Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fathul Aziz Almaulidi

Kelas : 5A Ekonomi Syari’ah


NIM : 5554200018

Tugas Individu Mata Kuliah Ekonomi Perdagangan Internasional

 3 Kegiatan Ekspor Yang tidak sehat:


1. Eksportir nakal di tanjung priouk pada 2021 capai 979 kasus
Kepala Bidang Kepatuhan Internal Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A
Tanjung Priok Max Franky Karel Rori mengatakan pihaknya sudah melakukan
penindakan eksportir nakal sepanjang tahun 2021, sebanyak 979 kasus dengan total nilai
barang Rp1,2 triliun.

“Jika barang tersebut sampai lolos ke pasar dan konsumen, maka kerugian negara dapat
mencapai Rp44,6 miliar,” kata Max Franky kepada wartawan usai kegiatan ekspos
publik terkait Pencapaian Kinerja Pelabuhan Tahun 2021 dan Rencana Kerja Tahun
2022, di Museum Maritim Indonesia, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis.

Max Rori menyatakan, pelanggaran yang dilakukan eksportir ada beberapa jenis.
Penindakan terbanyak pada pelanggaran tersebut adalah produk besi dan baja yakni
sekitar 15 persen, kemudian mesin 13 persen, tekstil sekitar 11,4 persen, serta plastik
tujuh persen.

“Itu pelanggaran produk yang ditindak sepanjang 2021 oleh Bea Cukai Tanjung Priok,”
ungkapnya.

Max menjelaskan, selama tahun 2021, penerimaan ekonomi dari aktivitas ekspor-impor
mengalami perbaikan. Pengawasan terhadap barang pun ditingkatkan untuk
mempercepat pemulihan ekonomi nasional pascapandemi COVID-19.

Sementara itu, General Manager Pelindo Regional Dua Tanjung Priok, Silo Santoso,
mengatakan, pemulihan ekonomi nasional kini mulai terlihat dari aktivitas pelabuhan,
kapal meningkat sepanjang 2021, petikemas tercapai 6.750.302 TEUs dibandingkan
tahun 2020 yang tercatat 6.205.301 TEUs.

“Ada peningkatan 6,8 persen dari tahun 2020 untuk petikemas yang melalui Pelabuhan
Tanjung Priok. Cukup tinggi peningkatan di tahun 2021,” kata Silo.
Kargo non-petikemas juga mengalami peningkatan sebesar 11,47 persen, dari
19.655.385 ton pada tahun 2020 menjadi 21.908.999 ton pada 2021.

Di antara seluruh terminal di Pelabuhan Tanjung Priok, Terminal Petikemas


Internasional Jakarta (Jakarta International Container Terminal/JICT) memberikan
kontribusi tertinggi, yakni mencapai 2.037.485 TEUs.

Hadir pada kesempatan public expose dan memberikan paparan kinerjanya, antara lain
Syahbandar Priok Andi Hartono, kepala OP Priok Capt. Wisnu Handoko, Kepala KKP
dr. Yudhi, Kapolres pelabuhan Tanjung Priok Putu Kholis, dan kepala karantina
pertanian Asrul. (***/ant)

Sumber: https://oceanweek.co.id/selama-2021-ada-979-eksportir-nakal-di-priok-disikat/
2. Kecurangan ekspor yang diduga bisa merugikan negara sebesar 26 triliun
Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara perihal tudingan main curang
kegiatan ekspor saat pandemi virus corona atau Covid-19. Tak tanggung-tanggung
tudingan tersebut bahkan lebih banyak saat pandemi virus corona.

"Sekarang dalam masa pandemi baru 5 bulan saja Indonesia sudah menghadapi 16
kasus tuduhan yang terdiri dari 10 tuduhan antidumping, dan 6 tuduhan safeguard
dari negara mitra," kata Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag
Pradnyawati dalam konfrensi pers melalui video teleconference di Jakarta, Senin
(8/6/2020).

Biasanya kata dia, tuduhan seperti ini setiap tahunnya hanya ada 14 kasus, tapi di
saat pandemi tuduhan main curang kegiatan ekspor ini melonjak drastis.

"Jadi sudah melebihi rekor tahunan. Biasanya setahun paling-paling kita


menghadapi 14 tuduhan rata-rata. Sekarang baru 5 bulan sudah 16 kasus," katanya.

Produk ekspor Indonesia yang dituduh main curang sangat bervariasi, mulai dari
mono sodium glutamat, baja, alumunium, kayu, benang tekstil, bahan kimia, matras
kasur hingga produk otomotif.

Di waktu yang sama Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag
Srie Agustina, mengatakan negara-negara yang menuding Indonesia main curang
adalah Amerika Serikat (AS), India, Ukraina, Vietnam, Turki, Uni Eropa (UE),
Filipina, Australia, dan Mesir.
Srie pun menilai tuduhan ini wajar karena situasi saat ini sangat tidak kondusif
akibat wabah virus corona yang melanda dunia, sehingga persaingan antar negara
untuk melakukan ekspor semakin sengit.

"Semua tuduhan tersebut berpotensi menyebakan hilanganya devisa negara 1,9


miliar dolar AS atau setara Rp 26,5 triliun," kata Srie.

Srie pun menambahkan angka tersebut lumayan besar di saat negara membutuhkan
banyak uang untuk bisa memulihkan ekonomi akibat terjang virus corona.

Sumber: https://www.suara.com/bisnis/2020/06/08/141717/indonesia-bisa-
kehilangan-rp-26-triliun-dari-tudingan-kecurangan-ekspor

3. Kecurangan Ekspor CPO hingga Banjir Kontraktor Asing


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tengah mendalami adanya dugaan penyelewengan

ekspor CPO dari Pusat Logistik Berikat Industri Besar di Sumatra yang ditaksir
merugikan negara mencapai sekitar Rp2 triliun sepanjang 2019 hingga 2021.

Bola panas problem minyak goreng terus dikawal oleh redaksi Bisnisindonesia.id.
Selain
itu, sejumlah isu turut menjadi sorotan mulai dari dominasi investor asing dalam proyek-
proyek konstruksi di Indonesia hingga jalan terjal penambahan kapasitas bandwith
melalui investasi satelit LEO.

Milenial kerap kali disebut-sebut sebagai sasaran besar pangsa pasar perumahan.
Namun,
belakangan bukan hanya milenial, Gen Z pun mulai dibidik oleh developer residensial.

Milenial atau sering dikategorikan sebagai Gen Y adalah mereka yang lahir pada
rentang
waktu 1981 hingga 1996. Jadi, usianya saat ini kira-kira 26 tahun hingga 41 tahun.

Sementara itu, yang dikategorikan sebagai Gen Z adalah mereka yang lahir mulai 1997
hingga 2012 atau saat ini berusia 10 tahun hingga 25 tahun. Tentu saja dalam hal ini Gen
Z yang mulai dibidik oleh kalangan developer perumahan adalah mereka yang berusia
minimal 20 tahun atau kelahiran 2002.

Bukan hanya kalangan pengembang, pemerintah dengan Perum Perumnas merupakan


BUMN yang berperan sebagai ujung tombak penyedia perumahan pun telah
mencanangkan solusi terpadu pengadaan rumah bagi generasi milenial dan Gen Z mulai
dari pembiayaan hingga pembangunannya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengemukakan perumahan merupakan masalah krusial di
seluruh dunia, termasuk Indonesia dengan populasi lebih dari 273 juta jiwa. Untuk itu,
perlu dicarikan one stop solution agar kebutuhan perumahan terpenuhi tidak hanya
untuk milenial tetapi juga Gen Z.

Pemerintah, lanjutnya, harus hadir agar Gen Z mendapat fasilitas terbaik tidak hanya bagi
pekerjaannya, tetapi juga rumah tinggal yang merupakan kebutuhan dasar mereka.

Terkait dengan upaya memenuhi kebutuhan perumahan itu, Kementerian BUMN


mendorong sinergi Bank Tabungan negara (BTN), PT Kereta Api Indonesia (KAI),
BUMN-BUMN karya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan PT Telkom untuk
memberikan one stop solution kepada Gen Z, mendapatkan kemudahan tidak hanya
perumahan, tapi juga terkait dengan pekerjaan.

Salah satu langkah konkret itu dengan mewujudkan impian milenial memiliki hunian
yang berkonsep transit oriented development (TOD).

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20220404/12/1518642/top-5-news
bisnisindonesiaid-kecurangan-ekspor-cpo-hingga-banjir-kontraktor-asing

 Kebijakan pemerintah yang harus dilakukan perihal kasus diatas:


1. .Kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan adalah menindaklanjuti aksi kecurangan
tersebut, dengan memberikan sanksi. Walaupun hal ini dianggap wajar karena masa
pandemi bukan berarti hal ini menjadi alasan untuk membela. Salah tetap salah karena
dapat merugikan suatu negara.
2. Pemerintah bisa meningkatkan keamanan keluar dan masuknya barang ekspor yang
terjadi di pelabuhan ataupun bandara
3. Pemerintah bisa mencabut izin ekspor atau melarang kegiatan eskpor yang
kecurangannya sudah terjadi berulang kali.

 Manfaat yang akan hadir dari kebijakan pemerintah tersebut


Manfaat yang didapat dari kebijakan pemerintah tersebut adalah dapat
meminimalisasikan tindakan curang dalam melakukan kegiatan ekspor. Tentunya sanksi
atau hukuman yang didapatkan bukan hanya merendam sementara akan tetapi dapat
memberikan efek yang jera bagi pelaku. Selain itu manfaat lainnya adalah negara tidak
akan mendapatkan kerugian dari tindakan eksportir yang curang atau ekspor tidak sehat
dan jika hal ini dapat dipulihkan ke arah yang lebih baik, bisa saja hubungan antar
negara juga semakin baik. Jangan sampai ekspor yang kita lakukan memberikan efek
yang trauma bagi negara lain jika kita membuat kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai