Anda di halaman 1dari 7

Tugas Entrepreneurship

PROGRAM 3 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENGENAI PEMBANGUNAN EKONOMI SELAMA 5 TAHUN

Dosen Pengampu :

RINCE TAMBUNAN, SE., MM

OLEH :

RINDA PUSPITA WULANDARI

(226601421)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM

KENDARI

2023
1. Program Pembangunan Ekonomi Masa Pemerintahan Presiden Soeharto

Setelah ekonomi stabil, fokus pemerintahan Soeharto mulai beralih pada pembangunan
jangkapanjang,. Bahkan saat itu tahun 1970an ekonomi pemerintah mendapatkan dukungan
tidak terduga dariberkah rejeki minyak sehingga mampu menjadi motor pembangunan melalui
investasi di berbagaisektor.
Investasi pertanian kemudian menjadi yang terbesar mencapai 13 persen dari total Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN). Di sektor infrastruktur pembangunan jalan
sepanjang 84.297kmpada tahun (1970) kemudian naik mejadi 146.498km pada tahun 1980 atau
naik 74 persen.Pembangunan jaringan irigasi juga naik sebesar 14,9 persen dari 3,56 juta hektar
tahun 1969 naikmenjadi 4,09 juta hektar pada tahun 1985
Pemerintah mampu menjadikan swasembada beras dengan meningkatnya produktifitas padi
sebesar 66persen dari sebelumnya produksi hanya 2,38 ton /hektar pada tahun 1970 menjadi
3,94 ton/hektar padatahun 1985. Sementara beras meningkat 102 persen dari sebelumnya 19,3
juta ton pada tahun 1970menjadi 39 juta ton pada tahun 1985.
Selain itu, Program keluarga berencana juga berhasil diterapkan dengan tingkat fertilasi
apatl ditekan.Dari peningkatan berbagai bidang tersebut, Pemerintah akhirnya mampu
menekan persentasependuduk miskin hanya dalam kurun waktu satu tahun dari semula
sebanyak 60 persen menjadi hanya15,1 persen penduduk miskin.
2. Program Pembangunan Ekonomi Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono
Presiden SBY menetapkan enam prioritas program percepatan ekonomi yang
pelaksanaan dilakukan hingga 15 tahun ke depan.Program tersebut merupakan dasar bagi
mendorong bergeraknya ekonomi daerah yang dampaknya adalah terbukanya lapangan kerja
baru serta berkurangnya jumlah rakyat miskin. Pertama adalah ketahanan pangan. Sektor ini
menempati posisi teratassebab sangat besar peluang di masa depan terjadi krisis pangan
globalakibat bertambahnya jumlah penduduk ditambah dengan perubahan iklim
yang mempengaruhi produksi pangan.
"Bila ini masalah, maka peluang bagi dunia usaha. Saya tahu biasanya ada saja
persoalan harga yang membuat rakyat menjerit, maka kebijakan soal pangan ini harus tepat,"
kata SBY saat menutup rapat kerja rencana induk percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi, di Istana Bogor. Selasa (19/4/2011).
Kedua adalah sektor energi, terutama ketersediaan energi listrik di seluruh wilayah. Perlu
percepatan pengadaan pembangkit listrik yang berbasiskan sumber energi baru dan terbarukan
seperti panas bumi di samping batubara dan pembangunan kilang minyak baru.
Ketiga adalah pengadaan infratruktur. Terutama pada pembangunan pelabuhan baru di
luar Jawa, melanjutkan proyek jalan tol serta ruas penghubung baru yang sudah belasan tahun
banyak tertunda dengan berbagai alasan.
"Untuk pembebasan lahan, tentu memerlukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, yang
penting rakyat tidak dirugikan," wanti SBY.
Prioritas selanjutnya adalah pengadaan sarana transportasi laut dan udara yang efektif
menghubungkan semua pulau. Melalui transportasi yang efektif, maka masyarakat di daerah
terpencil dan terluar dapat memenuhi ketersediaan logistik mereka dengan harga terjangkau.
"Bila perlu kita lakukan revolusi transportasi, bila tidak maka biaya pengadaan logistik akan
terus mahal," sambung SBY
Kelima adalah pembenahan kebijakan di sektor pembiayaan. Selama ini pemerintah
sampai harus mencari dana dari luar negeri untuk membiayai pembangunan, sedangkan sumber
dana di dalam negeri sebenarnya tersedia. Ini karena masyarakat masih lebih memilih
menyimpan uang dibanding berinvestasi.
"Saya dengar ada dana yang nongkrong dan cuma diambil bunganya. Kita sampai
teriak-teriak ke luar negeri untuk cari dana, padahal ada dari dalam negeri ada kemampuan.
Perlu dikampanyekan keseimbangan antara menabung dan berinvestasi," ujar SBY.
Terakhir adalah mendorong UMKM untuk berkembang. Perlu ada perlakuan tersendiri agar
para pelaku UMKM tidak terpaksa harus berhadapan dengan pengusaha besar, sebab pasti
mereka akan kalah dari segi sumber daya
"Ada jutaan pelaku UMKM, selama ini mereka kurang terwakili. Suara mereka harus
didengar." tegas SBYTerkait dg pernyataan Bp. @DarminNasution, perlu saya sampaikan
beberapa hal, agar tidak ada salah persepsi yang terbangun di publik, khususnya pemerintahan
di era Presiden RI Ke-6 Bp. @SBYudhoyono, sebagai berikut :
1. Strategi pembangunan yang dijalankan pada pemerintahan era @SBYudhoyono ad
#PembangunanBerkeadilan. Berkeseimbangan secara bersama antara fisik/infastruktur dan
sumber daya manusia;
2. Pembangunan era @SBYudhoyono juga mengerjakan sisi demand maupun supply secara
bersamaan. Hal ini termanifestasi dlm strategi pembangunan yang dicanangkan dlm
#FourTrackStrategy yaitu : pro pertumbuhan, pro lapangan pekerjaan, pro kemiskinan, dan pro
lingkungan.
3. Dari sisi permintaan berbagai prestasi yang telah dicapai oleh pemerintahan
@SBYudhoyono diantaranya :• Pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun rata-rata sebesar 6
persen;
• Meningkatnya produk domestik bruto hingga menjadi 15 besar ekonomi dunia. Ketika era
Presiden Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri pada 1999-2004, nilainya sebesar Rp 2.295,82
triliun. Dalam 10 tahun kepemimpinan @SBYudhoyono , melonjak hingga menjadi
Rp 10.063 triliun.
• Rasio utang pemerintah thd PDB di era pemerintahan @SBYudhoyono turun hampir 55%
dan pendapatan per kapita sejak Indonesia merdeka pun naik. Pada 2004, pendapatan per kapita
berada di kisaran US$ 1.188 hingga di tahun 2013 berada di kisaran US$ 3.000;
• Menurunnya tingkat pengangguran terbuka dan meningkatnya pekerja formal naik dari 29,38
persen menjadi 39,90 pada 2013 di era pemerintahan @SBYudhoyono.
• Di era pemerintahan @SBYudhoyono, persentase angka kemiskinan menurun, dari 16,66
persen pada 2004, menjadi 11,25 persen pada 2014.
• Di era @SBYudhoyono sektor keuangan dan moneter juga mengalami perkembangan
diantaranya : kinerja sektor perbankan menunjukan peningkatan. Perkembangan aset rata-rata
tumbuh 16,44 persen, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 15,88 persen serta penyaluran kredit
sebesar 21,62 persen.
• Pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada masa @SBYudhoyono dinilai
paling bagus dibanding pada masa presiden sebelumnya. Tingkat pertumbuhan IHSG per
tahun mencapai 24,3% pada periode pertama pemerintahan @SBYudhoyono.
4. Dari sisi supply, pada pemerintahan @SBYudhoyono berbagai capaian pembangunan
selama 10 tahun diantaranya :• Meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) yang
sebelumnya tercatat mencapai 68,7 naik menjadi 73,45 pada 2013;
• Untuk infrastruktur, pemerintahan SBY disebut telah membangun 293 waduk, 1.221 embung,
dan 7,29 juta hektar irigasi. Perkembangan lainnya ad dg meningkatkan kapasitas listrik di
Indonesia. Pertumbuhan konektivitas antar wilayah berkat 8 kali lipat anggaran untuk
transportasi.
• Di era @SBYudhoyono pembangunan jalan, jalur kereta api, dan penambahan armada
transportasi laut, udara termasuk pembangunan pelabuhan-pelabuhan, dermaga dan bandar
udara;
• Yang perlu juga diketahui pembangunan juga disusun melalui #MP3EI yang disusun,
dijalankan dan diawasi secara bersama-sama Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Kab/Kota, BUMN & Swasta secara transaparan, terukur dan akuntabel.
Kepada penulis, Didik Mukrianto menambahkan, dalam paradigma pembangunan SBY,
manusia dan pembangunan haruslah selaras dan berbarengan. Manusia bukan sekedar obyek
pembangunan, namun subyek pembangunan itu sendiri. SDM memegang peran penting dalam
proses pembangunan, sehingga dapat dibangun kualitas kehidupan manusia Indonesia menuju
lebih baik.
“Untuk itu konsep yang dijalankan SBY adalah Sustainable Growth with Equity atau
pertumbuhan ekonomi berkeadilan. Di mana pada perjalanannya, pembangunan harus
dilaksanakan berkesinambungan dan lebih menajamkan pada Prioritas Pembangunan
Nasional.Growth with equity diartikan sebagai keserasian antara pertumbuhan dan pemerataan.
Untuk itu program yang diusung pun harus menunjang kedua hal tersebut, seperti Program
Keluarga Harapan (PKH), BLT, Jamkesmas, BOS, dan Kredit Usaha Kecil (KUR),” Didik
Mukrianto menambahkan.
Bagi SBY, ujar Didik, pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi seyogyanya
haruslah dilakukan secara bersamaan. Naiknya pertumbuhan ekonomi makro akan hanya
dipandang sebagai prestasi semata, ketika pembangunan manusia tidak berjalan dengan baik.
“Kestabilan adalah hal yang fundamental mengingat dalam pembangunan, masyarakat tak bisa
dicampakkan begitu saja dalam pembangunan. Masyarakat adalah pembangunan itu sendiri,
dan ia berada di dalamnya,” Didik Mukrianto memungkasi pernyataannya.
3. Program Pembangunan Ekonomi Masa Pemerintahan Presiden Joko wiDodo

Pembangunan infrastruktur secara masif dan merata di seluruh pelosok tanah air selama
5 tahun terakhir menjadi pondasi untuk kemajuan Indonesia di masa depan. Ketersediaan
infrastruktur menjadi modal Indonesia meningkat menjadi negara maju, dan tidak terperangkap
sebagai negara berkembang saja atau “middle income trap”.
"Infrastruktur merupakan pondasi bagi Indonesia untuk mampu berkompetisi dengan
negara lain. Indeks daya saing Indonesia masih berada pada posisi di tengah terhadap negara-
negara lain. Kita ingin berada pada posisi yang lebih tinggi. Kemudian kita akan masuk ke
agenda besar yang kedua, yaitu pembangunan sumber daya manusia dan selanjutnya baru
masuk ke agenda besar inovasi dan teknologi," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam
diskusi Forum A1 bertajuk "Makmur dan Terhubung Berkat Infrastruktur" yang digelar di
Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Hadir pula dalam forum tersebut mendampingi Presiden Jokowi sebagai narasumber yakni
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri
Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
Sebagai pondasi, dikatakan Presiden Jokowi pembangunan infrastruktur memberikan
dampak berganda (multiplier effect) yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Menurut Presiden dampak jangka pendek dari pembangunan infrastruktur adalah menciptakan
lapangan kerja. Sebab dalam proses pembangunan, tentu dibutuhkan keterlibatan tenaga
manusia sebagai faktor utama pendukung pembangunan.
"Yang kedua, infrastruktur akan menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru.
Sehingga peredaran uang tidak hanya terjadi di Jakarta," kata Presiden. Pembangunan
infrastruktur, utamanya di daerah, akan membuka akses baru atau semakin mempermudah
akses yang sudah ada untuk menjangkau wilayah tersebut. Kemudahan akses tersebut nantinya
dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di suatu wilayah.
"Kemudian yang ketiga, ada perbaikan jaringan logistik kita. Negara kita terdiri dari 17
ribu pulau. Infrastruktur yang sudah kita kerjakan lima tahun kemarin harus disambungkan
dengan sentra-sentra produksi baik itu produksi pertanian, produksi nelayan, hingga industri
kecil," ucap Presiden.
Adapun yang keempat, Presiden Joko Widodo mengatakan infrastruktur mendukung
kegiatan pelayanan publik yang menjadi kewajiban pemerintah untuk menyediakannya kepada
masyarakat, seperti untuk menghubungkan masyarakat kepada layanan Puskesmas atau
Sekolah. "Saya berikan contoh yang paling nyata. Misalnya dari Wamena ke Nduga yang
sebelumnya harus jalan kaki butuh waktu 4 hari 4 malam, dengan jalan yang sudah dibangun
oleh Kementerian PUPR sekarang hanya kira-kira 5-6 jam sudah sampai," ujar Presiden.
Pembangunan infrastruktur menurut Presiden Jokowi juga berarti membangun
peradaban. Menurutnya, banyak budaya baru yang coba dikenalkan atau ditegaskan dengan
adanya suatu infrastruktur baru yang belum pernah ada di suatu wilayah. "Budaya antre,
budaya disiplin, dan itu terlihat misalnya kita membangun MRT. Kelihatan di situ orang mulai
ada budaya antre dan budaya disiplin untuk masuk secara berurutan," ucapnya.
Terakhir, yang keenam, dikatakan Presiden membangun infrastruktur berarti mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan konsep Indonesia sentris. "Tidak hanya
di Jakarta yang dibangun, tidak hanya di Pulau Jawa yang dibangun, tapi juga seluruh provinsi
yang ada di negara ini harus kita sentuh dengan kehadiran infrastruktur," ujarnya

Anda mungkin juga menyukai