Anda di halaman 1dari 19

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN ASING DI INDONESIA


(STUDI LOAN AGREEMENT ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN
NORDEA BANK DANMARK A/S (DENMARK))

Viva Orchita*, FX. Joko Priyono, Nanik Trihastuti


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : -

Abstrak

Berkembangnya kerja sama ekonomi internasional mengakibatkan semakin


meningkatnya aktivitas atau transaksi bisnis internasional. Transaksi bisnis internasional adalah
suatu transaksi yang melibatkan pihak asing, paling tidak salah satunya adalah pihak asing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah status loan agreement (perjanjian pinjaman luar
negeri) antara Republik Indonesia dan Nordea Bank Danmark A/S termasuk Perjanjian
Internasional dalam Hukum Internasional Publik ataukah Hukum Perdata Internasional, dan
apakah putusan yang dihasilkan oleh pengadilan asing dapat dijalankan di Indonesia. Metode
penelitian dalam tulisan ini menggunakan pendekatan yuridis normatif yang bersifat deskriptif
analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa studi kepustakaan (library research),
data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara kualitatif. Hasil dan pembahasan menunjukan
bahwa kontrak loan agreement (perjanjian pinjaman luar negeri) antara Republik Indonesia dan
Nordea Bank Danmark A/S termasuk perjanjian internasional dalam hukum internasional publik.
Sementara dilihat dari substansinya, loan agreement pada dasarnya masuk dalam ranah hukum
perdata internasional. Namun dengan adanya pergeseran penggunaan governing law dalam loan
agreement pada perkembangannya, maka pembagian tersebut tidak lagi dapat dijadikan acuan.
Putusan yang dihasilkan oleh pengadilan asing tidak dapat dijalankan di Indonesia. Ketentuan
mengenai tidak dapatnya suatu putusan pengadilan asing dieksekusi atau dilaksanakan di
Indonesia, antara lain dapat ditemui pada Pasal 436 Regleman Acara Perdata (Reglement op de
Rechtsvordering, “RV”), namun demikian ketentuan tersebut tidak berlaku lagi manakala negara
mengikuti suatu peraturan tertentu dan telah dilakukan ratifikasi maupun melakukan pengesahan
dalam suatu undang-undang yang memberlakukan peraturan tersebut secara khusus (lex specialis).
Kata Kunci: loan agreement, Perjanjian Internasional dan pengadilan asing

Abstract

The development of international economic cooperation resulted in the increasing international


business transaction or activity. International business transaction is a transaction involving a
foreign party, at least one of them being foreigners. This research aims to find out whether the
status of the loan agreement between the Republic of Indonesia and the Nordea Bank Danmark
A/S including international agreements in public international law or International private law,
and whether the verdict generated by foreign courts may be run in Indonesia. Research methods in
this paper using the juridical normative approach which is descriptive analytic.Data collection
techniques are used in the form of studies library (library research), data obtained processed and
analyzed qualitatively. Results and discussion shows that the contract loan agreement (the loan
agreement) between the Republic of Indonesia and the Nordea Bank Danmark A/S including
international agreements in public international law. While the views of its substance, the loan
agreement basically fall into the realm of international civil law. However by the presence of
shifting the use of governing law in the loan agreement on the development, then the division no
longer referable. The verdict produced by foreign courts can not be run in Indonesia. Not possible
on a foreign court rulings executed or implemented in Indonesia, among others, can be found in
section Regleman of the civil code Event 436 (Reglementop de Rechtsvordering, "RV"), however
these provisions no longer valid whereas the country follow a certain rule and has done the
ratification or do an endorsement in a bill that enacted the regulation specifically (lex specialists).
Keyword: loan agreement, international treaties and foreign courts

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

I. PENDAHULUAN sifat maupun tindakan negara terkait


Kedaulatan sebuah negara tindakan mereka termasuk kategori
pada hakikatnya adalah kedaulatan komersial atau publik. Padahal
yang diperoleh dari sekelompok negara dewasa ini tidak hanya
individu yang berdaulat pada negara, bertindak dalam kapasitasnya
negara dapat beraktifitas dengan sebagai pemerintah yang atau
bebas atas nama mereka, serta tindakan publik (acts iure imperii).2
mengikat para individu yang Hanya dalam hal tindakan negara
berdaulat padanya. Dengan demikian tergolong juree imperii negara
Kedaulatan sebuah negara bersifat memiliki imunitas di depan forum
mutlak dan tidak dapat diganggu pengadilan nasional asing.3
gugat. Hal ini berdasarkan Hukum Saat ini Negara Indonesia
Kebiasaan Internasional yang telah dihadapkan pada perkembangan
diakui oleh negara- negara, yakni perekonomian dunia yang bergerak
Konvensi Eropa Mengenai Imunitas pesat dan kompetitif.
Negara tahun 1972 (European Berkembangnya kerjasama ekonomi
Convention on State Immunity 1972). internasional dewasa ini
Kedaulatan pada saat ini mengakibatkan semakin
mempunyai arti yang lebih sempit meningkatnya aktivitas atau transaksi
dibandingkan dengan masa abad bisnis internasional dimana suatu
kedelapan belas dan kesembilan transaksi yang melibatkan pihak
belas, pada masa itu, bersamaan asing, diantaranya berkaitan dengan
dengan munculnya negara-negara ekspor-impor, investasi, perkreditan
nasional yang berpengaruh, hanya atau pembiayaan perusahaan dan lain
sedikit dikenal pembatasan- sebagainya.
pembatasan terhadap otonomi Dengan statusnya sebagai
negara.1 Akibat dari sedikitnya negara berkembang yang masih
pembatasan-pembatasan terhadap disandang, Indonesia membutuhkan
tindakan negara tersebut melahirkan bantuan yang berasal dari negara
teori imunitas absolut. lain. Bantuan ini dapat menjalin
Dengan adanya teori imunitas kerjasama antar negara untuk
absolut ini negara menjadi kebal mempercepat pembangunan bangsa.
terhadap gugatan pihak asing. Hal ini Salah satu bantuan yang berasal
menimbulkan kerugian pada pihak negara lain ini bisa berasal pinjaman
asing yang melakukan kegiatan luar negeri tertuang dalam loan
transaksi komersial dengan negara agreement yang dapat dikategorikan
yang bertindak dalam kapasitasnya sebagai transaksi komersial. Hal ini
melakukan tindakan komersial atau dapat diimplementasikan dengan
dagang semata (acts iure gestionis). cara mengadakan perjanjian
Akibatnya negara tersebut tidak
dapat digugat oleh forum pengadilan 2
negara lain. Ini disebabkan tidak Yudha Bakti Ardhiwisastra, Perkembangan
Penerapan Imunitas Kedaulatan Negara
adanya batasan-batasan mengenai dalam Penyelesaian di Forum Pengadilan :
Studi perbandingan atas praktek Indonesia
1
J.G. Starke, Pengantar Hukum di Forum Pengadilan Asing, disertasi, PPS
Internasional 1, (Jakarta: Sinar Grafika, Unpad Bandung, 1995, hlm. 442
3
2010) hlm 134 Ibid, hlm 443

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

internasional baik yang bersifat court) yakni City Court of


bilateral ataupun multilateral. Copenhagen sedangkan hukum yang
Dikatakan Kontrak komersial mengatur keseluruhan isi kontrak
berhubungan dengan unsur (governing law) adalah hukum
internasional dapat berupa para Denmark. Dalam kontrak inipun
pihak, substansi yang diatur dan lain Indonesia melepaskan kekebalannya
lain, seperti kontraknya perjanjian untuk dapat dituntut oleh pengadilan
pinjaman luar negeri (Loan asing. Hal ini dapat dilihat pada Pasal
Agreement) antara Pemerintah RI via 20 Loan Agreement Para pihak baik
Kementrian Luar Negeri dengan Republik Indonesia dan Nordea Bank
Nordea Bank Danmark A/S Danmark A/S yang menundukkan diri
(Denmark). Berdasarkan Loan pada Pilihan Hukum Republik
Agreement/Perjanjian Pinjam Indonesia.
Meminjam tertanggal 23 April 2010
yang dibuat oleh kedua belah pihak Rumusan Masalah
dan berdasarkan Loan Agreement 1. Apakah status loan
Pemerintah RI melalui Kementrian agreement (perjanjian
Keuangan dilakukan Kontrak pinjaman luar negeri) antara
komersial untuk pembelian sparepart Republik Indonesia dan
navigasi kapal dengan memperoleh Nordea Bank Danmark A/S
pinjaman uang dari Nordea Bank termasuk Perjanjian
Danmark A/S sebesar US$ Internasional dalam Hukum
17,499,804,- (tujuh belas juta empat Internasional Publik ataukah
ratus sembilan puluh Sembilan ribu Hukum Perdata Internasional
delapan ratus empat Dolar Amerika. ?
Untuk mengantisipasi 2. Apabila terjadi gugatan
kemungkinan timbulnya perselisihan terhadap Indonesia dan
di kemudian hari, maka para pihak Indonesia kalah, apakah
sejak awal biasanya telah putusan yang dihasilkan oleh
menentukan adanya pilihan forum pengadilan asing dapat
atau yurisdiksi di dalam salah satu dijalankan di Indonesia ?
klausula kontrak yang mereka buat.
Dengan adanya pilihan forum II. Metode Penelitian
tersebut, dapat diketahui lembaga Penelitian ini merupakan
mana yang memiliki kewenangan penelitian yuridis normative, yaitu
untuk memeriksa dan mengadili penelititan yang dilakukan terhadap
sengketa yang timbul dari suatu data sekunder dengan fokus kegiatan
kontrak. Pilihan forum mengikat para penelitian adalah penelitian terhadap
pihak dan menyangkut kewenangan asas-asas hukum, penelitian terhadap
absolut dari forum yang dipilih Inventarisasi hukum, dan penelitian
dalam hal penyelesaian sengketa terhadap taraf sinkronisasi hukum.4
yang timbul dari kontrak tersebut. Pendekatan yang digunakan
Pada pilihan forum terhadap adalah pendekatan perundang-
kontrak pinjaman luar negeri antara undangan (state approach) dengan
Republik Indonesia dan Nordea Bank
4
Danmark A/S melalui pengadilan (by Soerjono soekanto, Pengantar Penelitian
hukum, Jakarta, UI Press, 2008, hlm.52

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

meneliti berbagai ketentuan maupun internasional yang menjadi


norma hukum positif berupa anggota masyarakat
instrumen-instrumen hukum internasional”.5
internasional yang mengatur tentang
negara, dan putusan pengadilan asing Pengertian “Perjanjian
dalam kontrak loan agreement Internasional” dalam Pasal 1
(perjanjian pinjaman luar negeri), angka 1 Undang-Undang No. 24
serta dari sudut pandang hukum yang Tahun 2000 tentang Perjanjian
berkaitan dengan Perjanjian Internasional (“UU PI”)
Internasional dalam Hukum disebutkan: “Perjanjian
Internasional Publik ataukah Hukum Internasional adalah perjanjian,
Perdata Internasional. dalam bentuk dan nama tertentu,
yang diatur dalam hukum
III. HASIL DAN PEMBAHASAN internasional yang dibuat secara
A. Status loan agreement tertulis serta menimbulkan hak
(perjanjian pinjaman luar dan kewajiban di bidang hukum
negeri) antara Republik publik.” Selanjutnya, Pasal 4
Indonesia dan Nordea Bank ayat (1) UU PI dikatakan bahwa:
Danmark A/S termasuk “Pemerintah Republik Indonesia
Perjanjian Internasional dalam membuat perjanjian internasional
Hukum Internasional Publik dengan satu negara atau lebih,
ataukah Hukum Perdata organisasi internasional, atau
Internasional subjek hukum internasional lain
1. Loan Agreement (perjanjian berdasarkan kesepakatan, dan
pinjaman luar negeri) para pihak berkewajiban untuk
Dalam Perspektif Hukum melaksanakan perjanjian tersebut
Perdata Publik dengan itikad baik”, sehingga
Perjanjian sebagai suatu dapat disimpulkan bahwa UU PI
persetujuan yang dibuat antar hanya dapat diberlakukan pada
Negara dalam bentuk tertulis dan Perjanjian Internasional dalam
diatur oleh hukum internasional, arti publik, yang unsurnya terdiri
apakah dalam instrumen tunggal atas:
atau dua atau lebih instrumen 1. Setiap perjanjian (apapun
yang berkaitan apapun nama nomenklaturnya, seperti
yang diberikan padanya. MoU, Convention,
“Perjanjian Internasional Agreement,
adalah perjanjian yang Arrangement);
diadakan antara anggota 2. Dibuat oleh Pemerintah
masyarakat bangsa-bangsa Republik Indonesia
yang bertujuan untuk dengan negara asing,
mengakibatkan akibat-akibat organisasi internasional,
hukum tertentu dan karena itu atau subjek hukum
untuk dapat dinamakan internasional lain; dan
perjanjian internasional,
5
perjanjian itu harus diadakan Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar
oleh subjek-subjek hukum Hukum Internasional, PT. Alumni,
Bandung, 2003, hlm. 84

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

3. Menimbulkan hak dan Sehubungan mengenai


kewajiban di bidang hubungan para pihak dalam
hukum publik (Governed perjanjian adalah suatu hubungan
by International Law, hukum yaitu hubungan yang
VCLT 1963, 1986). diatur oleh hukum. Kaidah
Berdasarkan pengertian di hukum yang sempurna yang
atas, terdapat beberapa kriteria diterapkan kepada subyek yang
dasar yang digunakan sebagai bersangkutan yang dalam hal ini
tolak ukur definisi dan ruang adalah pihak yang saling
lingkup yang harus dipenuhi berhubungan dalam suatu
untuk dapat ditetapkan sebagai kepentingan tertentu yang
suatu perjanjian internasional, melahirkan hak dan tuntutan
yaitu : kewajiban satu sama lain.
a. an international Disisi lain, Hukum
agreement; Internasional dapat dikatakan
b. by subject of international bersifat publik yang keseluruhan
law (termasuk entitas di kaidah dan asas hukum yang
luar negara); mengatur hubungan atau
c. in written form; persoalan yang melintas batas
d. governed by international Negara (hubungan internasional)
law (diatur dalam hukum yang bukan bersifat perdata.
internasional serta Sedangkan dalam konteks
menimbulkan hak dan Perdata atau privat/pribadi di
kewajiban di bidang Indonesia berlaku Hukum
hukum publik); Perdata Internasional. Hukum
e. whatever form..6 Perdata Internasional (HPI) yang
digunakan di Indonesia sekarang
Perjanjian internasional ini merupakan terjemahan dari
ditinjau dari segi jumlah negara istilah Private International Law,
pesertanya dibedakan menjadi International Law,
Perjanjian Internasional Bilateral Internationales Privaatrecht,
yang hanya terdiri dari dua pihak Droit International Prive, Diritto
atau dua negara saja serta Internationale Privato, Sering
Perjanjian Internasional menjadi perdebatan apakah HPI
Multilateral yang jumlah ini masuk dalam ranah hukum
pesertanya lebih dari dua negara publik atau hukum perdata.
peserta. Bila dihubungkan Mochtar Kusumaatmadja
dengan kontrak pinjaman luar menyebutkkan Hukum Perdata
negeri antara Republik Indonesia Internasional adalah keseluruhan
dan Nordea Bank Danmark A/S, kaidah dan asas hukum yang
maka termasuk perjanjian mengatur hubungan hubungan
multilateral dalam treaty contract perdata yang melintas batas
(traite-contract). negara. Dengan kata lain, HPI
adalah hukum yang mengatur
hubungan hukum perdata antara
6
pelaku yang masing masing
Eddy Pratomo, Op.Cit., hlm. 46

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

tunduk pada hukum perdata Hukum Internasional Publik,


(nasional) yang berbeda. Adapun serta dapat juga masuk dalam
Hukum Internasional Publik domain Hukum Perdata
adalah keseluruhan kaidah dan Internasional. Kesimpulan ini
asas hukum yang mengatur didasarkan pada dua
hubungan atau persoalan yang pertimbangan :
melintas batas negara (hubungan 1) Pihak yang membuat
internasional) yang bukan perjanjian;
bersifat perdata, Sehingga sama 2) Hukum yang mengatur
sama internasional (lintas batas (Klausula Pilihan
negara), akan tetapi beda pada Hukum).
sifat hukum hubungan atau 1. Loan Agreement Sebagai
persoalan yang diaturnya Perjanjian Internasional
(objeknya).7 Dalam Ranah Hukum
Lebih lanjut dalam Pasal Internasional Publik
1320 KUH Perdata memuat a) Pihak yang membuat
ketentuan mengenai syarat perjanjian
sahnya suatu perjanjian yaitu Apabila para
harus mengandung unsur sepakat pihak dalam loan
untuk mengikatkan dirinya dan agreement adalah
kecakapan untuk mengadakan Pemerintah RI dengan
perjanjian yang merupakan syarat Pemerintah Negara
subyektif, sedangkan syarat Asing, Organisasi
obyektif suatu perjanjian adalah Internasional, atau
adanya suatu hal tertentu dan subjek hukum
suatu sebab yang halal. Apabila internasional lain,
suatu perjanjian yang tidak maka loan agreement
memenuhi syarat subyektif maka ini telah memenuhi
perjanjian tersebut dapat salah satu unsur
dibatalkan, sedangkan apabila perjanjian
tidak memenuhi syarat obyektif internasional dalam
maka perjanjian itu batal demi arti publik.
hukum. Organisasi
Mengenai Loan internasional yang
agreement dalam hal tertentu dimaksud disini
dapat masuk dalam domain adalah International
Intergovernmental
7
Materi Perkuliahan Hukum Internasional, Organization, seperti
Hukum Perdata Internasional hlml, Materi PBB dan ASEAN.
disarikan dari Ridwan Khairandy, Nandang Lembaga Keuangan
Sutrisno, dan Jawahir Thontowi, 1999, Asing Non-
Pengantar Hukum Perdata Internasional Pemerintah atau
Indonesia, (Yogyakarta : Pusat Studi Hukum
Fakultas Hukum Universitas Islam Perusahaan
Indonesia-Gama Media, 2012), hal 1-12 Multinasional tidak
diakses dari termasuk dalam
http://mahendraputra.net/wpcontent/uploads/ pengertian ini.
2012/02, diakses pada tanggal 11 Juli 2016

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

b) Pilihan Hukum Dalam Ranah Hukum


Menurut Perdata Internasional
Damos Dumoli a) Pihak yang
Agusman, bahwa Membuat Perjanjian
dewasa ini telah Apabila loan
terdapat tren bahwa agreement dibuat oleh
dalam perjanjian Pemerintah RI dengan
pinjaman di antara pihak yang bukan
pihak-pihak tersebut merupakan subjek
di atas kerap hukum internasional,
dipersyaratkan bahwa misalnya pengusaha
perjanjian tersebut asing, perusahaan
tidak tunduk pada multinasional, dan
yurisdiksi nasional sebagainya, maka
salah satu negara loan agreement
pihak dalam dengan konstelasi ini
perjanjian. Damos termasuk dalam ranah
mencontohkan Hukum Perdata
General Conditions Internasional.
for Loans IBRD 2005. b) Pilihan Hukum
Sehingga, dalam hal Perjanjian
hukum internasional dengan konstelasi
mengatur perjanjian di pihak Pemerintah RI
antara pihak dalam dengan Non Subjek
konstelasi ini, maka Hukum Internasional
para pihak secara biasanya akan
sadar memosisikan merujuk pada hukum
dirinya seimbang di nasional negara
hadapan hukum tertentu.
8
internasional. Dimungkinkan
Dengan pemilihan hukum
memenuhi kedua syarat nasional Indonesia,
utama di atas, maka loan hukum negara tempat
agreement merupakan kontrak
Perjanjian Internasional ditandatangani, atau
dalam ranah Hukum hukum negara di
Internasional Publik dan mana aset yang
dengan demikian, dalam menjadi jaminan
membuat perjanjian ini, perjanjian dapat
pemerintah tunduk pada dieksekusi.
ketentuan UU PI. Apabila suatu
2. Loan Agreement Sebagai perjanjian memuat
Perjanjian Internasional klausula pilihan
hukum yang merujuk
8
Damos Dumoli Agusman, Hukum pada hukum suatu
Perjanjian Internasional: Kajian Teori dan negara tertentu,
Praktik Indonesia, hal. 26

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dipastikan bahwa than the law of the


perjanjian semacam state.
ini masuk dalam Misalnya dengan
ranah Hukum Perdata memuat klausul
Internasional oleh sebagaimana terdapat
sebab itu tidak tunduk dalam kontrak antara
pada ketentuan UU Texaco dan
PI. Pemerintah Libya
Perlu dicatat yang mengacu pada
bahwa dalam “the principle of the
perkembangannya dikenal law of Libya common
Doctrine of to the principles of
Internationalization. International Law and
Martin Dixon, then.. by and in
menyatakan bahwa accordance with
doktrin ini ditujukan general principle of
untuk memberikan law”
perlindungan lebih 2. The Contract
terhadap pihak privat provided for dispute
asing yang posisinya to be settled by
kerap tidak sejajar dengan international
pemerintah negara apabila arbitration. Misalnya
perjanjian di antara melalui mekanisme
mereka diatur oleh hukum ICSID (International
nasional negara pihak Centre for Settlement
(state party). Berdasarkan of Investment Dispute)
doktrin ini, perjanjian untuk sengketa
yang dibuat oleh pihak kontrak investasi.
privat dengan negara 3. The Contract was
dapat menikmati within the class of
perlindungan Hukum „international
Internasional Publik.9 development
Apabila mengacu agreement‟ that
kepada pendapat Martin involved long term
Dixon mengemukakan assistance to a state in
tiga mekanisme agar and are of essential
perjanjian dengan economic activity.
konstelasi Publik-Privat Hal ini berarti, di
dapat menikmati standar mana dimungkinkan
Hukum Internasional juga bahwa kontrak
Publik : dengan konstelasi
1. Made reference to a publik-privat diatur
system of law other berdasarkan hukum
internasional publik.
9
Martin Dixon, Textbook on International Meskipun secara
Law, Oxford University Pres, UK, 2013, hlm konvensional,
270-271

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

perjanjian ini tetap Power Letter” dalam


tidak tunduk pada UU pembentukan perjanjian
PI dikarenakan internasional.
konstelasi para pihak
yang membuat Berdasarkan dari uraian
perjanjian tidak penjelasan di atas, maka
memungkinkan untuk bergantung dengan siapa
diatur oleh UU PI. pemerintah Indonesia membuat
Namun fenomena ini loan agreement, maka loan
menunjukkan hukum agreement bisa merupakan
progresif di bidang kontrak bisnis internasional yang
Perjanjian berdimensi publik atau perjanjian
Internasional. internasional. Bila pihak ketiga
3. Substansi Loan yang membuat perjanjian dengan
Agreement pemerintah Indonesia adalah
Dilihat dari subyek hukum perdata
substansinya, loan (commercial bank, misalnya)
agreement pada dasarnya maka perjanjian merupakan
masuk dalam ranah kontrak bisnis internasional yang
hukum perdata berdimensi publik. Sementara
internasional. Namun bila pihak ketiga yang membuat
Damos mengidentifikasi perjanjian dengan pemerintah
bahwa dengan adanya Indonesia adalah subyek hukum
pergeseran penggunaan internasional, seperti negara atau
governing law dalam loan organisasi internasional, maka
agreement pada loan agreement akan masuk
perkembangannya, maka dalam kategori perjanjian
pembagian tersebut tidak internasional.
lagi dapat dijadikan Perjanjian internasional
acuan. Bahkan dalam tentu harus merujuk pada
pembuatan UU PI, loan Konvensi Wina. Sementara untuk
agreement turut kontrak bisnis internasinal yang
dimasukkan sebagai salah berdimensi publik melihat negara
satu perjanjian dalam fungsinya sebagai
internasional sepanjang pedagang atau iure gestionis.
memenuhi persyaratan Kalaupun di Indonesia pernah
yang terdapat dalam UU ada kesalahan maka kesalahan
PI. tersebut tidak dapat dijadikan
Salah satu preseden mengingat secara teori
konsekuensi dari tidak dapat dibenarkan. Negara
diberinya status harus dibedakan secara tegas
“Perjanjian Internasional” apakah sebagai institusi publik
berdasarkan UU PI adalah (iure imperii) atau sebagai
adanya lembaga subyek hukum perdata (iure
pengesahan berupa gestionis). Prosedur sebagai iure
“Ratifikasi” dan “Full

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

imperii dan iure gestionis tidak semua agreement merupakan


dapat dicampur-adukkan. kontrak.10 Kontrak adalah
2. Loan Agreement Dalam peristiwa dimana dua orang atau
Perspektif Hukum Kontrak lebih saling berjanji untuk
Komersial Internasional melakukan atau tidak melakukan
Perkembangan Bisnis di suatu perbuatan tertentu,
Indonesia semakin pesat biasanya secara tertulis11.
perkembangannya, baik dari Senada dikatakan bahwa
bisnis yang kecil maupun bisnis Kontrak Bisnis Internasional
yang sudah mencapai taraf berhubungan dengan unsur
Internasional. Perkembangan Internasional dapat berupa para
bisnis yang mencapai taraf pihak, substansi yang diatur dan
Internasional dapat dikegorikan lain lain. Sebagai contoh apabila
sebagai Bisnis Internasional dalam suatu kontrak bisnis para
karena kegiatan bisnis yang pihak yang mengikatkan diri
dilakukan sudah menyangkut adalah warga negara atau badan
hubungan antar Negara yang hukum asing maka hal itu sudah
dilakukan oleh para pihak baik dapat dikatagorikan sebagai
perseorangan maupun Kontrak Bisnis Internasional.
pemerintah, tentunya dalam Contoh Kontrak Bisnis
berbisnis disini para pihak Internasional adalah Perjanjian
membutuhkan kepastian hukum Pendirian Usaha Patungan (Joint
guna menjamin hak dan Venture Agreement), perjanjian
kewajiban para pihak oleh karena Pinjam Meminjam (Loan
itu perlu diatur lebih jauh yakni Agreement) dan lain lain.
melalui Hubungan hukum. Selanjutnya dalam hal ini akan
Hubungan hukum adalah disebut sebagai Kontrak
hubungan antara dua subjek Internasional yang maksudnya
hukum atau lebih mengenai hak adalah sama dengan yang
dan kewajiban disatu pihak dijelaskan sebelumnya yakni
berhadapan dengan hak dan berhubungan dengan bisnis yang
kewajiban dipihak yang lain. Hak bersifat komersial.
dan kewajiban para pihak Perjanjian loan
dituangkan dalam bentuk tertulis agreements atau perjanjian
yakni berupa Kontrak. pinjaman luar negeri yang
Melihat batasan kontrak menjadi obyek dalam penelitian
yang diberikan ini, dapat ini adalah perjanjian atau kontrak
dikatakan bahwa antara komersial untuk pembelian
perjanjian dan kontrak sparepart navigasi kapal dengan
mempunyai arti yang kurang
lebih sama, juga menurut Black‟s 10
Law Dictionary, dikatakan bahwa Bryan A Gasner, Black‟s Law Dictionary
(Seven Edition), West Group St.Paul,
Agreement juga mempunyai MINN, 1999, hlm 318
pengertian yang lebih luas dari 11
Abdul R. Saliman, Hermansyah dan
pada kontrak. Semua kontrak Ahmad Jalis, Hukum Bisnis Untuk
adalah agreement, tetapi tidak Perusahaan; Teori dan Contoh Kkasus,
Kencana, Jakarta 2005, Hal.41.

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

memperoleh pinjaman uang dari c. Lender has a greed to


Nordea Bank Danmark A/S make available a loan on
sebesar US$ 17,499,804,- (tujuh terms and conditions as
belas juta empat ratus sembilan set out herein.
puluh Sembilan ribu delapan d. The Ministry of Foreign
ratus empat Dolar Amerika). Para Affairs of Denamrk,
pihak dalam perjanjian adalah Danish International
pihak Nordea Bank Danmark A/S Development Assistance
sebagai pemberi pinjaman (DANIDA), having
(lender) dan Pihak Republik considered the scope and
Indonesia via Kementrian nature of project, has
Keuangan sebagai peminjam acceded to a request from
(borrower) yang ditunjuk oleh Buyer and Borrower to
kepala Negara. Dalam perjanjian soften the terms of such
tersebut antara pihak Nordea loan from Lender through
Bank Danmark A/S dengan pihak the provision of grants in
Pihak Republik Indonesia accordance with and
terdapat dokumen sebagai berikut following the rules and
: Surat perjanjian loan agreement procedurs set out in the
untuk pembelian sparepart OECD arrangement on
navigasi kapal yang Guidelines for Officially
ditandatangani oleh Nordea Bank Supported Export Credits
Danmark tersebut selaku pemberi (the Consensus).
pinjaman (lender) dan oleh e. The grants form Danida
Kementrian Keuangan selaku referred to above will be
penerima pinjaman (borrower) di disbursed to Lender in
Copenhagen, Denmark. order to pay :
Para pihak sepakat akan 1). Ordinary interest
substansi atau materi perjanjian including bank
yang mencakup kesepakatan margin to the Lender
sebagai berikut : on the amount of
a. The objective of the finance under the
contract is the supply of agreement.
equipment and 2). The full amount of the
installation of a ship export credit
monitoring and reporting guarantee premium to
system and training (the EKF, as further
project). described in clause
b. Buyer and borrower has 15.
requested that a loan is 3). A cash grant for the
made available for the purpose of reducing
financing of 100% of the the required loan
payments to be made to amount.
the supplier under the f. The loan to be made
contract. available will be utilized

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

by the Borrower for the yang menimbulkan kerugian bagi


financing of the contract. pihak lain dan tanggung jawab
g. All expenses for activities yang berpedoman pada
necessary for the project perundang-undangan yang
implementation (such as berlaku. Dalam Hukum
monitoring, supervision, Internasional, setiap perbuatan
site acceptance test, yang merugikan pihak lainnya
supporting facilities and harus bertanggung jawab dengan
necessary activities) other cara membayar ganti rugi atau
than those included in the kompensasi.12
contract shall be provided Substansi suatu kontrak
by the Government of bisnis pada dasarnya tergantung
Indonesia. pada isi dan substansi transaksi
bisnis yang melatarbelakanginya.
Perjanjian dibuat hanya Karena itu orang dapat menarik
dalam satu bahasa yaitu bahasa kesimpulan bahwa dari
Inggris dan semua korespondensi substansinya, semakin banyak
antara pihak Nordea Bank jenis transaksi yang dibuat orang
Danmark A/S dengan pihak dalam praktek bisnis dan
Pihak Republik Indonesia selama perdagangan, semakin banyak
pelaksanaan perjanjian dibuat pula dapat dijumpai jenis kontrak
dalam bahasa Inggris. Para pihak yang satu sama lain berbeda dari
masing-masing menunjuk satu segi substansi dan jenis prestasi
orang yang bertanggung jawab yang diaturnya. Salah satu contoh
untuk mengkoordinasi transaksi dari kontrak-kontrak
pengimplementasian dari bisnis, yaitu Kontrak Pinjam
perjanjian ini dan semua Meminjam Uang (Loan
korespondensi ditujukan kepada Agreement). Kontrak Pinjam
orang-orang yang telah ditunjuk Meminjam Uang (Loan
tersebut. Agreement), pada dasarnya
Ditinjau dari Substansi dibuat untuk merumuskan hak
suatu kontrak bisnis, bahwa dan kewajiban yang diperjanjikan
kontrak pinjaman luar negeri antara pihak yang bersedia
antara Republik Indonesia dan menyerahkan sejumlah uang atau
Nordea Bank Danmark A/S, dana pinjaman tertentu dengan
yakni suatu Kontrak yang pihak yang bersedia menerima
merupakan persetujuan para uang atau dana tersebut sebagai
pihak melahirkan hak dan pinjaman yang harus
kewajiban yang harus dipenuhi dikembalikan dengan
oleh para pihak yang terikat. persyaratan-persyaratan tertentu.
Akibat dari pertukaran hak dan B. Putusan yang dihasilkan oleh
kewajiban tersebut memunculkan Pengadilan Asing dapat
tanggung jawab para pihak, dijalankan di Indonesia
terkait dengan tangung jawab
tersebut, terdapat teori tentang 12
Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara dalam
tanggung jawab dalam perbuatan Hukum Internasional cetakan III, Rajawali
Pers, Jakarta, 2002, hlm 87

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Sebagai suatu hubungan untuk dapat ditentukan sebagai


hukum, selain harus digambarkan hukum yang menjadi dasar
bahasa atau diredaksikan dengan mengadili, akan tetapi hal tersebut
kalimat yang jelas dan mudah akan membutuhkan suatu proses
dimengerti, intepretasi keadilan dan yang tidak selalu mudah untuk
kepastian hukum dalam pelaksanaan diputuskan oleh hakim secara benar.
kontrak tersebut akan sangat Dalam hal terjadinya konflik
ditentukan oleh hukum yang berlaku. terhadap pelaksanaan suatu kontrak,
Dalam hal kontrak dagang tersebut sangat penting pula ditegaskan
merupakan kontrak internasional, pengadilan ataupun forum
sangat penting pula kiranya untuk penyelesaian mana yang akan
menentukan hukum mana yang mengadili jika terjadi konflik
menjadi dasar untuk memeriksa atau (dispute) dalam pelaksanaan dari
mengadili kontrak tersebut. Dengan kontrak tersebut. Pada umumnya
kalimat lain, harus ada pilihan pengadilan negara yang hukumnya
hukum (choice of law) yang tegas telah dipilih sebagai governing law
sebagai hukum yang mengatur dari kontrak akan dipilih sebagai
kontrak dengan internasional pengadilan yang berwenang untuk
tersebut, karena bila kontrak dagang memeriksa dan memutuskan setiap
internasional tersebut dibangun tanpa pekara yang timbul dari kontrak
dengan tegas menyatakan hukum dagang internasional, walaupun para
mana yang dipilih sebagai hukum pihak dapat menyepakati pengadilan
yang mengatur (governing law) dari perkara yang timbul dari kontrak
kontrak tersebut, maka akan terjadi tersebut dapat dilakukan di negara
permasalahan dalam penentuan lain.
hukum mana yang menjadi dasar Hal yang sama juga terjadi
untuk mengadili permasalahan dalam dalam memilih forum penyelesaian
kontrak tersebut nantinya. Misalnya, perkara dari kontrak tersebut melalui
jika suatu kontrak jual beli yang Arbitrase (dalam bentuk lembaga
disepakati oleh pihak Indonesia ataupun ad hoc). Walaupun pilihan
sebagai penjual dengan pihak Jerman penyelesaian perkara yang
sebagai pembeli, tidak dengan jelas merupakan alternatif diluar
menyepakati hukum mana yang pengadilan ini telah menjadi pilihan
berlaku sebagai hukum yang yang lebih disukai oleh pelaku-
mengatur kontrak tersebut, maka pelaku usaha internasional, akan
akan terjadi permasalahan karena ada tetapi harus pula secara hati-hati
dua hukum negara yang secara diperhitungkan tentang tempat
bersama-sama hadir yang menjadi dimana Arbitrase tersebut akan
dasar ketundukan dari masing- dilakukan, dan bagaimana cara
masing pihak berkontrak tersebut. arbitrase tersebut akan dilakukan.
Walaupun dalam prinsip-prinsip Misalnya menggunakan arbiter
hukum perdata internasional tunggal atau panel.
dimungkinkan untuk terlebih dulu Disisi lain, setiap perjanjian
melakukan penentuan untuk memilih internasional yang telah diikuti oleh
hukum mana yang paling dominan Indonesia yang memuat
mempengaruhi kontrak tersebut kewajibannya untuk dilaksanakan

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

ditingkat nasional (baik yang Perjanjian Internasional ditentukan


diratifikasi maupun tidak) perlu dapat berbentuk UU maupun
untuk diterjemahkan atau Peraturan Presiden sesuai dengan
ditransformasikan ke dalam hukum kriteria yang ditentukan. Instrumen
nasional. Maka perjanjian ini yang harus disampaikan ke
internasional yang telah diikuti tidak tempat yang menerima deposit untuk
berhenti sampai disitu. Pemerintah menandakan keikutsertaan Indonesia.
mempunyai kewajiban untuk Namun instrumen ini tidak dapat
menyisir berbagai peraturan digunakan untuk keberlakuan
perundang-undangan Indonesia dan perjanjian internasional tersebut,
menemukan mana yang bertentangan sepanjang ketentuan yang ada belum
dan mana yang belum diatur. Bila diterjemahkan ke dalam hukum
bertentangan maka perlu untuk nasional.
dilakukan amandemen, sementara Konvensi New York
yang belum diatur perlu untuk dibuat berfungsi untuk mendorong
aturannya. Sebagai contoh perlunya kerjasama antara negara-negara
peraturan pelaksanaan yaitu pembuat kontrak, dan
keberlakuan NY Convention on menyeragamkan kebiasaan negara-
Recognition and Enforcement of negara tersebut dalam melaksanakan
Foreign Arbitral Awards. Mahkamah putusan arbitrase asing. Konvensi ini
Agung tidak melaksanakan dianggap sebagai traktat
pelaksanaa putusan arbritase asing Internasional yang paling penting
yang diminta setelah Indonesia sehubungan dengan arbitrase
meratifikasi pada tahun 1981 dengan komersial Internasional, karena
alasan belum ada peraturan konvensi ini menawarkan kepastian
pelaksanaannya. Peraturan dan efisiensi dalam pelaksanaan
pelaksanaan ini penting karena putusan-putusan arbitrase
memuat ketentuan pengadilan mana Internasional.
yang mempunyai wewenang untuk Negara Indonesia telah
menerima dan mengabulkan meratifikasi Konvensi New York
permintaan putusan dan lain 1958 ini melalui Keppres Nomor 34
sebagainya. Barulah setelah Tahun 1981 tentang Pengakuan dan
diterbitkan Peraturan MA No. 1 Pelaksanaan Putusan Arbitrase
Tahun 1990 permohonan untuk Asing. Keppres ratifikasi tersebut
melaksanakan putusan Arbitrase kemudian ditindaklanjuti oleh
asing dapat dilakukan. Mahkamah Agung Republik
Indonesia melalui Peraturan
Uraian di atas sangatlah Mahkamah Agung (Perma) Nomor 1
penting dan perlu diperhatikan, Tahun 1990 tentang Tata Cara
bahwa tidak ada kaitan antara Pelaksanaan Putusan Arbitrase
instrumen untuk meratifikasi suatu Asing. Tata cara pengakuan dan
perjanjian internasional dengan pelaksanaan putusan arbitrase di luar
peraturan perundang-undangan yang negeri kemudian diatur di dalam
mentransformasikan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun
perjanjian internasional. Instrumen 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
untuk meratifikasi dalam UU Penyelesaian Sengketa.

14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Dalam ratifikasi tersebut, dalam konvensi ini diijinkan untuk


Indonesia meletakkan persyaratan mengumumkan bahwa pelaksanaan
yaitu; putusan hanya terbatas pada mereka
a. Indonesia hanya akan yang melakukan hubungan komersial
melaksanakan putusan sebagaimana diakui di dalam hukum
apabila putusan tersebut pihak yang membuat perjanjian atau
mengenai sengketa yang kontrak tersebut.13 Ketentuan
termasuk ke dalam ruang putusan hakim asing pada umumnya
lingkup hukum dagang. tidak dapat dilaksanakan di
b. Indonesia hanya akan Indonesia, karena dalam hal tertentu
melaksanakan ptusan ada putusan asing yang dapat
arbitrase asing, apabila dilaksanakan di Indonesia. Pasal 346
negara dimana putusan R.V. menyebutkan, bahwa kecuali
arbitrase tersebut dibuat, juga dalam hal-hal yang ditentukan oleh
adalah negara peserta Pasal 724 Kitab Undang-Undang
Konvensi New York 1958. Hukum Dagang (KUHD) dan
Prinsip ini dikenal pula undang-undang lain, putusan-putusan
dengan istilah resiprositas. Hakim asing tidak dapat
c. Indonesia hanya akan dilaksanakan di Indonesia.
melaksanakan putusan Putusan asing di Indoensia
arbitrase asing apabila hanya akan dihormati dan tidak akan
putusan tersebut tidak dilaksanakan. Sengketa yang diputus
melanggar ketertiban umum di luar negeri harus diperiksa ulang
ditanah air. kembali dari proses awalnya.
Demikian pula sebaliknya Putusan asing hanya sekedar suatu
apabila ternyata putusan tersebut ”fakta”, berupa putusan yang
melanggar ketertiban umum, maka sifatnya tidak mengikuti hakim di
putusan tersebut tidak akan diakui Indonesia, karena Rv masih menjadi
dan dilaksanakan. pedoman di Indonesia, dalam Pasal
Berdasarkan pengertian 436 Rv antara lain menyatakan
arbitrase asing, menyiratkan bahwa ”...keputusan-keputusan yang
kewajiban yang luas bagi para pihak diberikan oleh badan-badan
pembuat perjanjian terhadap peradilan di luar negeri tidak dapat
Konvensi New York 1958.
13
Kewajiban ini mengharuskan pihak Teks asli menyatakan, ”saat
pembuat perjanjian melaksanakan menandatangai, mensahkan atau mnyetujia
putusan arbitrase yang ditetapkan konvensi ini, atau memberitahukan
perpanjangan di abwah Pasal X, negara
menurut hukum suatu negara yang manapun pada dasar pelaksanaan putusan
menolak untuk menerima Konvensi yang mengeluarkan di wilayah negara
New York 1958. Konsekuensi ini pembuat perjanjian lainnya. Negara tersebut
tidak konsisten dengan pengertian juga dapat menyaakan bahwa mereka akan
resiproksitas (timbal balik), yang menggunakan konvensi tersebut kepada
perbedaan-perbedaan yang timbul dari
menjadi dasar dari kebanyakan hubungan-hubungan hukum, baik mngenai
konvensi dan traktat internasional. perjanjian maupun tidak, yang dianggap
Para pihak yang terikat dalam sebagai komersial di bawah hukum nasional
pembuatan kontrak atau perjanjian dari negara yang mengeluarkan deklarasi
tersebut”.

15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dieksekusi atau dilaksanakan di yang diberlakukan untuk perjanjian


Indonesia.” mereka. Kebebasan memilih hukum
Berdasarkan uraian di atas, ini dipercayakan kepada individu
dapat diketahui bahwa apabila terjadi demi kepentingan hubungan
gugatan terhadap Indonesia maka kelancaran lalu lintas masyarakat
putusan yang dihasilkan oleh internasional itu sendiri. Dengan
pengadilan asing tidak dapat kemungkinan memilih sendiri hukum
dijalankan di Indonesia, meskipun oleh para pihak yang melangsungkan
Nordea Bank Danmark A/S dalam suatu kontrak internasional akan
menentukan klausul pilihan bertambahlah kepastian mengenai
yurisdiksi dan pilihan hukum hukum yang akan diberlakukan bila
umumnya lebih menghendaki kelak timbul perselisihan.
pengadilan dan hukum di negara Sehubungan dengan studi
mereka sendiri. Jika tidak, mereka kasus ini mengenai pilihan hukum
bersedia menggunakan hukum untuk menentukan hukum yang
Indonesia, tetapi pilihan digunakan para pihak di dalam
yurisdiksinya mengacu kepada Perjanjian loan agreement atau
pengadilan atau arbitrase asing yang Pinjam meminjam antara Republik
tidak harus mengacu kepada Indonesia dan Nordea Bank
pengadilan atau arbitrase di negara Danmark A/S, dapat dilihat pada
mereka, yang intinya tidak diadili di Pasal 20 Loan Agreement Para pihak
Indonesia. baik Republik Indonesia dan
Dalam hal perjanjian loan Denmark menundukkan diri pada
agreement atau pinjam meminjam Pilihan Hukum Republik Indonesia.
dengan pihak asing, maka ada aspek Bahwa pada Pasal 20 Loan
hukum perdata internasional karena Agreement perihal Hukum Yang
ada foreign element atau unsur asing Mengatur dan Domisili Hukum,
di dalamnya. Dalam kontrak menentukan bahwa :
internasional ada satu hal penting This agreement is governed by
yang biasa disebut sebagai pilihan Danish Law, which shall also
hukum. Pilihan hukum ini menjadi govern any decisions as to the
pokok penting untuk menentukan validity of this choice of law
hukum yang akan digunakan para clause. For this Agreement and
pihak di dalam pembuatan suatu all its dispute, controversy, claim
kontrak. or proceedings a rising out of
Secara singkat pilihan hukum this agreement shell be brought
dapat diartikan sebagai “kebebasan before the city court of
yang diberikan kepada para pihak Copenhagen. Borrower submits
dalam bidang perjanjian untuk to the jurisdiction of the city
memilih sendiri hukum yang hendak court of Copenhagen but Lender
dipergunakan”.14 Para pihak dapat shall also be entitled to brings
kebebasan untuk memilih hukum proceedings before any other
competent court, in which case
14
Sudargo Gautama 2, Hukum Perdata Danish Law shall remain
Internasional Indonesia, Buku Kelima Jilid applicable. Borrower hereby
Kedua (Bagian Keempat), Bandung : agrees to submit to the
Alumni, 2004, hlm 5

16
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

jurisdiction of the said courts apakah sebagai institusi


without prejudice to the right of publik (iure imperi) atau
Lender to apply for enforcement sebagai subyek hukum
at any other place. perdata (iure gestionis) agar
Uraian pada Pasal 20 Loan bisa dibedakan pinjaman luar
Agreement di atas, maka dapat negeri termasuk dalam ruang
diketahui bahwa ada sebuah kontrak lingkup yang mana.
internasional yang sifatnya privat 2. Kajian dan analisis terhadap
yang menyangkut hubungan antara klausula loan agreement
Pihak Indonesia dengan Pihak Asing khususnya pada Pasal 20.3,
(Denmark) dimana pada awalnya maka putusan yang
kedua belah pihak sepakat dihasilkan oleh pengadilan
menggunakan bahasa Inggris dalam asing dapat dijalankan di
pembuatan kontrak sebagai Indonesia dapat dilihat dari
perjanjian pokok yang disebut Pengakuan Terhadap Putusan
dengan Loan Agreement, selanjutnya Arbitrase Asing. Pengakuan
bila terjadi sengketa, Borrower dan pelaksanaan putusan
memilih yuridiksi hukum pengadilan asing di Indonesia
internasional sebagai proses hanya akan dihormati dan
penyelesaiannya sesuai hukum tidak akan dilaksanakan.
perdata Indonesia. Sengketa yang diputus di luar
negeri harus diperiksa ulang
IV. KESIMPULAN kembali dari proses awalnya.
Kesimpulan dari skripsi di Putusan asing hanya sekedar
atas sebagai berikut: suatu fakta berupa putusan
1. Status loan agreement yang sifatnya tidak mengikuti
(perjanjian pinjaman luar hakim di Indonesia, karena
negeri) berstatus kontrak Rv masih menjadi pedoman
bisnis atau komersial di Indonesia, dalam Pasal 436
internasional dengan Rv antara lain menyatakan
argumentasi bahwa loan bahwa, ”Keputusan-
agreement antara Republik keputusan yang diberikan
Indonesia dan Nordea Bank oleh badan-badan peradilan
Danmark A/S termasuk di luar negeri tidak dapat
perjanjian internasional dieksekusi atau dilaksanakan
dalam hukum internasional di Indonesia”. Sehubungan
publik tentu harus merujuk dengan itu, sesuai dengan
pada Konvensi Wina dan UU Pasal 66 Undang-Undang
No. 24 Tahun 2000. Nomor 30 Tahun 1999 jo
Sementara untuk hukum Pasal 3 PERMA Nomor 1
kontrak internasional Tahun 1990 dinyatakan
berdimensi publik melihat bahwa putusan pengadilan
negara dalam fungsinya atau arbitrase asing hanya
sebagai pedagang atau iure diakui dan dapat
gestionis. Negara harus dilaksanakan di wilayah
dibedakan secara tegas hukum Indonesia apabila

17
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

memenuhi syarat-syarat West Group St.Paul, MINN,


sebagai berikut: 1999
a. Putusan itu dijatuhkan Damos Dumoli Agusman, Hukum
oleh badan arbitase atau Perjanjian Internasional:
arbiter perorangan di Kajian Teori dan Praktik
suatu negara yang dengan Indonesia, Bandung: Refika
negara Indonesia ataupun Aditama, 2010
bersama-sama negara Handri Raharjo, Hukum Perjanjian
Indonesia terikat dalam Di Indonesia, Pustaka
suatu konvensi Yustisia, Yogyakarta, 2009
internasional perihal Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara
pengakuan serta dalam Hukum Internasional
pelaksanaan putusan cetakan III, Rajawali Pers,
arbitrase asing. Jakarta, 2002
Pelaksanaanna didasarkan I Wayan Parthiana. Hukum
atas asas timbal balik Perjanjian Internasional
(resiprositas); Bagian 1. Bandung: Mandar
b. Putusan-putusan arbitrase Maju. 2002
asing tersebut di atas J.G. Starke, Pengantar Hukum
hanyalah terbatas pada Internasional 1, (Jakarta:
putusan-putusan yang Sinar Grafika, 2010
menurut ketentuan hukum Martin Dixon, Textbook on
Indonesia termasuk dalam International Law, Oxford
ruang lingkup hukum University Pres, UK, 2013
dagang; dan Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar
c. Putusan-putusan arbitrase Hukum Internasional, PT.
asing tersebut di atas Alumni, Bandung, 2003
hanya dapat dilaksanakan Soerjono Soekanto, Pengantar
di Indonesia terbatas pada Penelitian hukum, Jakarta, UI
putusan yang tidak Press, 2008
bertentangan dengan Sudargo Gautama 2, Hukum Perdata
ketertiban umum. Internasional Indonesia,
Buku Kelima Jilid Kedua
V. DAFTAR PUSTAKA (Bagian Keempat), Bandung :
Abdul R. Saliman, Hermansyah dan Alumni, 2004
Ahmad Jalis, Hukum Bisnis Yudha Bakti Ardhiwisastra, Imunitas
Untuk Perusahaan; Teori dan Kedaulatan Negara Di
Contoh Kasus, Kencana, Forum Pengadilan Asing,
Jakarta 2005 Bandung, Alumni, 1999
Adji Samekto, Negara Dalam _______, Perkembangan Penerapan
Dimensi Hukum Imunitas Kedaulatan Negara
Internasional, Bandung, Citra dalam Penyelesaian di
Aditya Bakti, 2009 Forum Pengadilan : Studi
Bryan A Gasner, Black‟s Law perbandingan atas praktek
Dictionary (Seven Edition), Indonesia di Forum

18
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Pengadilan Asing, disertasi,


PPS Unpad Bandung, 1995
Materi Perkuliahan Hukum
Internasional, Hukum
Perdata Internasional hlml,
Materi disarikan dari Ridwan
Khairandy, Nandang
Sutrisno, dan Jawahir
Thontowi, 1999, Pengantar
Hukum Perdata Internasional
Indonesia, (Yogyakarta :
Pusat Studi Hukum Fakultas
Hukum Universitas Islam
Indonesia-Gama Media,
2012), hal 1-12 diakses dari
http://mahendraputra.net/wpc
ontent/uploads/2012/02,
diakses pada tanggal 11 Juli
2016

Undang-Undang No. 24 Tahun 2000


tentang Perjanjian
Internasional
Konvensi Montevideo Tahun 1933
Konvensi Wina Tahun 1969 tentang
Perjanjian Internasional
(Vienna Convention on The
Law of Treaties).
European Convention on State
Immunity 1972
Reglement op de Rechtsvordering
(Rv)
Herziene Indonesich Reglement
(HIR)

19

Anda mungkin juga menyukai