Anda di halaman 1dari 4

Artikel | Tiga Tahun Pemerintahan

Mr. Jokowi

T iga tahun masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang
tepat jatuh pada 20 Oktober 2017 mendatang, mencatat banyak keberhasilan. Meskipun dalam
perjalanannya kinerja “Kabinet kerja” tak semulus yang diharapkan. Namun, yang pasti gelagat
beberapa pencapaian terus terbentuk dan terpatri dalam bingkai prestasi Presiden Jokowi beserta
kabinet.

Polemik Freeport
Indikasi penolakan P emerintahan Presiden Jokowi tentang perpanjangan kontrak PT. Freeport
Indonesia dan negosiasi perpanjangan kontrak akan mulai dilakukan pada tahun 2019. Hingga
Agustus 2017 pemerintah telah berhasil mendapatkan 51% saham PT. Freeport Indonesia. Dari
hasil negosiasi pemerintah yang diwakili Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri Keuangan
Sri Mulyani bersama CEO Freeport McMoran Richard Adkerson, didapatkan beberapa opsi.
Disebutkan Freeport setuju melepas sahamnya atau melakukan divestasi sebesar 51% kepada
pemerintah Indonesia dan membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian yang harus selesai
Januari 2022 dan ada stabilitas penerimaan negara. Penerimaan negara dari PT. Freeport
Indonesia ini jelas akan menambah pundi-pundi kekayaan pemerintah untuk dipergunakan
sebesar-besar kemakmuran rakyat. PT. Freeport Indonesia seperti diketahui telah 45 tahun
mengangkangi dan mengeruk kekayaan bumi nusantara di Papua berupa emas dan mineral-
mineral berharga lainnya.

Swasembada Pangan
Di bidang pertanian, sebanyak 13 ton beras organik asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat,
telah diekspor ke Eropa dan Asia, antara lain ke Italia, Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Belanda
dan Jepang. Para petani akhirnya menikmati harga nilai jual yang tinggi setelah diberikan pola
penanaman padi organik. Menurut Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum padi organik asal
Tasikmalaya memiliki kualitas standar Internasional dengan harga yang relatif paling murah di
pasaran luar negeri. Sebab, harga jual beras organik di luar negeri antara Rp 60.000 hingga Rp
70.000 per kilogram (kg).
Atas dasar itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman merencanakan pengembangan 500.000 hektar
lahan pertanian organik dalam lima tahun ke depan. “Kami akan lakukan dalam lima tahun,
100.000 hektar per tahun, untuk mengangkat kesejahteraan petani,” imbuh Amran.
Sementara untuk pengembangan pertanian lainnya terutama untuk kebutuhan produksi pangan
dalam negeri, Pemerintah Presiden Jokowi telah meresmikan Pabrik Pupuk Kaltim yang terbesar
se-Asia Tenggara dengan anggaran senilai US$ 576 Juta di Bontang 2015 lalu. Total investasi
hingga saat ini untuk ke- 5 pabrik di Pupuk Kaltim adalah USD 2,7 miliar.
Selain Pabrik 5 juga ada Revamping Asam Fosfat dengan kapasitas 200 ribu ton per tahun untuk
bahan baku NPK, yang selama ini diimpor. Kapasitas produksi dari Pabrik 5 adalah 825.000 ton
amoniak per tahun dan 1.155.000 ton urea per tahun. Mempertimbangkan hasil produksi ini,
maka target pabrik ini mampu menjadi penghasil amoniak dan urea terbesar di Asia Pasifik.
Pencanangan pembangunan jaringan kereta api pertama di bumi Kalimantan juga akan menjadi
tonggak untuk pengembangan ekonomi di kalimantan sehingga distribusi pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia semakin merata.

Lumpur Lapindo
Penyelesaian ganti rugi lahan milik warga Sidoarjo yang terkena dampak lumpur Lapindo di
Jawa Timur, setelah sembilan tahun terkatung-katung kini polemik tersebut berhasil diselesaikan
oleh Pemerintahan Presiden Jokowi pada September 2015 lalu.
Perlu diketahui bahwa penyelesaian ganti rugi tersebut setelah dikebut sejak dilantik Oktober
2014 dan selesai hanya dalam tempo 8 bulan. Sebanyak 3.331 berkas ganti rugi yang masuk
dalam peta area terdampak telah diselesaikan pemerintah, sementara 79 berkas sisanya hanya
karena masalah status tanah dan waris.

Permasalahan Transnational Crime
Dalam bidang ekonomi lainnya Presiden Jokowi beserta kabinet juga menyatakan perang
terhadap segala macam barang ilegal yang dapat merusak industri dan pasar dalam negeri
Indonesia. Beberapa langkah tegas pemerintah dapat disebutkan antara lain penindakan lebih
tegas terhadap segala macam narkoba yang dicoba untuk diselundupkan ke Indonesia.
Pemberantas Narkoba sejak awal Pemerintahan Presiden Jokowi ditunjukkan dengan
mengeksekusi mati para gembong-gembong narkoba kelas kakap yang dipenjarakan di
Nusakambangan.
Juga dengan keberhasilan pihak keamanan terutama BNN dan Polri berkali-kali mengungkapkan
dan menindak berbagai percobaan penyelundupan Narkoba. Perang melawan barang ilegal juga
diterapkan pada Handphone ilegal yang ditengarai telah merugikan keuangan dan Industri
Indonesia hingga Rp. 1 Triliun.
Pemberantasan Handphone ilegal ini dikoordinasi Kementerian Perdagangan dan Kominfo.
Aparat keamanan bersama Kementerian Perdagangan dan Bea Cukai juga telah bekerja sama
dalam Satgas penertiban impor berisiko tinggi. Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati
mengatakan satgas ini dibentuk untuk menciptakan praktik bisnis yang bersih, adil dan
transparan.
Hal tersebut dilakukan untuk mendorong iklim investasi dan daya saing Indonesia guna
peningkatan perekonomian Indonesia di masa mendatang. “Peredaran barang ilegal
mengakibatkan persaingan usaha yang tidak sehat dan penerimaan negara yang tidak optimal,”
ujarnya.
Hal di atas merupakan sebagian raihan prestasi yang berhasil ditorehkan oleh Presiden Jokowi
dan Wapres Jusuf Kalla. Tentunya masih banyak prestasi dan pencapaian lain yang kiranya
belum dituliskan secara lengkap dan komprehensif.
Oleh karenanya, mari kita dukung bersama-sama kinerja dan pencapain Presiden Jokowi dan
Kabinet kerja dalam mencapai target dan kemajuan bangsa dalam kurun waktu yang tersisa dua
tahun kedepan. Mari jaga persatuan kesatuan, memupuk rasa pengabdian dan rasa cinta untuk
memajukan ibu pertiwi. Bersama kita bisa, bersama kita memajukan Indonesia.
 

* Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan FISIP Universitas Padjajaran


HTTP://SULUHBALI.CO/ARTIKEL-TIGA-TAHUN-PEMERINTAHAN-MR-JOKOWI/

Anda mungkin juga menyukai