Anda di halaman 1dari 15

RESPONSI KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID

Oleh :
Ni Putu Eka Tania Savitri
1302006038

Pembimbing :
dr. I Gusti Ngurah Putra Astawa, Sp.KJ

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DI BAGIAN/SMF PSIKIATRI
RSJ PROVINSI BALI/ FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Responsi Kasus dengan judul
Skizofrenia Paranoid ini tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat sebagai prasyarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya (KKM) di Bagian/SMF Psikiatri FK UNUD/RSJ Provinsi Bali, Denpasar.
Dalam penyusunan laporan kali ini, penulis memperoleh banyak bimbingan,
petunjuk dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. dr. AA Sri Wahyuni, Sp.KJ selaku ketua Bagian/SMF Psikiatri FK
UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
2. Dr. Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sp.KJ selaku koordinator pendidikan
Bagian/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
3. dr. I Gusti Ngurah Putra Astawa Sp.KJ selaku pembimbing dalam
penyusunan laporan Responsi Kasus ini.
4. Dokter-dokter, dan perawat RSJ Provinsi Bali yang telah membantu dalam
proses penyelesaian responsi ini.
5. Semua pihak yang telah membantu pembuatan responsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan,
diharapkan adanya saran demi penyempurnaan karya ini. Semoga bisa memberikan
sumbangan ilmiah bagi dunia kedokteran dan manfaat bagi masyarakat. Terima
kasih.
Bangli, Agustus 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................. Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
I. IDENTITAS PASIEN .................................................................................. 1
II. ANAMNESIS ............................................................................................... 1
III. PEMERIKSAAN FISIK ............................................................................... 7
IV. RESUME ...................................................................................................... 9
V. DIAGNOSIS BANDING ........................................................................... 10
VI. DIAGNOSIS KERJA ................................................................................. 10
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL .................................................................. 10
VIII. USULAN TERAPI ..................................................................................... 10
IX. PROGNOSIS .............................................................................................. 11
X. ANALISIS PSIKODINAMIKA ................................................................. 11
XI. SILSILAH KELUARGA PASIEN ............................................................ 12

iii
RESPONSI KASUS
SMF/BAGIAN PSIKIATRI DI RSJ PROVINSI BALI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PERIODE: 30 Juli 5 Agustus 2017

Pembimbing : dr. I Gusti Ngurah Putra Astawa Sp.KJ


Nama : Ni Putu Eka Tania Savitri (1302006038)

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : NKB
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/Umur : 31 Desember 1978 / 38 tahun
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Pembuat canang
Agama : Hindu
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Br. Tembuku Kawan, Tembuku, Bangli
Tanggal Pemeriksaan : 1 Agustus 2017 pukul 20.00 WITA

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Heteroanamnesis : Mengamuk
Autoanamnesis : Mengamuk

Autoanamnesis
Pasien diantar ke IGD RSJ Provinsi Bali pada hari Selasa, 1 Agustus 2017
pukul 20.00 WITA diantar oleh keluarga pasien dan polisi. Pasien diwawancara
dalam posisi berhadapan dengan pemeriksa dan dibatasi meja di IGD RSJ Provinsi
Bali. Pasien mengenakan baju hijau dengan sweater putih hijau dan celana biru
bercorak bunga-bunga dan menggunakan alas kaki sandal jepit. Kuku tampak kotor
dan tidak dipotong serta rambut panjang terikat. Pasien berperawakan sedang
dengan kulit berwarna sawo matang. Wawancara dilakukan menggunakan Bahasa

1
2

Bali dan Bahasa Indonesia. Pasien dapat memperhatikan dan menjawab pertanyaan
yang diajukan pemeriksa dengan baik. Selama wawancara pasien dapat menatap
mata pemeriksa dengan baik namun sesekali juga menatap curiga ke arah suaminya
yang duduk di sebelahnya.
Pemeriksa memulai wawancara dengan memperkenalkan diri kemudian
menanyakan nama pasien. Pasien dapat mengatakan nama lengkapnya dengan
benar, siapa saja yang mengantar serta mengetahui dirinya saat ini berada di RSJ
Provinsi Bali dan waktu wawancara adalah malam hari. Pasien juga mengetahui
siapa yang mengantarnya ke RSJ yaitu suami dan ayah, dan ibu kandungnya. Pasien
mengatakan bahwa pendidikan terakhirnya adalah SD dan saat ditanya apakah bisa
berhitung pasien menjawab bisa. Pasien dapat berhitung pengurangan 100-7 dan
dikurangi 7 kembali sebanyak 5 kali walaupun perlu waktu untuk berfikir.
Kemudian pasien juga bisa mengeja kata WAHYU dengan benar. Pasien
mengetahui perbedaan bola tenis dan jeruk, yaitu bahwa bola tenis untuk main
olahraga dan jeruk bisa dimakan sedangkan persamaannya sama-sama bentuknya
bulat. Pasien dapat menjelaskan arti pribahasa sambil menyelam minum air, yaitu
bahwa melakukan pekerjaan satu sambil melakukan pekerjaan lain secara
bersamaan.
Pasien mengatakan dibawa ke RSJ Provinsi Bali karena pasien sempat
mengamuk di rumah. Saat ditanya keluhannya, pasien mengeluh selalu dihina oleh
ibunya dalam 1 tahun terakhir. Pasien percaya bahwa uang penghasilannya bekerja
sebagai pembuat canang selama ini diambil oleh Ibunya sehingga dirinya tidak
mendapat apa-apa dari hasil jerih payahnya selama ini. Pasien juga terus merasa
penghasilannya selama ini terlalu sedikit dan itupun habis diambil oleh Ibunya. Saat
membahas hal tersebut pasien sempat berteriak pada Ibunya dan berkata, Uliang
pis cang, mai abe!. Saat pemeriksa bertanya bagaimana caranya Ibu pasien
mengambil uang penghasilannya padahal mereka tidak tinggal satu rumah pasien
menjawab, Pokokne pis cang jemake.
Pasien juga menceritakan tentang suaminya. Pasien sangat yakin bahwa
suaminya selama ini berselingkuh dengan wanita lain. Pasien mengatakan bahwa
suaminya berselingkuh dengan wanita lain sejak 6 bulan yang lalu. Saat pemeriksa
menanyakan dari mana pasien tahu bahwa suaminya berselingkuh, pasien hanya
3

menjawab, Nah pokokne ye pasti memitre sambil menatap penuh curiga ke arah
suaminya. Meskipun sebelumnya sempat diberikan penjelasan oleh suaminya,
pasien tetap menuduh suaminya berselingkuh. Saat pemeriksa bertanya apakah
pasien bernah bertemu dengan selingkuhan suaminya dan mempunyai bukti dari
perselingkuhan suaminya, pasien menjawab Sing sih, tapi pasti ye memitre di
durin tiang.
Pasien juga mengaku mertuanya sering berkata-kata kasar kepadanya
bahkan sempat mengusirnya untuk pulang saja ke rumahnya. Selain itu pasien
mengatakan dirinya juga pernah dipukul menggunakan centong oleh Ibu
mertuanya. Pasien mengatakan dirinya diberikan perlakuan yang kasar selama
tinggal dengan mertuanya.
Pasien juga mengaku mendengar suara-suara yang menghina dirinya serta
berkata-kata kasar sehingga membuat dirinya marah. Suara ini didengar oleh pasien
setiap hari. Terkadang pasien juga mendengar suara mendengung di telinganya.
Namun pasien menyangkal melihat bayangan-bayangan yang tidak dilihat oleh
orang lain.
Saat ditanya bagaimana perasaannya, pasien mengatakan dirinya sedih
sambil menangis tersedu-sedu. Saat ditanya apakah menurut pasien dirinya sakit
saat ini, pasien hanya mengatakan bahwa dirinya tidak sehat sambil terus
menyalahkan suaminya yang dikatakan berselingkuh dan kembali membahas
uangnya yang diambil oleh Ibunya.
Semua hal yang diceritakan pasien tersebut mengganggu pikiran pasien
selama ini sehingga membuatnya kesulitan untuk tidur dalam 2 hari terakhir. Pasien
tidur pukul 24.00 WITA namun baru bisa tidur sekitar 2 jam setelahnya tanpa ada
terbangun lagi pada dini hari, kemudian bangun pukul 06.00 WITA. Pasien
mengatakan nafsu makannya baik, makan 3 kali sehari. Pasien juga mengaku mandi
2 kali sehari tanpa harus diingatkan. Aktivitasnya sebagai pembuat canang
dikatakan pasien sempat terganggu dalam 2 minggu terakhir karena pasien
mengaku pikirannya tidak tenang dan ingin marah-marah. Pasien juga mengatakan
untuk apa bekerja jika pada akhirnya uangnya semua diambil oleh Ibunya.
4

Heteroanamnesis
Suami pasien mengatakan pasien dibawa ke RSJ Provinsi Bali karena
mengamuk dan marah-marah bahkan sampai memukul dirinya serta ibu
kandungnya sendiri. Pasien dikatakan mulai sering mengamuk sejak 2 minggu yang
lalu. Saat mengamuk pasien dikatakan suka melempar barang-barang disekitarnya,
dan terkadang pasien berbicara sendiri sambil marah-marah. Selain itu, pasien juga
memukul suaminya jika sedang mengamuk, namun suami pasien mengaku
membiarkannya saja tanpa melakukan perlawanan karena tidak ingin terjadi
perkelahian. Pasien juga kadang terlihat bengong sendiri dan tiba-tiba marah-marah
kepadanya.
Suami pasien juga sering dituduh berselingkuh dengan wanita lain sejak 6 bulan
terakhir. Padahal menurut pengakuannya sendiri, dirinya tidak pernah berselingkuh
dengan wanita lain serta tidak ada bukti yang secara langsung menunjukkan
kebenaran hal tersebut. Begitupula menurut mertua pasien, dikatakan bahwa suami
pasien adalah orang yang baik, setia, dan apa yang dituduhkan istrinya adalah tidak
benar. Mertua pasien tahu betul bagaimana sifat anaknya dan percaya bahwa
suaminya tidak pernah berselingkuh seperti yang dituduhkan oleh istrinya.
Suami pasien juga mengatakan bahwa istrinya sering ke rumah orangtuanya dan
lebih jarang ada di rumah. Pasien pernah mengatakan bahwa dirinya akan mencuci
pakaian di rumah, namun saat dicek ternyata pasien tidak mencuci dan pakaian
kotor masih ada sedangkan pasien malah pergi ke rumah orangtuanya. Suami pasien
membiarkan saja hal tersebut karena sudah lelah dengan perlakuan istrinya selama
ini yang sering mengamuk, memukulnya dan mencurigai dirinya berselingkuh
dengan wanita lain padahal tidak ada bukti dan sudah diberikan penjelasan.
Ibu mertua pasien mengatakan bahwa apa yang dikatakan pasien tentang
mertuanya yang sering berkata-kata kasar dan mengusirnya pulang adalah tidak
benar. Pasien tidak pernah diusir dari rumahnya, yang ada adalah pasien yang
pulang sendiri ke rumahnya sedangkan suami pasien membiarkan hal tersebut
karena merasa lelah dengan perlakuan istrinya selama ini. Hal inilah yang
menimbulkan kesan di mata orangtua pasien bahwa suaminya kurang perhatian
kepada istrinya. Ibu mertua pasien juga mengaku tidak pernah memukul pasien
menggunakan centong seperti yang diceritakan pasien sebelumnya.
5

Pasien dikatakan pernah berobat ke RSJ Provinsi Bali sejak 7 tahun yang lalu
dan sudah pernah dirawat 2 kali sebelumnya. Setelah itu pasien rawat jalan ke
poliklinik RSJ Bangli dan mengatakan minum obat dengan teratur. Namun menurut
pengakuan suami, pasien pernah mencampurkan kopi yang dibuat untuk dirinya
dengan obat milik pasien yang dikatakan berwarna kuning. Suami pasien
mengetahui hal ini karena obat tersebut dimuntahkan dan didapatkan setengah obat
pasien yang berwarna kuning masih utuh.
Menurut ayah kandung pasien, pasien pertama kali bertingkah aneh seperti
sekarang sejak pasien belum menikah dengan suaminya yang sekarang. Awalnya
pasien pernah menjalin hubungan dengan laki-laki dari Lombok. Namun tiba-tiba
pasien diputuskan oleh laki-laki tersebut secara sepihak. Semenjak kejadian itu,
beberapa hari kemudian pasien mulai bertingkah aneh. Namun ayah pasien percaya
hal tersebut terjadi karena pasien di guna-guna oleh laki-laki tersebut. Pasien
kemudian dikatakan menikah dengan suaminya yang sekarang pada usia 21 tahun.
Namun ternyata selama pernikahannya, pasien dikatakan kurang mendapatkan
kasih sayang dari suaminya serta kurang perhatian. Ayah pasien berkata seperti ini
karena suami pasien membiarkan begitu saja istrinya pulang ke rumah tanpa
dibujuk untuk pulang kembali padahal dia tahu istrinya sedang sakit. Ayah pasien
percaya bahwa suaminya yang sekarang menyebabkan kondisi pasien semakin
parah karena selama ini tidak dirawat dengan baik. Pasien juga dikatakan kumat
jika ada yang membahas tentang suaminya. Kumat yang dimaksud oleh ayah pasien
adalah marah-marah dan mengamuk seperti yang dikeluhakan sebelumnya sampai
Ibu kandungnya sendiri juga pernah dipukul dan dijambak rambutnya.
Saat dikonfirmasi mengenai uang yang menurut pasien diambil oleh Ibunya,
pihak keluarga menyangkal hal tersebut. Ibu pasien tidak pernah sama sekali
mengambil penghasilan anaknya apalagi sekarang statusnya anaknya sudah
menikah dan tinggal dengan suaminya. Bagaimana caranya Ibu pasien mengambil
uang anaknya padahal mereka tidak tinggal satu rumah.

Riwayat Penyakit Sebelumnya dan Riwayat Pengobatan


Pasien pertama kali muncul keluhan seperti ini sejak kurang lebih 20 tahun yang
lalu. Pasien pernah dirawat di RSJ Provinsi Bali sebanyak 1x pada tahun 2014
6

selama 1 bulan dan selama ini pasien rawat jalan dan mengatakan minum obat
dengan teratur. Pasien sebelumnya pernah mengonsumsi obat clozapin 1 x 25 mg,
selosi 2 x 5 mg, chlorpromazine 1 x 100 mg.
Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, diabetes melitus, epilepsi,
disangkal oleh pasien.

Riwayat Penggunaan NAPZA


Pasien menyangkal adanya riwayat minum-minuman beralkohol, minum kopi.
Pasien juga menyangkal menggunakan narkoba maupun obat-obatan terlarang yang
lain.

Riwayat Penyakit di Keluarga


Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Pasien mengatakan jika di
keluarganya tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Riwayat
penyakit sistemik seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan kejang disangkal oleh
keluarga pasien.

Riwayat Sosial
Menurut suami dan orangtua pasien, pasien sebelumnya merupakan pribadi
yang tertutup dan pendiam. Pasien dikatakan jarang menceritakan masalahnya
kepada suami ataupun keluarganya. Tidak ada masalah di lingkungan keluarga
maupun lingkungan sekitar rumahnya. Hanya saja pasien telah kehilangan saudara
kandungnya sejak kakaknya maasih kecil sehingga selama tinggal dengan
orangtuanya pasien menjadi anak satu-satunya yang paling disayang dan dimanja
di rumahnya. Pasien juga dikatakan pernah memiliki masalah percintaan dengan
seorang laki-laki dari Lombok. Ketika hubungannya berakhir dengan laki-laki
tersebut, pasien mulai bertingkah aneh.

Faktor Pencetus/Penyebab

Faktor Keluarga : Masalah dengan suami, mertua, dan ibu kandung


pasien
Fungsi Kerja/Sosial : Menurun
7

Riwayat NAPZA : Tidak ada


Faktor Premorbid : Tertutup, pendiam
Faktor Organik : Tidak ada

III. PEMERIKSAAN FISIK


STATUS INTERNA
Status Present:
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Denyut Nadi : 82 x/mnt
Laju Respirasi : 20 x/mnt
Temperatur Axilla : 36.2oC
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 157 cm

Status General :
Kepala : normocephali
Mata : anemia (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+) isokor
THT : kesan tenang
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorak : Cor : S1 S2 normal, regular, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (-)
Ekstremitas : edema (-), hangat (+) pada ke empat ekstremitas

STATUS NEUROLOGI
- GCS E4V5M6
- Meningeal sign (kaku kuduk) : Negatif
- Tenaga : 555 555
555 555
- Tonus : N N
N N
8

- Tropik : N N
N N
- Reflek fisiologis : + +
+ +
- Reflek patologis : - -
- -
- Gerakan Involunter : Negatif

STATUS LOKALIS
Tidak ada
STATUS PSIKIATRI
- Kesan Umum : Penampilan tidak wajar, kontak verbal dan visual
dengan pemeriksa cukup
- Sensorium dan Kognisi
o Kesadaran : Jernih
o Orientasi : Baik terhadap waktu, tempat, orang
o Daya ingat : Baik
o Konsentrasi/ perhatian : Baik
o Berpikir abstrak : Baik
o Intelegensi : Sesuai tingkat pendidikan
- Proses Pikir :
o Bentuk Pikir : Non logis non realis
o Arus Pikir : Koheren
o Isi Pikir : Waham (+) curiga
- Mood/Afek : Labil / inadekuat
- Pencerapan
o Halusinasi : Halusinasi auditorik (+)
o Ilusi : Ilusi (-)
- Dorongan Instingtual
o Insomnia : Ada tipe early
o Hipobulia : Tidak ada
9

o Raptus : Ada Riwayat


- Psikomotor : Tenang saat pemeriksaan
- Tilikan : 3 (tiga)

IV. RESUME
Pasien perempuan umur 38 tahun dari Tembuku, Bangli, pendidikan
terakhir SD. Pasien bekerja sebagai pembuat canang, sudah menikah, suku Bali,
agama Hindu, diantar ke IGD RSJ Bangli pada tanggal 1 Agustus 2017 pada
pukul 20.00 WITA. Selama pemeriksaan tidak tercium bau tidak sedap dengan
kontak verbal dan visual cukup. Pasien mengaku datang ke RSJ Bangli karena
pasien mengeluh sering dihina oleh Ibunya dalam 1 tahun terakhir. Pasien
percaya bahwa uang penghasilannya bekerja sebagai pembuat canang selama
ini diambil oleh Ibunya sehingga dirinya tidak mendapat apa-apa dari hasil jerih
payahnya selama ini. Pasien juga terus merasa penghasilannya selama ini terlalu
sedikit dan itupun habis diambil oleh Ibunya. Pasien juga mengaku mendengar
suara-suara yang menghina dirinya serta berkata-kata kasar sehingga membuat
dirinya marah. Terkadang pasien juga mendengar suara mendengung di
telinganya. Pasien juga menceritakan tentang suaminya, dimana pasien percaya
bahwa pasiennya selama 6 bulan trakhir berselingkuh dengan wanita lain.
Suami pasien mengatakan pasien dibawa ke RSJ Provinsi Bali karena
mengamuk dan marah-marah bahkan sampai memukul dirinya serta ibu
kandungnya sendiri. Pasien dikatakan mulai sering mengamuk sejak 2 minggu
yang lalu. Padahal menurut pengakuannya sendiri, dirinya tidak pernah
berselingkuh dengan wanita lain serta tidak ada bukti yang secara langsung
menunjukkan kebenaran hal tersebut. Ibu kandung pasien juga menyangkal
perihal uang penghasilan anaknya yang dikatakan diambil olehnya. Ibu pasien
mengatakan bagaimana caranya mengambil uang pasien padahal mereka tidak
tinggal satu rumah.
Pasien makan dan minum seperti biasa, tidur pasien sering mengalami
gangguan yaitu saat memulai tidur. Pasien menyangkal adanya riwayat minum-
minuman beralkohol, minum kopi, dan menggunakan obat-obat terlarang.
10

Dari pemeriksaan fisik diperoleh status interna dan neurologis dalam batas
normal, dari status psikiatri diperoleh penampilan tidak wajar, kontak verbal
dan visual cukup, kesadaran jernih. Mood labil dan afek inadekuat. Bentuk pikir
non logis nonrealis, arus pikir koheren, isi pikir waham curiga (+), insomnia (+)
tipe early, hipobulia (-), dan ada riwayat raptus, aktivitas motorik tenang saat
pemeriksaan, dengan tilikan 3 (satu).

V. DIAGNOSIS BANDING
Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Gangguan Waham Menetap (F22.0)

VI. DIAGNOSIS KERJA


Skizofrenia Paranoid (F20.0)

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Aksis II : Ciri Kepribadian Paranoid
Aksis III : Tidak Ada Diagnosis
Aksis IV : Masalah ekonomi
Aksis V : GAF saat ini 20-11

VIII. USULAN TERAPI


Farmakologi
- Stelosi 2 x 2 mg
- Clozapin 1 x 25 mg (malam)
- Injeksi lodomer 1 amp (jika gelisah)
- Injeksi diazepam 1 amp (jika gelisah)
Non Farmakologi
- Psikoterapi supportif kepada pasien
- Psikoedukasi keluarga pasien
Monitoring
- Keluhan
11

- Efek Samping Obat


- Tanda-tanda vital

IX. PROGNOSIS
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (F20.0) : Baik
Onset umur : Dewasa muda : Buruk
Perjalanan penyakit : Kronis : Buruk
Faktor genetik : Tidak Ada : Baik
Pendidikan : SD : Buruk
Status pernikahan : Sudah Menikah : Baik
Perhatian keluarga : Kurang : Buruk
Lingkungan sosial ekonomi : Cukup : Baik
Faktor pencetus : Belum diketahui : Buruk
Kepatuhan terhadap terapi : Kurang : Buruk
Ciri kepribadian : Ciri Kepribadian Paranoid : Buruk
Tilikan : Derajat 3 : Baik
Penyakit organik : Tidak ada : Baik
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut di atas, pada kasus ini prognosis penderita
adalah dubius ad malam (cenderung buruk).

X. ANALISIS PSIKODINAMIKA
Genetik
Pasien lahir normal dan menangis spontan. Selama dalam kandungan sampai
proses persalinan tidak ada masalah. Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat
yang sama seperti keluhan pasien saat ini. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes
melitus, dan kejang dalam keluarga disangkal.

Pola Asuh
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Pasien sudah kehilangan
saudaranya saat saudaranya masih berusia sekitar 6 tahun. Pasien saat ini sudah
menikah dan tinggal bersama suami dan mertuanya. Berdasarkan pengakuan
orangtuanya, orangtuanya tidak pernah melakukan kekerasan fisik pada
12

anaknya semasa kecil justru pasien termasuk anak kesayangan karena anak
satu-satunya yang disayang dan dimanja.

Ciri Kepribadian
Menurut suami dan orangtua pasien, pasien sebelum sakit memiliki kepribadian
yang cenderung tertutup dan pendiam. Sebelum sakit pasien juga dikatakan
sering cemburu dengan mantan pacarnya sebelumnya. Pasien juga dikatakan
agak sulit memaafkan kesalahan orang lain sekalipun hanya melakukan
kesalahan kecil.

Mekanisme Pembelaan Ego


Mekanisme pembelaan ego pasien ini belum dapat dievaluasi.

XI. SILSILAH KELUARGA PASIEN

Gambar 1. Silsilah Keluarga Pasien

Keterangan:

: Laki-laki :Sudah meninggal

: Perempuan : Pasien

Anda mungkin juga menyukai