ILMU KALAM
Dibuat oleh :
Sekte-sekte Syi’ah
d) Syi’ah Isma’iliyah.
Yaitu Syi’ah yang mempercayai hanya 7 orang Imam, yaitu mulai Ali
bin Abi Ṭālib dan diakhiri Ismail bin Ja’far as-Shaddiq yang lenyap dan
akan keluar pada akhir zaman.
e) Syi’ah Zaidiyah.
Yaitu Syi’ah pengikut Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi
Ṭālib. Sekte ini termasuk yang tidak ghullat. Mereka tidak mengkafirkan
Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khaṭab, Utsman bin Affan, walaupun
berkeyakinan bahwa Ali bin Abi Ṭālib lebih mulia dari ketiganya.
Mengenai pelaku dosa besar, mereka berkeyakinan apabila mati sebelum
taubat maka akan masuk neraka selama-lamanya.
f) Syi’ah Qaramitah.
yang suka menafsirkan al-Qur’an sesuka hatinya. Mereka mengatakan bahwa
malaikat-malaikat adalah muballigh mereka dan setan-setan adalah musuh
mereka, sembahyang adalah mengikuti mereka, haji, ziarah kepada imam-imam
mereka. Orang yang sudah mengetahui sedalam-dalamnya Allah, tidak perlu
sembahyang, puasa, dll.
d) Syi’ah Isma’iliyah.
Yaitu Syi’ah yang mempercayai hanya 7 orang Imam, yaitu mulai Ali bin Abi
Ṭālib dan diakhiri Ismail bin Ja’far as-Shaddiq yang lenyap dan akan keluar
pada akhir zaman.
e) Syi’ah Zaidiyah.
Yaitu Syi’ah pengikut Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Ṭālib.
Sekte ini termasuk yang tidak ghullat. Mereka tidak mengkafirkan Abu Bakar
as-Shiddiq, Umar bin Khaṭab, Utsman bin Affan, walaupun berkeyakinan bahwa
Ali bin Abi Ṭālib lebih mulia dari ketiganya. Mengenai pelaku dosa besar,
mereka berkeyakinan apabila mati sebelum taubat maka akan masuk neraka
selama-lamanya.
ALIRAN MURJI’AH
Menunda emnghukumi persoalan konflik-konflik antara Ali bin Abi
Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan Khawarij sampai pada hari
perhitungan di akhirat nanti.
a) Murji’ah Moderat.
al-Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Ṭālib, Abu Hanifah, Abu
Yusuf, dan beberapa ahli hadiś.Golongan ini berpendapat, bahwa orang
mukmin yang melakukan dosa besar bukanlah kafir, dan tidak kekal di
dalam neraka, tetapi akan dihukum di neraka sesuai dengan besarnya dosa
yang dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni
dosanya, dan oleh karena itu tidak akan masuk neraka sama sekali.
b) Murji’ah Ekstrim.
Yang termasuk Murji’ah ekstrim adalah: al-Jahmiah (pengikut Jaham
bin Shafwan), al-Salihiyah (pengikut Abu al-Hasan al-Salihi), al-
Yunusiyah, al- Khassaniyah.
ALIRAN JABARIYAH
Aliran ini mauncul dari sikap yang skeptis terhadap situasi politik pada
masa pemerintahan Mu’awiyah bin Abi Ṣufyān. Perasaan tidak berdaya
itu kemudian dirumuskan dalam pemikiran teologi, bahwa semua
perbuatan manusia merupakan wujud kehendak Allah. Doktrin teologi
yang demikian itu sangat menguntungkan Mu’awiyah yang saat itu
sedang memegang kekuaaan, sehingga pemikiran keagamaan ini
dipolitisasi oleh Mu’awiyah untuk melegitimasi aksi politiknya.
Menurut aliran Jabariyah, manusia tidak mempunyai kemampuan untuk
mewujudkan perbuatannya, dan tidak memiliki kemampuan untuk
memilih. Segala gerak dan perbuatan yang dilakukan manusia pada
hakikatnya adalah dari Allahsemata
ALIRAN QADARIYAH
Persoalan politik adalah latar belakang utama yang memicu munculnya
Aliran Qadariyah. Sebagaimana diketahui, bahwa Mu’awiyah bin Abi
Ṣufyān sangat gencar mendelegitimasi pemerintahan Ali bin Abi Ṭālib.
Menurut Qadariyah, manusia mempunyai tanggung jawab untuk
menegakkan kebenaran dan kebaikan serta menghancurkan keẓaliman.
Manusia diberi daya oleh Allah dan kekuatan untuk melakukan suatu
perbuatan sehingga dinamakan aliran free will and free act. Manusia
juga diberi kebebasan untuk memilih antara melakukan sesuatu
kebaikan dan keburukan, dan mereka harus mempertanggungjawabkan
semua perbuatannya kelak di hari akh
ALIRAN MU’TAZILAH
Lahirnya aliran Mu’tazilah tidak terlepas dari perkembangan pemikiran-
pemikiran ilmu kalam yang sudah muncul sebelumnya. Aliran ini lahir
berawal dari tanggapan Waṣil bin Aṭo’ (salah seorang murid Hasan al-
Baṣri) di Bashrah, atas pemikiran yang dilontarkan Khawārij tentang
pelaku dosa besar.
Pokok ajaran Mu’tazilah