HUKUM INTERNASIONAL
PERJANJIAN KERJASAMA BILATERAL INDONESIA – AUSTRALIA
Di Susun Oleh :
NIM : 2020174201041
1. Keuntungan IA-CEPA
Salah satu keuntungan IA-CEPA bagi Indonesia, antara lain
dihapuskannya bea masuk impor seluruh pos tarif Australia menjadi nol
persen. “Hal ini merupakan hasil positif, karena berarti seluruh produk
Indonesia yang masuk ke pasar Australia tidak dikenakan bea masuk,” kata
Mendag.
Mendag juga menguraikan, produk-produk Indonesia yang
berpotensi meningkat ekspornya adalah produk otomotif, khususnya mobil
listrik dan hibrid. IA-CEPA memberikan persyaratan kualifikasi konten
lokal (QVC) yang lebih mudah untuk kendaraan listrik dan hibrid asal
Indonesia dibandingkan negara lainnya. Hal ini membuat industri otomotif
Indonesia lebih berdaya saing dalam mengekspor kendaraan listrik
dan hibrid ke Australia. Selain itu, produk-produk Indonesia yang
berpotensi meningkat ekspornya yaitu kayu dan turunannya termasuk
furnitur, tekstil dan produk tekstil, ban, alat komunikasi, obat-obatan,
permesinan, dan peralatan elektronik.
“Untuk itu, Kementerian Perdagangan dan Kementerian
Perindustrian telah bertemu dengan para produsen kendaraan, asosiasi, dan
para pelaku usaha untuk dapat memanfaatkan peluang di pasar Australia
tersebut. Kami berharap otomotif akan menjadi andalan ekspor RI di
Australia,” ujar Mendag.
Di sektor perdagangan jasa, Indonesia akan mendapatkan akses pasar
perdagangan jasa di Australia, antara lain kenaikan kuota visa kerja dan
liburan, yaitu dari 1000 visa menjadi 4100 visa di tahun pertama
implementasi IA-CEPA dan akan meningkat sebesar 5 persen di tahun-
tahun berikutnya. Selain itu, Indonesia juga akan mendapatkan berbagai
program peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti program
magang yang dibuat berdasarkan kebutuhan sektor industri dan ekonomi
Indonesia yang berkaitan langsung dengan investasi Australia di sektor
pendidikan kejuruan. Program ini menyediakan 200 visa maganguntuk
sembilan sektor prioritas, yaitu pendidikan, pariwasata, telekomunikasi,
pengembangan infrastruktur, kesehatan, energi, pertambangan, jasa
keuangan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Selanjutnya, ada juga program pertukaran tenaga kerja antar
perusahaan Indonesia-Australia melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
atau Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), serta peningkatan standar
profesi Indonesia yang akan dimulai dengan adanya kesepakatan terkait
pengakuan pada profesi teknisi dan insinyur.
Dari segi iklim investasi, IA-CEPA akan memberikan perlindungan
investor yang lebih baik.Terdapat 400 perusahaan Australia yang beroperasi
di Indonesia dan dengan IA-CEPA diharapkan investasi Australia akan
bertambah, baik secara kuantitas maupun kualitas, khususnya di sektor
pendidikan tinggi, kesehatan, industri, konstruksi, energi, pertambangan,
pariwisata, dan keterampilan (vokasi). Peningkatan di berbagai sektor
tersebut dapat mendorong daya saing Indonesia di kancah global.
“IA-CEPA akan memungkinkan Indonesia dan Australia menjadi
mitra dalam meningkatkan kualitas sektor pendidikan tinggi, kejuruan,
keterampilan, dan kesehatan. Pemerintah mendorong para pelaku usaha
untuk berinvestasi dalam sektor-sektor penting tersebut karena IA-CEPA
memberikan akses dan kepastian investasi yang lebih baik. Pendidikan
tinggi dan vokasi menjadi fokus karena dapat meningkatkan standar dan
kompetensi tenaga kerja Indonesia menjadi bertaraf internasional sehingga
dapat menyuplai kebutuhan pasar tenaga kerja dan bersaing sehat secara
global,” lanjut Mendag.