aliran-aliran dalam
Ilmu tauhid/kalam
Pemikiran mereka : setiap yang berdosa maka ia telah kafir, artinya mereka menilai
bahwa setiap individu yang melanggar prinsip, individu tersebut kafir, termasuk Ali.
Prinsip dasar mereka yaitu "laa hukma illa lillah" artinya tidak ada hukum, kecuali
hukum Allah.
Beberapa tokoh : Abdullah bin Wahab Ar-Rasyidi, Urwah bin Hudair, Mustarid bin
Sa'ad, Hausarah Al-Asadi, Qurain bin Maruah, Nafi' bin Al-Azraq, Abdullah bin Basyir,
dan Najdah bin Amir Al-Hanafi.
Aliran khawarij terpecah menjadi beberapa sekte, namun menurut Prof. Taif Thahir
Abdul Mu'in, terdapat dua sekte (golongan) dalam aliran Khawarij, diantaranya :
1. Sekte Al-Zaqirah
Dipimpin oleh Nafi Ibnu Al-Azraq (gelarnya: Amir Al-Mukminin) dengan pengikut
20ribu orang. Dipandang sebagai sekte yang besar dan kuat. Dalam pandangan
teologis, sekte ini tidak menggunakan term kafir, tetapi term musyrik atau politeis.
Yang dipandang musyrik adalah semua orang yang tidak sepaham dengan ajaran
mereka. Oleh karena itu, mereka membolehkan membunuh anak dan istri yang
bukan termasuk golongan ini. Membagi daerah kekuasaan, yakni dar al-Islam
(daerah yang menganut islam sebenarnya) dan dar al-Kufur (daerah yang telah
keluar dari islam).
2. Sekte Al-Ibadiah
Dipimpin oleh Abdullah Ibnu Ibad, sekte ini merupakan golongan paling moderat
dari seluruh sekte khawarij. Faham yang dianggap moderat diantaranya : orang
islam yang tidak sefaham dengan mereka bukanlah mukmindan musyrik tetapi kafir,
muslim yang melakukan dosa besar dihukumkan muwahid (mengesakan tuhan)
tetapi bukan mukmin, harta kekayaan hasil rampasan perang yang boleh diambil
hanya kuda dan senjata, serta daerah orang islam yang tidak sefaham dengan
mereka dikatakan dar at-Tauhid dan tidak boleh diperangi.
AlIran murJi'Ah
Muncul abad pertama hijriah, dipimpin oleh Gailan Ad-Dimasyqi. Aliran ini diswbut
Murji'ah karena dalam prinsipnya mereka menunda penyelesaian konflik politik
antara Ali, Mu'awiyah dan Khawarij ke hari perhitungan di akhirat. Mereka tidak
mengeluarkan pendapat tentang siapa yang benar dan siapa yang kafir diantara tiga
golongan tersebut. Menurut mereka, manusia tidak berhak dan tidak berwenang
untuk menghakimi seorang mukmin yang melakukamndosa besar, semuanya
diserahkan pada Tuhan kelak.
Munculnya aliran ini dilatar belakangi oleh persoalan politik mengenai kekhalifahan
ketika Utsman terbunuh. Pemikirannya : Apabila seseorang masih memiliki iman dan
mengakui Allah sebagai tuhan, dia tetap mukmin bukan kafir, walaupun melakukan
dosa besar. Aliran jni berpandangan netral.
Beberapa tokoh : Abu Hasan Ash-Shalihi, Yunus bin An-Namiri, Ubaid Al-Muktaib,
Ghailan Ad-Dimasyq, Bisyar Al-Marisi dan Muhammad bin Karram.
Menurut Haru Nasution, aliran ini terpecah menajdi beberapa golongan,
diantaranya:
Sejarah lahirnya tidak diketahui secara pasti dan masih merupakan sebuah
perdebagan. Tetapi menurut Ahmad Amin, aliran jni muncul oleh Ma'bad al-
Jauhani dan Ghilan ad-Dimasyq sekitar tahun 70H/689M. Pertamakali
muncul oleh Susan (orang Irak) yang beragama kristen kemudian masuk
islam dan kembali ke agama kristen.
Dilihat dari segi politik, aliran ini sebagai isyarat menentang politik Bani
Umayyah, karena itu kehadiran aliran ini selalu mendapat tekanan, bahkan
dapat dikatakan lenyap sementara. Sebab dalam perkembangannya, aliran
ini tertampung dalam Muktazilah.