Anda di halaman 1dari 14

Pertumbuhan & Perkembangan

aliran-aliran dalam
Ilmu tauhid/kalam

Nadiya Rahma Tazkiya


Sejarah munculnya masalah
teologi dalam islam
Teologi "Teo/Teos" : Tuhan
"Logi/Logis" : Pengetahuan, paham,
pembicaraan
Pengetahuan, paham atau pembicaraan
tentang tuhan
Ilmu yang membicarakan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan ketuhanan (ilmu
ketuhanan).

Kalam Kata-kata, sabda tuhan

Yang pernah menimbulkan pertentangan


keras di kalangan umat Islam, yang
mendorong timbulnya pertikaian antar umat
Muslim.
Kata-kata manusia
Berawal dari wafatnya Nabi Muhammad SAW, yang kemudian
kepemimpinan digantikan dengan khulafaurrasidin yang
terdiri dari Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khatab, Utsman bin
Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Lahirnya masalah teologi dalam
Islam merupakan suatu reaksi dari skisme (perpecahan) politik
umat Islam. Tragedi tersebut diabadikan dengan istilah "Al-
Fitnah Al-Kubro". Perpecahan diawali pada saat terbunuhnya
Khalifah Utsman bin Affan yang berimplikasi terhadap khalifah
Ali bin Abi Thalib. Ketika keduanya terbunuh, persoalan
mengenai wacana politik berkembang menjadi wacana agama
(teologi).

Hal tersebut melahirkan perdebatan teologis, dimana muncul


beberapa aliran seperti aliran khawarij, aliran murji'ah, aliran
mu'tazilah, aliran Syi'ah, aliran Jabariyah, aliran Qadariyah, dll.
AlIran khawarIJ
Muncul abad ke-7, berpusat di Negara Irak Selatan. Disebut Khawarij karena mereka
keluar dari kepemimpinan Ali. Khawarij merupakan sebuah aliran dalam islam yang
pada awalnya mengakui kekuasaan Ali bin Abi Thalib lalu menolaknya. Mereka keluar
dari pasukan Ali karena kecewa terhadap sikap Ali yang menerima tawaran tahkim
(arbitrase) dan kelompok Mu'awiyah yang dipimpin Amr bin Ash dalam perang
Shiffin. Kaum khawarij adalah mereka yang tinggal di pegunungan, hidup sederhana
dan keras kepala, tetapi taat agama.

Pemikiran mereka : setiap yang berdosa maka ia telah kafir, artinya mereka menilai
bahwa setiap individu yang melanggar prinsip, individu tersebut kafir, termasuk Ali.
Prinsip dasar mereka yaitu "laa hukma illa lillah" artinya tidak ada hukum, kecuali
hukum Allah.

Secara umum, pokok-pokok doktrin ajaran :


Umat islam yang melakukan dosa besar adalah kafir, wajib dibunuh.
Orang yang terlibat dalam perang Jamal dan para pelaku tahkim, dihukum kafir.
Khalifah dipilih langsung oleh rakyat.
Khalifah tidak harus keturunan Arab, siapapun berhak apabila memenuhi syarat.
Khalifah permanen selama bersikap adil dan menjalankan syariat islam, dibunuh
apabila dzalim.
Khalifah sebelum Ali dikatakan sah, tetapi khalifah Utsman dan Ali dianggap
menyeleweng.

Beberapa tokoh : Abdullah bin Wahab Ar-Rasyidi, Urwah bin Hudair, Mustarid bin
Sa'ad, Hausarah Al-Asadi, Qurain bin Maruah, Nafi' bin Al-Azraq, Abdullah bin Basyir,
dan Najdah bin Amir Al-Hanafi.
Aliran khawarij terpecah menjadi beberapa sekte, namun menurut Prof. Taif Thahir
Abdul Mu'in, terdapat dua sekte (golongan) dalam aliran Khawarij, diantaranya :

1. Sekte Al-Zaqirah
Dipimpin oleh Nafi Ibnu Al-Azraq (gelarnya: Amir Al-Mukminin) dengan pengikut
20ribu orang. Dipandang sebagai sekte yang besar dan kuat. Dalam pandangan
teologis, sekte ini tidak menggunakan term kafir, tetapi term musyrik atau politeis.
Yang dipandang musyrik adalah semua orang yang tidak sepaham dengan ajaran
mereka. Oleh karena itu, mereka membolehkan membunuh anak dan istri yang
bukan termasuk golongan ini. Membagi daerah kekuasaan, yakni dar al-Islam
(daerah yang menganut islam sebenarnya) dan dar al-Kufur (daerah yang telah
keluar dari islam).

2. Sekte Al-Ibadiah
Dipimpin oleh Abdullah Ibnu Ibad, sekte ini merupakan golongan paling moderat
dari seluruh sekte khawarij. Faham yang dianggap moderat diantaranya : orang
islam yang tidak sefaham dengan mereka bukanlah mukmindan musyrik tetapi kafir,
muslim yang melakukan dosa besar dihukumkan muwahid (mengesakan tuhan)
tetapi bukan mukmin, harta kekayaan hasil rampasan perang yang boleh diambil
hanya kuda dan senjata, serta daerah orang islam yang tidak sefaham dengan
mereka dikatakan dar at-Tauhid dan tidak boleh diperangi.
AlIran murJi'Ah
Muncul abad pertama hijriah, dipimpin oleh Gailan Ad-Dimasyqi. Aliran ini diswbut
Murji'ah karena dalam prinsipnya mereka menunda penyelesaian konflik politik
antara Ali, Mu'awiyah dan Khawarij ke hari perhitungan di akhirat. Mereka tidak
mengeluarkan pendapat tentang siapa yang benar dan siapa yang kafir diantara tiga
golongan tersebut. Menurut mereka, manusia tidak berhak dan tidak berwenang
untuk menghakimi seorang mukmin yang melakukamndosa besar, semuanya
diserahkan pada Tuhan kelak.

Munculnya aliran ini dilatar belakangi oleh persoalan politik mengenai kekhalifahan
ketika Utsman terbunuh. Pemikirannya : Apabila seseorang masih memiliki iman dan
mengakui Allah sebagai tuhan, dia tetap mukmin bukan kafir, walaupun melakukan
dosa besar. Aliran jni berpandangan netral.

Menurut Harun Nasution, pokok-pokok doktrin ajaran :


Menunda hukuman atas Alu, Mu'awiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa Al-Asy'ari
yang terlibat tahkim.
Menyerahkank keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.
Meletakkan pentingnya iman daripada amal.
Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah Swt.

Beberapa tokoh : Abu Hasan Ash-Shalihi, Yunus bin An-Namiri, Ubaid Al-Muktaib,
Ghailan Ad-Dimasyq, Bisyar Al-Marisi dan Muhammad bin Karram.
Menurut Haru Nasution, aliran ini terpecah menajdi beberapa golongan,
diantaranya:

Golongan Murji'ah Moderat, dimana mereka berpendapat bahwa orang yang


berdosa besar bukan kafir dan tidak kekal dalam neraka, tetapi akan dihukum
sesuai denhan apa yang dilakukannya.
Golongan Murji'ah Ekstrim, yaitu para pengikut Jaham Ibnh Sofwan yang
berpendapat bahwa orang islam yang percaya pada Tuhan kemudian
menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah disebut kafir, karena iman dan kufur
tempatnya dalam hati. Bahkan, orang yang menyembah berhala pun tidak
disebut kafir. Terbagi menjadi 4 kelompok :

1. Jahmiyah (Jaham bin Syafwan), berpendapat bahwa orang yang percaya


pada Tuhan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidak disebut
kafir, karena jman dan kufur bertempat di dalam hati, bukan bagian tubuh
manusia.
2. Shalihiyah (Abu Hasan Ash-Shalihi), berpendapat bahwa iman adalah
mengetahui tuhan sedangkan kufur tidak tahh tuhan. Sholat itu bukan
ibadah kepada Allah, yang disebut jbadah yaitu jman kepada Allah dalam
arti mengetahui Tuhan. Bahkan, zakat, puasa dan haji hanya sekedar
menggambarkan kepatuhan.
3. Yumusiah dan Ubaidiyah, berpendapat bahwa melakukan maksiat atau
perbuatan jahat itu tidak merusak kman seseorang. Matinya iman, dosa dan
perbuatan jahat yang dikerjakan tidsk merugikan orang yang bersangkutan.
4. Hasaniyah, berpendapat bahwa jika seseoranb mengatakan "saya tahu
tuhan melarang makan babi, saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan
itu adalah kambing ini", maka orang tersebut tetap mukmin.
AlIran QadarIyah
Qadariyah merupakan salan satu aliran yang percaya bahwa segala tindakan
manusia tidak diintervensi oleh Allah, setiap orang adalah pencipta bagi
segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas
kehendak sendiri, menekankan pada kebebasan dan kekuatan manusia
dalam wujud perbuatannya.

Sejarah lahirnya tidak diketahui secara pasti dan masih merupakan sebuah
perdebagan. Tetapi menurut Ahmad Amin, aliran jni muncul oleh Ma'bad al-
Jauhani dan Ghilan ad-Dimasyq sekitar tahun 70H/689M. Pertamakali
muncul oleh Susan (orang Irak) yang beragama kristen kemudian masuk
islam dan kembali ke agama kristen.

Dilihat dari segi politik, aliran ini sebagai isyarat menentang politik Bani
Umayyah, karena itu kehadiran aliran ini selalu mendapat tekanan, bahkan
dapat dikatakan lenyap sementara. Sebab dalam perkembangannya, aliran
ini tertampung dalam Muktazilah.

Tokohnya yaitu Ma'bad Al-Juhani dan Ghailan Ad-Dimasyq


Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitab Fajrul Islam, pokok-pokok doktrin
ajaran aliran ini diantaranya :
Orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan bukan mukmin, tetapi
fasik dan orang fasik masuk neraka secara kekal.
Allah tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia
yang menciptakannya. Oleh karena itu, manusia akan menerima
pembakasan baik (surga) atas amal baik dan menerima balasan buruk
(neraka) atas perbuatan dosanya, demikian Allah berhak disebut adil.
Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu,
artinya allah tidak memiliki sifat azali seperti ilmu, kudrat, hayat,
mendengar dan mekihat yang bukan dengan dzatnya sendjri. Menurut
mereka, Allah itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar dan
melihat dengan dzatnya sendiri.
Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu
mengetahui mana yang baik dan buruk, walaupun Allah tidak
menurunkan agama. Sebab, segala sesuatu ada yang memiliki sifat
yang menyebabkan baik dan buruk.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai