DENGAN KAPITALIS
Ibrahim1
Ibrohimboim55@gmail.com
Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta
ABSTRAK
Pengertian etika Secara etimologi dalam bahasa Yunani adalah “ethos” yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika biasannya berkaitan erat dengan perkataan
moral yang merupakan istilah dari bahasa latin yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya
“Mores” yang berarti juga adat kebiasaan atau cara pandang hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (Kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk
etika dan moral lebih kurang sama pentingnya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaiaan perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk mengkaji sistem nilai yang berlaku. Jika dikaitkan dengan
prinsip dan tujuan etika distribusi mempunyai arti sebagimana didefinisikan distribusi
adalah proses menyalurkan dengan baik
Dr. Yusuf Qardhawi menjelaskan distribusi dalam ekonomi kapitalis terfokus pada
pasca produksi, yaitu pada konsekuensi proses produksi bagi setiap proyek dalam bentuk
uang ataupun nilai, lalu hasil tersebut didistribusikan pada komponen-komponen produksi
yang berandil dalam memproduksinya.
Yang membedakan Islam dengan kapitalisme ialah bahwa Islam tidak pernah
memisahkan ekonomi dengan etika, sebagaimana ia tidak pernah memisahkan ilmu dengan
ahklaq, politik dengan etika, perang dengan etika dan kerabat sedarah sedaging dengan
kehidupan Islam. Islam adalah Risalah yang diturunkan Allah Swt melalui rasul untuk
membenahi ahklak manusia.
Proses distribusi dalam ekonomi Islam haruslah diterapkan dengan benar, dan
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam mendistribusikan produk, harus merata agar
semua konsumen dapat menikmati produk. Selain itu dalam distribusi juga tidak
diperbolehkan berbuat dzalim terhadap pesaing lainnya.
Penelitian ini memakai jenis penelitian deskriptif atau sebuah metode yang memiliki
fungsi untuk menafsirkan atau memberikan sebuah paparan terhadap objek penelitian
menggunakan data yang dikumpulkan sebagaimana adanya sebelum melakukan analisis
dan membuat kesimpulan secara umum. (Sugiyono, 2011:29).
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder atau data yang
diperoleh kemudian digabungkan dengan penelitian sebelumnya atau yang telah diterbitkan
oleh instansi lain, biasanya dari sumber tidak langsung seperti data dokumentasi.
(Situmorang, Muda, Doli, & Fadli, 2010)
Pembahasan
Distribusi adalah suatu proses (sebagian hasil penjualan produk) kepada faktor-
faktor produksi yang akan menentukan pendapatan, dalam kamus bahasa Indonesia
dijelaskan distribusi adalah penyaluran barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Dalam
Islam distribusi merupakan penyaluran dari harta yang ada, baik yang dimilki oleh pribadi
maupun yang dimiliki oleh umum (publik) kepada pihak yang berhak menerima dengan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan syariat
Menurut Anas Zarqa definisi distribusi adalah sebagai suatu transfer dari
pendapatan kekayaan antara individu dengan cara pertukaran (melalui pasar) atau dengan
cara yang lain, seperti warisan, shadaqoh, wakaf dan zakat. Jadi konsep distribusi menurut
pandangan Islam adalah peningkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan supaya sirkulasi
kekayaan dapat ditingkatkan, sehingga kekayaan yang ada dapat tersebar dengan merata
dan tidak hanya beredar di antara golongan tertentu saja, sehingga dapat memberikan
konribusi ke arah kehidupan manusia yang lebih baik.
Distribusi dapat terjadi antara individu dengan individu maupun antara negara dan
individu. Berbagai macam objek yang dapat didistribusikan meliputi pendapatan dan
kekayaan. Ketika distribusi kekayaan dan pendapatan sudah dilakukan terhadap individu
dan kelompok baik secara langsung ataupun tidak langsung, namun hasil akhirnya masih
menimbulkan disparitas atau kesenjangan antar individu maupun antar kelompok. Maka
dari itu diperlukan adanya upaya redistribusi. Untuk menjalankan proses distribusi tersebut
dibutuhkan basis legitimasi, yaitu kriteria atau prinsip yang dapat menentukan dan juga
berlaku bagi apa saja yang berkaitan dengan kekayaan dan pendapatan. Kriteria tersebut
antara lain:
a. Pertukaran
Pertukaran sebagai basis bagi distribusi mempunyai landasan yang kokoh dalam
prinsip keadilan sejauh dikaitkan dengan balasan terhadap usaha yang telah
diupayakan. Pelanggaran atas kriteria ini dapat dipandang sebagai indikasi
ketidakadilan. Orang yang telah memberikan kontribusi melalui jasa atau kerja
yang dilakukannya berhak menerima imbalan atas jasa tersebut.
b. Kebutuhan
Menurut prinsip kebutuhan, sangat memungkinkan bagi seseorang untuk
mengambil dari pendapatan atau bagian sesuai dengan kebutuhannya tanpa
memandang apa yang telah ia kontribusikan.
c. Kekuasaan
Menurut prinsip kekuasaan atau kemampuan, seseorang yang mempunyai
kekuasaan atau nilai lebih akan mendapatkan sesuatu yang lebih juga. Prinsip ini
bisa mencakup kecakapan, baik dalam intelektualitas (intellectual capacity)
maupun keterampilan hidup (life skills). Karena modal kemampuan inilah
seseorang dapat menghasilkan keutamaan yang berbeda.
d. Sistem sosial dan nilai etis
Distribusi atas dasar nilai-nilai dan praktiknya adalah mengalokasikan dalam
masyarakat sebagian pendapatan nasional untuk para pegawai, mengalokasikan
dana pada otoritas publik untuk merealisasikan kepentingan-kepentingan publik,
insitusi harta warisan dan kepercayaan filantropis atau wakaf dan apapun yang
serupa dengan dua institusi tersebut, dan pelarangan atas beberapa macam
pertukaran karena alasan-alasan non ekonomi, seperti prostitusi, judi, dan lain-
lain.
Menurut Euis Amalia, Islam memberikan hak dan kesempatan yang sama terhadap
setiap individu dalam aspek kebebasan, dengan catatan untuk berusaha mendistribusikan
kekayaan secara efisien dan tidak merusak keseimbangan ekonomi dalam masyarakat. Hal
tersebut dapat diwujudkan dengan tidak melakukan monopoli, korupsi, mengedepankan
kepentingan pribadi, dan lain-lain. Prinsip Islami tersebut akan menekan kemungkinan
pelaku ekonomi untuk menumpuk harta kekayaan secara berlebihan, sementara masyarakat
yang kurang mampu kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya.
Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa ekonomi hanya sebatas penyedia alat
pemuas kebutuhan ekonomi masyarakat. Kebebasan distribusi bagi setiap individu untuk
meraih harta kekayaan sesuai dengan faktor produksinya sebanyak mungkin akan terjadi
ketika ada upaya kenaikkan tingkat produksi. Hal ini berdampak pada realita yang kita
rasakan bahwa yang akhirnya menjadi penguasa adalah para kapitalis.
Secara umum, kritik mendasar terhadap sistem kapitalisme adalah pada konsep
kebebasan pasar yang terlampau bebas. Kebebasan yang seperti ini akan melahirkan apa
yang disebut dengan “Darwinisme sosial” dalam aspek alokasi dan distribusi sumber daya
ekonomi. Pasar menciptakan sebuah sistem seleksi kehidupan yang hanya berpihak pada
golongan masyarakat yang memiliki daya beli lebih, sehingga tidak ada tempat lagi bagi
masyarakat miskin. Pasar akan terkesan tertutup terhadap kemiskinan dan pengangguran
sembari menawarkan rasionalitas baru yang tidak mempersulit diri dengan moralitas
maupun pertimbangan pemerataan. Akhirnya masyarakat miskin akan terpinggirkan dan
semakin miskin.
Sistem ekonomi Islam merupakan jalan tengah dari sistem ekonomi kapitalis dan
sosialis. Upaya ini dilakukan dengan mengambil keunggulan dari kedua sistem tersebut
serta meninggakan kelemahan- kelemahannya. Ekonomi Islam tidak hanya terpaut pada
masalah keuangan saja, melainkan juga tanggung jawab bagaimana berjalannya kegiatan
produksi, distribusi, konsumsi sesuai dengan norma dan etika dalam kehidupan.
Islam menilai pengertian bahwa materi adalah segalanya dalam kehidupan
merupakan sesuatu yang keliru. Hal ini dikarenakan manusia disamping memiliki dimensi
material juga memiliki dimensi spiritual. Di hadapan Allah S.W.T. manusia dipandang
sama sehingga tidak diperbolehkan memperbudak sesama manusia. Kemudian Islam
mendorong terbentuknya keseimbangan dalam masyarakat dengan pemerataan kekayaan
dan pendapatan.
Kesimpulan
Etika distribusi dalam ekonomi Islam adalah adalah norma-norma atau kaidah etik
proses penyimpanan dan penyaluran produk kepada pelanggan berdasarkan prinsip-prinsip
Islami yaitu mencari keuntungan yang wajar, distribusi yang meluas, keadilan sosial dan
larangan ikhtikar.
Etika distribusi yang berbasis Islam menghendaki bahwa dalam hal pendistribusian
harus berdasarkan dua sendi, yaitu sendi kebebasan dan keadilan kepemilikan. Kebebasan
disini adalah kebebasan dalam bertindak yang di bingkai oleh nilai-nilai agama dan
keadilan tidak seperti pemahaman kaum kapitalis yang menyatakannya sebagai tindakan
membebaskan manusia untuk berbuat dan bertindak tanpa campur tangan pihak mana pun,
tetapi sebagai keseimbangan antara individu dengan unsur materi dan spiritual yang
dimilikinya, keseimbangan antara individu dan masyarakat serta antara suatu masyarakat
dengan masyarakat lainnya. Sistem ekonomi kapitalis masih memiliki berbagai
kekurangan, dimana yang menjadi realita adalah adanya ketimpangan antara masyarakat
kaya dengan masyarakat miskin.
Daftar Pustaka
Agusta, I. (2003). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Pusat Penelitian
Sosial Ekonomi. Litbang Pertanian, Bogor, 27.
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Jejak
Publisher.
Baidhawy, Z. (2008). Etika Bisnis Syariah (II): Prinsip-Prinsip Konsumsi dan Distribusi.
Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.
Chalil, Zaki Fuad. Pemerataan Distribusi Kekayaan Dalam Ekonomi Islam. Jakarta:
Erlangga, 2009.
Holis, M. (2016). Sistem Distribusi dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Perbankan
Syariah.
Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
Rozalinda. (2015). Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Situmorang, S. H., Muda, I., Doli, M., & Fadli, F. S. (2010). Analisis data untuk riset
manajemen dan bisnis. USUpress.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Syukur, M. (2018). Distribusi Perspektif Etika Ekonomi Islam. Jurnal Kajian Ekonomi dan
Perbankan.
Tho’in, M. (2015). Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis- Sosialis). Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam.
Zakiyah, K. dan Widiastuti, T. (2017). Peran Negara dalam Distribusi Kekayaan (Perspektif
Ekonomi Islam). Journal of Islamic Economics.