Anda di halaman 1dari 18

ILMU KALAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi


Keislaman
Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu Kalam ‫ ا لكالم علم‬dalam bahasa Arab secara harfiah


bermakna ilmu tentang kata-kata/perkataan. Ilmu kalam atau teologi
kadang disebut juga dengan aqidah.
Ilmu kalam adalah suatu sistem kepercayaan islam yang mencakup di
dalamnya keyakinan kepada Allah Swt dengan jalan memahami nama-
nama dan sifat-sifatnya, keyakinan terhadap malaikat, ruh, setan, iblis
dan makhluk-makhluk ghaib lainnya, kepercayaan terhadap Nabi-
nabi, kitab-kitab suci serta hal-hal estakologis lainnya, seperti hari
kebangkitan, hari kiamat, surga, neraka, syafaat, jembatan lurus, dsb.
Sejarah Pertumbuhan Ilmu Kalam

Pembahasan ilmu kalam sebagai hasil disiplin pengembangan ilmu yang


berhubungan dengan masalah keyakinan agama belum muncul di zaman Nabi.
Perkembangan disiplin keilmuan teologi islam sangat erat kaitannya dengan skisme
dalam islam.
Peristiwa terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan menjadi titik pangkal
perkembangan teologi secara pesat ketika persoalan teologi bercampur baur dengan
ranah politik.
Beberapa prinsip yang menjadi dasar perkembangan aliran teologi berkenaan dengan
qadla dan qadar dan keadilan Tuhan, yang dihubungkan dengan asas Ea’lif, pahala
dan siksa; serta mereka pun berselisih dalam menentukan fungsi perbuatan manusia.
Aliran-aliran Ilmu Kalam
Perkembangan pemikiran sebagaimana tersebut di atas menimbulkan
friksi-friksi di kalangan umat Islam. Mereka sama-sama
mengembangkan pahamnya masing-masing dengan mencari
argumentasi dan metodologinya untuk memperkuat atau melegitimasi
pahamnya, sehingga tumbuh dan berkembanglah aliran-aliran yang
berdiri sendiri. Perkembangan pemikiran aliran-aliran ini didominasi
oleh pemikiran orang Islam sendiri dan sebagian dipasok dari luar
Islam.
1. Aliran Khawarij
kaum Khawarij adalah sekelompok orang yang keluar dari barisan
Ali bin Abi Thalib, karena kekecewaan mereka terhadap keputusan Ali
yang menerima tawaran tahkim (arbitrase) dalam Perang Shiffin
(37H/657).
Ajaran pokok kaum Khawarij yang terpenting lainnya ialah tentang
iman dan amal, bahwa perbuatan (ibadah) yang diperintahkan oleh
agama -seperti shalat, zakat, puasa, sedekah, berlaku adil- adalah
bagian dari iman. Iman menurut mereka tidak hanya sekadar
kepercayaan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah saja, tetapi apabila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kewajiban-kewajiban agama, maka ia melakukan dosa
besar dan orang yang melakukan dosa besar adalah ia telah kafir.
Adapun Sekte dari Aliran Khawarij :

Al Muhakkimah Al Zariqah Al Ibadliyah

An Najdat Al Sufriyah

Al Ajaridah
a. Al-Muhakkimah
yaitu pengikut Ali yang memisahkan diri karena tidak setuju dengan perdamaian
perang Siffin. Pemuka-pemuka mereka adalah Abdullah bin Kawa’, Abdullah bin Wahb
al Rasi, Urwah bin Jarir, Yazid bin Abi Ashim al Muharibi. Mereka menganggap Ali dan
orang-orang yang menyetujui perdamaian tadi adalah berdosa besar dan orang-orang
yang berdosa besar adalah kafir dan halal darahnya.
b. Al-Zariqah
Dinisbatkan pada kepemimpinan Abi Rasyid Nafi' bin Al Azraq. Faham teologisnya
bahwa Imam boleh dipilih dari suku apa saja asal ia sanggup menjalankannya.
c. Al Ibadliyah
Dipimpin Abdullah bin Iyadl. Kelompok ini beranggapan bahwa anak orang kafir
bukan Mukmin dan bukan kafir, karena itu boleh bermuamalat dengan mereka, dan
membunuh mereka adalah haram.
d. Al Najdat
Kelompok ini muncul dilatarbelakangi oleh ketidaksamaan paham di dalam aliran
al-azariqah. Tidak menyetujui pendapat al-azariqah tentang kewajiban hijrah dan
halalnya pembunuhan terhadap anak kecil.
d. Al Najdat
Kelompok ini muncul dilatarbelakangi oleh ketidaksamaan paham di
dalam aliran al-azariqah. Tidak menyetujui pendapat al-azariqah tentang
kewajiban hijrah dan halalnya pembunuhan terhadap anak kecil.
e. Al Sufriyah
Dipimpin Zaid bin Asfar. Kelompok ini menganggap bahwa orang yang
tidak berhijrah Tidak Dianggap kafir.
f. Al Ajaridah
Dipimpin Abd al Karim al 'Ajrad yang beranggapan bahwa surat Yusuf
bukan termasuk Al Quran karena mangandung roman cerita cinta. Golongan
pecahannya yaitu Al Maimunah dan Al Hamziah.
2. Aliran Syiah
Syiah adalah kelompok yang bersatu menolong membantu dan mengikuti
kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib dan dan mereka berkeyakinan bahwa
kepemimpinan atau tidak keluar dari keturunannya.
Kelompok syiah terpecah menjadi 5 yaitu :

Ghulat Ismaililiyah

Itsna ‘Asyariah

Zaidiyah Kaysaniyah
1. Ghulat yaitu kelompok yang mempercayai bahwa Ali lebih mulia dan berhak untuk menjabat
sebagai khalifah daripada sahabat lainnya. Konsep reinkarnasi ruh (tanasukh al arurah) sebagai
kepercayaan.
2. Ismailiyah yaitu golongan yang hanya mempercayai tujuh Imam keturunan Ali. Ke tujuh
Imam tersebut adalah Ali bin Abi Tholib, Hasan bin Ali, Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin,
Muhammad Al baqir Jafar Al Shadiq, dan Ismail bin Ja'far.Mengembangkan 7 dasar sebagai
doktrin kelompok ini yaitu iman, thoharoh, salat, zakat puasa, Haji, dan Jihad
3. Itsna 'Asyariah merupakan hasil penisbatan kepada 12 imam yang mereka
percayai. Imam Muhammad al-Mahdi merupakan imam ke dua belas bagi mereka dan
dipercayai bahwa kelak di akhir zaman akan kembali ke dunia sebagai ratu adil.
Para imam itu adalah:
Ali bin Abi Thalib (al-Murtadha), Musa (al-Kadhim), Hasan bin Ali (alMujtaba), Ali (al-Ridla),
Husin bin Ali (alSyahid), Muhammad (alJawwad), Ali Zainal Abidin(al-Sajjad), Ali (al-Hadi),
Muhammad (alBaqir), Hassan (al-Askari), Ja’afar (al-Sadiq), dan Muhamad (alMahdi
alMuntadhor).
4. Zaidiyah yaitu pengikut Zaid bin Ali Zainal Abidin sebagai Imam ke 5. Menurut
keyakinannya menegakkan kebenaran diperlukan pemberontakan bersenjata.

5. Kaysaniyah kelompok ini didirikan oleh Muchtar bin Ubay Al tsaqafi (budak Ali
bin Abi Tholib). Terbunuhnya Ali menyebabkan pergantian majikan yaitu
Muhammad Al Akbar dan Muhammad Al hanafiyah. Terbunuhnya Hasan dan
Husein, ia tetap mempertahankan kepemimpinan dalam garis keturunan Ali yang
lain. Bagi mereka ia masih hidup dan hanya menyelamatkan diri ke Radlwa, sehingga
kelompok ini tetap memperjuangkan hak kekalifahan bagi Muhammad al-hanafiyah.
3. Aliran Murji'ah (menangguhkan)
Kelompok ini percaya bahwa akan datang pengadilan yang mengadili semua
persoalan dengan seadil-adilnya nanti di hari akhir. Hanya Tuhan yang bisa memutuskan
iman dan tidaknya seseorang dan bukan diputuskan sendiri di dunia ini.
Kelompok ini di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Golongam moderat yaitu golongan yang meyakini bahwa orang yang berdosa besar
bukanlah orang kafir dan tidak kekal dalam neraka. Hukum di neraka sesuai dengan
kapasitas dan volume kejahatan atau dosa yang diperbuat.
2. Golongan Ekstrim. Golongan ini di bagi menjadi 2 lagi yaitu :
a. Al Yunusiah yaitu kelompok yang dipimpin Yunus bin Aun Al numairi. Kelompok
ini membangun suatu opini bahwa perbuatan jahat termasuk melakukan dosa besar tidak
berpengaruh terhadap keimanan seseorang dan tidak mengurangi atau merusak imannya.
b. Al Ghasaniah yaitu kelompok yang dipimpin oleh Al Ghassan Al Kufi. Kelompok ini
menganggap bahwa iman yang menentukan seorang mukmin maupun kufur.
4. Aliran Jabariyah
Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa atau terpaksa. Jabariah adalah faham yang menyatakan
adanya ketentuan Tuhan, yakni paksaan atau pengendalian atas segala alam ciptaan-Nya. Paham ini dikemukakan untuk
pertama kalinya oleh Ja’d bin Dirham dan disebarluaskankan oleh Jahm bin Shafwan.
Aliran Jabariyah ada 2 yakni :
1. Aliran Jabariah Ekstrim
a. Ja’d bin Dirham : Ja’d seorang lahir di Damaskus dan pernah menjadi budak (mawla) Bani Hakam. Ja’d
menerima paham
Jabariah dari orang Yahudi di Siria dan dari Aban bin Syam'an murid dari Thalut bin Asham al-Yahudi. Dengan
demikian, paham Jabariyah berasal dari pemikiran Yahudi maupun Persia. Ja’d adalah orang pertama yang mengenalkan
paham Jabariyah di kalangan umat Islam.
b. Jahm bin Shafwan Jahm termasuk muslim non Arab (mawali) yang berasal dari Khurasan. Paham Jabariah
dikembangkan oleh Jahm dan ia menyiarkannya secara lebih luas. Manusia menurut pandangan Jahm tidak mempunyai
kekuasaan untuk berbuat apaapa. Manusia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak, dan pula tidak mempunyai
pilihan bebas.
2. Aliran Jabariah Moderat
Husain al-Najjar adalah pemuka Jabariah moderat yang sulit diungkap riwayat hidupnya. Pendapat Husain al Najjar
bahwa Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian yang efektif dalam 240 Dirasat Islamiyah
mewujudkan perbuatan-perbuatan itu
5. Aliran Qadariyah
Dari segi bahasa, qadariah berasal dari kata qadara yang berarti berkuasa atau
memutuskan (to decree, to concide). Sedang menurut pengertian terminologi, aliran
qadariyah adalah suatu aliran ilmu kalam yang tidak mengakui adanya qadar dari Tuhan.
6. Aliran Mu’tazilah
Mu'tazilah berasal dari kata i'tazala ‫ اعتزل‬yang berarti manjauhkan diri. Belum
ada kata sepakat dari berbagai pendapat para ahli tentang nama Mu’tazilah. Nama
mu’tazilah boleh jadi erat kaitannya dengan peristiwa pertikaian paham antara Washil
dan ’Amr dari satu pihak dan Hasan AlBasri di pihak laim ketika al-Hasan al-Bahsri (110
H) sedang mengajar di masjid Basrah.
7. Aliran Ahl al Sunnah
Ahlu - Sunnah Wal - Jama'ah ( Aswaja ) merupakan salah satu aliran
pemahaman teologi ( Aqiedah ) islam. Faham Aswaja adalah faham yang benar karena
didasarkan dengan dalil-dalil naqli (al - Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW ).
Selain Aswaja ada faham -faham teologi lain seperti :
1. Khawarij
2. Murjiah
3. Qadiriyun
4. Jabariyah
5. Syi’ah
Aswaja juga dikenal dengan istilah al - Ary'ariyyun dan al - Maturidiyyun. Secara ideologi politik
penganut Aswaja juga sering disebut dengan " kaum Sunni ". Istilah ini sering diantonimkan
dengan " kaum Syi’i “.
Mayoritas umat islam di dunia ini adalah berfaham aswaja ( kaum Sunni ). Dalam berfiqih mereka
( kaum Sunni ) memjadikan empat mujtahid besar yaitu :
6. Imam Maliki
7. Imam Hanafi
8. Imam Syafi’i
9. Imam Hanbali RA
Di antara nilai - nilai penting yang dianjurkan adalah sikap
1. At - Tawassuth = mengambil dipertengahan.
2. Al - I'tidal = tegak lurus , tidak memihak . Karena kata ini berasal dari
kata al - 'Adl ( keadilan ).
3. At - Tawazun ( keseimbangan ) = tidak berlebihan sesuatu dan tidak
menguranginya.
4. At - Tasamuh ( toleransi ) = menghormati perbedaan dan keyakinan. Nilai
- nilai tersebut diamalkan dalam pelaksanaan amal ma'ruf dan nahi mungkar
yang merupakan ruh kehidupan umat dalam rangka meninggikan kalimat
Allah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai