Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KERJASAMA INTERNASIONAL INDONESIA-AUSTRALIA

Diajukan sebagai tugas matakuliah Ekonomi Internasional

Disusun Oleh:

Hamzah Abdurrahman F.1910834


Intan Firdaus Zohani F.1910293

FAKULTAS EKONOMI ISLAM


UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr, Wb. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa
pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya
baik berupa jasmani maupun rohani, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Ekonomi Internasional yang berjudul “Kerjasama Internasional Indonesia-Australia”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi.

Mungkin ini saja yang dapat kami sampaikan, mohon maaf bila ada salah kata dari
kami, kami ucapkan terima kasih.

Bogor, April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Hubungan Kerjasama Indonesia-Australia..................................2
2.2. Bentuk Kerjasama Internasional Indonesia-Australia dalam
Bidang Ekonomi..........................................................................3
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan...............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................6

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan yang dihadapi oleh negara semakin kompleks. Mulai dari masalah
ekonomi, politik, keamanan, kesehatan, lingkungan dan sebagainya. Diantara isu-isu yang
dihadapi oleh negara-negara di dunia tersebut, isu ekonomi merupakan salah satu hal yang
sangat penting. Sebab, Masalah ekonomi tidak terbatas pada pertukaran barang dan jasa akan
tetapi menyangkut transaksi ekonomi antara satu negara dengan negara lainnya Semakin
kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara mampu memenuhi sendiri
kebutuhannya. Sehingga hal yang lazim disaksikan adalah adanya kerjasama antar negara
baik dengan negara tetangga, negara dalam satu kawasan maupun negara yang ada di
kawasan lainnya.

Misalnya kerjasama antara Indonesia dan Australia dalam berbagai bidang. Hal ini
dilakukan tentunya untuk memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Hubungan antara
Indonesia dan Australia mempunyai sejarah yang panjang. Dalam beberapa literatur sejarah
dijelaskan bahwa para nelayan Bugis dan Makasar secara teratur berlayar ke perairan
Australia sebelah utara setidaknya sejak tahun 1650. Pelayaran ini dimulai pada masa
Kerajaan Gowa di Makasar tahun 1950an. Para pelaut Makassar dan Bugis ini menyebut
Tanah Arnhem dengan sebutan Marege dan bagian daerah barat laut Australia mereka sebut
Kayu Jawa. Para pelaut yang datang ke Australia tersebut bertujuan untuk mencari ikan yang
akan dibawa pulang ke Indonesia kemudian di jual kembali maupun diekspor ke negara lain.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada karya tulis ini adalah:

1. Bagaimana hubungan kerjasama internasional antara Indonesia dan Australia?


2. Bagaimana bentuk kerjasama internasional antara Indonesia dan Australia dalam
bidang ekonomi?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Terbentuknya Hubungan Kerjasama Internasional Indonesia – Australia

Hubungan antara pemerintah Indonesia dengan Australia sudah lama terjalin dan
pertama kali dilakukan setelah paska kemerdekaan Indonesia tahun 1945 dan sudah diakui
oleh beberapa negara di dunia bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang berdaulat dan
makmur tidak lagi sebagai negara yang dijajah oleh Belanda maupun Jepang. Hubungan
Diplomatik Indonesia-Australia dibuka pada tahun 1949, dan Indonesia membuka hubungan
diplomatik penuh pada tanggal 17 Maret 1950 dengan menunjuk Dr. Oesman Sastroamidjojo
sebagai Kuasa Usaha ad Interim yang untuk sementara menempati Gedung Arsip Nasional di
Canberra. Dr. Oesman kemudian kembali ke Indonesia tanggal 5 Juli 1950 dan digantikan
oleh Oetojo Ramelan sebagai Duta Besar Penuh. Kantor Perwakilan RI di Canberra pada saat
itu berpindahpindah, dan baru pada bulan Agustus 1971 menempati Kantor Permanen yang
ada saat ini di daerah Yarralumla, yang merupakan daerah lingkungan perwakilan-perwakilan
asing di Canberra.

Hubungan bilateral Indonesia dan Australia tergolong hubungan yang sangat unik, di
satu sisi menjanjikan berbagai peluang kerjasama namun tetapi di sisi lain juga penuh dengan
berbagai tantangan. Bahkan kedua negara seringkali digambarkan seperti roller coaster yakni
naik secara perlahan namun turun dengan sangat tajam menjadi bagian dari sejarah
hubungan kedua negara. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai perbedaan diantara kedua
negara dan bangsa yang terkait dengan kebudayaan, tingkat kemajuan pembangunan,
orientasi politik yang mengakibatkan pula perbedaan prioritas kepentingan. Tidak dipungkiri,
perbedaan-perbedaan tersebut menciptakan berbagai masalah yang selalu mewarnai
hubungan kedua negara. Kondisi hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia kerap
mengalami pasang surut hubungan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti faktor
geografis yang cukup dekat sehingga sering menimbulkan permasalahan dalam segi teritorial,
faktor kultural antara ke dua negara yang berbeda dari segi norma, nilai, agama, serta
kebiasaan, dan yang paling utama adalah dari faktor kepentingan nasional. Sebelum
terjadinya perang dunia ke II, Australia tidak menaruh perhatian kepada Indonesia mengingat
negara induknya yaitu Kerajaan Inggris memiliki hubungan baik dengan Kerajaan Belanda.

Pasca perang dunia ke II, pemerintah serta rakyat Australia mendengar perjuangan
rakyat Indonesia melalui radio. Sehingga merekapun menunjukan rasa simpati dan

6
dukungannya. Bukti dukungan moral Pemerintah Australia dan rakyatnya adalah adanya
kritik terhadap Belanda saat melakukan agresi militer. Sikap konsisten Australia mendukung
perjuangan Indonesia selama berlangsungnya revolusi fisik tersebut tampak dalam reaksinya
ketika Belanda melancarkan dua kali agresi militernya. Australia berperan aktif ketika
Indonesia mendapatkan agresi militer I dari Belanda. Pemerintah Australia kemuian
bertindak dengan melaporkan dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan
tindakan militer Belanda kepada Indonesia.

Indonesia adalah tetangga Australia yang terdekat. Hubungan antara kedua negara ini


mempunyai sejarah yang panjang. Dalam perjalanannya, hubungan antara Indonesia dan
Australia tidak terlepas dari konflik. Ketika terjadinya konfrontasi antara Indonesia dan
Malaysia, Australia turut campur dengan berpihak kepada Malaysia. Militer Australia yang
ketika itu mendukung Malaysia, terlibat pertempuran dengan militer Indonesia di Borneo
(Kalimantan). Masa Pemerintahan Orde Baru di Indonesia merupakan suatu masa
berkembangnya hubungan antara Indonesia dengan Australia.

Namun, ketika terjadi pemisahan Timor Timur (sekarang Timor Leste) dari Indonesia
pada 1999, hubungan kembali memanas. Indonesia menganggap bahwa lepasnya Timor
Timur dikala itu akibat dari turut campur Australia. Saat ini, hubungan kedua negara juga
sedikit terganggu akibat dari sikap sebagian kongres Australia yang membiarkan masuknya
pelarian dari gerakkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) ke wilayah Australia. Selain itu, isu
mengenai pencari suaka dan penyadapan yang dilakukan oleh intelejen Australia terhadap
biro-biro hukum di Indonesia, dan sikap abstain Australia terhadap isu tersebut, membuat
Indonesia mulai mempertanyakan hubungan teman atau lawan dengan Australia.

2.2 Bentuk Kerjasama Internasional Indonesia-Australia dalam Bidang Ekonomi

Berbagai interaksi yang melibatkan menteri maupun pejabat kedua negara


menunjukkan luasnya cakupan hubungan, kerja sama, dan kemitraan Indonesia dan Australia,
termasuk di bidang ekonomi, pertahanan, hukum, pendidikan, pertanian, transportasi,
maupun bidang-bidang lainnya.

Dalam bidang ekonomi, perdagangan dan investasi kedua negara terus meningkat,
dengan nilai perdagangan pada tahun 2013 tercatat mencapai US$ 11 milyar Saat ini kedua
negara tengah membahas Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership

7
(IACEPA) yang diharapkan akan menjadi kerangka bagi pengembangan dan perluasan
hubungan ekonomi kedua negara.

Negara Australia selama bertahun-tahun telah menjalin hubungan baik dengan


Indonesia. Banyak turis Australia yang mengunjungi destinasi wisata di Indonesia, begitu
pula sebaliknya. Hal ini juga terlihat dalam segi hubungan ekonomi antara Indonesia dan
Australia. Lebih lanjut, untuk mengukuhkan hubungan sekaligus meningkatkan
perekonomian di kedua negara, Indonesia dan Australia sepakat untuk membentuk sebuah
perjanjian berupa IA-CEPA.

Bukan tanpa alasan, pembentukan kesepakatan IA-CEPA menunjukkan bahwa


Indonesia memiliki potensi pasar yang menguntungkan bagi investor Australia, begitu pula
sebaliknya. Setelah melalui proses negosiasi yang panjang, kini akhirnya IA-CEPA telah
resmi diberlakukan. Perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia dan Australia ini mencakup
beberapa hal yang tentunya diharapkan dapat memperkuat poros ekonomi Tanah Air.

Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA)


merupakan sebuah bentuk kerja sama antara Indonesia dan Australia. Kerjasama di bidang
ekonomi ini dituangkan ke dalam perjanjian dengan maksud menjadikan kedua negara
tersebut sebagai Economic Powerhouse. Perjanjian ini telah ditandatangani oleh kedua negara
sejak Maret 2019 dan telah melalui proses ratifikasi.

IA-CEPA terlebih dahulu diratifikasi oleh Australia pada tanggal 26 November 2019
yang diikuti oleh Indonesia yang meratifikasi perjanjian tersebut. Kemudian di tanggal 28
Februari 2020, ratifikasi ini ditindaklanjuti dengan penerbitan UU No. 1 Tahun 2020 tentang
Pengesahan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Australia.

Setelah menjalani 10 bulan proses ratifikasi, Menteri Perdagangan Republik Indonesia


Agus Suparmanto dan Menteri Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata Australia Simon
Birmingham sepakat untuk memberlakukan IA-CEPA di tanggal 5 Juli 2020. Agus
Suparmanto juga mengatakan bahwa melalui pertemuan virtualnya bersama Simon
Birmingham, mereka sepakat bahwa implementasi IA-CEPA penting untuk dilakukan
sesegera mungkin agar dapat membantu memulihkan perekonomian setelah terpaan pandemi
COVID-19 di kedua negara.

Apa saja kebijakan yang termasuk dalam IA-CEPA? Perjanjian bilateral ini mencakup
perdagangan ekspor impor, ketenagakerjaan, telekomunikasi, investasi, dan perdagangan

8
elektronik. Contohnya adalah tarif bea cukai 0% untuk ekspor produk ke Australia,
pendidikan vokasional, dan program magang untuk meningkatkan kualitas SDM di
Indonesia.

Perjanjian IA-CEPA diharapkan semakin mempermudah aktivitas investasi, baik bagi


investor asal Indonesia yang ingin melakukan ekspansi maupun investor Australia yang
tertarik untuk menanamkan modal di perusahaan Indonesia. Selama ini, Indonesia menduduki
peringkat 12 sebagai negara tujuan investasi Australia. Terbentuknya IA-CEPA diharapkan
mampu menjadi dorongan bagi Indonesia untuk melesat masuk ke top 10 negara tujuan
investasi Australia.

IA-CEPA menjadi perlindungan dan fasilitas investasi bagi investor di kedua negara
ini terutama di sektor infrastruktur, energi, pariwisata, pengolahan makanan, pendidikan
tinggi, dan pengembangan teknologi. Pemberlakuan IA-CEPA pada bulan Juli ini menjadi
angin segar bagi tingkat investasi di Indonesia yang mengalami penurunan dikarenakan
pandemi COVID-19.

Sebelum IA-CEPA resmi diberlakukan, Indonesia telah menyusun teknis pelaksanaan


agar ke depannya implementasi IA-CEPA dapat berjalan lancar serta meminimalisir
hambatan yang mungkin. Hal ini diungkapkan oleh Iman Pambagyo selaku Dirjen
Perundingan Perdagangan Internasional yang turut menyusun peraturan untuk penurunan tarif
dan penerbitan surat keterangan asal (SKA). Sosialisasi mengenai IA-CEPA juga tengah
dilakukan kepada seluruh jajaran Kantor Kepabeanan dan Instansi Penerbit Surat Keterangan
Asal dan pemerintah daerah.

Dengan peniadaan tarif bea cukai, IA-CEPA dapat menjadi katalis peningkatan
ekspor produk Indonesia ke pasar Australia, seperti produk otomotif, tekstil, kayu, karet,
elektronik, mesin, makanan dan minuman, serta pengembangan industri kreatif. Di luar
perdagangan, Australia juga menyiapkan 200 visa magang di berbagai sektor prioritas, mulai
dari pendidikan hingga teknologi informasi.

IA-CEPA menjadi jembatan antara Indonesia dan Australia, di mana kedua negara ini
dapat saling memanfaatkan keunggulan satu sama lain untuk meningkatkan produktivitas
serta meminimalisir biaya operasional. Sebagai contoh di sektor makanan dan minuman,
Indonesia dapat menggunakan bahan pangan yang diimpor dari Australia dengan harga yang
lebih terjangkau dan produk olahan tersebut dapat dijual kembali dengan harga bersaing di
Australia.

9
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA)
menciptakan kerangka kerja untuk era baru hubungan ekonomi yang lebih erat antara
Australia dan Indonesia dan membuka pasar dan peluang baru untuk bisnis, produsen utama,
penyedia jasa, dan investor.  IA-CEPA adalah perjanjian komprehensif, dibangun
berdasarkan perjanjian-perjanjian multilateral dan regional yang telah ada termasuk
Perjanjian Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN – Australia – Selandia Baru
(AANZFTA).  IA-CEPA mulai berlaku pada 5 Juli 2020.

Hasil dan manfaat utama dari bentu kerjasama IA-CEPA yaitu sebagai berikut:

 Dibangun berdasarkan AANZFTA, IA-CEPA akan memberikan akses yang lebih baik
dan lebih pasti ke pasar Indonesia untuk eksportir Australia. Lebih dari 99% ekspor
barang Australia ke Indonesia berdasarkan nilai akan bebas bea masuk atau di bawah
pengaturan preferensi yang meningkat secara signifikan. Australia akan segera
mengeliminasi semua tarif impor dari Indonesia ke Australia yang tersisa.

 IA-CEPA mengandung seperangkat aturan modern berkualitas tinggi yang mengatur


perlakuan terhadap jasa dan investasi, serta aturan modern tentang perdagangan
digital.
 Sebagai bagian dari paket keterampilan secara keseluruhan, Australia dan Indonesia
telah sepakat untuk Pertukaran Keterampilan timbal balik, yang memungkinkan para
profesional dari kedua negara untuk mendapatkan pengalaman selama 6 bulan di
pasar pihak lain.
 IA-CEPA mencakup kerangka kerja untuk perdagangan dan yang terkait investasi
melalui program kerja yang didanai bersama. Program kerja bersama ini akan
mendukung kegiatan bantuan teknis dan peningkatan kapasitas di berbagai bidang
terkait perdagangan untuk memperkuat hubungan komersial dan membantu
menstimulir investasi dua arah.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perdagangan dan perniagaan antara Australia dan Indonesia semakin tumbuh.


Perdagangan dua-arah telah meningkat menjadi 25,2% selama tahun 2000-2002. Lebih dari
400 perusahaan Australia sedang melakukan perniagaan di Indonesia, mulai dari usaha
pertambangan sampai telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan ini bekerja sebagai mitra
dagang dengan perusahaan dan pemerintah Indonesia.

Demi mendukung IA-CEPA, pemerintah menerbitkan tiga aturan


pendukung. Pertama, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 63 Tahun 2020 tentang
Ketentuan Asal Barang Indonesia dan Ketentuan Penerbitan Dokumen Keterangan Asal
untuk Barang Asal Indonesia dalam Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan
Australia.

Kedua, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.10/2020 tentang Penetapan


Tarif Bea Masuk dalam rangka Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-
Australia. Ketiga, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.04/2020 tentang Tata Cara
Pengenaan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor Berdasarkan Persetujuan Kemitraan Ekonomi
Komprehensif Indonesia-Australia. Lebih lanjut, kedua negara akan mengimplementasikan
kerja sama dalam bentuk kolaborasi 'economic powerhouse'. Misalnya, bahan baku gandum
didatangkan dari Australia. Lalu, diolah di Indonesia menjadi produk makanan olahan.

11
DAFTAR PUSTAKA

IA-CEPA Pacu Kerja Sama Ekonomi Indonesia dan Australia


https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/ia-cepa-pacu-kerja-sama-
ekonomi-indonesia-dan-australia#:~:text=Apa%20itu%20IA%2DCEPA,negara%20tersebut
%20sebagai%20Economic%20Powerhouse. Diakses pada 2021.
Kedutaan Besar Australia Indonesia
https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/trade.html diakses pada 2020

Kusumohamijojo, Budiono. Hubungan Internasional, kerangka untuk analisis. Bina


Cipta Karya: Jakarta.

Sjamsul arifin, Dian Ediana Rae, dan Charles P.R Joseph. 2004. Kerjasama
Perdagangan Internasional: Peluang dan Tantangan bagi Indonesia. Gramedia: Jakarta

Sobri. 2001. Ekonomi Internasional : Teori Masalah dan Kebijaksanaannya. BPFE


UI : Depok

12

Anda mungkin juga menyukai