Anda di halaman 1dari 11

ALIRAN MURJI`AH

ALIRAN MURJI’AH
Menurut sejarah, berdirinya murji’ah pada akhir abad pertama hijrah.
Saat adanya gejolak konflik imamah atau khilafat, pasca khalifah
usman bin affan.
Lalu berkembang pada khalifah ali bin abi thalib. Semenjak
terbunuhnya usman bin affan, konflik yg terjadi antara umat islam
semakin memanas. Konflik terjadi antara syiah (pengikut ali) dan
kubu muawiyah lalu di akhiri dengan arbitrase atau tafkhim. Konflik
belum mereda, orang-orang ali yang tidak puas atas keputusan ali
mengambil jalan tafkhim dengan muawiyah memilih keluar dan
menghukum kedua belah pihak yang bertafkhim sebagai kafir dan
wajib dibunuh. Mereka dikenal kaum khawarij. Dan konflik yg
terakhir adalah antara sebagian kelompok ali terhadap ummul
mukminin, Siti Aisyah yang menuduh telah menggerakan perlawanan
terhadap ali sehingga terjadi perang jamal.
Di dalam situasi yang semakin panas dan kompleks ini, lahirlah
segolongan umat islam yang berusaha melepaskan diri serta
menjauhkan diri dari pertikaian, tidak mau mencampuri urusan dan
seolah – olah meminta saja. Kaum ini bila menghadapi semua
masalah mereka ditangguhkan ke hadirat Tuhan yang akan
menghukumnya dengan adil. Mereka tidak melahirkan sikap politik
dalam menghadapi situasi pada waktu itu, sehingga A. Hanafi
berpendapat bahwa kelompok ini bukan termasuk golongan politik
dan teologi islam.
PENGERTIAN MURJI’AH

Murji’ah dari kata arja’a yang berarti menunda atau


mengembalikan, memberi penghargaan, menyerahkan, dan
membuat sesuatu mengambil tempat di belakang. Dari pengertian
itu dapat di pahami murji’ah adalah suatu golongan umat islam
yang mempunyai pemahaman menunda dan menyerahkan segala
akibat amal perbuatan manusia di hadapan Allah kelak dengan
berharap mendapatkan ampunanya.
DOKTRIN DAN PAHAM
MURJI’AH
Lahirnya aliran murji’ah di pelopori oleh Hasan bin Bilal Al-
Muanani, Abu Salat as-Samauan dan Dhirah bin Umar. Pada
perkembangannya dikalangan kaum murji’ah terjadi perpecahan
dan perbedaan pendapat, dalam garis besarnya terbagi dua
golongan yaitu : golongan moderat dan ekstrim.
Tokoh murji’ah moderat adalah Al-Hasan Ibnu Muhammad Ibnu Ali
Ibn Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadist.
Golongan ini tidak menganggap amal shaleh itu kurang penting
meskipun amal shaleh bukan bagian rukun iman.
 Adapun golongan ekstrim tokohnya antara lain :

 Al-Jahmi’ah (Jahamiyyah) pengikut ajaran Jaham Ibnu Sahwan,


pendapatnya bahwa orang islam yang percaya kepada Tuhan
kemudian menyatakan dirinya kafir secara lisan, ia tidak menjadi
kafir karena iman dan kafir letaknya di dalam hati.
 As-Sahihihah, pengikut ajaran Abu Al-Husein Al-Shalihi,
pendapatnya iman adalah mengetahui Tuhan dan Kufur tidak tahu
Tuhan, sebab yang tidak merupakan ibadat kepada Allah, sebab
ibadat itu ialah iman kepada Allah dengan arti mengetahui Tuhan.
 Al-Yunusiyah, pengikut ajaran Yunus al-Samiri, pendapatnya
melakukan maksiat atau perbuatan jahat, tidak merusak iman
seseorang, karena iman adalah ma’rifat kepada Allah SWT.
 Al-Ghassaniyah, pengikut ajaran Ghasanul kufi, pendapatnya
Tuhan melarang makan babi, tetapi karena orang ini tidak tahu,
apalagi babi yang diharamkan itu adalah kambing itu, maka orang
yang makan babi itu tetap mukmin dan tidak kafir.
Pendapat golongan murji’ah ekstrim di atas timbul karena
dilatarbelakangi adanya suatu pengertian bahwa perbuatan atau
amal manusia tidak sepenting iman. Kemudian pengertian itu
meningkat menjadi ekstrim, yakni imanlah yang penting dan yang
menentukan mukmin atau tidaknya seseorang.

Sedangkan al-Baghdadi membagi aliran murji’ah pada tiga


golongan besar :

1. Golongan murji’ah yang dipengaruhi ajaran Jabariah,


2. Golongan murji’ah yang dipengaruhi ajaran Qodariah,
3. Golongan murji’ah yang bebas dari ajaran Jabariyah dan
Qodariah.
 Adapun Doktrin dan pemikiran Murji’ah yang dikembangkan antara lain :

 Bidang I’tiqodiyah : tidak akan memberi dasar dan memudaratkan perbuatan


maksiat itu terhadap keimanan. Dan begitu juga sebaliknya.

 Bidang Politik : Prinsip-prinsip politik kaum murji’ah dikemukakan sebagai berikut,


dilarang menentang khalifah yang zalim, baik buruknya sesuatu pemerintahan
bukanlah urusan manusia, tidak mau menjatuhkan hukuman terhadap ali maupun
mu’awiyah

 Bidang Teologi : Murji’ah mempunyai faham tersendiri berbeda dengan kaum


khawarij, syiah dan ahlussunah wal jama’ah. Adapun pokok-pokok pikirannya dalam
bidang teologi adalah :
- Iman itu mengenal Tuhan dan Rasul-Rasulnya.
- Orang beriman dalam hatinya bila berbuat dosa besar orang tersebut masih tetap
mukmin.
- Orang beriman bila ia berbuat dosa besar, maka hukum baginya di tangguhkan
sampai dihadapan Allah SWT di hari kiamat.
- Sebagian kaum murji’ah yang ekstrim beri’tikad, asal seseorang mengakui dalam
hati atas wujud Tuhan dan kepada Rosul-Rosulnya maka orang itu disebut mukmin
meskipun ia berbicara tentang hal-hal yang menjadikan dia kafir.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

 Prinsip – Prinsip Dasar Aliran Teologi Islam


Karya : Prof. Dr. Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid
 Nasution, Harun. 2010. Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa
Perbandingan. Jakarta: UI Press
 Nurdin, M.Amin. 2012. Sejarah Pemikiran Islam. Jakarta: Teruna
Grafika
 Rozak, Abdul. 2001. Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia
 Nasution Harun,2010,Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah Analisa
Perbandingan (Jakarta: UI-Press). Hal. 24
 Rozak Abdul, 2001,Ilmu Kalam(Bandung: CV Pustaka Setia). Hal.
58
 Nurdin, M. Amin, 2011, Sejarah Pemikiran Isalm(Jakarta: Teruna
Grafika). Hal. 27
Ayo! Silahkan Bertanya?

Anda mungkin juga menyukai