Anda di halaman 1dari 6

Nama: Artha Martiza Y

Kelas: XII IPA 2


No. Absen: 05

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di


Indonesia
Lukisan gua di Sulawesi yang berumur 44.000 tahun menjadi
bukti perkembangan informasi dan komunikasi Indonesia pada
masa pra-aksara.Pada masa kerajaan Hindu-Buddha,
perkembangan teknologi dan informasi Indonesia banyak
mendapat pengaruh dari kebudayaan India.Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi masyarakat Indonesia kuno
banyak menggunakan media alamiah seperti batu prasasti, daun
lontar, dan kulit hewan.
Dalam aspek bahasa dan aksara, masyarakat kuno Indonesia
menggunakan bahasa sansekerta dan huruf palawa sebagai alat
komunikasi verbal dan tertulis.
Masa modern
Teknologi informasi dan komunikasi modern Indonesia sangat
terpengaruh oleh penemuan-penemuan baru yang ada di negara
industri Eropa dan Amerika.
Teknologi internet di Indonesia berawal dari pembuatan Internet
Protokol di Universitas Indonesia bernama UI-NETLAB pada
24 Juni 1988.Dalam buku Perkembangan Teknologi
Komunikasi karya Nurudin, pada tahun 1994, muncul Internet
Service Provider pertama di Indonesia yang bernama IndoNet.
Radio
Perkembangan radio di Indonesia telah ada sejak tahun 1920-an.
Pemerintah kolonial Belanda membangun beberapa stasiun radio
di kota-kota besar seperti Bataviaasche Radio Vereeniging
(BRV), Nederland Indische Radio Omroep (NIROM), dan
Solosche Radio Vereeniging (SRV).Pada 11 September 1945,
pemerintah Indonesia berhasil mendirikan stasiun radion
nasional Indonesia yang dinamakan Radio Republik Indonesia
(RRI).
RRI memiliki peran vital dalam revolusi kemerdekaan
Indonesia. Pada saat Agresi Militer Belanda II, pemancar RRI di
Wonosari Yogyakarta menjadi alat penghubung utama antara
tokoh nasionalis di Yogyakarta dan Pemerintah Darurat
Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi.
Satelit
Perkembangan satelit di Indonesia berawal dari pembangunan
Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa pada masa
pemerintahan Orde Baru. Satelit Palapa berhasil diluncurkan
pada 8 Juli 1976 dari Cape Kenedy, Amerika Serikat.
Dalam jurnal Studi Perkembangan dan Kondisi Satelit di
Indonesia (2013) karya Diah Yuniarti, peluncuran Satelit Palapa
bertujuan untuk membangun sistem informasi dan komunikasi
nasional yang efektif dan efisien.Sistem satelit ini mampu
menyediakan layanan telefoni dan faksimili antar kota di
Indonesia.
(Sumber: KOMPAS.com/Akhdi Martin Pratama | Editor:
Erlangga Djumena)

Menko Puan Minta Antar-Instansi Gotong Royong


Majukan Iptek
Menko Puan, salah satu hal yang menjadi hambatan dalam
pemanfaatan hasil riset ini adalah alokasi anggaran yang masih
minim. Laporan Indeks Daya Saing Global 2016-2017 yang
dirilis Forum Ekonomi Dunia , daya saing Indonesia membaik 5
peringkat menjadi 36 dari 137 negara. Namun masih di bawah
Thailand yang berada di peringkat 32, Malaysia di peringkat 23,
dan Singapura yang berada di peringkat 3. « Inilah yang menjadi
tugas kita bersama, untuk dapat meningkatkan kapasitas inovasi
di bidang ilmu pengetahuan dan penerapannya,» tegas Menko
PMK.

Kolaborasi kemitraan antara lembaga penelitian dan swasta atau


industri merupakan salah satu hal yang perlu terus didorong.
Sinergi LIPI
Karena itu, dia berharap LIPI dapat ikut berperan dalam
melakukan penguatan pembangunan desa. Sedikitnya ada
74.000 Desa sedang giat melakukan pembangunan dan
membutuhkan dukungan keahlian perencanaan, pemetaan
potensi, dan road map pembangunan desa berbasis Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
"Pemerintah akan memberikan sebanyak Rp 60 triliun dana desa
untuk pembangunan desa. LIPI diharapkan dapat ikut bersinergi
memperkuat dan meningkatkan kapabilitas SDM
penyelenggaraan pembangunan Desa," ujarnya.Di akhir
sambutan, Menko PMK Puan mengajak seluruh pihak bergotong
royong dalam membangun ilmu pengetahuan untuk kemajuan
dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Indonesia Science Expo
2017 yang akan diselenggarakan dari 23-26 Oktober 2017 ini
secara simbolis dibuka Menko PMK Puan bersama
Menristekdikti.
(Sumber: liputan6.com.jakarta)

Apa Kabar Pengembangan Iptek di Indonesia?


Data Global Competitiveness Index menunjukkan, peringkat
Indonesia masih rendah, terutama pada pilar kesiapan teknologi
dan pilar inovasi. Indikator lain seperti kontribusi teknologi
tinggi terhadap ekspor manufaktur juga masih rendah. daya
Iptek yang meliputi pendanaan, jumlah dan kualitas peneliti dan
perekayasa, hingga tingkat produktivitas Iptek yang berkaitan
dengan paten dan publikasi ilmiah juga masih belum optimal.
Menimbang potensi besar yang dimiliki, Indonesia harus
bergerak maju menjadi salah satu pusat pengembangan Iptek di
kawasan Asia dan dunia, terutama di bidang ilmu keteknikan.
Melalui kerjasama dalam triple helix, hasil-hasil penelitian yang
dilakukan oleh para akademisi dan peneliti di perguruan
tinggi/lembaga Iptek dapat diaplikasikan oleh industri dan
dikembangkan menjadi produk komersial untuk kepentingan
pasar dan bisnis.
Kerjasama tiga pihak ini juga menuntut perguruan
tinggi/lembaga Itek untuk lebih reponsif terhadap kebutuhan
industri, dengan merujuk pada kebijakan pemerintah.
«Sangat jelas, inovasi merupakan faktor penentu pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan produktivitas nasional. Inovasi selalu
bermula dan berasal dari riset berjangka panjang, yang ditopang
oleh peneliti-peneliti andal yang menguasai Iptek. Inovasi juga
dapat menciptakan efisiensi dalam perekonomian, sehingga
produk-produk yang dihasilkan semakin kompetitif,» tegas
Bambang.
Untuk itu, arah pembangunan Iptek akan difokuskan pada
pentingnya riset dan pengembangan untuk menciptakan inovasi
(Sumber:Dani Jumadil | Okezone.com | Sat, 07th July 2018)

Wapres Ma'ruf Sebut Indonesia Kaya Sumber Alam tapi


Kurang Penguasaan Iptek
Giri Hartomo, Jurnalis · Senin 24 Februari 2020 19:04 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan
bahwa Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan
Sumber Daya Alam. Namun, kurangnya penguasaan Iptek
dalam berinovasi maka nilai tambah yang dihasilkan masih
kalah dengan negara maju.
Oleh karena itu, lanjutnya, peningkatan sumber daya iptek
menjadi sangat penting. Hal ini agar dapat meningkatkan nilai
tambah dari kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.
“Untuk membangun inovasi dan daya saing, diperlukan peran
dari dunia industri, pemerintah dan akademisi. Saat ini, peran
dari ketiganya tersebut masih lemah sehingga inovasi dan daya
saing Indonesia tertinggal dari negara lain,” ujarnya mengutip
WapresRI, Jakarta, Senin (24/2/2020).

Wapres pun menegaskan kembali bahwa ke depan BPPT harus


memiliki agenda riset dan inovasi prioritas yang terkoneksi
dengan dunia usaha dan dunia industri. Selain itu, inovasi
tersebut juga harus memberikan manfaat bagi masyarakat, serta
meningkatkan daya saing ekonomi nasional. 
“Negara maju adalah negara yang dapat mengkaitkan semua
fungsi dan unsur perkembangan iptek ke dalam suatu sistem
iptek secara efisien dan efektif, sehingga mampu
mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam untuk
menunjang kesejahteraan dan meningkatkan kualitas
kehidupannya,” pungkasnya.
(Sumber Artikel : Okefinance)

Anda mungkin juga menyukai