Anda di halaman 1dari 3

NAMA: M RIZQI NUGRAHA AG

KELAS: IAT B
NIM: 21105030049
UTS TAUHID

1. Ragam Istilah dan Ruang Lingkup Tauhid


a. Ragam Istilah Ilmu Tauhid
Pada dasarnya semua ilmu yang mengarahkan pada pencarian kebenaran sejati
maka ada beberapa ilmu yang merujuk pada pencarian tersebut, yaitu:
- Ilmu Ma’rifat
- Ilmu ‘Aqoid
- Ilmu Kalam
- Ushuluddin Theologi Islam
- Fiqh al-Akbar
- Filsafat
Pembahasan nya sudah merujuk dan menyebut Allah sebagai tuhannya, sedangkan
ilmu filsafat berdiri sendiri dengan pengenalan tuhan yang belum mereka ketahui
namanya.
b. Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Tauhid
- Ma’rifatul Mabda, Berhubungan dengan Allah dan segala hal yang berkaitan
dengan-Nya
- Ma’rifatul Washitah, Berhubungan dengan utusan Allah (perantara yang
dipakai oleh Allah untuk menghubungkan dengan manusia); malaikat, rasul
dan nabi kitab-kitab yang berisi ajaran.
- Ma’rifatul Ma’ad, Berhubungan dengan janji-janji Allah tentang hari yang
akan datang, atau kehidupan setelah mati.
3. Khawarij
Siapa Khawarij? (Thalhah, Zubair, Muawiyah, kenapa?) Ahlussunnah wal Jama’ah, Syiah?
a. Awal mulanya adalah pendukung Ali bin Abi Thalib, yang di masa pemerintahan Ustman
bin ‘Affan melakukan pemberontakan yang menyebabkan Ustman wafat. Kemudian
memaksa Ali bin Abi Thalib maju sebagai khalifah (awal mula yang membaiat Ali bin
Abi Thalib).
b. Di saat peristiwa tahkim, golongan ini memutuskan keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib
(oleh karenanya disebut dengan ‘Khawarij’). Di saat perang Shiffin, kelompok Ali bin
Abi Thalib hamper memenangkan perang, namun ‘Amr bin Ash dari kubungan
Muawiyah mengangkat al-Qur’an sebagai bentuk perdamaian. Dan golongan ini (cikal
bakal Khawarij), memaksan Ali bin Abi Thalib untuk menurunkan senjata menerima
perdamaian dari kubu Muawiyah. Perdamaian ini dilakukan dengan cara tahkim. Karena
siasat yang dilakukan oleh ‘Amr bin Ash, kubu Ali yang diwakili oleh Abu Musa al-
Asy’ari kalah. Peristiwa ini membuat perpecahan di kubu Ali; pertama adalah kelompok
yang tetap setia kepada Ali, dan kedua adalah kelompok yang keluar dari barisan Ali.
c. Khawarij dikenal sebagai ahl Qurra’ (penghafal al-Qur’an) yang berasal dari orang-orang
Arab Badui yang hidup di padang pasir yang tandus dan jauh dari perkotaan. Sehingga
kelompok ini memiliki ciri sifat, seperti sederhana dalam berpikir, keras, dan fanatik.
Percampuran antara ciri sufat mereka dan jauhnya dari pusat keilmuan (Makkah dan
Madinah), membuat kelompok ini cenderung memahami ayat al-Qur’an secara
tekstual/dzahirnya saja (Radikal). Hunain, dan Perang Riddah.

Khawarij kemudian menjadi kelompok suatu paham teologi pertama dalam Islam. Berikut
perdebatan Khawarij tentang Tauhid/teologi Islam;

a. Konsep Kafir, yang dilihat dari pengkafiran meraka terhadap Ali, Muawiyah, dan orang-
orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim. Menurut Khawarij, meraka telah berhukum
dengan selain al-Qur’an melaikan tahkim, dan barang siapa berhukum dengan selain apa
yang diturunkan Allah maka kafir (al-Maidah: 44).
b. Kewajiban keluar dari penguasa yang berdosa.
c. Orang yang berzina, membunuh tanpa sebab adalah dosa besar, kafir, dan keluar dari
agama Islam, dan boleh untuk dibunuh.
d. Imamah tidak harus dari suku Quraisy.
e. Yang tidak sependapat dengan mereka adalah kafir.

5. perbedaan pemikiran qodariyah dan jabariyah


Perbedaan yang paling mencolok dari keduanya adalah pemikiran fatalistis dari jabariyah dan
sikap antroposentris dari qodariyah.
Sikap fatalistis kelompok Jabariyah di satu sisi adalah
merupakan bentuk nyata tentang pengesaan dan penyucian terhadap
Allah dari segala tasabbuh bil makhluqot, namun Jumud statis dan
tidak maju, karena ia merasa terbelenggu oleh segala kehendak
mutlak Tuhan.
Sikap antroposentris, free will dan free act kelompok
Qodariyah, adalah wujud dari kemampuan manusia yang amat
potensial, dengan akal, panca indra, insting dan hati yang diberikan
kepadanya, hingga ia mampu menentukan keinginannya sendiri.
Sehingga sikap seperti ini sering kali membawa manusia kepada
kemajuan dan rasa optimis dalam dirinya, namun berapa banyak
pula orang-orang yang berpikiran Qadariyah seperti ini, hingga
membawa manusia kepada kekufuran dan kebinasaan.

6. Pemikiran dosa besar Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah


-Khawarij
Menganggap orang yang melakukan dosa besar adalah kafir dan harus di basmi
-Murji’ah
Iman tidak dipengaruhi oleh prilaku termasuk dosa besar, bahkan murji’ah radikal
menganggap orang kafir itu tidak kafir karena penghakiman itu hanya milik Allah.
-Mu’tazilah
Menganggap orang yang berbuat dosa besar adalah fasik dan tidak akan masuk neraka
maupun surga dan kekal di dalamnya.

7. pemikiran mu’tazilah yang katanya membuat peradaban islam maju


Kita tidak bisa mengidentifikasi seseorang mu’tazilah hanya karena dia bekerja dan
berambisi sangat kuat pada tujuannya seolah dunia bisa di kendalikan asalan berusaha,
padahal nyatanya banyak orang ikhtiar dan gigih dalam berambisi namun tetap gigih dan
mempunyai ambisi yang besar. Pengelompokan pemikiran ini dan dengan segala
pembahasannya yang tidak penting membuat pemikiran dangkal. Saya yakin banyak orang
yang ada di masa keemasan islam percaya akan takdir hanya saja dia gigih.

Anda mungkin juga menyukai