Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS JEMBER KODE

FAKULTAS KESEHATAN DOKUMEN


MASYARAKAT PRODI S1
KESEHATAN MASYARAKAT FORM PP-05
LEMBAR KERJA
MAHASISWA - 1
Dosen Pengampu Mata kuliah : Nuryadi, S.KM., M.Kes.
Pokok Bahasan : Isu Kebijakan Kesehatan
Model Pembelajaran : Case method

IDENTITAS MAHASISWA
Kelas/Nama Kelompok AKK Dasar Kelas D/Kelompok 10
Nama/NIM Anggota kelompok 1. Rabiah Sekar Putri A/192110101068
2. Rahayu Mulya Ramdhani/22211010119
3. Fadila Yulian N/222110101127
4. Fita Auwalina Ayu/222110101140
Pertemuan Ke XIII
Hari/Tanggal Rabu, 24 Mei 2023

BAHAN DISKUSI
Bacalah dengan seksama studi kasus mengenai “Rancangan UU Kesehatan” yang disediakan.
Berdasarkan naskah tersebut, silakan dilakukan analisis kebijakan:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan apa yang sebenarnya terjadi saat ini sebagai latar
belakang perlunya kebijakan yang dituangkan dalam RUU Kesehatan tsb?
2. Lengkapi informasi dan fakta yang mendukung masalah kesehatan di atas (no. 1) !
3. Uraikan pendapat saudara terhadap alternatif solusi yang dituangkan dalam RUU
Kesehatan (sesuai bab yang dipilih) !
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah mahasiswa maksimal 5 orang
(tentukan ketua kelompok), tiap kelompok memilih 1 topik (berupa bab di RUU Kesehatan
antara bab II-XIII).
Tuliskan hasil diskusi kelompok anda pada LKM ini, kemudian file hasil diskusi kumpulkan ke
KMK utk dikirimkan ke dosen berupa link Gdrive, dan juga diupload ke MMP

HASIL DISKUSI
BAB V
UPAYA KESEHATAN
BAGIAN KEDUAPULUH
KESEHATAN KERJA
PASAL 134
1. Pada masa ini, permasalahan kesehatan masyarakat semakin kompleks dan terjadi di  berbagai
sektor di Indonesia, salah satunya adalah sektor pekerjaan.  Di sektor pekerjaan, tidak jarang
terjadi masalah kesehatan terhadap pekerja, misalnya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
Di samping itu, masih banyak terdapat pekerja di Indonesia yang belum terdaftar sebagai peserta
BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, masih banyak perusahaan yang belum menerapkan aturan
keselamatan dan kesehatan kerja dengan patuh di tempat kerjanya sehingga angka kecelakaan
serta penyakit akibat kerja di Indonesia masih terus meningkat setiap tahunnya. Para pekerja juga
seringkali menganggap remeh peraturan yang dibuat oleh perusahaan. Dengan demikian, perlu
adanya kerja sama perusahaan dan pekerja guna meminimalisir kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Kecelakaan kerja menurut Meister adalah kejadian yang terjadi secara tiba tiba atau
tanpa adanya dugaan yang mengakibatkan gangguan dan mempengaruhi kesempurnaan dalam
menyelesaikan tujuan sistem (Darwis dkk, 2020). Selain itu, Kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang menimpa pekerja, dapat merugikan dirinya sendiri maupun perusahaan. waktu yang
tidak bisa ditentukan. Apabila risiko risiko kerja ini terjadi dan menimpa pekerja dapat
menimbulkan cacat sebagian, cacat seumur hidup, bahkan dapat menimbulkan kematian. Maka
dari itu, untuk menghindari kecelakaan dalam kerja diperlukan perhatian dan perlindungan khusus
terhadap pekerja. Keselamatan dan kesehatan para pekerja, menjadi perhatian publik karena
semakin banyak kasus yang semakin marak terkait kecelakaan kerja. Pelaksanaan K3 harus makin
menjadi perhatian dan menjadi prioritas bagi dunia kerja di Indonesia.  Hal ini juga menjadi salah
satu urgensi pembentukan hukum dan perundangan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
Pada masa ini, permasalahan kesehatan masyarakat semakin kompleks dan terjadi di  berbagai
sektor di Indonesia, salah satunya adalah sektor pekerjaan.  Di sektor pekerjaan, tidak jarang
terjadi masalah kesehatan terhadap pekerja, misalnya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
Di samping itu, masih banyak terdapat pekerja di Indonesia yang belum terdaftar sebagai peserta
BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, masih banyak perusahaan yang belum menerapkan aturan
keselamatan dan kesehatan kerja dengan patuh di tempat kerjanya sehingga angka kecelakaan
serta penyakit akibat kerja di Indonesia masih terus meningkat setiap tahunnya. Para pekerja juga
seringkali menganggap remeh peraturan yang dibuat oleh perusahaan. Dengan demikian, perlu
adanya kerja sama perusahaan dan pekerja guna meminimalisir kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Kecelakaan kerja menurut Meister adalah kejadian yang terjadi secara tiba tiba atau
tanpa adanya dugaan yang mengakibatkan gangguan dan mempengaruhi kesempurnaan dalam
menyelesaikan tujuan sistem (Darwis dkk, 2020). Selain itu, Kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang menimpa pekerja, dapat merugikan dirinya sendiri maupun perusahaan. waktu yang
tidak bisa ditentukan. Apabila risiko risiko kerja ini terjadi dan menimpa pekerja dapat
menimbulkan cacat sebagian, cacat seumur hidup, bahkan dapat menimbulkan kematian. Maka
dari itu, untuk menghindari kecelakaan dalam kerja diperlukan perhatian dan perlindungan khusus
terhadap pekerja. Keselamatan dan kesehatan para pekerja, menjadi perhatian publik karena
semakin banyak kasus yang semakin marak terkait kecelakaan kerja. Pelaksanaan K3 harus makin
menjadi perhatian dan menjadi prioritas bagi dunia kerja di Indonesia.  Hal ini juga menjadi salah
satu urgensi pembentukan hukum dan perundangan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Berdasarkan Laporan Tahunan BPJS Ketenagakerjaan, selama 3 tahun terakhir data jumlah
kecelakaan kerja terus meningkat, termasuk diantaranya penyakit akibat kerja (PAK). Pada tahun
2020 angka kecelakaan kerja berjumlah 221.740 kasus, kemudian pada tahun 2021 angka
kecelakaan kerja meningkat menjadi 234.370, sedangkan yang terbaru pada tahun 2022 (s.d Bulan
November) jumlah kecelakaan kerja tercatat sebesar 265.334 (data keseluruhan tahun 2022 baru
dapat ditarik pada awal Januari 2023). Angka yang tercatat tersebut masih dihitung berdasarkan
jumlah klaim yang diajukan oleh pekerja yang mengalami kecelakaan kerja.
3. Pendapat dari kelompok kami terhadap solusi yang diberikan dalam pasal 134 adalah sebagai
berikut:
- Racangan perundangan yang telah dibuat dinilai mampu meningkatkan kesadaran perusahaan
agar senantiasa untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para pekerja selama bekerja di
instansi tersebut sehingga meminimalisir kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
- Diberlakukannya perundangan tersebut, dapat meningkatkan tanggung jawab perusahaan
atau pemilik usaha agar lebih memperhatikan serta menjamin kesehatan para pekerja dengan
memberikan kemudahan akses ke pelayanan kesehatan guna melakukan medical check up
sehingga perusahaan dapat memonitoring keadaan kesehatan para pekerjanya, serta
memberikan santunan kepada pekerja apabila terjadi kecelakan kerja.
- Tidak hanya berupa himbauan, akan tetapi di dalam rancangan perundangan ini perlu ada
pernyataan tegas terkait sanksi yang dikenakan kepada perusahaan/ pemilik usaha yang tidak
menjalankan peraturan tersebut, seperti tempat kerja yang tidak sesuai standar keselamatan
kerja.
- Dengan adanya aturan dan perundangan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
kepedulian para pekerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga meminimalisir
terjadinya kecelakaan serta penyakit akibat kerja. Selain itu, para pekerja juga harus memiliki
asuransi kesehatan apabila sewaktu-waktu terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Para pekerja
juga wajib melapor apabila perusahan tempat bekerja tidak menjalankan ketentuan sesuai
hukum yang berlaku.
- Setelah diberlakukannya peraturan, maka wajib bagi setiap instansi untuk melakukan eksekusi
dan pemantauan agar peraturan yang telah ditetapkan bisa berjalan dengan semestinya. Tidak
hanya tertulis dalam peraturan perundang undangan, tetapi juga melaksanakan, menerapkan,
dan mengaplikasikan peraturan yang telah tertulis dengan di bawah pengawasan para ahli.

Anda mungkin juga menyukai