Anda di halaman 1dari 10

Tugas Individu

Bisnis Internasional

RANGKUMAN MINGGU 1-7

Nama : Muhammad Rizky Yudha Pratama

NIM : G021191195

Kelas : Bisnis Internasional B

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
PERTEMUAN 1
Perdagangan Internasional berhubungan dengan kekuatan pemerintah untuk dapat bersaing
dengan beberapa pasar lain yang berada dalam pasar internasional. Pemerintah dapat
memperketat pertukaran barang/jasa antara negara dan faktor-faktor produksinya. Pergerakan
internasional dari faktor-faktor produksi (imigrasi, foreign direct investment) sangat terdampak
oleh pembatasan aturan (relatif terhadap perdagangan barang & jasa). Dimana Pembatasan
paling ketat di tenaga kerja / imigrasi dan Kekuatan mana yang paling dominan adalah masalah
empiris.
Teknologi produksi pada dasarnya tidak dapat berpindah dengan mudah dari suatu negara
dengan negara lainnya. Terdapat perbedaan tersebut disebabkan pula oleh adanya perbedaan
besar dalam penggunaan teknologi produksi antar negara dan tidak hanya terikat pada perbedaan
dalam keteresediaan fisik dari faktor-faktor produksi. Selain itu, perpindahan ini dianggap sulit
dikarenakan pemanfaatan dari beberapa teknologi produksi akan sangat bergantung terhadap
kapasitas manusianya yang juga akan menyebabkan kesulitan perpindahan teknologi produksi.
Dari sini, intervensi pemerintah akan memiliki pengaruh yang besar dalam meningkatkan
efektifitas dari teknologi-teknologi yang berbeda seperti: (1) Infrastruktur
transportasi/komunikasi; (2) Sistem hukum; (3) Institusi labor market
Adapun beberapa cara mengukur globalisasi. Terdapat beberapa indikator yang digunakan
dalam mengukur globalisasi, seperti berikut:
 Arus perdagangan: Ekspor dan Impor Barang
 Perdagangan Jasa: transportasi, kesehatan, telekomunikasi, layanan bisnis (konsultan, IT,
administrasi kantor, call center)
 Kepemilikan asset asing
 Imigrasi
 Konvergensi harga: Kemungkinan perdagangan (bahkan jika tidak terjadi) dapat memberikan
dampak penting
Terdapat dua hal yang dapat menyebabkan globalisasi, yaitu: (1) Turunnya biaya transportasi
dan komunikasi: telegraph vs telefon vs internet; (2) Turunnya tarif: Terbentuknya GATT
(General Agreement on Tariffs and Trade) lalu diikuti WTO.
PERTEMUAN 2
Pada dasarnya, menjelaskan masalah World Trade Statistical Review dalam hal pertumbuhan
perdagangan secara ekspor dan produksi dalam rentang tahun 2010 hingga tahun 2020 terakhir.
Tiga barang dagangan Indonesia yang utama dalam world trade terbagi atas tiga, yaitu produk
pertanian, produk minyak dan tambang, serta manufaktur. Secara keseluruhan, pertumbuhan
ekspor dari ketiga barang ekspor dunia mengalami penurunan yang dimana pada tahun 2020
mencapai angka -5.1, yang mengakibatkan angka gross domestic product juga menyentuh angka
-4 meski dalam rentang periode 2018 sempat mengalami peningkatan menjadi 2.9. Secara
individu, produk pertanian mengalami penurununan rata-rata dari rentang waktu 2010 ke 2020
sebesar 1,3 hingga 1,7. Yang menyebabkan pada tahun 2020 kuartal pertama, pertumbuhan
volume ekspor dari produk pertanian menyentuh angka -5.1. Selanjutnya pada produk minyak
dan tambang, angka yang diperoleh pada tahun 2018 dianggap sudah menyentuh angka tertinggi
yaitu berada pada angka 7.8 yang diakibatkan adanya peningkatan persentase tahunan sebelum
tahun 2018. Namun, terjadi penurunan drastik ketika memasuki tahun 2019 yang diakibatkan
perubahan persentase tahunan yang menyentuh angka -2 hingga yang paling rendah yaitu -7,
yang mengakibatkan perubahan pertumbuhan tahunan pada produk minyak dan tambang
menyentuh angka 2.7 pada tahun 2019, dan juga mengalami perubahan persentase tahunan
sebesar -5 dan paling rendah yaitu -32 yang menyebabkan pada tahun 2020 produk minyak dan
tambang menyentuh angka -3.1. Lalu produk yang terakhir adalah manufaktur yang
pertumbuhannya memiliki pertumbuhan yang saam dengan produk minyak dan tambang, yang
sama sama mencapai tingkat tertingginya pada tahun 2018 yang mencapai 2.9, dan tingkat
terendah menyentuh -6.3 yang merupakan angka terendah dari kedua produk ekspor utama
lainnya. Hal ini menyebabkan angka GDP pun menurun hingga menyentuh angka -2.0 pada
tahun 2020 silam.
Keberadaan karakteristik lain yang menunjukkan hubungan perdagangan antar dua negara
menjadi penting dengan beberapa hal yang perlu dipahami sebagai berikut:
 Sharing Common Border
 Sharing Commong Language
 Former Colonial Ties
 Being Part of A Free-Trade
 Agreement Immigration Flows
 Other Cultural Ties
Ada beberapa hal yang perlu dipahami terkait dengan trade deficits and surpluses.
 faktor-faktor yang menghasilkan perdagangan terkait dengan seberapa banyak dan apa
yang diperdagangkan suatu negara, akan sangat berbeda dari faktor-faktor yang
menghasilkan defisit atau surplus perdagangan.
 apabila terjadi defisit atau surplus dalam negara tersebut, hal itu dapat berarti dua hal,
negara tersebut meminjamkan uang atau dipinjamkan uang dari beberapa negara yang
terletak di dunia ini.
 penentu defisit/surplus perdagangan negara dipelajari dalam lingkup course terpisah
tenatng makroekonomi internasiona
Pemasukan datang dari adanya kesamaan pandangan, perdagangan internasional, dan juga
hampir selalu merupakan transaksi yang saling menguntungkan antara pembeli dan penjual. Hal
kedua adalah upaya dari tiap-tiap negara berusaha keras untuk mengurangi hambatan
perdagangan di tingkat internal. Serta adanya perbedaan teknologi serta faktor harga (tenaga
kerja, modal, raw materials) menyebabkan munculnya pemasukan dalam sebuah negara.
Hal yang perlu dipahami dalam bangunan utama model perdaganan internasional adalah: (1)
Faktor-faktor produksi secara substansional lebih mobile di dalam negara daripada antar negara,
serta; (2) Adanya kekhususan teknologi produksi pada tiap negara. Perbedaan dalam
ketersediaan faktor dan teknologi tersebut lebih relatif besar jika diharapkan pada perbedaan
selera konsumen di seluruh negara.
PERTEMUAN 3
Pada dasarnya utilitas adalah sebuah istilah dalam ilmu ekonomi yang mengacu pada
kepuasan total yang diterima dari mengkonsumsi barang atau jasa. Mengenai maksimalisasi
utilitas, pada dasarnya hal ini merupakan sebuah konsep bahwa individu atau sekolompok orang
berusaha untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi dari keputusan ekonomi.
Dengan kondisi dimana ketika MRS > pC/pF akan menyebabkan keadaan dimana konsumen
ingin melakukan pertukaran antara F untuk C. Sedangkan sebaliknya, ketika MRS < pC/pF akan
menyebabkan keadaan dimana konsumen ingin melakukan pertukaran antara C untuk F.
Dalam teori konsumen, preferensi konsumen dapat dikatakan homotetik apabila suatu
kepuasan konsumen dapat diwakili oleh fungsi utilitas yang homogen derajatnya. Perubahan
pendapatan secara proporsional tercermin dalam permintaan optimal untuk semua barang dengan
mempertahankan harga tetap. Agregasi preferensi homotetik pun dapat digunakan untuk
menangkap semua permintaan agregat untuk suatu negara dengan memodelkan permintaan
konsumen. Selanjnutnya, permintaan agregeat ini tidak tergantung pada distribusi dana pada
keseluruhan konsumen. Dengan catatan penting, jika kesejahteraan agregat konsumen ini
meningkat (atau menurun) maka ini menyiratkan bahwa kesejahteraan secara keseluruhan juga
meningkat bahkan juga dapat menurun. Tapi hal ini tidak berarti bahwa kesejahteraan semua
konsumen individu dapat meningkat atau menurun.
PERTEMUAN 4
Exchange economic dimana tingkat produksi pada kondisi cenderung tetap ada asumsi-asumsi
yang perlu diketahui sebagai berikut:
• Dalam jangka waktu tersebut, semua faktor produksi adalah tetap (dialokasikan untuk
produksi barang tertentu)
• Moving these factors of production across sectors to produce different
• Barang butuh waktu namun, permintaan konsumen dapat bereaksi lebih cepat terhadap
perubahan harga
• Tentu saja, asumsi produksi tetap tidak akan valid untuk analisis dalam jangka waktu
yang lebih lama
Dalam konteks Small Open Economy, asumsikan bahwa ekonomi ini terbuka untuk perdagangan
internasional dengan kondisi pendekatan sebagai berikut : pT c = p T c/ pT . Muncullah sebuah
keadaan yang dikenal dengan sebutan two country equilibrium. Dari adanya two country
equilibrium, muncullah sebuah keuntungan komparatif. Dimana hal ini didefensikan sebagai
sebuah negara yang mempunyai keuntungan komparatif termasuk ke dalam harga relatif yang
cukup rendah dari harga relatif umumnya di beberapa negara di belahan dunia. Adapun sebuah
hukum yang digunakan dalam hal ini, dikenal juga dengan sebutan law of comparative
advantage. Ada juga sebuah istilah yang dikenal dengan sebutan country endowments. Kondisi
ini menunjukkan ketika konsumen pada umumnya berbagi preferensi homotetik yang sama
(tidak ada perbedaan selera antar negara), maka suatu negara akan memiliki keunggulan
komparatif dalam barangnya yang relatif melimpah. Dari sini, setiap negara akan melakukan
ekspor barang-barang yang memiliki keunggulan komparatif di negara tersebut karena dapat
menempatkan negaranya ke dalam posisi yang menguntungkan.
PERTEMUAN 5
Dalam kotak edgeworth akan tercapai alokasi yang efisien (pareto optimum) jika indifference
curve individu 1 dan 2 akan saling bersinggungan di satu titik. Dalam kotak edgeworth terdapat
arbitary trade price dimana pertimbangan harga perdagangan dari sini disimbolkan dengan pT.
Dalam efisien Paretto, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Hal yang pertama adalah
bahwasannya kurva kontrak adalah himpunan semua alokasi efisien Pareto dalam kotak
edgeworth. Hal yang kedua adalah keseimbangan perdagangan bebas harus berada pada kurva
kontrak (alokasi yang efisien) dan dalam lensa “keuntungan dari perdagangan”.
Pada efek redistributif perdagangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. (1) Bagaimana
terjadi kerugian pada seorang konsumen; (2) Seluruh konsumen mendapatkan keuntungan dari
perdagangan dibandingkan mengkonsumsi endowment mereka; (3) Namun ketika konsumen
berada pada posisi itu, ketika terjadi kenaikan 1 tingkat konsumen akan mendapatkan kenaikan
lebih dari perdagangan intra-national dibandingkan dengan perdagangan international. Sehingga
diperlukan sebuah tafsiran untuk menentukan keuntungan agregat dari sebuah perdagangan
internasional:  Memperhatikan pada setiap konsumen yang memperoleh nilai kurang dari 'rata-
rata' pada setiap perdagangan  Pembuat kebijakan pemerintah selalu dapat mendistribusikan
kembali sumbangan konsumen untuk memastikan bahwa setiap orang memperoleh keuntungan
dari perdagangan  Secara umum, akan selalu ada pembayaran yang dapat dilakukan konsumen
ke 2 kepada konsumen ke 1 sehingga konsumen ke 1 tidak akan rugi dari perdagangan  Namun,
dalam praktiknya, redistribusi semacam ini bisa sangat sulit diterapkan
PERTEMUAN 6
Ada beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu mengenai teori ini. David Ricardo, seorang
yang menemukan model perdagangan Ricardian ini, mengemukakan dalam bukunya dengan judul
Tentang Prinsip Ekonomi Politik dan Perpajakan (1817), adapun asumsi utama dalam pendekatan model
perdagangan Ricardian. Asumsi-asumsi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
 Agregat endowment tenaga kerja
 Pengembalian konstan untuk skala produksi
 Pasar tenaga kerja dan output yang kompetitif
 Pergerakan bebas tenaga kerja lintas sektor
 Dalam kondisi ekuilibrium, upah harus disamakan di seluruh sektor (di mana produksi terjadi)
 Sebuah teknologi produksi dapat disederhankan dengan kebutuhan tenaga kerja unit
Mengenai produktivitas dan upah pada model ini, dipaparkan ada tiga hal yang terkait dengan hal ini,
yaitu sebagai berikut:
 Pasar tenaga kerja dan output yang kompetitif
 Pekerja dapat dengan bebas berpindah ke sektor dengan upah yang lebih tinggi (ini adalah jangka
panjang), maka harus memiliki w = wC = wF setiap kali C dan F diproduksi
 Jika negara terspesialisasi dalam barang i = {C , F } maka upah adalah w = pi /aLi
Ricardian Trade and Relative Wages (Across Countries) dapat dilakukan asumsi terkait berapa hal.
Yang pertama, dilakukan sebuah perasumsian bahwa 2 negara bersifat terbuka untuk berdangan dengan
harga relatif pT. Yang kedua, kedua negara yang melakukan trade tersebut sepenuhnya terspesialisasi
(dengan asumsi C untuk home country sedangkan F untuk foreign country). Dan asumsi terakhir adalah
upah relatif ditentukan oleh syarat perdagangan dan keuntungan produktivitas absolut antara kedua
negara (dalam barang yang diproduksi di masing-masing negara). Dan yang terakhir membahas mengenai
producitivity and walfare. Dimana ada beberapa hal yang perlu dipahami sebagai berikut:
 Produktivitas absolut menentukan perbedaan kesejahteraan antar negara sedangkan produktivitas
relatif menentukan pola perdagangan (keunggulan komparatif)
 Namun, keuntungan dari perdagangan tidak tergantung pada perbedaan dalam produktivitas absolut
 Dalam keseimbangan perdagangan, peningkatan produktivitas absolut biasanya menghasilkan
keuntungan kesejahteraan bagi negara.
PERTEMUAN 7
Di bawah constant to retursn to scale, fungsi produksi dengan satu faktor dapat diringkas dengan satu
angka yang melambangkan kebutuhan input unit. Apabila berada di posisi lebih dari satu faktor, fungsi
produksi tersebut mencerminkan substitusi antara faktor produksi. Dari sini, akan muncul sebuah asumsi
dimana QC = FC (KC , LC ) dan QF = FF (KF , LF ), dan dengan di posisi yang sama, muncul sebuah
asumsi dimana F (tK, tL) = tF (K, L) untuk setiap t > 0. Dan juga akan menagsumsikan marginal returns
yang semakin berkurang ke satu faktor ke satu faktor yang lain yaitu faktor komplementaritas. Adapun
sifat fungsi produksi sebagai berikut:
 Produk Marjinal MPK = ∂F(K, L)/∂K = FK (K, L) dan MPL = ∂F(K, L)/∂L = FL (K, L) Dengan catatan
untuk setiap fungsi produksi, harus memiliki MPK ≥ 0 dan MPL ≥ 0
 Berkurangnya marginal returns ke asumsi faktor tunggal MPK = FK (K, L) menurun di K dan MPL =
FL (K, L) menurun di L
 Faktor komplementaritas MPK = FK (K, L) meningkat di L dan MPL = FL (K, L) meningkat di K
Catatan : Asumsi ini semuanya kompatibel dengan constant returns ke semua faktor.
Dalam implikasi constant returns to scale untuk produk marjinal, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Yang pertama adalah perlu diingat asumsi bahwa F(tK, tL) = tF (K, L) untuk setiap t > 0.
Sedangkan pembedaan terhadap K adalah sebagai berikut:
F K (tK, tL)t = tFK (K,L)  F k (tK, tL) = Fk (K,L)
Dari sini, peningkatan proporsional dalam K dan L membuat MPK sama sekali tidak mengalami
perubahan. Sehingga, berakhir dengan:
F L (tK,tL) = FL (K,L)
Dari sini, dapat dilihat bahwasannya peningkatan proporsional dalam K dan L membuat MPL sama sekali
tidak mengalami perubahan. Hal ini mengarah kepada pembahasan mengenai produksi dengan output
kompetitif dan pasar faktor. Ketika fakor dibayar dengan nilai produk marjinalnya, maka persamaan yang
muncul r = pMPK dan w = pMPL dengan persayaratan bahwasannya penetapan biaya harga marjinal
sama dengan harga biaya rata-rata dengan constant returns to scale:

Sehingga dalam rumusan tersebut tidak ada keuntungan ekonomi yang juga berakhir kepada sebuah
formula yaitu p = pQ - rK - wL = 0. Dari sini, ditarik sebuah pemikiran bahwa pembyaran ke modal K
baik sebagai nilai MPK atau sebagai pendapatan yang tersisa untuk pemilik perusahaan (pemilik modal)
setelah tenaga kerja dibayarkan dapat dirumuskan dengan perumusan seperti berikut:
Isoquant yang terkait dengan fungsi produksi FC (KC , LC) adalah himpunan input (KC , LC) yang dapat
digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu QC. Himpunan isokuan dapat digunakan untuk
mewakili fungsi produksi yang diberikan Kelengkungan isokuan menangkap substitusi faktor-faktor
dalam produksi (sejajar dengan kurva indiferen). Unit isokuan adalah kombinasi input (KC, LC) yang
dapat digunakan untuk menghasilkan satu unit output. Dengan banyak faktor, perusahaan dapat memilih
kombinasi yang berbeda dari persyaratan input unit aLC dan aKC. Kemiringan setiap isokuan pada (LC,
KC) adalah MPLC/MPKC yang diambil dari turunan total Fc (Kc, Lc) = Qc:

Jadi dengan hasil skala produksi yang konstan, kemiringan isokuan tidak berubah sepanjang ray yang
dihasilkan apapun dari titik asal. Hal tersebut diakibaktan adanya perubahan proporsional di dalam output
yang memiliki nilai yang sama dengan perubahan proporsional dalam input sebuah pertukaran.
Mengingat harga faktor w dan r , perusahaan meminimalkan biaya produksi unit QC output rKc + wLc
dengan memilih Kc dan Lc sedemikian rupa sehingga MPLc/MPKc = w/r. Sehingga yang perlu
diperhatikan bahwa hal tersebut juga tersirat oleh harga faktor yang sama dengan nilai produk
marjinalnya. Yang dapat dirumuskan dengan:

Di bawah produksi skala pengembalian konstan, perusahaan akan selalu menghasilkan unit output QC
dengan LC/KC yang sama seperti yang digunakan untuk memproduksi satu unit output. Pada w dan r
yang diberikan, sebuah perusahaan memilih persyaratan input unit aLC dan aKC sedemikian rupa
sehingga MPLC/MPKC = w/r. Biaya unit yang diminimalkan adalah waLC + raKC (AC konstan = MC.
Perusahaan memproduksi unit output QC menggunakan LC = QC aLC , KC = QC aKC. Jadi hanya perlu
menyelesaikan minimalisasi biaya untuk QC = . Hubungan antara LC/KC dan w/r dapat diwakili oleh
kurva permintaan relatif untuk faktorfaktor (yang tidak tergantung pada jumlah output QC yang
dihasilkan). Perhatikan kesamaan dengan kurva permintaan relatif barang (dan hubungannya dengan
faktor/kemampuan substitusi yang baik). Perhatikan juga bahwa buku teks menggunakan hubungan
antara KC/LC dan w/r (yang menyiratkan kurva miring positif).

Anda mungkin juga menyukai