Anda di halaman 1dari 20

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/376954806

DAMPAK PERJANJIAN INDONESIA-IRAN (II-PTA) BAGI PEREKONOMIAN


INDONESIA

Article · December 2023

CITATIONS READS

0 59

1 author:

Afta Farel
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Afta Farel on 30 December 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


DAMPAK PERJANJIAN INDONESIA-IRAN (II-PTA) BAGI PEREKONOMIAN

INDONESIA

Afta Farel

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

E-mail : afta.farel.law21@mail.umy.ac.id

Abstrak
Perjanjian internasional merupakan perjanjian yang dilakukan oleh beberapa negara
dengan konsekuensi hukum bagi yang melakukannya. Perjanjian yang dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan berbagai sektor yang menjadi unggulan suatu negara
serta dapat memberikan keuntungan bagi negara tersebut. Salah satunya yaitu perjanjian
Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA). Perjanjian ini dilakukan untuk
meningkatkan perekonomian negara Indonesai dan Iran. Penelitian ini dilakukan dengan
manggunakan Metode normatif dimana data-data yang diambil berdasarkan literatur
yang didapat sesuai dengan topik pembahasan. Yang mana dapat disimpulkan bahwa
dampak dari perjanjian ini berpengaruh pada penghapusan atau pengurangan tarif
ekspor maupun impor serta harga-harga barang yang tercantum dalam perjanjian II-
PTA. Perjanjian ini juga berpengaruh bagi industri ekonomi dalam memperluas
kesempatan kerja, karena bertambahnya tenaga kerja yang butuhkan setelah
disepakatinya perjanjian ini. Namun terdapat kendala-kendala yang harus diselesaikan
seperti perbedaan mata uang dalam sistem pembayaran, transportasi yang digunakan
untuk kegiatan ekspor-impor, serta kebijakan pembatasan ekspor-impor untuk produk
yang telah dapat diproduksi di masing-masing negara.
Kata Kunci : Perjanjian Internasional, II-PTA, Ekspor-Impor

I. PENDAHULUAN

Hubungan internasional yang dilakukan oleh negara-negara merupakan

bidang diplomasi internasional. negara-negara terlibat dalam hubungan

diplomatik ketika mereka ingin memenuhi kebutuhan negara-negara lain di

wilayah dimana negara-negara tersebut lemah atau tidak ada sama sekali.1 Ketika

melakukan hubungan diplomatik kedua pihak harus menyepakati persetujuan

1
Kumparan.com, 9 November 2021, Hubungan Diplomatik : Pengertian dan Kriteria,
https://kumparan.com/kabar-harian/hubungan-diplomatik-pengertian-dan-kriterianya-1wstgITUIg4,
diakses pada Senin 18 Desember 2023.
yang dibuat. Artinya tidak ada salah satu pihak yang merasa terbebani atau

terpaksa menyetujui perjanjian hubungan diplomatik tersebut.

Kerjasama bilateral merupakan salah satu bentuk dari hubungan

diplomatik yang dilakukan antar negara dengan berbagai bentuk dan tujuan.

Kerjasama bilateral yang dilakukan dengan strategi untuk menjalin kerja sama

yang erat guna mencapai tujuan bersama di bidang politik, ekonomi, masyarakat,

budaya, teknologi, dan lainnya. Tujuan dari kolaborasi bilateral adalah untuk

memberikan manfaat bagi kedua negara dalam kerja sama semacam ini, masing-

masing pihak berupaya memperbaiki situasinya sendiri.2 Kerjasama ini biasanya

berbentuk perjanjian internasional yang nantinya disepakati oleh para pihak yang

terlibat. Kerjasama yang dilakukan harus sesuai dengan landasan hukum yang

mengatur tundakan suatu negara atau subjek hukum internasional lainnya yang

telah menjadi kesepakatan bersama dalam perjanjian. 3

Tujuan perjanjian internasional adalah untuk menetapkan pelaksanaan

hukum tertentu di antara negara-negara anggota komunitas global. Para

penandatangan perjanjian internasional ini terikat pada ketentuan-ketentuannya.4

Ketika dua negara atau lebih, atau bahkan hanya satu negara dan sebuah badan

internasional, mencapai kesepakatan, maka hal tersebut dianggap sebagai

perjanjian internasional. Objek dari perjanjian internasional bermacam-macam

bentuk, dapat berupa barang yang akan di ekspor maupun impor atau jasa yang

bisa didapatkan dari kedua belah pihak yang melaksanakan perjanjian. Salah satu

2
Yordan Gunawan, 2021, Introduction to Indonesian Legal System, Yogyakarta, UMY Press, hlm.
3
Yordan Gunawan, Verocha Jayustin Sastra, Adyatma Tsany Prakosa, Mutia Ovitasari, Lathifah Yuli
Kurniasih, 2020, “The Validity of Turkey-Libya’s Agreement on Maritime Boundaries in International
Law”, Jurnal Hukum dan Peradilan, Vol. 9 No. 2, hlm. 170-185.
4
J.G Starke, 2004, Pengantar Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta
contoh perjanjian internasional yaitu perjanjian perdagangan antara Indonesia dan

Iran.

Perjanjian ini dikenal dengan Indonesia-Iran Preferential Trade

Agreement (II-PTA). Perjanjian Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-

PTA) merupakan jenis perjanjian bilateral, yang artinya perjanjian perdagangan

yang dilakukan antara dua negara. Perjanjian Indonesia-Iran (II-PTA) merupakan

salah satu strategi Indonesia untuk memaksimalkan manfaat dari kegiatan

perdaganagn internasional. Perjanjian yang dilakukan juga bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan nasional, cadangan devisa, serta peluang kesempatan

kerja bagi Indonesia. Dengan dilakukannya perjanjian ini akan mengurangi

maupun menghilangkan berbagai hambatan yang terjadi di dalam perdagangan

internasional.

Perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Iran tentunya berdampak

bagi keberlangsungan perekonomian Indonesia. Kegiatan ini digunakan untuk

membuka jalan bagi Indonesia masuk kedalam pasar internasional. Bukan hanya

di kawasan iran saja, namun juga kedaerah-daerah kawasan Timur Tengah

lainnya.5 Masuknya Indonesia kedalam pasar internasional salah satunya untuk

melihat kualitas produk-produk internasional sebagai tolak ukur, sehingga

Indonesia dapat meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing

di ranah internasional.

II. RUMUSAN MASALAH

5
Indra Gunawan, Keuntungan Perjanjian Dagang II-PTA, Bisnis.com,22 Mei 2023,
https://ekonomi.bisnis.com/read/20230522/12/1658123/ri-dan-iran-segera-teken-perjanjian-dagang-pta-
ini-keuntungannya, diakses pada Senin, 18 Desember 2023, Jam 19.21 WIB
Berdasarkan latar belakang maslah tersbut maka rumusan masalah yang akan

dibahas sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak perjanjian Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement

(II-PTA) bagi perekonomian Indonesia

2. Apa tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan perjanjian Indonesia-Iran

Preferential Trade Agreement (II-PTA)

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif, dimana

menggunakan analisis kualitatif dengan menjelaskan data-data yang diperoleh

dari literatur yang berkaitan dengan topik permasalahan. Penelitian ini mengkaji

berbagai sumber yang didapat baik buku, jurnal, maupun artikel yang berkaitan

dengan perjanjian perjanjian Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-

PTA)

IV. PEMBAHASAN

A. Dampak perjanjian Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-

PTA) bagi perekonomian Indonesia

Seiring perkembangan zaman dari masa kemasa membawa kita menuju

perubahan ke era globalisasi yang sangat berkembang pesat. Kemajuan

teknologi terus berkembang mulai dari teknologi industri, informasi, maupun

komunikasi. Perkembangan ini tentunya memberikan dampak bagi

kehidupan masyarakat, dalam berbangsa maupun bernegara. Dampak yang

dirasakan tentunya membawa pengaruh dalam keberlangsungan berbagai

aktivitas dalam kehidupan masyarakat.


Salah satu perkembangan yang dapat kita lihat yakni dalam kerjasama

antara negara-negara maju maupun berkembang. Perkembangan ini

membawa perubahan bagi negara-negara di tatanan internasional. Kerjasama

yang dilakukan memberikan dampak positif maupun negatif bagi masyarakat.

Perkembangan ini dapat dilihat dari banyaknya perjanjian internasional yang

dilakukan oleh berbagai negara dengan tujuan untuk mengembangkan

negaranya. Adanya kolaborasi yang dilakukan bagi negara merupakan suatu

hal yang penting. Kerjasama ini disebut dengan kerjasama bilateral yang

mana dalam kerjasama ini memberikan keuntungan ekonomi antara dua

negara atau negara dengan suatu organisasi atau kelompok resmi lainnya.6

Hubungan perjanjian internasional yang dibangun oleh suatu negara

tentunya tidak terlepas dari tujuan untuk mengembangkan perekonomian

negara tersebut. Adanya Perjanjian ini merupakan upaya untuk

mengoptimalkan potensi perdagangan bilateral antara kedua negara. Dimana

dilakukannya perjanjian ini agar antara negara yang terlibat mendapatkan

manfaat timbal balik dalam perkembangan ekonominya. Perjanjian yang

dilakukan merupakan salah satu upaya untuk memperluas jangkauan

pertumbuhan perekonomian. Yang mana saat ini pertumbuhan ekonomi

merupakan salah satu indikator penentu tingkat kemakmuran, kesejahteraan,

keamanan, serta kemajuan suatu negara.7

6
Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta, LP3M UMY,
hlm 21.
7
Dedie S. Martadisastra, Pertumbuhan Ekonomi dan Kebijakan Persaingan, kppu.go.id, 2021,
https://kppu.go.id/blog/2011/08/pertumbuhan-ekonomi-dan-kebijakan-persaingan/, diakses pada Senin, 18
Desember 2023, Jam 21.00 WIB
Perjanjian yang dilakukan tentunya akan berakibat saling terikatnya

negara satu sama lain karena perjanjian internasional adalah dasar hukum

internasional yang mengikat.8 Jadi ketika terdapat aturan-aturan dalam

perjanjian internasional semua pihak harus tunduk dan mengikuti aturan yang

berlaku. Yang mana ketika salah satu pihak berjalan tidak sesuai perjanjian

yang telah disepakati, maka pihak tersebut akan mendapatkan sanksi.

Salah satu hal yang mendasari dilakukannya perjanjian internasional

yakni semakin meningkatnya persaingan global antara negara-negara di

bidang perekonomian. Peningkatan ini tentunya memicu berbagai negara

untuk mengoptimalkan kualitas produk-produk yang dimilikinya agar mampu

bersaing di ranah internasional. Melihat hal ini tentunya Indonesia turut serta

meningkatkan daya saing agar tidak tertinggal dari negara-negara lain.

Persaingan yang cukup kompetitif ini membawa dampak positif bagi

Indonesia, yakni timbulnya beberapa perjanjian internasional yang dilakukan,

agar tetap mampu bertahan dan bersaing menghadapi perkembangan

perdagangan internasional.

Contoh perjanjian perdagangan internasional yakni Perjanjian

Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA). Prerjanjian

Preferential Trade Agreement merupakan perjanjian yang menggilangkan

hambatan perdagangan dan menetapkan aturan perdagangan internasional

antara dua negara atau diantara sekelompok kecil negara.9 Secara garis besar

8
Yordan Gunawan, Verocha Jayustin Sastra, Adyatma Tsany Prakosa, Mutia Ovitasari, Lathifah Yuli
Kurniasih, 2020, “The Validity of Turkey-Libya’s Agreement on Maritime Boundaries in International
Law”, Jurnal Hukum dan Peradilan, Vol. 9 No. 2, hlm. 170-185.
9
Poppy Sulistyaning Winanti, "Menakar Kesiapan Indonesia dalam Merespons Perjanjian Perdagangan
Internasional." Politika: Jurnal Ilmu Politik Vol 13 No. 1 (2022)
Preferential Trade Agreement akan mempengaruhi perekonomian suatu

negara dengan mengubah arus perdagangan dan investigasi. Walaupun

berdampak secara tidak langsung, dengan adanya perdagangan internasional

PTA akan mempengaruhi aspek perekonomian yakni produktivitas, output

dan juga lapangan kerja.

Perjanjian II-PTA tentunya membawa dampak positif bagi

perkembangan perekonomian Indonesia. Dengan perjanjian ini nantinya akan

memperluas lapangan kerja yang tersedia dan memperluas kesempatan kerja

bagi masyarakat. Perluasan ini merupakan dampak dari semakin

berkembangnya perekonomian antar negara, maka akan semakin memperluas

industri ekonomi yang tumbuh. Dengan adanya pertumbuhan industri ini,

akan semakin banyak lapangan pekerjaan yang dibuka dan semakin banyak

tenaga kerja yang dibutuhkan. Kemudian tingkat pengangguran akan semakin

menurun dan membaik, alhasil meningkatkan tingkat perekonomian

Indonesia. Perjanjian Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA)

mengakibatkan berkurangnya biaya ekspor dan impor untuk produk tertentu

yang disepakati. Hal ini akibat dari dari adanya penghapusan atau

pengurangan tarif hasil kesepakatan perjanjian II-PTA. Tidak hanya itu saja,

dalam perjanjian juga disepakati bahwa adanya pengurangan harga untuk

produk-produk tertentu yang nantinya akan dipasarkan. Penurunan harga

komoditas ini akan menyebabkan peningkatan permintaan terhadap

komoditas tersebut, dan hal ini merupakan kabar baik bagi kedua negara

karena akan mendorong perdagangan yang lebih besar di antara mereka.10

10
Intan Faradella Sukanto, Preferential Trade Partnership Agreement (PTA) - Pengertian, Manfaat, dan
Dampak, UKMINDONESIA.ID, 22 Juni 2023, https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-
Perundingan putaran ke-7 antara Iran dan Indonesia diakhiri dengan

penandatanganan II-PTA pada tanggal 23 Mei 2023. Dimana kedua negara

mampu mencapai kesepakatan penuh atas isi II-PTA dan janji masing-masing

mengenai akses pasar. Kata-kata dalam perjanjian ini terutama membahas dua

topik: peraturan tentang asal usul komoditas dan perdagangan barang. Dalam

hal perdagangan komoditas, kedua belah pihak telah memutuskan untuk

bekerja sama dalam kapasitas kontra-perdagangan. Untuk mendorong lebih

banyak perdagangan bilateral, ini adalah semacam fasilitasi perdagangan.

Kisaran barang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan tarif preferensial

adalah topik diskusi lain antara kedua belah pihak mengenai akses pasar. Di

masa depan, untuk mengatur harga diskon, kedua belah pihak akan bertukar

daftar hal-hal yang menarik bagi mereka.11

Perjanjian antara Indonesia dan Iran membuka peluang bagi pengusaha

untuk memperluas ranah perdagangannya baik ekspor maupun impor.

Perjanjian ini juga berdampak bagi para produsen dalam mempermudah

mendapatkan bahan baku dengan harga yang lebih rendah dibanding negara

lain. Beberapa komoditas utama dalam kegiatan ekspor dan impor membantu

produsen Indonesia dalam memperoleh barang yang tidak bisa di produksi

di Indonesia. Adanya kegiatan ini akan mendorong produsen Indonesia untuk

memproduksi barang-barang secara maksimal, karena lebih mudahnya

program/preferential-tradepartnership-agreement-pta-pengertian-manfaat-dan-dampak/, diakses pada


Rabu, 20 Desember 2021, Jam 13,45

11
Kemendag.go.id, Indonesia dan Iran Menuju Tahap Akhir Perundingan PTA, 4 Oktober 2022
https://ftacenter.kemendag.go.id/indonesia-dan-iran-menuju-tahap-akhir-penyelesaian-perundingan-pta,
diakses pada Senin, 25 Desember 2023 Jam 15.24 WIB
12
mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan. Pemenuhan barang-barang

yang sebelumnya tidak tersedia merupakan salah satu dampak positif yang

didapatkan dari perdagangan untuk memakmurkan masyarakat Indonesia.

Iran merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam

melimpah dengan kemampuan ekonomi yang cukup besar sehingga

berpotensi dilakukannya kolaborasi, baik di level pemerintah maupun pelaku

usaha. Iran memainkan peran penting dalam pasar regional barang dan jasa

Timur Tengah. Oleh karena itu, Indonesia dapat memperluas cakrawala

bisnisnya dengan mencakup Iran dan negara-negara tetangganya, termasuk

Afghanistan, Azerbaijan, dan Armenia.

Perjanjian yang dilakukan antar Indonesia dengan Iran merupakan

perjanjian kerjasama yang saling melengkapi karena keduanganya berada

dikawasan strategis barat dan timur Asia. Indonesia dan Iran nisa menjadi

jembatan bagi kedua pasar besar yaitu ASEAN dan ECO yang mencakup

negara-negara besar di kawasan asia. Bukan hanya itu saja adanya kesamaan

visi yang dimiliki oleh kedua belah pihak dalam menghadapi berbagai

permasalahan.13 Maka tidak diragukan lagi kedekatan antara kedua negara

ini. Komoditas utama Indonesia yang di ekspor ke Iran yaitu :

a. Kacang;

b. Sepeda motor;

c. Asam lemak monokarboksilat industry;

12
Dr. Serlika Aprita, S.H., M.H., Rio Adhitya, S.T., S.H., M.Kn., 2022 Hukum Perdagangan
Internasional. PT. RajaGrafindo Persada-Rajawali Pers,
13
Mohammad Azad, 70 tahun hubungan diplomatic iran dan indonesai, Kompas.id, 21 Desember 2020,
https://www.kompas.id/baca/opini/2020/12/21/70-tahun-hubungan-diplomatik-iran-dan-indonesia/,
diakses pada Senin, 25 Desember 2023 Jam 16.30 WIB
d. Serat kayu;

e. Minyak kelapa sawit; dan

f. Aksesori kendaraan.

Sementara itu komoditas utama yang di impor dari Iran ke Indonesia yaitu :

a. Kurma;

b. Karbonat;

c. Alkaloid nabati;

d. Instrumen;

e. Aparatus; serta

f. Anggur.

Berdasarkan hasil riset yang telah diterima pada bulan Januari hingga

Juli tahun 2022, total perdagangan Indonesia-Iran mencapai US$ 163,2 juta

atau meningkat 62,33% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Sementara

itu, total perdagangan kedua negara pada tahun 2021 mencapai US$ 208,8

juta atau turun 3,33% dibandingkan tahun 2020. Pada 2021, ekspor Indonesia

ke Iran senilai US$ 187,2 juta atau turun 5,60% dan impor Indonesia dari Iran

US$ 21,6 juta atau naik 22,10%. Indonesia mencatatkan adanya surplus

perdagangan US$ 165,5 juta terhadap Iran.14

Peningkatan ini sebagai bukti adanya kenaikan yang cukup signifikan

dari hasil perdagangan yang dilakukan antara Indonesia dan Iran saat ini.

Kenaikan grafik perdagangan antara Indonesia dengan Iran menunjukkan

14
Khomarul Hidayat, “Indonesia dan Iran Menuju Tahap Akhir Penyelesaian Perundingan Perjanjian
Dagang”, nasional.kontan.co.id, Selasa, 04 Oktober 2022, https://nasional.kontan.co.id/news/indonesia-
dan-iran-menuju-tahap-akhir-penyelesaian-perundingan-perjanjian-dagang, diakses pada Kamis, 21
Desember 2023
bahwa perjanjian perdagangan internasional yang dilakukan mencapai

keberhasilan. Walaupun surplus yang didapatkan belum maksimal namun hal

ini sudah menjadi pertanda baik bagi perekonomian kedepannya. Indonesia

dan Iran juga dapat lebih mengoptimalkan kegiatan ekspor-impor yang

menghasilkan keuntungan lebih.

B. Tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan perjanjian Indonesia-

Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA)

Pelaksanaan perjanjian internasional yang dilakukan oleh setiap

nergara tentunya bergantung pada kebutuhan serta tujuan negara tersebut.

Negara yang melaksanakan perjanjian internasional tentunya memiliki latar

belakang yang berbeda-beda, baik sejarah, mata uang, maupun kebijakan-

kebijakan yang dibuat. Dalam hal ini tentunya Indonesia dan Iran memiliki

latar belakang yang berbeda. Perbedaan letar belakang ini yang nantinya akan

menjadi salah satu kendala, dan akan melahirkan tantangan bagi

keberlangsungan perjanjian yang dilakukan.

Dalam melakukan perjanjian Indonesia-Iran Preferential Trade

Agreement (II-PTA) ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Kerja sama

perdagangan II-PTA mempunyai kendala pada sistem pembayaran,

transportasi, risiko bisnis, dan aturan pembatasan ekspor-impor terhadap

barang-barang yang boleh diproduksi oleh masing-masing negara.15 Sistem

pembayaran yang belum cukup memadahi dikarenakan adanya perbedaan

mata uang, hal ini menjadi kendala dalam pelaksanaan perjanjian

15
Kemenlu.go.id, Upaya Dorong Peningkatan Nilai Perdagangan Indonesia dan Iran, 2 Januari 2020,
https://kemlu.go.id/portal/id/read/934/berita/upaya-dorong-peningkatan-nilai-perdagangan-indonesia-dan-
iran, diakses pada 26 Desember 2023 Jam 13.55 WIB
perdagangan. Perbedaan mata uang ini menjadi salah satu objek pembahasan

dalam II-PTA dan sedang dirumuskan agar mendapatkan jalan keluar.

Perbedaan mata uang antara Indonesia dan Iran akan mempengaruhi

proses pembayaran dalam sistem perdagangan Internasional. Perbedaan ini

akan mempengaruhi efisiensi kerja dan investasi yang nantinya akan

dilakukan antar kedua negara. Untuk menjaga keseimbangan nilai tukar,

negara yang membeli produk dari negara pengekspor harus mengeluarkan

lebih banyak uang. Maka diperlukan solusi untuk menangani kendala

perbendaan mata uang antar Indonesia dan Iran.

Transportasi juga menjadi kendala dalam pelaksanaan perjanjian antara

Indonesia dan Iran, pemilihan alat transportasi dengan melalui jalur darat,

udara maupun laut, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi. Hal

ini juga menjadi salah satu kendala yang harus dipecahkan agar terpenuhinya

keinginan kedua negara untuk meminimalisir keuangan dalam penggunaan

tranportasi ekspor maupun impor. Transportasi yang diharapkan dapat

mempermudah jalannya kegiatan ekpor dan impor, namun kedua pihak

memiliki standar khusus yakni harus memiliki tingkat keamanan serta

kenyamanan dalam penggunaannya.

Kebijakan pembatasan ekspor dan impor untuk produk yang telah dapat

diproduksi juga menjadi kendala dalam perjanjian ini. Beberapa kebijakan

yang telah ada di masing-masing negara menghambat proses perdagangan

yang dilakukan. Beberapa aspek birokrasi dan regulasi di masing-masing

negara tantunya menjadi kendala dalam perdagangan. Seperti proses izin


ekspor-impor, pajak, dan peraturan perdagangan yang lama dan rumit dapat

memperlambat kegiatan ekspor-impor serta menambah biaya.16

Kendala-kendala yang juga harus di waspadai yaitu daya saing produk

Indonesia dalam ranah internasional17, yang mana kualitas produk menjadi

salah satu tolak ukur minat masyarakat. Adanya daya saing ini mengharuskan

Indonesia untuk memaksimalkan produksi kualitas barang yang dihasilkan.

Produk-produk yang dihasilkan harus bisa bersaing dengan produk dari

negara lain yang tentunya juga memiliki kualitas yang tinggi. Persaingan ini

memaksa Indonesia untuk terus maju dan berkembang dalam bidang

perekonomian.

Ketika perjanjian internasional terbangun, tentunya akan terjadi

persaingan antara produk impor dengan produk lokal nantinya berpengaruh

pada penurunan prnjualan produk lokal. Dikarenakan tersingkir oleh produk

impor yang memiliki kualitas lebih tinggi dan terjangkau. Hal ini juga akan

menimbulkan ketergantungan pada negara maju karena inovasi-inovasi

produk yang masuk ke dalam negeri. Industri kecil nantinya akan sulit

bersaing karena modal yang tentunya juga terbatas. Peristiwa ini akan

meningkatkan kegegalan usaha masyarakat dalam negeri yang berpengaruh

pada tingkat kemakmuran.

Kualitas sumber daya manusia dalam negeri juga perlu ditingkatkan hal

ini akan menjadi kendala ketika berkembangnya industri tidak diimbangi

16
Theofano Feraldo, Agro.kemenperin.go. ide, https://www.agro.kemenperin.go.id/artikel/6597-ekspor-
dan-perdagangan-di-indonesia-tantangan-dan-peluang, diakses pada Kamis 28 Desember 2023 Jam 17.07
WIB
17
Anisa Dewi Syafira, (2023), "ANALISIS PELUANG, TANTANGAN, DAN DAMPAK LARANGAN
EKSPOR NIKEL TERHADAP PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI TENGAH GUGATAN UNI
EROPA DI WTO." JURNAL ECONOMINA, Vol 2 No. 1
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumberdaya

manusia ini berpengaruh pada hasil produksi yang optimal. Yang

dikhawatirkan ketika sumber daya masyarakat rendah, akan masuk tenaga

kerja asing yang mengambil alih peluang kerja yang tersedia.

Beberapa upaya harus dilakukan untuk menyelesaikan permaslahan ini

baik memperbaiki masalah transportasi dan sistem pembayaran sekaligus

meningkatkan dan menyederhanakan pemasaran barang ekspor dari kedua

negara. Pemerintah Indonesia secara aktif berupaya mengatasi masalah ini

dengan menerapkan reformasi dan berinvestasi di bidang infrastruktur,

peraturan perdagangan, dan praktik lingkungan. Rencana untuk

meningkatkan perdagangan internasional Indonesia juga mencakup

peningkatan keragaman ekonomi, peningkatan kualitas produk, dan

penguatan hubungan perdagangan dengan mitra dagang penting.

V. KESIMPULAN

1. Perjanjian internasional yang dilakukan oleh suatu negara tentu bertujuan

untuk meningkatkan perekonomian negara tersebut. Salah satu perjanjian

yang dilakukan Indonesia sebagai upaya meningkatkan perkonomian

bangsa, dengan melakukan perjanjian Indonesia-Iran Preferential Trade

Agreement (II-PTA). Perjanjian yang dilakukan memberikan dampak

positif bagi perekonomian Indonesia, yakni dapat memperluasnya

lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Bukan hanya itu saja

dengan adanya perjanjian ini mengakibatkan berkurangnya biaya ekspor-

impor serta harga-harga produk yang dijual oleh masing-masing negara.

Kerjasama perjanjian internasional membuka peluang bagi Indonesia


untuk masuk ke pasar internasional, baik di wilayah Iran maupun di

kawasan-kawasan sekitarnya.

2. Dalam proses perjanjian Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-

PTA) tidak selalu berjalan mulus. Terdapat kendala-kendala yang harus

dihadapi seperti sistem pembayaran. Karena antara negara memiliki mata

uang yang berbeda, keduanya harus mencari jalan tengah untuk

mengefisienkan sistem pembayaran yang akan dilakukan dalam perjanjian

internasional. Begitu juga alat transportasi yang belum ditentukan, kedua

negara sedang berunding mencari alat transportasi dengan nilai paling

efisien dari segi waktu maupun biaya untuk meminimalisir pengeluaran.

Serta kebijakan pembatasan impor untuk produk yang telah dapat

diproduksi di masing-masing negara. Kendala-kendala ini yang harus

dirumuskan bagaimana cara penyelesaiannya, karena apabila dibiarkan

akan menghambat efektivitas pelaksanaan perjanjian internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Gunawan Y, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta:

LP3M UMY.

Gunawan Y, 2021, Introduction to Indonesian Legal System, Yogyakarta: UMY Press.

J.G Starke, 2004, Pengantar Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta.

I. Wayan Parthiana, 2002, Hukum perjanjian internasional. Mandar Maju, Bandung.

Wahono Diphayana, 2018, Perdagangan internasional, Deepublish, Jakarta.


Suwardi, Sri Setianingsih, MH SH, and S. H. Ida Kurnia, 2021, Hukum Perjanjian

Internasional. Sinar Grafika, Jakarta.

Dr. Serlika Aprita, S.H., M.H., Rio Adhitya, S.T., S.H., M.Kn., 2022 Hukum

Perdagangan Internasional. PT. RajaGrafindo Persada-Rajawali Pers, Jakarta.

Jurnal :

Yordan Gunawan, Verocha Jayustin Sastra, Adyatma Tsany Prakosa, Mutia Ovitasari,

Lathifah Yuli Kurniasih, 2020, “The Validity of Turkey-Libya’s Agreement on

Maritime Boundaries in International Law”, Jurnal Hukum dan Peradilan, Vol. 9

No. 2, hlm. 170-185.

Situngkir, Danel Aditia, "Terikatnya Negara Dalam Perjanjian Internasional." Refleksi

Hukum: Jurnal Ilmu Hukum Vol 2 No. 2 (2018)

Hariwijaya, Badriyah N, “Pengaruh Perdagangan Internasional dan Investasi

TerhadapPertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol

9 No. 1 ( 2020).

Fitriani Efi, “Analisis Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap

PertumbuhanEkonomi Indonesia”. Jurnal Riset Bisnis dan Manjemen, Vol 9 No.

1 (2019).

Poppy Sulistyaning Winanti, "Menakar Kesiapan Indonesia dalam Merespons Perjanjian

Perdagangan Internasional." Politika: Jurnal Ilmu Politik Vol 13 No. 1 (2022).

Dityo, Laksana Wirajati Anugrah. "INDONESIA TURKI COMPREHENSIVE

ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (CEPA)." Jurnal Ilmu Hukum:

ALETHEA Vol 3 No. 2 (2020).


Risa Qoni'ah, "Tantangan dan strategi peningkatan ekspor produk halal Indonesia di pasar

global." Halal Research Journal, Vol 2 No. 1 (2022).

Moh Idil Ghufron, "ASEAN Free Trade Area, Tantangan Ekonomi Indonesia dan

Perdagangan Internasional Perspektif Islam." Jihbiz: Jurnal Ekonomi, Keuangan

dan Perbankan Syariah, Vol 3 No. 2 (2019)

Diva Safna Putri, "Hukum Ekonomi Internasional: Tantangan dan Peluang bagi Indonesia

dalam Era Globalisasi." Indonesian Journal of Law and Justice Vol 1 No. 2

(2023)

Anisa Dewi Syafira, "ANALISIS PELUANG, TANTANGAN, DAN DAMPAK

LARANGAN EKSPOR NIKEL TERHADAP PERDAGANGAN

INTERNASIONAL DI TENGAH GUGATAN UNI EROPA DI WTO." JURNAL

ECONOMINA, Vol 2 No. 1 (2023).

Penny Naluria Utami, "Dampak hukum pengesahan persetujuan antara Republik

Indonesia dan Republik Islam Iran tentang ekstradisi." Jurnal Legislasi

Indonesia Vol 15 No.4 (2018).

Sadewo, Hadi, Aisyah Aisyah, and Arif Wicaksa. "Hambatan Iran dalam Kerjasama

Pembangunan Mobile Power Plant (MPP) di Indonesia." Interdependence

Journal of International Studies 2.2 (2021)

Sulthon Sjahril Sabaruddin, "Dampak perdagangan internasional Indonesia terhadap

kesejahteraan masyarakat: aplikasi structural path analysis." Buletin Ekonomi

Moneter dan Perbankan Vol 17 No.4 (2015)


Husein, Muhammad, and Afrizal Afrizal. Motivasi Indonesia Menandatangani

Preferential Trade Agreement Dengan Negara Anggota D-8 Tahun 2006-2010.

Diss. Riau University, 2015.

Arif, Nurul Sakinah, and Arie Kusuma Paksi. "Indonesia-Mozambique Preferential Trade

Agreement: The Stepping Stone of Indonesia in African Continent?." Cakrawala

Jurnal Penelitian Sosial Vol 10 No. 2 (2021)

Adirini Pujayanti, "Gastrodiplomasi–Upaya Memperkuat Diplomasi Indonesia." Jurnal

Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri dan Hubungan

Internasional Vol 8 No. .1 (2017).

Internet :

Kumparan.com, 9 November 2021, Hubungan Diplomatik : Pengertian dan Kriteria,

https://kumparan.com/kabar-harian/hubungan-diplomatik-pengertian-dan-

kriterianya-1wstgITUIg4, diakses pada Senin 18 Desember 2023.

Indra Gunawan, Keuntungan Perjanjian Dagang II-PTA, Bisnis.com,22 Mei 2023,

https://ekonomi.bisnis.com/read/20230522/12/1658123/ri-dan-iran-segera-teken-

perjanjian-dagang-pta-ini-keuntungannya, diakses pada Senin, 18 Desember

2023, Jam 19.21 WIB

Dedie S. Martadisastra, Pertumbuhan Ekonomi dan Kebijakan Persaingan, kppu.go.id,

2021, https://kppu.go.id/blog/2011/08/pertumbuhan-ekonomi-dan-kebijakan-

persaingan/, diakses pada Senin, 18 Desember 2023, Jam 21.00 WIB

Khomarul Hidayat, “Indonesia dan Iran Menuju Tahap Akhir Penyelesaian Perundingan

Perjanjian Dagang”, nasional.kontan.co.id, Selasa, 04 Oktober 2022,


https://nasional.kontan.co.id/news/indonesia-dan-iran-menuju-tahap-akhir-

penyelesaian-perundingan-perjanjian-dagang, diakses pada Kamis, 21 Desember

2023

Kemenlu.go.id, Upaya Dorong Peningkatan Nilai Perdagangan Indonesia dan Iran, 2

Januari 2020, https://kemlu.go.id/portal/id/read/934/berita/upaya-dorong-

peningkatan-nilai-perdagangan-indonesia-dan-iran, diakses pada 26 Desember

2023 Jam 13.55 WIB

Kemendag.go.id, Indonesia dan Iran Menuju Tahap Akhir Perundingan PTA, 4 Oktober

2022 https://ftacenter.kemendag.go.id/indonesia-dan-iran-menuju-tahap-akhir-

penyelesaian-perundingan-pta, diakses pada Senin, 25 Desember 2023 Jam 15.24

WIB

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai