Anda di halaman 1dari 17

1.

Khawarij

Khawarij menurut bahasa merupakan jamak dari kata kharijiy yang berarti orang-orang yang keluar,
mengungsi atau mengasingkan diri. Asy-Syihristani mendefinisikan bahwa khawarij adalah setiap
orang yang keluar dari Imam yang berhak yang telah disepakati oleh masyarakat. Kelompok khawarij
yang pertama adalah Al-Muhakkimah (Syuroh/Haruriyyah) yaitu pengikut Ali yang memisahkan diri
karena tidak setuju dengan adanya perdamaian antara beliau dengan Muawiyah saat perang Siffin.
Mereka menganggap Ali dan orang-orang yang menyetujui perdamaian tadi adalah orang-orang kafir
dan halal darahnya. Kemudian Khawarij ini terpecah menjadi beberapa aliran, yang paling besar
adalah Al-Azariqah, An-Najdah, Al-Ajaridah, Ash-Shufriyyah, dan Al-Ibadiyah.

Pendapat-pendapat kaum Khawarij antara lain adalah sebagai berikut:

a. Pelaku dosa besar adalah kafir.

b. Imam boleh dipilih dari suku apa saja asal ia sanggup menjalankannya.

c. Keluar dari Imam adalah wajib apabila Imam tidak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.

d. Orang yang tidak sepaham dengan mereka bahkan anak istrinya boleh ditawan, dijadikan
budak atau dibunuh (Al-Azariqah), sedang menurut Al-Ibadiyah mereka bukan mukmin dan bukan
kafir, karena itu boleh bermuamalat dengan mereka dan membunuh mereka adalah haram.

e. Anak-anak orang kafir berada di neraka (Al-Azariqah).

f. Membatalkan hukum rajam karena tidak ada dalam Al-Qur’an (Al-Azariqah)

g. Surat Yusuf bukan termasuk Al-Qur’an karena mengandung cerita cinta (Al-Ajaridah)

2. Syi’ah

Syi’ah menurut bahasa berarti pengikut dan penolong, dan diucapkan untuk sekelompok mamusia
yang bersatu atau berkumpul dalam satu masalah, dan kepada setiap orang yang menolong
seseorang dan berhimpun membentuk suatu kelompok padanya.

Kemudian kata ini dipergunakan untuk kelompok yang menolong dan membantu khalifah Ali dan
keluarganya, lalu menjadi nama khusus bagi kelompok ini. Menurut Asy-Syihristaniy, Syi’ah adalah
kelompok yang mengikuti khalifah Ali dan menyatakan kepemimpinannya baik secara nash ataupun
wasiat yang adakalanya secara jelas ataupun samar, dan mereka berkeyakinan bahwa
kepemimpinan (Imanah) tidak keluar dari anak-anaknya, dan jika keluar darinya maka itu terjadi
secara zalim atau sebab taqiyah darinya.

Para sejarawan berbeda pendapat akan awal munculnya Syi’ah, diantaranya:

a. Muncul sejak zaman Nabi Muhammad SAW (pendapat ulama Syi’ah)

b. Muncul bersamaan setelah wafatnya Rasulullah (Ahmad Amin)

c. Muncul pada akhir pemerintahan Utsman bin Affan (Muhammad Abu Zahrah)

d. Muncul setelah terbunuhnya Utsman pada tahun 36 H (pendapat Orientalis Yulius W)


e. Muncul setelah terbunuhnya Al-Husein (Dr. Samiy An-Nasysyar)

f. Muncul di akhir abad pertama hijriyyah (Dr. Irfan Abdul Humaid)

Menurut sebagian ahli sejarah madzhab ini disebarkan pertama kali oleh Abdullah bin Saba yaitu
seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam, dan hampir dibunuh oleh Ali. Dr. Fuad Mohammad
Fachruddin membagi syi’ah menjadi empat macam aliran sebagai berikut:

a. Ekstrimis (Al-Ghulatiyyah)

b. Isma’iliyah

c. Zaidiyyah

d. 12 Imam (Itsna ‘Asyariyyah/Imamiyah)

Pendapat-pendapat kaum Syi’ah adalah sebagai berikut:

a. Mengkafirkan sahabat Nabi yang tidak mendukung Ali (kecuali Syiah Zaidiyah)

b. Kepemimpinan (Imanah) merupakan satu dari beberapa pokok keimanan.

c. Wajib adanya Imam yang tersembunyi (Al-Imam Al-Matsur)

d. Al-Qur’an yang sekarang mengalami perubahan dan pengurangan, sedangkan yang asli berada
di tangan Al-Imam Al-Matsur (Syi’ah Imamiyah)

e. Tidak mengamalkan hadits kecuali dari jalur keluarga Nabi Muhammad (Ahli Bait), (kecuali
madzhab Zaidiyah)

f. Memperbolehkan Taqiyah

g. Tidak menerima ijma dan qiyas

h. Wajib sujud di atas tanah atau batu (Syi’ah Imamiyah)

i. Tiak melakukan shalat jum’at karena Imam yang asli tidak ada (Syi’ah Imamiyah)

3. Murji’ah

Murji’ah berasal dari kata Irja yang berarti menangguhkan. Kaum Murji’ah yang muncul pada abad 1
H merupakan reaksi akibat adanya pendapat Syi’ah yang mengkafirkan sahabat yang menurut
mereka merampas kekhalifahan dari Ali, dan pendapat Khawarij yang mengkafirkan kelompok Ali
dan Muawiyyah. Pada saat itulah muncul sekelompok umat Islam yang menjauhkan dari pertikaian,
dan tidak mau ikut mengkafirkan atau menghukum salah satu dan menangguhkan persoalannya
sampai dihadapan Allah SWT.

Pada asalnya kelompok tersebut tidak membentuk sutu madzhab, dan hanya membenci soal-soal
politik, tetapi kemudian terbentuklah suatu madzhab dalam Ushuluddin yang membicarakan
tentang Iman, tauhid dan lain-lain. Pemimpin dari kaum Murji’ah adalah Hasan bin Bilal (152 H)

Kaum Murji’ah dibagi menjadi dua, yaitu:


a. Golongan moderat yang berpendapat bahwa orang berdosa bukan kafir dan tidak kekal dalam
neraka

b. Golongan ekstrim yang mempunyai beberapa pendapat, yaitu:

1) Orang Islam yang percaya pada Allah kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidak
menjadi kafir karena iman itu letaknya di dalam hati, bahkan meskipun melakukan ritual agama-
agama lain.

2) Yang dimaksu ibadah adalah iman. Sedangkan shalat, puasa, zakat dan haji hanya
menggambarkan kepatuha saja

3) Maksiat atau pekerjaan-pekerjaan jahat tidak merusak iman (Al-Yunusiah)

4) Menangguhkan hukuman orang yang berdosa di akhirat

4. Jabariyah

Jabariyah berasal dari kata jabr yang artinya paksaan. Aliran ini ditonjolkan pertama kali oleh Jahm
bin Safwan (131 H), sekretaris Harits bin Suraih yang memberontak pada Bani Umayyah di Khurasan.
Meskipun demikian sebelumnya sudah ada dalam umat Islam yang membicarakan tentang hal ini
seperti surat sahabat Ibnu Abbas dan seorang tabi’in Al-Hasan Al-Bashriy kepada penganut paham
ini.

Pendapat-pendapat kaum Jabariyah adalah sebagai berikut:

1) Manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya


tetapi dipaksa oleh Allah

2) Iman cukup dalam hati saja walau tidak diikrarkan dengan lisan

5. Qodariyah

Qadariyah berasal dari kata qadr yang artinya mampu atau berkuasa. Pemimpin aliran ini yang
pertama adalah Ma’bad Al-Juhani dan Ghailan Ad-Dimasyqiy. Keduanya dihukum mati oleh
penguasa karena dianggap menganut paham yang salah. Pendapat kaum Qadariyah adalah manusia
sendirilah yang melakukan perbuatannya sendiri dan Tuhan tidak ada hubungan sama sekali dengan
perbuatannya itu.

6. Mu’tazilah

Mu’tazilah berasal dari kata I’tazala yang berarti menjauhkan diri. Asal mula kata ini adalah suatu
saat ketika Al-Hasan Al-Bashriy (110 H) sedang mengajar di masjid Basrah datanglah seorang laki-laki
bertanya tentang orang yang berdosa besar. Maka ketika ia sedang berpikir menjawablah salah satu
muridnya Wasil bin Atha’ (131 H) menjawab: “ saya berpendapar bahwa ia bukan mukmin dan
bukan kafir, tetapi mengambil posisi diantara keduanya”. Kemuadian ia menjauhkan diri dari majlis
Al-Hasan dan pergi ketempat lain dan mengulangi pendapatnya. Maka Al-Hasan menyatakan bahwa
Washil telah menjauhkan diri dri mereka.

Pendapat-pendapat kaum Mu’tazilah:


a. Orang Islam yang berdosa besar bukan kafir dan bukan mukmin tetapi berada diantara
keduanya (Al-Manzilah bainal manzilatain)

b. Tuhan bersifat bijaksa dan adil, tidak dapat berbuat jahat dan zalim. Manusia sendirilah yang
memiliki kekuatan untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya yang baik dan jahat, iaman dan
kufurnya, ta’at dan tidaknya

c. Meniadakan sifat-sifat Tuhan, artinya sifat Tuhan tidak mempunyai wujud sendiri diluar zat
Tuhan

d. Baik dan buruk dapat ditentukan dengan akal

e. Al-Qur’an bukan Qadim (kekal) tetapi Hadits (baru/diciptakan)

f. Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata kepala di akhirat nanti

g. Hanya mengakui Isra Rasulullah ke Baitul Maqdis tetapi tidak mengakui Mi’rajnya ke langit

h. Tidak mempercayai wujud Arsy dan kursi Allah, malaikat pencatat amal (Kiraman Katibin),
Adzab (siksa) kubur

i. Tidak mempercyai adanya Mizan (timbangan amal), Hisab (perhitungan amal), Shiratul
Mustaqim (titian), Haud (kolam Nabi) dan Syafaat Nabi di hari Kiamat

j. Siksaan di neraka dan kenikmatan di surga tidak kekal.

7. Ahli Sunnah dan Jama’ah

Kelompok ini disebut Ahlus Sunnah wal Jama’ah karena pendapat mereka berpijak pada pendapat-
pendapat para sahabat yang mereka terima dari Rasulullah. Kelompok ini juga disebut kelompok ahli
hadits dan ahli fiqh karena merekalah pendukung-pendukung dari aliran ini.

Istilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah mulai dikenal pada saat pemerintahan bani Abbasy dimana
kelompok Mu’tazilah berkembang pesat, sehingga nama Ahlus Sunnah dirasa harus dipakai untuk
siapa yang berpegang pada ilmu kalam (theologische dialektik), logika dan rasio. Ibnu Hajar Al-
Haitamiy menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah orang-orang
yang mengikuti rumusan yang digagas oleh Imam Asy’Ariy dan Imam Maturidi.

Diantara pendapat-pendapat golongan ini adalah:

a. Hukum Islam didasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits

b. Mengakui Ijma’ dan Qiyas sebagai salah satu sumber hukum Islam

c. Menetapkan adanya sifat-sifat Allah

d. Al-Qur’an adalah Qadim bukan Hadits

e. Orang Islam yang berdosa besar bukanlah kafir


ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI ISLAM

LAHIRNYA aliran teologi Islam adalah reaksi dari skisme (perpecahan) politik umat Islam. Tragedi
skisme itu terabadikan dalam sebuah ungkapan “al-fitnah al-kubra”. Proses skisme itu berawal dari
terbunuhnya Usman Ibn Affan, yang pada akhirnya berimplikasi serupa terhadap khalifah keempat
yakni Ali ibn Abi Thalib. Ketika kedua khalifah tersebut terbunuh, wacana kemelut politik lalu
berkembang menjadi wacana agama (teologi).

Aliran-aliran

1. Aliran Khawarij

Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakn Aliran pertama yang muncul dalam
teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani, bahwa yang disebut Khawarij adalah
setiap orang yang keluar dari imam yang hak dan telah di sepakati para jema’ah, baik ia keluar pada
masa sahabat khulafaur rasyidin, atau pada masa tabi’in secara baik-baik. Menurut bahasa nama
khawarij ini berasal dari kata “kharaja” yang berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka yang
keluar dari barisan Ali.Kelompok ini juga kadang kadang menyebut dirinya Syurah yang berarti
“golongan yang mengorbankan dirinya untuk allahdi samping itu nama lain dari khawarij ini adalah
Haruriyah, istilah ini berasal dari kata harura, nama suatu tempat dekat kufah, yang merupakan
tempat mereka menumpahakn rasa penyesalannya kapada Ali bin abi Thalib yang mau berdamai
dengan Mu’awiyah. kelompok yang memisahkan diri (seceders) dari barisan Ali ibn Abi Thalib,
menuding bahwa Ali ibn Abi Thalib dan Mu’awiyah beserta pengikut-pengikutnya, adalah kafir,
sebab telah berbuat salah dan dosa besar. Alasannya, karena mereka tidak memutuskan perkara
(persekutuan, peperangan) dengan hukum Allah.

Tokoh-tokoh Khawarij

Diantara tokoh-tokoh khawarij yang terpenting adalah :

Abdullah bin Wahab al-Rasyidi, pimpinan rombongan sewaktu mereka berkumpul di Harura
(pimpinan Khawarij pertama), Urwah bin Hudair, Mustarid bin sa’ad, Hausarah al-Asadi, Quraib bin
Maruah, Nafi’ bin al-azraq (pimpinan al-Azariqah), Abdullah bin Basyir, Zubair bin Ali, Qathari bin
Fujaah, Abd al-Rabih, Abd al Karim bin ajrad, Zaid bin Asfar,Abdullah bin ibad.

Secara umum ajaran-ajaran pokok Khawarij adalah:


Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.

Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan zubair, dengan Ali
bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim—termasuk yang menerima dan mambenarkannya – di
hukum kafir;

Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.

Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi Khalifah
apabila suda memenuhi syarat-syarat.

Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syari’at
islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.

Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya Usman r.a
dianggap telah menyeleweng,

Khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).

2. Aliran Murji’ah

Sebuah aliran “moderat” yang berusaha memandang bahwa orang yang melakukan dosa besar tetap
mukmin, karena penentuan dosa besar atau tidak, hanyalah hak prerogatif Tuhan. Dengan demikian,
soal telah kafir atau tetap mukmin adalah urusan Tuhan, bukan urusan manusia. Sesuai dengan akar
katanya ‘raja-yarju’, artinya menunda atau menangguhkan. Yaitu menangguhkan keputusan tersebut
sampai hari akhir, dan Tuhan sebagai hakim di kemudian hari kelak yang akan menentukan perkara
tersebut .

Ajaran-ajaran pokok murji’ah dapat disimpulan sebagai berikut: .

Iman Hanya membenarkan (pengakuan) di dalam Hati

Orang islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir. Muslim tersebut tetap mukmin
selama ia mengakui dua kalimat syahadt.

Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari kiamat

Tokoh murji’ah Moderat antara lain adalah hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu
Hanifah, Abu Yusufdan beberapa ahli hadits yang berpendapat, bagaimanapun besarnya dosa
seseorang, kemungkinan mendapat ampunan dari tuhan masih ada. Sedangkan yang ekstrem antara
lain ialah kelompok Jahmiyah, pengikut Jaham bin Shafwan. Kelompok ini berpendapat, sekalipun
seseorang menyatakan dirinya musyrik, orang itu tidak dihukum kafir.

3. Aliran Mu’tazilah.

Sebuah aliran ‘rasionalis’ yang berpandangan bahwa orang yang berbuat dosa besar ditempatkan
pada posisi “netral” yaitu posisi antara kafir dan mukmin atau tidak kafir tapi juga tidak mukmin.
Dalam ajaran Mu’tazilah posisi netral itu disebut al-manzilah bain al-manzilatain (posisi di antara dua
posisi). Seseorang tidak boleh menganggap bahwa keburukan dan ketidakadilan, tidak beriman atau
dosa itu berasal dari Tuhan, sebab sekiranya Dia (Tuhan) menciptakan ketidakadilan, maka Dia
menjadi tidak adil.Mu’tazilah juga punya paham al-wa’d wa al-wa’id (janji dan ancaman), bahwa
Tuhan pasti akan memenuhi janji dan ancamannya di hari akhir. Selain itu, ada paham al-Adl
(keadilan), al-Tauhid (ke-Maha Esaan Tuhan), dan al-‘Amr bi al-Ma’ruf wa Nahy ‘an Munkar (perintah
melakukan kebajikan dan larangan menjauhi kejelekan).

Tokoh-tokoh Mu’tazilah

Diantara para tokoh-tokoh yang berpengaruh pada Mu’tazilah yaitu:

Washil bin Atha’

Abu Huzail al-Allaf

Al Nazzam

Al-Jubba’i

Ahlussunah Wal- Jamaah

4. Aliran Asy’ariah

Penentang aliran Mu’tazilah. Aliran ini berpaham bahwa perbuatan manusia merupakan ciptaan
Tuhan, paham ini disebut al-kasb. Dalam mewujudkan perbuatan yang diciptakan itu, daya yang ada
dalam diri manusia tidak punya pengaruh atau efek. Asy’ariyah juga menolak paham Mu’atazilah
tentang al-wa’d wa al-wa’id (janji dan ancaman), keadilan Tuhan (al-‘Adl). Lebih-lebih terhadap
paham Mu’tazilah tentang ‘posisi netral’ (al-manzilah bain al-manzilatain).
Lahirlah dua aliran “raksasa” yang termashur sampai saat ini menjadi pisau analisis, yaitu Qadariah
dan Jabariah. Dua aliran yang masing-masing pandangannya selalu bertolak belakang secara
diametral. Qadariyah memandang bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluq yang punya
kemerdekaan dalam kehendak (free will) dan perbuatannya (free act). Sebaliknya, Jabariah
berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai kehendak, dan segala tingkah lakunya merupakan
paksaan dari Tuhan, sehingga pahamnya dikenal predestination atau fatalism.

5. Aliran Syi’ah.

Aliran ini adalah pengikut setia Ali ibn Abi Thalib. Paham-paham doktrinnya banyak berbicara
mengenai masalah politik. Soal Khilafah dan Imamah misalnya, bahwa seorang pemimpin itu harus
terbebas atau terjaga dari perbuatan dosa (ma’shum), dan harus memiliki garis keturunan Ali.Secara
garis besarnya, aliran Syi’ah dapat dipetakan menjadi lima golongan, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah,
Imamiyah, Ghulat, dan Ismailiyah. Dari kelima golongan tersebut, sebagian berpaham Mu’tazilah,
sebagian lagi berpaham ortodoks, yang sebagian yang lain berpaham antropomorfisme (tasybiyah).

Pokok-Pokok Pikiran Syi’ah

Kaum Syi’ah memiliki lima prinsip utama yang wajib di percayai oleh penganutnya. Kelima prinsip itu
adalah :

al Tauhid

Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya bahwa allah itu ada, Maha esa, tunggal, tempat bergantung,
segala makhluk, tidak beranak, tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang menyamainya.
Dan juga mereka mempercayai adanya sifat-sifat Allah.

al ‘adl

Kaum Syi’ah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil. Allah tidak melakukan perbuatan zhalim
dan perbuatan buruk, ia tidak melakukan perbuatan buruk karena ia melarang keburukan, mencela
kezaliman dan orang yang berbuat zalim.

al Nubuwwah

Kepercayaan Syi’ah terhadap para Nabi-nabi juga tidak berbeda dengan keyakinan umat muslim
yang lain. Menurut mereka, Allah mengutussejumlah nabi dan rasul ke muka bumi untnk
membimbing umat manusia.
al imamah

Menurut Syi’ah, Imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama dan dunia sekaligus, ia
pengganti rasul dalam memelihara Syari’at, melaksanakan Hudud, dan mewujudkan kebaikan dan
ketentraman umat.

al ma’ad

Ma’ad berarti tempat kembali (hari akhirat), kaum Syi’ah sangat percaya sepenuhnya akan adanya
hari akhirat, bahwa hari akhirat itu pasti terjadi.

6. Aliran Qadariyah

Qadariyah berakar pada qadara yang dapat berarti memutuskan dan memiliki kekuatan atau
kemampuan.Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam, qadariyah adalah nama yang dipakai
untuk suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam
menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariyah manusia di pandang mempunyai
qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa
manusia terpaksa tunduk kepada qadar dan qada . Aliran ini merupakan aliran yang suka
mendahulukan akal dan pikiran dari pada prinsip ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri

Pokok-pokok ajaran Qadariyah

Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam halaman 297/298, pokok-pokok ajaran
qadariyah adalah :

Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan orang fasikk itu
masuk neraka secara kekal.
Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang
menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas
segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya
yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.

7. Aliran Salafiyah

Secara bahasa salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti terdahulu, yang dimaksud terdahulu
disini adalah orang-orang terdahulu yang semasa Rasul SAW, para sahabat, para tabi’in, dan tabitt
tabi’in. sedangakan salafiyah berarti orang-orang yang mengikuti salaf .Tokoh terkenal ulama salaf
adalah Ahmad bin Hambal. Nama lengkapnya, Ahmad, bin Muhammad bin Hambal, beliau juga di
kenal sebgai pendiri dan tokoh mazhab Hambali.

Pada abad ke 20 M gerakan ini muncul dengan dimensi baru. Tokoh-tokohnya adalah Jamaluddin al
Afgani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Salafiyah baru al afgani ini terdiri dari 3 komponen
pokok yakni :

Keyakinan bahwa kemajuan dan kejayaan umat Islam hanya mungkin di wujudkan jika mereka
kembali kepada ajaran Islam yang masih murni dan kembali pada ajaran Islam yang masih murni,
dan meneladani pokok hidup sahabat Nabi. Komponen pertama ini merupakan satu unsur yang di
miliki oleh salfiyah sebelumnya.

perlwanan terhadap kolonialisme dan mominasi barat, baik politik, ekonomi, maupun kebudayaan.

pengakuan terhadap keunggulan barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Khawarij

Khawarij adalah aliran dalam teologi Islam yang pertama kali muncul. Menurut Ibnu Abi Bakar
Ahmad al-Syahrastani, bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar dar imam yang
hak dan telah disepakati para jama’ah, baik ia keluar pada masa Khulafaur Rasyidin, atau pada masa
tabi’in secara baik-baik[3]. Nama Khawarij berasal dari kata “kharaja” berarti keluar. Nama itu
diberikan kepada mereka yang keluar dari barisan Ali.

Khawarij adalah golongan politik yang menolak sikap Ali bin Abi Thalib dalam menerima paham
penyelesaian sengketa antara Ali sebagai Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang menuntut
Khalifah.Meskipun mereka semula adalah pengikut Ali, tetapi akibat politik penolakan mereka atas
sikap Ali dalam paham itu.

Kelompok Khawarij pada mulanya memandang Ali dan pasukannya berada di pihak yang benar
karena Ali merupakan khalifah sah yang telah di bai’at mayoritas umat Islam, sementara Muawiyah
berada di pihak yang salah karena memberontak khalifah yang sah.

Dibawah ini beberapa ajaran khawarij:

Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.

Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan zubair, dengan Ali
bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim—termasuk yang menerima dan mambenarkannya – di
hukum kafir

Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya Usman r.a
dianggap telah menyeleweng,

Murji’ah

Nama Murji’ah diambil dari kata irja atau arja’a yang bermakna penundaan, penangguhan, dan
pengharapan.Kata arja’a mengandung pula arti memberi harapan, yakni memberi harapan kepada
pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah.Selain itu, arja’a berarti pula
meletakan di belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dari iman.Oleh
karena itu, Murji’ah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang
bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing ke hari kiamat kelak.
Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir
mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana hal itu dilakukan oleh aliran
khawarij.Mereka menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa
tahkim itu, dihadapan Tuhan, karena hanya Tuhan-lah yang mengetahui keadaan iman
seseorang.Demikian pula orang mukmin yang melakukan dosa besar masih dianggap mukmin
dihadapan mereka.

Qadariyah

Istilah Qadariyah mengandung dua arti, pertama, orang-orang yang memandang manusia berkuasa
atas perbuatannya dan bebas untuk berbuat. Dalam arti ini Qadariyah berasal dari kata qadara
artinya berkuasa. Kedua, orang-orang yang memandang nasib manusia telah ditentukan aleh azal.
Dengan demikian, qadara di sini berarti menentukan, yaitu ketentuan Tuhan atau nasib.

Qadariyah adalah satu aliran dalam teologi Islam yang berpendirian bahwa manusia memiliki
kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Manusia mempunyai
kebebasan dan kekuatan sendiri intuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dengan demikian
nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk
melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk
pada qadar Tuhan. Dalam istilah inggris paham ini dikenal dengan nama free will dan free act.

pokok-pokok ajaran qadariyah adalah :

Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan orang fasikk itu
masuk neraka secara kekal.

Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang
menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas
segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya
yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.

Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati bahwa Allah tidak
memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan zat
nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat
dengan zatnya sendiri.

Jabariyah

Nama Jabariyah berasal dari kata Arab jabara yang berarti alzama hu bi fi’lih, yaitu berkewajiban
atau terpaksa dalam pekerjaannya. Manusia tidak mempunyai kemampuan dan kebebasan untuk
melakukan sesuatu atau meninggalkan suatu perbuatan. Sebaliknya ia terpaksa melakukan
kehendak atau perbuatannya sebagaimana telah ditetapkan Tuhan sejak zaman azali. Dalam filsafat
Barat aliran ini desebut Fatalism atau Predestination.

Paham Jabariyah ini berpendapat bahwa qada dan qadar Tuhan yang berlaku bagi segenap alam
semesta ini, tidaklah memberi ruang atau peluang bagi adanya kebebasan manusia untuk
berkehendak dan berbuat menurut kehendaknya. Paham ini menganggap semua takdir itu dari
Allah. Oleh karena itu menurut mereka, seseorang menjadi kafir atau muslim adalah atas kehendak
Allah.

Diantara ciri-ciri ajaran Jabariyah adalah :

Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap perbuatannya baik yang
jahat, buruk atau baik semata Allah semata yang menentukannya.

Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apapun sebelum terjadi.

Ilmu Allah bersifat Huduts (baru)

Iman cukup dalam hati saja tanpa harus dilafadhkan.

Bahwa Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk ciptaanNya.

Mu’tazilah

Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari kata I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri
,yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri.Secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk pada
dua golongan .

Golongan pertama (selanjutnya disebut Mu’tazilah I ) muncul sebagai respon politik murni. Golongan
ini tumbuh sebagai kaum netral politik ,khususnya dalam arti bersikap lunak dalam menangani
pertentangan antara Ali bin Abi Thalib dan lawan-lawannya,terutama Muawiyah,Aisyah, dan
Abdullah bin Zubair.Menurut penulis ,golongan inilah yang mula-mula disebut kaum Mu’tazilah
karena mereka menjauhkan diri dari pertikaian masalah khalifah. Kelompok ini bersifat netral politik
tanpa stigma teologis seperti yang ada pada kaum mu’tazilah yang tumbuh di kemudian hari.

Golongan kedua (selanjutnya disebut Mu’tazilah II ) muncul sebagai respon persoalan teologis yang
berkembang dikalangan Khawarij dan Murji’ah akibat adanya peristiwa tahkim.Golongan ini muncul
karena mereka berbeda pendapat dengan golongan khawarij dan Murji’ah tentang pemberian status
kafir kepada orang- orang yang berbuat dosa besar.Mu’tazilah II inilah yang akan dikaji. dalam
sejarah kemunculannya memiliki banyak versi. beberapa versi tentang pemberian nama Mu’tazilah
kepada golongan kedua ini berpusat pada peristiwa yang terjadi antara Wasil bin Atha serta
mertanya ,Amr bin Ubaid,dan Hasan Al-Basri di Basrah.Ketika Wasil mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh Hasan Al Basri di mesjid Basrah.

Pokok-pokok ajaran Mu’tazilah

Ada lima prinsip pokok ajaran Mu’tazilah yang mengharuskan bagi pemeluk ajaran ini untuk
memegangnya, yan dirumuskan oleh Abu Huzail al-Allaf :

al Tauhid (keesaan Allah)

al ‘Adl (keadlilan tuhan)

al Wa’d wa al wa’id (janji dan ancaman)

al Manzilah bain al Manzilatain (posisi diantara posisi)

amar mauruf dan Nahi mungkar.

Syiah

Syi’ah dilihat dari bahasa berarti pengikut,pendukung,partai atau kelompok, sedangkan secara
terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu
merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW. Atau orang yang disebut sebagai ahlal-bait. Poin
penting dalam doktrin Syi’ah adalah pernyataan bahwa segala petunjuk agama itu bersumber dari
ahl al-bait.Mereka menolak petunjuk –petunjuk keagamaan dari para sahabat yang bukan ahl al-bait
atau para pengikutnya.

Syiah adalah golongan yang menyanjung dan memuji Sayyidina Ali secara berlebih-lebihan .karena
mereka beranggapan bahwa beliau adalah yang lebih berhak menjadi pengganti Nabi Muhammad
SAW, berdasarkan wasiatnya. Sedangkan khalifah-khalifah seperti Abu Bakar As Siddiq, Umar bin
Khattab dan Utsman Bin Affan dianggap sebagai penggasab atau perampas khalifah.

Sebagaimana dimaklumi bahwa milai timbulnya fitnah di kalangan ummat Islam biang keladinya
adalah Abdullah Bin Saba’. seorang Yahudi yang pura-pura masuk islam. Fitnah tersebut cukup
berhasil dengan terpecah belahnya persatuan ummat,dan timbullah Syiah sebagai firqoh
pertama.[5] Kalangan syiah sendiri berpendapat bahwa kemunculan syiah berkaitan dengan masalah
pengganti (khilafah) Nabi SAW. mereka menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar bin Khttab, dan
Utsman bin Affan karena dalam pandangan mereka hanya Ali bin Abi Thalib lah yang berhak
menggantikan Nabi. Kepemimipinan Ali dalam pandangan Syiah sejalan dengan isyarat-isyarat yang
diberikan oleh Nabi SAWpada masa hidupnya. Pada awal kenabian, ketika Muhammad SAW
diperintahkan menyampaikan dakwah kepada kerabatnya yang pertama-tama menerima adalah Ali
bin Abi Thalib.

Beberapa ajaran-ajaran Syiah

al Tauhid

Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya bahwa allah itu ada, Maha esa, tunggal, tempat bergantung,
segala makhluk, tidak beranak, tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang menyamainya.
Dan juga mereka mempercayai adanya sifat-sifat Allah.

al ‘adl

Kaum Syi’ah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil. Allah tidak melakukan perbuatan zhalim
dan perbuatan buruk, ia tidak melakukan perbuatan buruk karena ia melarang keburukan, mencela
kezaliman dan orang yang berbuat zalim.

Maturidiyah

Aliran Maturidiyah diambil dari nama pendirinya, yaitu Abu Mansur Muhammad bin Muhammad. Di
samping itu, dalam buku terjemahan oleh Abd. Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib menjelaskan
bahwa pendiri aliran maturidiyah yakni Abu Manshur al-Maturidi, kemudian namanya dijadikan
sebagai nama aliran ini.

Selain itu, definisi dari aliran Maturidiyah adalah aliran kalam yang dinisbatkan kepada Abu Mansur
al-Maturidi yang berpijak kepada penggunaan argumentasi dan dalil aqli kalami. Sejalan dengan itu
juga, aliran Maturidiyah merupakan aliran teologi dalam Islam yang didirikan oleh Abu Mansur
Muhammad al-Maturidiyah dalam kelompok Ahli Sunnah Wal Jamaah yang merupakan ajaran
teknologi yang bercorak rasional.

Jika dilihat dari metode berpikir dari aliran Maturidiyah, aliran ini merupakan aliran yang
memberikan otoritas yang besar kepada akal manusia, tanpa berlebih-lebihan atau melampaui
batas, maksudnya aliran Maturidiyah berpegang pada keputusan akal pikiran dalam hal-hal yang
tidak bertentangan dengan syara’. Sebaliknya jika hal itu bertentangan dengan syara’, maka akal
harus tunduk kepada keputusan syara’.
1.Pokok-pokok pemikirannya :

Sifat Tuhan. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari

Perbuatan Manusia. Menurtnya, Perbuatan manusia sebenarnya di wujudkan oleh manusia itu
sendiri, dan bukan merupakan perbuatan tuhan.

Al Quran. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari

Kewajiban tuhan. Menurutnya, tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.

Muslim yang berbuat dosa. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari

Asy’ariyah

Pendiri aliran ini adalah Al-Asy’ari. Nama lengkapnya adalah Abu Al-Hasan Ali bin Ismail Al-Asy’ari.
Menurut beberapa riwayat, Al-Asy’ari lahir di Bashrah pada tahun 260H/875M. Ketika berusia lebih
dari 40 tahun, ia hijrah ke kota Baghdad dan wafat di sana pada tahun 324H/935M.

Al-Asy’ari menganut faham Mu’tazilah pada sampai ia berusia 40 tahun, setelah itu, secara tiba-tiba
ia mengumumkan di hadapan jamaah masjid Bashrah bahwa dirinya telah meninggalkan faham
Mu’tazilah dan menunjukkan keburukan-keburukannya.

Pokok-pokok pemikirannya

Sifat-sifat Tuhan. Menurutnya, Tuhan memiliki sifat sebagaiman di sebut di dalam Alqur’an, yang di
sebut sebagai sifat-sifat yang azali, Qadim, dan berdiri diatas zat tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat
tuhan dan bukan pula lain dari zatnya.

Al-Qur’an, Manurutnya, al-Quran adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan.

Melihat Tuhan, menurutnya, Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat nanti.

Perbuatan Manusia. Menurutnya, perbuatan manusia di ciptakan tuhan, bukan di ciptakan oleh
manusia itu sendiri.

Ahmadiyah
Ahmadiyah, adalah sebuah gerakan keagamaan Islam yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad
(1835-1908) pada tahun 1889, di sebuah kota kecil yang bernama Qadian di negara bagian Punjab,
India. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Mujaddid, al Masih dan al Mahdi.

Para pengikut Ahmadiyah, yang disebut sebagai Ahmadi atau Muslim Ahmadi, terbagi menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama ialah "Ahmadiyya Muslim Jama'at" (atau Ahmadiyah Qadian).
Pengikut kelompok ini di Indonesia membentuk organisasi bernama Jemaat Ahmadiyah Indonesia,
yang telah berbadan hukum sejak 1953 (SK Menteri Kehakiman RI No. JA 5/23/13 Tgl. 13-3-
1953).Kelompok kedua ialah "Ahmadiyya Anjuman Isha'at-e-Islam Lahore" (atau Ahmadiyah Lahore).
Di Indonesia, pengikut kelompok ini membentuk organisasi bernama Gerakan Ahmadiyah Indonesia,
yang mendapat Badan Hukum Nomor I x tanggal 30 April 1930. Anggaran Dasar organisasi
diumumkan Berita Negara tanggal 28 November 1986 Nomor 95 Lampiran Nomor 35.

Pokok-Pokok Ajaran Ahmadiyah Qadian sebagai berikut:

Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, laki-laki kelahiran Qadian, India sebagai Imam Mahdi dan Al-Masih
yang dijanjikan kedatangannya di akhir zaman oleh Allah SWT.

Mengimani dan meyakini bahwa kitab Alquran adalah satu-satunya kitab suci.

Mengimani dan meyakini bahwa wahyu dan kenabian tidak terputus dengan diutusnya Nabi
Muhammad saw. Mereka beranggapan bahwa risalah kenabian (nabi ummati/nabi pengikut
Rasulullah saw. yang hanya mengikuti syariat Islam terus berlanjut sampai hari kiamat.

Selengkapnya, Ahmadiyah Lahore mempunyai keyakinan bahwa mereka:

Percaya pada semua aqidah dan hukum-hukum yang tercantum dalam al Quran dan Hadits, dan
percaya pada semua perkara agama yang telah disetujui oleh para ulama salaf dan Ahlus-Sunnah wal
Jama'ah, dan yakin bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir.

Nabi Muhammad SAW adalah khatamun-nabiyyin. Sesudahnya tidak akan datang nabi lagi, baik nabi
lama maupun nabi baru.

Sesudah Nabi Muhammad SAW, malaikat Jibril tidak akan membawa wahyu nubuwat kepada siapa
pun.

Anda mungkin juga menyukai