Anda di halaman 1dari 8

Nama: Indah Munfaatin Sholekah

Kelas: 12 IPA 2
Absen: 19

SEJARAH INDONESIA
Tugas Mencari Artikel Perkembangan IPTEK di Indonesia

( ARTIKEL 1)

Perkembangan IPTEK di Indonesia

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia tertinggal jauh dan sangat
memprihatinkan dibanding Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat bahkan pula di Negara-negara
Asia misalnya Jepang dan China. Hal ini disebabkan karena :

1. Masih terbatasnya orang indonesia yang mendapat pendidikan barat terutama pendidikan tinggi.

2. Kurangnya keinginan dari pemerintah maupun perusahaan swasta yang ada di Indonesia untuk
melakukan ahli teknologi

3. Tidak adanya inovasi teknologi yang berarti di dalam masyarakat indonesia itu sendiri,ilmu
pengetahuan dan teknologi di indonesia mulai berkembang dimana ditandai dangan adanya perguruan
tinggi dan pusat-pusat penelitian seperti lembaga ilmu pengetahuan (LIPI) dan juga badan pengkajian
dan penerapan teknologi (BPPT).

Realita yang memprihatinkan itu bukan dilihat dari prestasi beberapa bidang IPTEK yang telah di capai
seperti penemuan aplikasi teknologi DNA, pemuan bibit padi unggul, pemuan vector medan laju
percepatan gerak lempeng teknologi, rancangan bangunan pesawat remotely pilotely piloted vehicle,
memperoleh penghargaan internasional fellowship L’oreal-unesco for woman in science,mendapat
medali emas pada internasiaonal exhibition of invention new techninique and peroduct memperoleh
the first to nobel prize di bidang fisika tingkat SMA , hingga temuan nutrisi baru yang di sebut saputra,
yang memang semua itu perlu di syukuri .

Dampak Positif perkembangan IPTEK

1. Memberikan berbagai kemudahan

Perkembangan IPTEK mampu membantu manusia dalam beraktifitas. Terutama yang berhubungan
dengan kegiatan perindustrian dan telekomunikasi. Namun, dampak dari perkembangan IPTEK juga
berdampak ke berbagai hal seperti kegiatan pertanian, yang dulunya membajak sawah dengan
menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan peralatan mesin.sehingga aktifitas penanaman
dapat lebih cepat di laksanakan tanpa memakan waktu yang lama dan tidak pula terlalu membutuhkan
tenaga yang banyak.
2. Mempermudah meluasnya berbagai informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi kita, dimana tanpa informasi kita akan serba
ketinggaln. terlebih lagi ketika berbagai media cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini memaksa
kita untuk mau tidak mau harus bisa dan selalu mendapatkan berbagai informasi.

3. Bertambahnya pengetahuan dan wawasan

Komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya orang-orang tertentu
yang mampu membelinya apalagi menggunakannya. Namun seiring dengan perkembangan iptek,
peralatan elektronik seperti computer, internet, dan handphone (Hp) sudah menjadi benda yang
menjamur. Dimana tidak hanya orang-orang tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak
di bawah umurpun dapat menggunakannya. Inilah pengaruh positif perkembangan iptek di era
globalisasi terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat kita.

Dampak negative perkembangan IPTEK

1. Mempengaruhi pola berpikir

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka dengan hal baru.
Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada berbagai peralatan elektronik. Namun
ternyata perkembangan tersebut tidak hanya berdampak terhadap pola berpikir anak, juga berdampak
terhadap pola berpikir orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi setiap harinya masyarakat kita di
sajikan dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari berbagi media elektronik.

2. Hilangnya budaya Tradisional

Dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti mal, perhotelan dll, mengakibatkan hilangnya
budaya tradisional seperti kegiatan dalam perdagangan yang dulunya lebih di kenal sebagai pasar
tradisional kini berubah menjadi pasar modern. Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak dan remaja
yang sekarang sudah mengarah kepada pergaulan bebas.

3. Banyak menimbulkan berbagai kerusakan

Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alamnya, namun hingga akhir ini,
Indonesia lebih di kenal sebagai Negara yang sedang berkembang dan terus berkembang entah sampai
kapan. Dan kita juga tidak mengetahui kapan istilah Negara berkembang tersebut berubah menjadi
Negara maju. Mulaialah berdiri berbagai kegiatan industri, Perhotelan, Mal, dan Gedung-gedung
bertingkat serta perumahan berdiri di mana-mana.akibatnya aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul
sehingga banyak menimbulkan berbagai macam bencana seperti banjir, tanah longsor serta polusi
terjadi di mana-mana. Di era globalisasi pada masa sekarang ini, kita harus bisa mengenal dan
memahami berbagai perkembangan IPTEK, namun masih banyak yang kurang memahami dengan
perkembangan IPTEK.

(Sumber dari Kompasiana blog)

(ARTIKEL 2)

Apa Kabar Pengembangan Iptek di Indonesia?


JAKARTA – Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia sehingga mampu menjadi penggerak daya saing bangsa.
Data Global Competitiveness Index menunjukkan, peringkat Indonesia masih rendah, terutama pada
pilar kesiapan teknologi dan pilar inovasi. Indikator lain seperti kontribusi teknologi tinggi terhadap
ekspor manufaktur juga masih rendah.
Sumber daya Iptek yang meliputi pendanaan, jumlah dan kualitas peneliti dan perekayasa, hingga
tingkat produktivitas Iptek yang berkaitan dengan paten dan publikasi ilmiah juga masih belum optimal.
Menimbang potensi besar yang dimiliki, Indonesia harus bergerak maju menjadi salah satu pusat
pengembangan Iptek di kawasan Asia dan dunia, terutama di bidang ilmu keteknikan.
“Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran ini, perlu disusun strategi yang tepat, yaitu: pertama, adopsi
dan penerapan Iptek. Kedua, peningkatan kemampuan dan kemandirian Iptek. Ketiga, pengembangan
teknologi berbasis maritim. Keempat, pengembangan dana inovasi. Kelima, pelembagaan model triple
helix yang dapat dikembangkan menjadi N-helix, dan keenam, pengembangan Iptek berbasis budaya,”
tutur Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam keterangan tertulisnya, Jakarta,
Jumat (6/7/2018)
Dalam hal pengembangan model triple helix, Indonesia perlu memperkuat kemitraan tiga pihak, yakni
pemerintah, industri, perguruan tinggi/lembaga Iptek. Melalui kerjasama dalam triple helix, hasil-hasil
penelitian yang dilakukan oleh para akademisi dan peneliti di perguruan tinggi/lembaga Iptek dapat
diaplikasikan oleh industri dan dikembangkan menjadi produk komersial untuk kepentingan pasar dan
bisnis.
Kerjasama tiga pihak ini juga menuntut perguruan tinggi/lembaga Itek untuk lebih reponsif terhadap
kebutuhan industri, dengan merujuk pada kebijakan pemerintah.
Kebijakan pemerintah yang diperlukan, antara lain, pemberian insentif bagi universitas dan industri,
termasuk insentif perpajakan dalam bentuk double tax deduction, untuk meningkatkan kerjasama dalam
kegiatan riset dan pengembangan untuk menciptakan inovasi-inovasi baru. Inovasi adalah kunci bagi
pertumbuhan ekonomi sebagaimana tren di banyak negara.
Bahkan, innovation-driven economy menjadi tumpuan bagi negara-negara di Asia yang sedang bergerak
maju, seperti Korea Selatan, Thailand, Malaysia, dan Taiwan.
“Sangat jelas, inovasi merupakan faktor penentu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas
nasional. Inovasi selalu bermula dan berasal dari riset berjangka panjang, yang ditopang oleh peneliti-
peneliti andal yang menguasai Iptek. Inovasi juga dapat menciptakan efisiensi dalam perekonomian,
sehingga produk-produk yang dihasilkan semakin kompetitif,” tegas Bambang.
Untuk itu, arah pembangunan Iptek akan difokuskan pada pentingnya riset dan pengembangan untuk
menciptakan inovasi. Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018, kebijakan pembangunan Iptek 2018
diarahkan untuk meningkatkan dukungan Iptek bagi daya saing sektor produksi melalui riset dan
pengembangan, layanan perekayasaan, layanan dukungan peningkatan mutu, dan pengembangan
teknologi nuklir (sipil), meningkatkan dukungan Iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya
alam (sumber daya hayati, sumber daya nirhayati, penginderaan jauh, dan mitigasi perubahan iklim).
“Pemerintah akan terus memberi dukungan penuh untuk mendorong percepatan pembangunan Iptek
dan dengan semangat Peringatan 98 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia, pemerintah
menegaskan kembali perlunya pengembangan program studi keteknikan yang akan berkontribusi dalam
percepatan pembangunan nasional,” tutup Bambang.
(Sumber dari Okezone.com)

(ARTIKEL 3)

Perkembangan IPTEK dan Bahayanya Untuk Generasi Milenial

KBRN, Pontianak : Sebagai generasi milenial yang hidup di era modern sekarang ini, kebutuhan dan
aktivitas yang serba cepat menuntut kita untuk tidak lepas dari perkembangan teknologi. Bukan karena
takut di bilangi kurang update, tetapi hal ini juga demi kebaikan diri sendiri.Perkembangan teknologi
memang sudah kebutuhan kaum milenial dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Hampir sebagian
penduduk Indonesia adalah mereka yang lahir pada generasi Y (Milenial), karena sebagian besar
generasi milenial ini memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi yang
pernah ada sebelumnya. Manusia generasi Y(Milenial) ini adalah mereka yang mengutamakan
kepraktisan dalam segala hal.

Masyarakat Indonesia terutama generasi milenial ini adalah penggemar fanatik gadget, sehingga tidak
heran kebanyakan orang menggunakan gadget yang lebih canggih. Bahkan rata-rata memiliki lebih dari
satu gadget. Anak kecil sekarang rata-rata memiliki handphone dan suka update di media sosial.
Perkembangan teknologi yang terjadi di Indonesia juga memberikan kesempatan bagi para
kewirausahawan untuk bisa mengembangkan bisnisnya yang berbasis teknologi, seperti ojek online,
taksi online, bukalapak, traveloka dan lain sebagainya. Seiring berkembangnya, teknologi juga memiliki
sisi negatif dan sisi positif. Sisi negatif dari perkembangan teknologi ialah, Adanya aksi tipu menipu
dalam proses jual beli online yang dapat merugikan beberapa pihak.

Dengan jaringan yang tersedia terdapat beberapa situs yang menyediakan perjudian secara online.
Sedangkan di sisi positif terdapat beberapa contoh perkembangan teknologi, misalnya perusahaan tidak
perlu membuka cabang distribusi, pengeluaran lebih sedikit, karena pegawai tidak banyak, harga barang
lebih murah, karena biaya operasionalnya murah. Selian itu saat ini kita juga bjsa belanja tidak ribet,
karena sudah ada situs belanja online.Namun dikutip dari situs resmi Kemenkominfo RI, gaya hidup
generasi milenial saat ini yang berbahaya. Lekat dengan dunia maya, memiliki pengetahuan tinggi dalam
menggunakan platform dan perangkat mobile, ternyata melahirkan titik lemah bagi para generasi
internet. Titik lemah tersebut berdampak buruk terhadap keamanan generasi millennial di dunia maya.

Salah satunya ancaman siber yang siap menerkam para pengguna. Norton Cyber Security mengeluarkan
Insight Report November 2016. Penelitian yang dilakukan secara daring tersebut melibatkan 20.907
responden dari 21 negara dunia. Tiga negara Asia Tenggara, di antaranya Malaysia, Singapura, dan
Indonesia. Penelitian berlangsung pada 14 September sampai 6 Oktober 2016. Sampel di Indonesia
melibatkan lebih dari seribu pengguna berusia 18 tahun ke atas yang dipilih secara random. "Generasi
millennial secara mengejutkan menunjukkan kebiasaan keamanan daring yang mengendur," ujar
Director Asia Consumer Business Norton by Symantec Chee Choon Hong.

Data menyebutkan, 20 persen generasi millennial dengan senang hati berbagi kata sandi yang
berpotensi mengorbankam keamanan daring mereka. Kemudian sebagian besar konsumen Indonesia
atau sekitar 90 persen menggunakan koneksi Wi-Fi publik. Namun, hanya 51 persen dari mereka yang
mengetahui cara mengamankan jaringan tersebut. Hanya 36 persen dari responden yang
menghubungkan perangkat mobile dengan jaringan Wi-Fi dengan menggunakan VPN secara reguler.
Sementara, 28 persen pengguna tidak mampu mengenali jenis email terinfeksi malware. Choon Hong
menjelaskan, penelitian tersebut tidak berfokus pada jenis serangan siber.
Riset Norton ini lebih menjelaskan mengenai perilaku generasi millennial dalam mengamankan
perangkat mobile pribadinya. Sebenarnya, penelitian menyebutkan, pengguna makin menyadari
kebutuhan perlindungan perangkat, terutama dalam melindungi informasi pribadi. Akan tetapi,
pengguna tidak termotivasi mengambil langkah pencegahan. Sebanyak 76 persen pemilik perangkat
mobile mengetahui kepentingan perlindungan informasi daring pribadinya. Hanya 22 persen yang
melindungi perangkatnya. Hal tersebut menyebabkan 39 persen pengguna mengalami peretasan kata
sandi, 28 persen pembobolan akun email, dan 26 persen peretasan data, dan akun media sosial.

Jika melihat hasil riset di atas, saya berpendapat kondisi keamanan data pribadi apalagi pengguna media
sosjal khususnya kalangan milenial sangat lemah. Kondisi ini tentu patut menjadi perhatian kita semua.
Untuk kemudian peduli terhadap keamanan data diri, sehingga tidak semua hal bisa kita buka apalagi
diekpose menjadi konsumsi publik. Sementara untuk pemerintah melalui kementerian terkait, harus
bisa melalukan pencegahan secara masif 'di bukanya' data pengguna media sosial tanah air. Karena hal
ini bisa membahayakan kepentingan bersama.

(Sumber dari rri.co.id)

(ARTIKEL 4)

IPTEK, GAYA ANAK MUDA DAN ETIKA PANCASILA

Kemajuan ilmu dan teknologi (Iptek) adalah suatu gejala yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan
ini. Karena kemajuan teknologi berjalan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Kemajuan Iptek
yang amatlah pesat ini menjadikan peradaban manusia pun ikut berkembang dengan
cepat.Perkembangan Iptek bukan tanpa masalah. Perkembangan Iptek memunculkan banyak masalah
nilai di dalam IPTEK itu sendiri, seperti persoalan kemajemukan ilmu pengetahuan, dalam artian ilmu
tidak lagi satu dengan nilai, melainkan justru berbeda atau terpisah dengan nilai.

Iptek tanpa nilai ini dapat berbahaya karena memunculkan banyak masalah. Masalah-masalah itu dapat
kita lihat dalam keseharian hidup kita sendiri. Dibutuhkan jalan tengah alternatif sebagai rujukan untuk
mengatasi masalah Iptek itu.Pancasila itu ideologi dan dasar negara Indonesia. Pancasila dapat dijadikan
sebagai sumber orientasi dan arah pengembangan ilmu dan teknologi itu sendiri. Setiap inovasi Iptek
diciptakan untuk memberikan manfaat positif terhadap kehidupan manusia.

Iptek telah banyak memberikan kita kemudahan serta berbagai macam cara baru dalam melakukan
beragam aktivitas. Iptek tidak lagi hanya bermanfaat dalam sarana kehidupan, tetapi juga untuk
kebutuhan kehidupan manusia. Dengan perkembangan Iptek yang sangat pesat, manusia semakin
mudah untuk berkomunikasi dalam jarak jauh, bahkan dalam lingkup dunia.Hal ini dapat dilihat dengan
munculnya berbagai teknologi canggih yang dapat membantu aktivitas kita dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, pesatnya kemajuan Iptek tersebut juga memungkinan terjadinya penyimpangan dalam
penggunaannya. Hal ini dikarenakan begitu mudahnya segala informasi masuk tanpa adanya proses
penyaringan yang ketat.Maka dari itu kita harus memaknai pancasila dengan benar bukan hanya
mengerti arti pancasila. Kita harus menjadikan pancasila sebagai pondasi moral etika atas apa yang kita
lakukan sehari-hari.

Kemudian ada peran lain yang lebih khusus, yaitu peran langsung mahasiswa Indonesia, sebagai agent
of change yang membawa nama baik Indonesia dalam percaturan dunia internasional.Pesatnya
perkembangan teknologi informasi memudahkan masuknya berbagai macam pengaruh dari luar, seperti
gaya hidup orang barat yang gaya hidupnya ada beberapa aspek yang bertentangan dengan nilai-nilai
orang Indonesia dan juga nilai-nilai yang tercantum di dalam Pancasila.

Dari cara berpakaian para remaja sekarang, cara berdandan remaja sekarang cenderung ke budaya
barat, mereka menggunakan pakaian yang minim, bahan yang memperlihatkan bentuk tubuh, gaya
rambut mereka yang dicat beragam. Remaja sekarang lebih suka mengikuti gaya kebarat-baratan
dibandingkan mengenakan pakaian yang sopan dan sesuai dengan kepribadian bangsa
kita.Pengembangan Iptek yang tidak selaras dengan Pancasila dapat menimbulkan masalah baru.
Contoh kasus adalah munculnya hate speech di media sosial yang tidak disikapi dengan bijak-rasional.
Hal ini tentunya menimbulkan keprihatinan, mengingat kampus seharusnya menjadi tempat membuka
wawasan, bergaul dengan segala kalangan dan mengembangkan Iptek yang dapat bermanfaat bagi
seluruh rakyat Indonesia.Dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan Iptek terhadap lingkungan hidup
berada dalam ancaman membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang. Maka
sangat penting tuntunan moral bagi para ilmuwan dan cendekiawan dalam pengembangan Iptek di
Indonesia.

Tidak hanya dampak negatif, tetapi ada dampak positifnya juga. Yaitu dengan kita semakin cepat dan
mudah mengakses segala hal untuk kepentingan pendidikan, inovasi dalam pembelajaran semakin
berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan,
kemajuan TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual yang berguna bagi peningkatan
SDM Indonesia.Akhirnya, kita sebagai rakyat harus menjaga, merawat, memberdayakan sarana
teknologi informasi berbasis etika Pancasila, serta dapat memanfaatkannya dengan sebaik baiknya agar
bermanfaat untuk setiap orang Indonesia. Karena segala suatu yang kita lakukan sekarang pasti akan
berdampak besar di masa depan, begitu juga dengan teknologi di era globalisasi sekarang.

(Sumber dari Binus University)

(ARTIKEL 5)

Penguasaan Iptek Kurang, Ma'ruf Amin: Daya Saing RI Tertinggal

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan perkembangan inovasi dan daya saing teknologi Indonesia
masih tertinggal dibandingkan negara lain. Ia berharap dengan makin besarnya peran dunia industri,
pemerintah dan akademisi, maka daya saing teknologi bisa ditingkatkan.Ma'ruf menjelaskan,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selama ini sudah begitu besar dan memunculkan
sejumlah inovasi baru. Inovasi tersebut seharusnya mampu menciptakan efisiensi dan efektifitas, juga
memberi nilai tambah produk.

"Namun karena kurangnya penguasaan Iptek dalam berinovasi, maka nilai tambah yang dihasilkan
masih kalah dengan negara-negara maju,” ujar Ma'ruf Amin saat membuka Rapat Kerja di Gedung BPPT,
Senin, 24 Februari 2020. Menurut Global lnnovation Index (GII) 2018, alokasi anggaran Indonesia
terhadap penelitian dan pengembangan teknologi mencapai Rp 27 triliun. Angka tersebut lebih besar
dibandingkan dengan Filipina sekitar Rp 12 triliun dan Vietnam Rp 24 triliun.

Sebesar 80 persen dari anggaran tersebut masih bersumber dari pemerintah. Sedangkan 20 persen
lainnya dikeluarkan pihak swasta. Kondisi ini berbeda dengan negara di ASEAN, di mana pengembangan
teknologi didominasi oleh industri.Sementara itu, jumlah peneliti Tanah Air masih kalah dibandingkan
dengan sejumlah negara Asean. Saat ini, Indonesia hanya memiliki 89 peneliti per juta penduduk.
Sedangkan Vietnam memiliki 673 peneliti per juta penduduk.

Adapun dalam laporan GII pada 2019, Indonesia berada peringkat ke-85 dari 129 negara di dunia atau
menempati posisi kedua terendah di di ASEAB. “Indikator terburuk adalah lemahnya institusi,” ujar
Ma'ruf.Meski begitu, pemerintah terus mendorong dan mulai menempatkan iptek sebagai landasan
dalam Perencanaan Pembangunan Nasional. Hal ini telah diundangkan melalui Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan, Visi Misi Presiden 2020-2024.

(Sumber dari Tempo.Co)

Anda mungkin juga menyukai