undang-
Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing dan Peraturan
Kerja Asing.Pada dasarnya, setiap perusahaan pemberi kerja tenaga kerja asing
90
disebutkan secara jelas dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 20
Tahun 2018 maupun dalam Pasal 4 ayat (2) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Nomor 20 Tahun 2018, menyatakan bahwa “Setiap Pemberi Kerja TKA wajib
yang tersedia”.
dilakukan melalui mekanisme dan prosedur yang sangat ketat, terutama dengan
antara lain72:
a. Melindungi pasar kerja Indonesia agar tenaga kerja Indonesia dapat bekerja
(AEC).
72
Widodo Suryandono, Op.Cit, hlm.43.
91
c. Mencegah tenaga kerja Indonesia profesional mencari pekerjaan di luar
negeri; dan
keadilan universal.
Indonesia.
Hak dan kewajiban di dalam ilmu hukum tidak dapat dipisahkan. Tidak
ada hak tanpa kewajiban, sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak. Isi hak dan
kewajiban itu ditentukan oleh aturan hukum. Aturan hukum itu terdiri dari
peristiwa dan akibat hukum yang oleh aturan hukum tersebut dihubungkan.
Dengan demikian peristiwa hukum adalah peristiwa yang akibatnya diatur oleh
seseorang oleh hukum, antara hak dan kewajiban terdapat hubungan hukum
73
Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Cetakan Ke-2, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.
77.
92
yaitu setiap hubungan yang terjadi antara dua subjek hukum atau lebih dimana
hak dan kewajiban disatu pihak berhadapan dengan hak dan kewajiban di pihak
lain yang dapat menimbulkan akibat hukum. Salah satu wujud dari akibat
hukum adalah lahirnya sanksi jika dilakukan tindakan yang melawan hukum 74.
Sebagai langkah kongkrit untuk mewadahi hak dan kewajiban dari subjek
penyelengaraan penggunaan tenaga kerja asing dapat berjalan dengan baik dan
merupakan suatu hal yang diperbolehkan apabila tenaga kerja asing yang
tenaga kerja asing dan tenaga kerja lokal diharapkan berdampak positif tersedia
74
Ibid., hlm.83-85.
93
Kebijakan hukum berkaitan dengan pengaturan tenaga kerja asing yang
wilayah kerja di Indonesia, akan tetapi tenaga kerja asing yang diperbolehkan
berikut:
kerja Warga Negara Asing Pendatang karena sudah tersedia tenaga kerja
75
Lihat Pasal 1 ayat (2) Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1974 tentang Pembatasan
Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.
94
b. Menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang untuk jangka waktu tertentu dapat
dimaksud memiliki unit kerja berdasarkan wilayah mulai tingkat pusat, propinsi
95
Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing maupun
2018 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing, pada prinsipnya
96
Selain itu, adanya penyederhanaan waktu pelayanan pengurusan RPTKA
menjadi 2 (dua) hari dan Notifikasi selama 2 (dua) hari, yang sebelumnya
membutuhkan waktu 3 (tiga) hari dan RPTKA selama 3 (tiga) hari, serta
menetapkan jabatan tertentu yang boleh dan tidak untuk diampu oleh tenaga
kerja asing76.
Masa berlaku RPTKA yang dahulu hanya berlaku selama satu tahun dan
dengan tenaga kerja asing. Tenaga kerja asing yang menjabat sebagai direktur
mengurus perizinan (IMTA), namun bagi tenaga kerja asing yang menduduki
posisi direksi dan komisaris yang posisinya bukan sebagai pemegang saham,
76
Kepala Seksi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Direktorat Pengendalian
Penggunaan TKA (PPTKA) Kementerian Ketenagakerjaan, Ratih Rulliyanti, dalam
acara seminar (workshop) di Jakarta pada tanggal 24 Juli 2018 tentang Penggunaan
TKA Berdasarkan Peraturan Ketenagakerjaan dan Perkembangannya di Indonesia,
menyampaikan sudah ada 8 (delapan) kementerian/lembaga yang member usul jabatan
apa saja yang boleh ditempati TKA. Delapan lembaga itu diantaranya Kementerian
Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kemdikbud, dan Kementerian
PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat. Website:
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b57d36fd6277/inilah-10-aturan-baru-
tata-cara-penggunaan-tka-yang-perlu-dipahami, diakses pada tanggal 12 November
2018.
97
Perubahan lainnya adalah terhadap penguasaan Bahasa Indonesia yang
Indonesia, namun melalui peraturan yang baru tidak bersifat wajib, akan tetapi
bagi tenaga kerja asing yang sudah bekerja di Indonesia, wajib mendapatkan
Pendidikan dan belatihan Bahasa Indonesia dengan tujuan agar tenaga kerja
asing yang menduduki jabatan teknis, ahli, dan profesional di Indonesia dapat
itu, diatur kewajiban bagi perusahaan pemberi kerja untuk menjamin tenaga
kerja asing yang bekerja lebih dari enam bulan mengikuti dan terdaftar dalam
Tahun 2018 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing bertujuan
direksi dan komisaris, melainkan terhadap 3 (tiga) sektor yang dapat mengampu
lebih dari satu jabatan yaitu pendidikan dan pelatihan vokasi, migas (K3S), dan
kerja asing untuk bekerja terlebih dahulu baru kemudian mengurus RPTKA.
77
Lihat Pasal 25 Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga
Kerja Asing, menyebutkan bahwa “Setiap Pemberi Kerja TKA wajib menjamin TKA
terdaftar dalam Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi TKA yang bekerja lebih dari 6
(enam) bulan dan/atau polis asuransi di perusahaan asuransi berbadan hukum
Indonesia”.
98
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018 mengatur 4 (empat)
jenis RPTKA yakni darurat dan mendesak, sementara, jangka panjang, dan
perubahan.
dalam Bab VIII Pasal 42 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang
memastikan bahwa hanya tenaga kerja dengan kualifikasi dan jabatan tertentu
saja yang dapat ditempati atau diduduki oleh tenaga kerja asing sesuai dengan
dengan keberadaan tenaga kerja asing dapat memenuhi maksud dan tujuan
kualitas tenaga kerja nasional dengan adanya tenaga kerja asing dapat
99
kewajiban negara melalui pemerintah dalam menyelenggarakan
D ayat (2) menegaskan bahwa, “Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”, dan Pasal 28G ayat (2)
internasional.
78
Tenaga Kerja Asing (TKA) dalam Data dan Informasi, Direktorat Jendral Binapenta
Kemenaker RI, Cetakan ke-1, 2014.
101
asing memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk,
kerja asing harus memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat
79
Masyarakat Diharapkan Melaporkan Pelanggaran Penggunaan Jasa TKA, alamat
website:http://kemnaker.go.id/berita/berita-kemnaker/masyarakat-diharapkan-
melaporkan-pelanggaran-penggunaan-jasa-tka, diakses pada tanggal 19 Desember
2018.
102
b. Sponsorship, bahwa pemberi kerja orang perorangan dilarang
Undang Ketenagakerjaan).
cara menerapkan peraturan yang berisi syarat dan kualifikasi yang ketat
bagi tenaga kerja asing. Hal ini tentunya agar tenaga kerja asing yang
Indonesia. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 42 ayat (4) dan ayat (5)
103
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Pasal 5 Peraturan Presiden
Tenaga Kerja Asing yang hingga saat ini belum mengalami perubahan.
80
Lihat Pasal 5 Ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Tata Cara
Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
104
8. Penata Usaha Personalia (Personnel Declare Administrator).
Specialist).
105
pidana, maka perusahaan pemberi kerja dapat diancam dengan sanksi
pidana.
Asing Di Indonesia
asing di Indonesia hanya dapat bekerja untuk jabatan dan waktu tertentu.
106
(PKWTT). Dengan demikian, mengacu pada Pasal 42 ayat (4) Undang-
kerja waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk jangka waktu tertentu
paling lama 2 (dua) tahun dan boleh diperpanjang oleh para pihak
sebanyak 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun
saja”.
diberikan kepada tenaga kerja asing paling lama 2 (dua) tahun, dan
81
Lihat Pasal 21 ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan
Tenaga Kerja Asing.
107
Tahun 2018 tidak mengatur secara jelas berapa lama tenaga kerja asing
Nomor 10 Tahun 2018 hanya secara umum dapat dilihat dalam Pasal 24
TKA pada saat jatuh tempo untuk tahun kedua dan seterusnya, Dirjen
Tidak adanya ketentuan pengaturan batas waktu secara jelas dan tegas
108
tidak tercapainya maksud serta tujuan penggunaan tenaga kerja asing
sebagaimana mestinya.
tidak ada pasal yang menyebutkan secara rinci tentang status tenaga
82
Lihat juga Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018
menyebutkan bahwa “Tenaga Kerja Asing dapat dipekerjakan oleh pemberitenaga
kerja asing dalam hubungan kerja untuk waktu tertentu dan jabatan tertentu”.
109
Akan tetapi, perlakuan dan pelaksanaan PKWT bagi tenaga kerja asing
kerja asing, seringkali hanya menggunakan satu bahasa saja yaitu bahasa
Hal ini dapat dilihat dari 2 (dua) putusan hukum oleh Mahkamah
110
595K/Pdt.Sus/2010 tanggal 29 Juli 2010 dan Putusan Peninjauan
kerja antara PT. Asmin Koalindao Tuhup dengan Kurt Eugene Krieger
didasarkan pada PKWT yang dibuat hanya dalam bahasa Inggris pada
untuk jangka waktu dua tahun. Sebagai tenaga kerja asing yang
Koalindao Tuhup dengan Kurt Eugene Krieger yang tidak sesuai dengan
Terkait dengan hal ini, ternyata majelis hakim agung tidak secara
111
agung dalam perkara tersebut tidak hanya mempertimbangkan adanya
alat bukti surat PKWT yang dibuat dalam bahasa Inggris saja, namun
dan IMTA sebagai salah satu persyaratan izin kerja yang harus dimiliki
oleh tenaga kerja asing sebagai alat bukti adanya hubungan kerja waktu
tertentu antara PT. Asmin Koalindo Tuhup dengan Kurt Eugene Krieger.
KITAS dan IMTA tersebut memiliki jangka waktu yang terbatas sampai
alat bukti surat lainnya yaitu KITAS dan IMTA mempertegas bahwa
hubungan kerja antara PT. Asmin Koalindo Tuhup dengan Kurt Eugene
112
Inggris bernama Nichola Michael Fincher berdasarkan perjanjian kerja
tanggal 23 Juni 1997 untuk jangka waktu tiga tahun sampai dengan 23
pembuatan suatu PKWT di mana harus dibuat dalam bentuk tertulis dan
dalam bahasa Indonesia? Sesuai dengan ketentuan Pasal 57 ayat (1) dan
hakim agung menafsirkan ketentuan Pasal 57 ayat (1) dan (2) Undang-
Mei 2005 sampai dengan 28 Mei 2006 dan slip gaji, majelis hakim
114
Sampoerna, Tbk dan Nichola Michael Fincher. Hal tersebut merupakan
pelanggaran atas ketentuan Pasal 42 ayat (4) jo. Pasal 57 ayat (1) dan (2)
83
Lihat Vidya Prahassacitta, Dualisme Pandangan Mahkamah Agung Mengenai Status
Hukum Tenaga Kerja Asing : Kajian Putusan Mahkamah Agung Nomor
595K/PDT.SUS/2010 dan Nomor 29PK/PDT.SUS/2010, Jurnal Yudisial Vol. 7 No. 2
Agustus 2014, hlm.118-128
115
oleh tenaga kerja asing. Hal tersebut diatur dalam Pasal 42 ayat (1),
84
Lihat Pasal 9 Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga
Kerja Asing, menyebutkan bahwa, “Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja
Asing (RPTKA) merupakan izin untuk mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA)”.
116
tenaga kerja asing. Sedangkan Notifikasi merupakan efisiensi dengan
kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu 85, sedangkan Pasal 5
85
Pasal 42 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan
Bandingkan dengan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10
Tahun 2018.
117
4) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak bagi TKA yang sudah bekerja
antara lain:
tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau
Pasal ini juga secara implisit mengatur bahwa pemberi kerja tenaga
(Vitas) menjadi sangat singkat menjadi 2 (dua) hari86. Hal ini tentu
disisi lain, tenaga kerja asing yang ingin bekerja di Indonesia perlu
86
Lihat Pasal 19 Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018, menyebutkan: Pejabat
imigrasi pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri memberikan Vitas paling
lama 2 (dua) hari sejak permohonan diterima secara lengkap”.
119
Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan Bahasa Indonesia kepada
TKA”.
kepada tenaga kerja asing, dan hanya wajib menunjuk tenaga kerja
asing tersebut.
120
Lembaga DPR RI pada Komisi IX yang membidangi khusus tentang
tata cara, pelaksanaan, syarat dan ketentuan dan pengawasan terhadap tenaga
kerja asing yang akan dan sudah bekerja di Indonesia, dan c) Urgensi
semakin terbuka pula ketersediaan dan kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal
salah satu negara favorit tujuan investor dalam menanamkan modalnya. Hal
87
Indonesia Tujuan Investasi Ke-2 Dunia, Perizinan Masih Harus Dibenahi, alamat
website : https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/08/080644226/indonesia-
tujuan-investasi-ke-2-dunia-perizinan-masih-harus-dibenahi, diakses pada tanggal
01 Desember 2018.
122
terwujudnya kemudahan berbisnis dan berinvestasi dan jaminan keamanan,
serikat yang sah dan terdaftar pada masa pemerintahan Presiden Soeharto,
memiliki anggota kurang lebih sebanyak 4,6 juta 88, pada prinsipnya tidak
Indonesia.
88
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia,
https://id.wikipedia.org/wiki/Konfederasi_Serikat_Pekerja_Seluruh_Indonesia, diakses
pada tanggal 16 November 2018.
123
“Kita tidak bisa alergi dan menutup diri dengan tenaga kerja asing,
kerja asing, dalam arti bahwa tenaga kerja asing yang dipekerjakan
kesiapan tenaga kerja lokal Indonesia dalam menerima kemajuan zaman dan
menapik aktivitas ekonomi yang terjadi di negara lain karena hampir tidak ada
negeri, tidak semata karena faktor rendahnya sumber daya manusia tenaga
89
Tri Budiono, Transplantasi Hukum : Harmonisasi dan Potensi Benturan ( Salatiga :
Griya Medya, 2009), hlm. 1.
124
kerja di Indonesia, melainkan lebih bersifat kepentingan intern perusahaan
berpandangan bahwa:
benar sedang diperlukan dan kebutuhan tersebut tidak dimiliki atau tidak
Pekerja yang bukan berasal dari negara Indonesia agar dapat bekerja di
Hal tersebut menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh tenaga kerja asing yang
“Sesuai aturan main, ada kriteria dan ketentuan khusus yang harus
125
kerja asing diperkenankan menduduki posisi tertentu. Namun kriteria
dalam bersaing dengan tenaga kerja asing terletak pada keterampilan keahlian
lokal yang mumpuni dibidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara
dan kesalahpahaman maksud dan tujuan demi kelancaran produksi barang dan
127
Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Tata Cara Penggunan
bagi tenaga kerja asing yang ingin bekerja di Indonesia tidak harus dan wajib
menguasai bahasa Indonesia, akan wajib bagi perusahaan pemberi kerja untuk
128
KSPSI Bapak Dr. Ir. H. Hermanto Achmad, S.H.,M.M pada
nasional dan pengaturan tenaga kerja asing secara keseluruhan sudah baik,
129
Komisi IV DPR RI melalui tenaga ahli dibidang Ketenagakerjaan, Bapak Dr.
130
pemangkasan jalur birokrasi yang lebih singkat, juga menyesuaikan
(IMTA) sebagai syarat perizinan yang wajib bagi pemberi tenaga kerja asing,
pengawasan”.
131
(Wawancara dengan Kepala Sesi Pengawasan Norma
Desember 2018).
tetapi cukup dengan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) saja,
132
KSPSI berpendapat bahwa sepanjang sesuai dengan tujuan pokok demi
(lima belas) tahun yang lalu, hal ini tentu ketinggalan dengan
2018).
133
Pengaturan penggunaan tenaga kerja asing yang baru menggantikan
134
pelaksanaannya dapat dilaksanakan. Dalam tugas dan fungsinya, Apindo
135
penyelenggaraan dan pelaksanaan penggunaan tenaga kerja asing
perundang-undangan.
upaya paksa di luar pengadilan dalam bentuk nota pemeriksaan atau atau surat
undangan, dan tahapan refresif yustisia93 yaitu sebagai uapaya paksa melalui
91
Lihat Pasal 36 Ayat (2) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018
tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
92
Lihat Pasal 36 ayat (2) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018
tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
93
Lihat Pasal 36 ayat (3) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018
tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
137
penggunaan tenaga kerja asing dibuat dengan pembatasan yang ketat,
memiliki standarisasi dan kualifikasi, jangka waktu, jabatan serta posisi yang
penggunaan tenaga kerja asing melalui berbagai kebijakan hukum yang baru
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
menghindar dan menutup diri dari penggunaan tenaga kerja asing sebagai
138
negeri guna memenuhi kebutuhan tenaga profesional asing namun tidak
pembatasan tenaga kerja asing secara legal formil dengan maksud agar
94
Lihat Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, menyatakan bahwa “Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
139
hak asasi manusia sebagaimana diatur dalam Pasal 28 I ayat (2) 95 dan (4)96
bagi tenaga kerja asing pada saat ini masih tidak ada kepastian hukum.
2003 sebagaimana dalam Pasal 42 ayat (4) dan (5) belum dilaksanakan
dengan sepenuhnya, yaitu bahwa hingga saat ini belum ada keputusan
kerja yang mengatur tenaga kerja asing dalam bentuk PKWT, sehingga
29PK/Pdt.Sus/2010.
5.2. Saran
95
Lihat Pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, menyatakan bahwa “Setiap orang
bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”.
96
Lihat Pasal 28I ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa
“Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah”.
140
ekonomi, oleh karena itu diwajibkan adanya pengawasan secara ketat baik
bebas visa dan atau penerbitan visa lain selain visa bekerja dan melakukan
yang sudah ada dengan ketentuan hukum yang baru ada, sehingga tidak
bertentangan satu sama lain, tidak tumpang tindih, saling melengkapi dan
141
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti.
142
Amiruddin, dkk, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Press.
Bachtiar, Nasri, Prof. Dr. SE.MS, 2017, Pokok Pokok Pemikiran Mengenai Tenaga
Ishaq, 2009, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, cetakan ke-2, Jakarta: Sinar Grafika.
Kelsen, Hans,2001, Teori Hukum Murni dengan judul buku asli “General Theory of
Marzuki, Peter Mahmud, 2011, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
143
Noval Sayid Mohamad Rifiq, 2017, Hukum Ketenagakerjaan; Hakikat Cita Keadilan
Rachmat, Abdul dan Budiono, 1995, Hukum Perburuhan Di Indonesia, Jakarta : PT.
Rahardjo, Satjipto, 2006, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Rescher, Nicholas, 2000, Fairness : The Theory and Practice of Distributive Justice,
Soekanto, Soerjono, 2001, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Sumarni Murti dan John Suprihanto, 2014, Pengantar Bisnis Dasar-Dasar Ekonomi
144
Tenaga Kerja Asing (TKA) dalam Data dan Informasi, Direktorat Jendral Binapenta
Valerine, J.L.K, 2012, Metode Penelitian Hukum (Kumpulan Bahan Bacaan Untuk
Grafika.
Yulianto Achmad dan Mukti Fajar Nur Dewata, 2010, Dualisme Penelitian Hukum
Majalah/Jurnal
Ariani, Nevey Varila, Penelitian Hukum, Jurnal Penelitian Hukum Dejure Vol. 18
Fattah, Damanhuri, Teori Keadilan Menurut John Rawls, Jurnal TAPIs, Vol.9 No.2
145
Solechan, Kebijakan Penguatan Kewajiban Alih Pengetahuan Tenaga Kerja Asing,
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Presiden Nomor 20 tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 2014 tentang Komite Nasional Persiapan dan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 2015 tentang Standar Operasional
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 40 Tahun 2012 Tentang
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2016 Tentang
Prosedur Teknis Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan Bagi Orang Asing Eks
146
Warga Negara Indonesia Dan Keluarganya Pemegang Visa Kunjungan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 43 Tahun 2015
Tinggal Terbatas dan Alih Status Izin Tinggal Terbatas Menjadi Izin Tinggal
Tetap.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 247 Tahun 2011 tentang
Jabatan Yang Dapat Diduduki Oleh Tenaga Kerja Asing Pada Kategori
Konstruksi.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 354 Tahun 2013 tentang
Jabatan Yang Dapat Diduduki Oleh Tenaga Kerja Asing Pada Kategori
147
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 355 Tahun 2013 tentang
Jabatan Yang Dapat Diduduki Oleh Tenaga Kerja Asing Pada Kategori
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 357 Tahun 2013 tentang
Jabatan Yang Dapat Diduduki Oleh Tenaga Kerja Asing Pada Kategori
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 359 Tahun 2013 tentang
Jabatan Yang Dapat Diduduki Oleh Tenaga Kerja Asing Pada Kategori
Dan Peralatannya.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Jabatan yang Diduduki oleh Tenaga Kerja Asing pada Kategori Pertanian,
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 13 Tahun 2015 tentang Jabatan yang
148
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 14 Tahun 2015 tentang Jabatan yang
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 15 Tahun 2015 tentang Jabatan yang
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 707 Tahun 2012 tentang
Jabatan yang Dapat Diduduki oleh Tenaga Kerja Asing Pada Kategori
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 17 Tahun 2015 tentang Jabatan yang
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 2015 tentang Standar Operasional
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 40 tahun 2012 tentang
149
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 26 Tahun 2015 tentang
Jabatan Yang Dapat Diduduki Oleh Tenaga Kerja Asing Pada Kategori
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Jabatan Yang Dapat Diduduki Oleh Tenaga Kerja Asing Pada Kategori
Internet
https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/1484/februari-2018--tingkat-
pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-13-persen--rata-rata-upah-buruh-per-
2018.
https://news.detik.com/berita/d-3978302/istana-perpres-no-20-tahun-2018-
150
HukumOnline.com, Inilah 10 Aturan Baru Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b57d36fd6277/inilah-10-aturan-
November 2018).
:http://www.jurnas.com/artikel/33918/Jumlah-Angkatan-Kerja-Meningkat-
Negara, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/08/21/inilah-jumlah-
Dibenahi,https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/08/080644226/indonesia
151
Wikipedia.org, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia,
https://id.wikipedia.org/wiki/Konfederasi_Serikat_Pekerja_Seluruh_Indonesi,
152