KALAM
AQIDAH AKHLAQ
MUSTAHAR ALI WARDANA, M.Pd
KOMPETENSI INTI
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Kompetensi dasar
Menganalisis sejarah, tokoh utama dan ajaran pokok aliran-
aliran ilmu Kalam:
1 Khawārij, Syi’ah, Murji’ah, Jabariyah , Qadariyah, Mu’tazilah,
Ahlussunnah wal
Jama’ah (Asy’ariyah dan Maturidiyah).
2
ajaran pokok aliran-aliran
ilmu Kalam: Khawārij, Syi’ah, Murji’ah, Jabariyah , Qadariyah,
Mu’tazilah,
Ahlussunnah wal Jama’ah (Asy’ariyah dan Maturidiyah).
Kompetensi dasar
1 2 3
Khawarij Jabariyah
1 4
Syi’ah Qodariyah
2 5
Murji’ah Mu’tazilah
3 6
7
Ahlusunnah wal
Jamaah
POIN BAHASAN
Ajaran Pokok Khawarij
1
Nama Ahli
Abi Baihas Al-Haisham bin Sabir
Najdah bin Atiyah
Abdullah bin Ibadah Al-Murri
Nama Ahli
Tokoh Murji’ah
Jaham bin Abi Sofwan
01 Abu Hasan Al-Salih
02
Mudatil bin
Sulaiman
03
Yunus Al-Samiri
3 pokok pikiran
Orang mukmin yang melakukan Adapun masalah tempat ketika di akhirat, keimanan itu sesuatu yang ada di
apakah akan masuk surga atau neraka,
dosa besar tetap masih mukmin atau masuk neraka dulu baru masuk surga,
hati dan hanya diketahui dirinya
dan tidak berubah menjadi kafir ditunda sampai ada keputusan akhirnya dan Allah SWT
dari Allah
Syi’ah
Golongan atau aliran yang sangat mengagungkan
keturunan Nabi SAW. Menurut aliran ini orang yang
paling berhak menduduki jabatan khalifah setelah
Rasulullah wafat adalah anak keturunan keluarga Nabi
SAW.
Nama Ahli
3 TOKOH
1.
Ali bin Husein Zainal
2.
AbidinMuhammad Al-Baqir
3.
Ja’far As-Shaddiq
Pokok pikiran
Syi’ah berkeyakinan bahwa Ali yang paling tepat menjadi imam sesudah Nabi SAW.
Ali adalah guru yang ulung. Ali yang mewarisi segala pengetahuam yang ada pada
Nabi, bahkan Syi’ah menganggap Ali itu seorang imam yang maksum. Orang Syi’ah
menganggap bahwa imamah (kepemimpinan) merupakan bagian dari aqidah. Iman
kepada imamah merupakan salah satu rukun iman yang harus mereka penuhi. Di
dalam aliran Syi’ah muncul beberapa sekte, yaitu Sekte Kaisaniyah, Sekte Zaidiyah,
dan Sekte Imamiyah.
Nama Ahli
Jabariyah
Aliran Jabariyah muncul bersamaan dengan munculnya aliran Qadariyah. Kemunculan dua
aliran ini, merupakan akibat tindakan kekejaman dan kesewenang-wenangan Mu’awiyah
bin Abi Sufyan. Hanya kedua aliran tersebut memberikan reaksi yang berbeda. Aliran
Qadariyah memberikan reaksi menentang dan menyerang. Sedangkan aliran Jabariyah
justru sebaliknya, yaitu pasrah, menyerah, dan mengembalikan segala sesuatunya kepada
Allah SWT.
01
berada di luar zat Tuhan dan zat Tuhan itu sendiri. Seperti al-‘ilm
(mengetahui), al-qudrah (kuasa), al-hayah (hidup), as-sama’
(mendengar), al-basar (melihat), dan lainnya
Maturidiyah Maturidiyah
Samarkand, Bukhara,
tokohnya Abu
Mansur Al-Maturidy
tokohnya Al-
Bazdawi
0
Dalil perlawanan arad. Dalil ini menyatakan
1
bahwa alam ini tidak akan mungkin qadim karena
di dalamnya terdapat keadaan yang berlawanan,
seperti diam dan gerak, baik dan buruk
02
Dalil terbatas dan tidak terbatas. Dalil ini menyatakan
bahwa alam ini terbatas. Pihak yang terbatas adalah
baru. Jadi, alam ini adalah baru dan ada batasnya dari
4 Pokok Pikiran
segi bendanya.
03
Benda, gerak, dan waktu selalu bertalian erat. Sesuatu
yang ada batasnya adalah baru
04
Dalil kausalitas. Dalil ini menyatakan bahwa alam
ini tidak bisa mengadakan dirinya sendiri atau
memperbaiki dirinya kalau rusak. Kalau alam ini
ada dengan sendirinya, tentulah keadaannya
tetap satu. Akan tetapi, alam ini selalu berubah,
yang berarti ada sebab perubahan itu.
Mu’tazilah
Istilah Mu’tazilah berasal dari kata azala artinya berpisah. Sejarah aliran Mu’tazilah disebabkan keluarnya
seseorang yang bernama Washil bin Atha’ dari sebuah kajian yang dilakukan gurunya yang bernama Hasan Basri.
Topik yang dibicarakan dalam kajian tersebut adalah tentang Murtakibil Kabirah, yaitu orang yang melakukan dosa
besar. Menurut Washil, orang yang berdosa besar itu adalah orang fasik, bukan orang mukmin dan bukan pula
orang kafir. Di akhirat kelak mereka ditempatkan bukan di surga dan bukan pula di neraka, tetapi di suatu tempat
antara surga dan neraka. Pendapat yang demikian tentu sangat bertentangan dengan pendapat gurunya. Untuk
mempertahankan pendapatnya tersebut, kemudian Washil bin Atha’ menyatakan keluar dari majelis tersebut dan
memisahkan diri dari gurunya. Kemudian, sang Guru Hasan Basri, berkata, “I’tazala Anna Washil”, Artinya Washil
telah memisahkan diri dari kita. Karena dia telah memisahkan diri dari jama’ah gurunya, maka dia disebut mu’tazili
dan alirannya disebut Mu’tazilah.
Washil bin Atha’ Al-Ghazzal Abu Al-Husni Al-Allaf
01
02 Identifikasi perbedaan
ajaran pokok dari aliran-
aliran kalam
TUGAS 03
Tugas d kumpulkan melalui link
google form :
https://forms.gle/DQUo5FM4Wvn
U7HWP6