Anda di halaman 1dari 14

ALIRAN-ALIRAN

ILMU KALAM
Dibuat oleh :

Arva Calaga Aryaguna 4


XI IPA 5
ALIRAN KHAWARIJ
 Nama ini digunakan untuk memberikan atribut bagi pengikut Ali bin
Abi Thalib yang keluar dari golongannya dan kemudian membentuk
kelompok sendiri.

 Sekte Khawarij dan doktrin ajarannya.

a) Al-Muhakkimah (pengikut-pengikut Ali yang kemudian


membangkang)
Al-Muhakkimah berasal dari semboyan mereka la hukma illa lilah,
mereka menolak tahkim karena dianggap bertentangan dengan perintah
Allah Swt. Dalam QS. Al-Hujurat (49) : 9 yang menyuruh memerangi
kelompok pembangkang sampai mereka kembali ke jalan Allah Swt.
b) Al-Azariqah (pemimpinnya yaitu Abi Rasyid Nafi bin al-Azraq).
setiap orang yang menolak ajaran Al-Azariqah dianggap musrik.
Menurut mereka semua orang Islam yang musyrik boleh dibunuh. Maka
dari itu banyak pengikut Al-Azariqah melakukan pembunuhan terhadap
sesama umat Islam yang berada di luar daerah mereka.

c) An-Najdah (pendirinya adalah Najdah bin Amir al-Hanafi).


orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka dianggap kafir. Orang
seperti ini menurut mereka akan masuk neraka dan kekal didalamnya.

d) Al-’Ajaridiyah (pendirinya adalah Abdul Karim bin Ajarad).


mereka berpendapat bahwa tidak wajib berhijrah ke wilayah mereka
seperti yang diajarkan Nafi’, tidak boleh merampas harta dalam
peperangan kecuali harta orang yang mati terbunuh, dan tidak dianggap
musyrik anak-anak yang masih kecil.
e) As-Sufriyah (dinisbahkan kepada Zaid bin Ashfar).
membawa paham yang mirip dengan paham Al-Azariqah, hanya lebih
lunak.

f) Al-Ibadiyah (dimunculkan oleh Abdullah bin al-Murri at-Tamimi)


doktrin teologi yang terpenting antara lain bahwa orang Islam yang
berdosa besar tidak dikatakan mukmin, melainkan muwahhid. Harta yang
boleh dirampas dalam perang haynya kuda dan alat perang. Sekte ini
dianggap paling moderat dalam aliran Khawarij.
ALIRAN SYI’AH
 Syiah adalah orang-orang yang menjadi pengikut-pengikut Ali bin Abi
Thalib.

 Sekte-sekte Syi’ah

a) Syi’ah Sabaiyah (pengikut Abdullah Ibnu Saba’).


yaitu Syi’ah yang keterlalua atau berlebih-lebihan. Mereka
menyebarkan paham bahwa malaikat Jibril telah keliru dalam
menyampaikan wahyu dari Tuhan.

b) Syi’ah Kaisaniayah (pengikut Mukhtar bin Ubay as-Tsaqafi).


yaitu tidak mempercayai adanya ruh Tuhan dalam tubuh Ali bin Abi
Thalib.
d) Syi’ah Imamiyah.
Yaitu Syi’ah yang percaya kepada Imam-imam yang ditunjuk langsung
oleh nabi Muhammad Saw. yaitu Ali bin Abi Ṭālib sampai 12 orang
Imam keturunannya.

d) Syi’ah Isma’iliyah.
Yaitu Syi’ah yang mempercayai hanya 7 orang Imam, yaitu mulai Ali
bin Abi Ṭālib dan diakhiri Ismail bin Ja’far as-Shaddiq yang lenyap dan
akan keluar pada akhir zaman.

e) Syi’ah Zaidiyah.
Yaitu Syi’ah pengikut Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi
Ṭālib. Sekte ini termasuk yang tidak ghullat. Mereka tidak mengkafirkan
Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khaṭab, Utsman bin Affan, walaupun
berkeyakinan bahwa Ali bin Abi Ṭālib lebih mulia dari ketiganya.
Mengenai pelaku dosa besar, mereka berkeyakinan apabila mati sebelum
taubat maka akan masuk neraka selama-lamanya.
f) Syi’ah Qaramitah.
yang suka menafsirkan al-Qur’an sesuka hatinya. Mereka mengatakan bahwa
malaikat-malaikat adalah muballigh mereka dan setan-setan adalah musuh
mereka, sembahyang adalah mengikuti mereka, haji, ziarah kepada imam-imam
mereka. Orang yang sudah mengetahui sedalam-dalamnya Allah, tidak perlu
sembahyang, puasa, dll.

d) Syi’ah Isma’iliyah.
Yaitu Syi’ah yang mempercayai hanya 7 orang Imam, yaitu mulai Ali bin Abi
Ṭālib dan diakhiri Ismail bin Ja’far as-Shaddiq yang lenyap dan akan keluar
pada akhir zaman.

e) Syi’ah Zaidiyah.
Yaitu Syi’ah pengikut Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Ṭālib.
Sekte ini termasuk yang tidak ghullat. Mereka tidak mengkafirkan Abu Bakar
as-Shiddiq, Umar bin Khaṭab, Utsman bin Affan, walaupun berkeyakinan bahwa
Ali bin Abi Ṭālib lebih mulia dari ketiganya. Mengenai pelaku dosa besar,
mereka berkeyakinan apabila mati sebelum taubat maka akan masuk neraka
selama-lamanya.
ALIRAN MURJI’AH
 Menunda emnghukumi persoalan konflik-konflik antara Ali bin Abi
Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan Khawarij sampai pada hari
perhitungan di akhirat nanti.

 Sekte-sekte Murji’ah dan pahamnya.

a) Murji’ah Moderat.
al-Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Ṭālib, Abu Hanifah, Abu
Yusuf, dan beberapa ahli hadiś.Golongan ini berpendapat, bahwa orang
mukmin yang melakukan dosa besar bukanlah kafir, dan tidak kekal di
dalam neraka, tetapi akan dihukum di neraka sesuai dengan besarnya dosa
yang dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni
dosanya, dan oleh karena itu tidak akan masuk neraka sama sekali.
b) Murji’ah Ekstrim.
Yang termasuk Murji’ah ekstrim adalah: al-Jahmiah (pengikut Jaham
bin Shafwan), al-Salihiyah (pengikut Abu al-Hasan al-Salihi), al-
Yunusiyah, al- Khassaniyah.
ALIRAN JABARIYAH
 Aliran ini mauncul dari sikap yang skeptis terhadap situasi politik pada
masa pemerintahan Mu’awiyah bin Abi Ṣufyān. Perasaan tidak berdaya
itu kemudian dirumuskan dalam pemikiran teologi, bahwa semua
perbuatan manusia merupakan wujud kehendak Allah. Doktrin teologi
yang demikian itu sangat menguntungkan Mu’awiyah yang saat itu
sedang memegang kekuaaan, sehingga pemikiran keagamaan ini
dipolitisasi oleh Mu’awiyah untuk melegitimasi aksi politiknya.
Menurut aliran Jabariyah, manusia tidak mempunyai kemampuan untuk
mewujudkan perbuatannya, dan tidak memiliki kemampuan untuk
memilih. Segala gerak dan perbuatan yang dilakukan manusia pada
hakikatnya adalah dari Allahsemata
ALIRAN QADARIYAH
 Persoalan politik adalah latar belakang utama yang memicu munculnya
Aliran Qadariyah. Sebagaimana diketahui, bahwa Mu’awiyah bin Abi
Ṣufyān sangat gencar mendelegitimasi pemerintahan Ali bin Abi Ṭālib.
Menurut Qadariyah, manusia mempunyai tanggung jawab untuk
menegakkan kebenaran dan kebaikan serta menghancurkan keẓaliman.
Manusia diberi daya oleh Allah dan kekuatan untuk melakukan suatu
perbuatan sehingga dinamakan aliran free will and free act. Manusia
juga diberi kebebasan untuk memilih antara melakukan sesuatu
kebaikan dan keburukan, dan mereka harus mempertanggungjawabkan
semua perbuatannya kelak di hari akh
ALIRAN MU’TAZILAH
 Lahirnya aliran Mu’tazilah tidak terlepas dari perkembangan pemikiran-
pemikiran ilmu kalam yang sudah muncul sebelumnya. Aliran ini lahir
berawal dari tanggapan Waṣil bin Aṭo’ (salah seorang murid Hasan al-
Baṣri) di Bashrah, atas pemikiran yang dilontarkan Khawārij tentang
pelaku dosa besar.
 Pokok ajaran Mu’tazilah

Ajaran Mu’tazilah dituangkan dalam al-Ushul al Khamsah (lima dasar


ajaran), yaitu: (1) al-Tauhīd (keesaan Allah), (2) al-‘adlu (keadilan Allah),
(3) al-wa’du wa al-wa’id (janji dan ancaman), (4) al-manzilah baina al-
manzilatain (posisi diantara dua posisi), dan (5) amar ma’ruf nahi munka
(memerintahkan yang baik dan mencegah yang mungkar).
ALIRAN ASY’ARIYAH
 Dinamakan aliran Asy’ariyah karena dinisbahkan kepada pendirinya,
yaitu Abu al-Hasan Ali bin Isma’il al-Asy’ari. Beliau lahir di Bashrah
(Irak) pada tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324 H/935 M.Al-
Asy’ari mengawali belajar ilmu kalam dari ayah tirinya yang bernama
Ali al-Jubbai yang beraqidah Mu’tazilah. Dengan demikian maka al-
Asy’ari mempunyai paham yang sama dengan gurunya, yaitu
Mu’tazilah.

 Pokok-pokok Ajaran Asy’ariyah

Sifat Tuhan, Kekuasaan Tuhan dan perbuatan manusia, Keadilan


Tuhan, Melihat Tuhan di akhirat, Dosa besar.
ALIRAN MATURIDIYAH
 Dibagi dua yaitu Maturidiyah Samarkan dan Maturidiyah Bukhara.
 Pokok ajaran Maturidiyah Samarkan yaitu : Kewajiban mengetahui
Tuhan, Kebaikan dan keburukan menurut akal, dan Hikmah dan tujuan
perbuatan Tuhan
 Pokok ajaran Maturidiyah Bukhara yaitu : Akal dan Wahyu, Sifat-sifat
Tuhan, Kalam Allah Swt., perbuatan manusia, Janji dan Ancaman.

Anda mungkin juga menyukai