Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA PSIKIATRI

KUNJUNGAN RUMAH

HALAMAN JUDUL

Oleh :
Lusia Nasrani
1202006175

Pembimbing :
dr. Ni Ketut Putri Ariani, Sp.KJ

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DI BAGIAN/SMF PSIKIATRI
RSUP SANGLAH/ FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi


Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan
Laporan Kunjungan Rumah ini tepat pada waktunya.

Laporan ini dibuat sebagai prasyarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik


Madya (KKM) di BAG/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
Dalam penyusunan laporan kali ini, Penulis memperoleh banyak bimbingan,
petunjuk dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. AA Sri Wahyuni, Sp.KJ selaku ketua Bagian/SMF Psikiatri FK


UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
2. Dr. Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sp.KJ selaku koordinator
pendidikan Bagian/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
3. dr. Ni Ketut Putri Ariani, Sp.KJ selaku pembimbing dalam penyusunan
laporan Kunjungan Rumah ini.
4. Residen di BAG/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar yang
turut membantu dalam penyelesaian laporan Kunjungan Rumah ini.
5. Semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan,
diharapkan adanya saran demi penyempurnaan karya ini. Semoga bisa
memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia kedokteran dan manfaat bagi
masyarakat. Terima kasih.

Denpasar, Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
I. IDENTITAS PASIEN..................................................................................1
II. HASIL KUNJUNGAN RUMAH................................................................2
III. LINGKUNGAN KELUARGA...................................................................8
IV. LINGKUNGAN RUMAH.........................................................................10
V. DENAH RUMAH......................................................................................11
VI. LINGKUNGAN SOSIAL.........................................................................12
VII. PEMERIKSAAN FISIK...........................................................................12
VIII. RESUME......................................................................................................2
IX. DIAGNOSIS BANDING...........................................................................15
X. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL.................................................................15
XI. TERAPI......................................................................................................15
XII. PROGNOSIS..............................................................................................15
XIII. SIMPULAN................................................................................................16
XIV. SARAN.......................................................................................................17
XV. DOKUMENTASI........................................................................................18

iii
4

LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA PSIKIATRI KUNJUNGAN RUMAH


SMF/BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Tanggal Kunjungan : Sabtu, 28 Oktober 2017 pk. 16.00 WITA dan


Senin, 6 November 2017 pk. 16.00 WITA
Pembimbing : dr. Ni Ketut Putri Ariani, Sp.KJ
Nama : Lusia Nasrani (1202006175)

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : NPTA
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 26 tahun
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Belum menikah
Tingkat Pendidikan : Tidak tamat SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Alamat : Br. Ulapan, Blahkiuh, Abiansemal
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

II. HASIL KUNJUNGAN RUMAH


Pasien merupakan pasien rawat jalan di Poli Jiwa Puskesmas Abiansemal
I. Empat hari sebelum kunjungan rumah yaitu Selasa, 24 Oktober 2017 pasien
datang ke Poli Jiwa Puskesmas Abiansemal I dengan diantar oleh adiknya untuk
kontrol obat. Saat pasien kontrol tersebut, pemeriksa meminta ijin kepada pasien
dan adik pasien untuk melakukan kunjungan ke rumah. Pasien mengijinkan untuk
dilakukan kunjungan rumah, dan pada hari Sabtu, 28 Oktober 2017 pemeriksa
melakukan kunjungan ke rumah pasien setelah membuat janji dengan adik pasien.
Sebelum melakukan wawancara saya memperkenalkan diri kembali kepada
keluarga pasien dan menjelaskan tujuan kunjungan rumah yang saya lakukan. Saat
pemeriksa berkunjung ke rumah pasien, pasien baru saja habis mandi. Selanjutnya

4
5

saya memulai wawancara dengan pasien. Setelah itu saya mewawancarai ibu
kandung pasien.

A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluhan Utama: Autoanamnesis : Takut sendirian
Heteroanamnesis : Bertingkah aneh
Autoanamnesis
Pasien diwawancarai dalam posisi duduk berhadapan dengan pemeriksa.
Pasien menggunakan kaos berwarna merah muda bermotif polkadot, memakai
celana pendek selutut berwarna abu-abu dan sandal jepit berwarna hitam.
Rambut pasien diikat dengan rapi. Roman wajah sesuai usia, kuku terpotong
pendek dan bersih. Tidak tercium bau feses, urine, alkohol, maupun rokok.
Pasien diwawancara menggunakan Bahasa Indonesia dan sesekali
menggunakan Bahasa Bali. Selama wawancara pasien menatap mata
pemeriksa dan menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik. Pasien tampak
tenang saat wawancara, dengan kesan awal pasien tampak menjaga jarak
dengan pemeriksa. Selama wawancara berlangsung pasien menjawab
pertanyaan yang diajukan pemeriksa dengan suara kecil dan singkat-singkat.
Pasien dapat menyebutkan alamat rumahnya dengan benar, hari dan
tanggal saat itu, dan siapa saja orang-orang yang sedang berada di rumahnya
saat itu. Pasien dapat menyebutkan umur dan tanggal lahirnya. Pasien dapat
mengingat dimana dulu bersekolah. Pasien dapat mengingat apa yang
dimakannya tadi pagi yaitu nasi ditambah sayur dan ayam. Pasien tidak
mengetahui tanggal Kemerdekaan RI yaitu tanggal 17 Agustus 1945, presiden
pertama saat itu adalah Soekarno, serta presiden RI saat ini adalah Jokowi.
Pasien tidak dapat menghitung dengan benar 100 dikurangi 7 sebanyak 5 kali,
yaitu 65. Pasien dapat mengatakan persamaan buah jeruk dan bola tenis adalah
sama-sama berbentuk bulat, sedangkan perbedaannya adalah jeruk bisa
dimakan, bola tenis tidak bisa dimakan. Pasien tidak dapat melanjutkan
peribahasa “berakit-rakit ke hulu” dengan mengatakan “berenang-renang
ketepian” dan menyebutkan artinya dengan benar.

5
6

Pasien mengatakan perasaannya saat ini baik ketika pemeriksa


menanyakan bagaimana perasaannya. Saat ditanya apakah ada rasa sedih,
senang, kesal atau marah, pasien mengatakan “tidak”.
Pemeriksa kemudian mempersilahkan pasien menceritakan dari awal
keluhan yang dialami pasien. Pasien mengatakan takut apabila sendirian dan
tidak ada yang menemani. Saat ditanya kenapa takut sendirian, pasien
mengatakan “tidak tahu, takut saja”. Pasien mengatakan perasaannya lebih
nyaman apabila kondisi lingkungan di sekitarnya ramai dan banyak orang.
Saat ditanya sejak kapan merasa takut, pasien menjawab “sudah lama”. Pasien
mengatakan akhi-akhir ini semakin merasa takut karena ada tetangga yang
meninggal. Pasien mengatakan “tidak berani nguopin, takut sama bangkai”.
Saat ditanya apakah pasien pernah mendengar suara-suara di telinga atau
melihat bayangan, pasien mengatakan bahwa dirinya mendengar suara-suara
yang mengatakan “Tonik metunang jak gusde, kel nganten jak gusde”. Pasien
mendengar suara tersebut setiap hari. Pasien mengatakan suara tersebut
terkadang suara perempuan, terkadang laki-laki dan selalu mengatakan hal
yang sama. Pasien juga mengatakan sempat melihat bayangan-bayangan hitam
tanpa wujud. Pasien mengatakan merasa terganggu dengan suara-suara dan
bayangan hitam yang sering dilihatnya. Pasien mengatakan telah menceritakan
hal tersebut pada ibu dan adiknya. Saat ditanya sejak kapan pasien mendengar
suara,-suara dan melihat bayangan, pasien mengatakan sejak 5 tahun yang lalu
Pasien mengatakan tidur pasien baik, pasien tidur pukul 21.00 dan bangun
pukul 05.00 wita. Pasien mengatakan tidurnya pulas, tidak bermimpi, dan
tidak terbangun selama tidur. Nafsu makan pasien dikatakan normal, pasien
makan 3-5 kali sehari dan selalu menghabiskan makanan. Pasien teratur mandi
2 kali sehari yaitu pagi pukul 08.00 wita dan sore pukul 15.30 wita.
Aktivitas pasien sehari-hari yaitu membantu ibunya memasak, membuat
laklak untuk dijual, membantu mejejaitan, dan mebanten. Pasien mengatakan
selalu rutin minum obat dari dokter tanpa harus diingatkan dan tidak pernah
“bolong” minum obat. Saat ini pasien sudah menerima obat risperidon 2x2 mg
dan haloperidol 2x2,5 mg. Selama mengonsumsi obat dengan dosis tersebut,
pasien mengatakan tidak ada merasa ada perubahan atau keluhan yang berarti.

6
7

Heteroanamnesis (Ibu Kandung Pasien)


Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah bertingkah aneh sejak 5
tahun yang lalu. Saat itu, pasien dikatakan mulai mendengar suara-suara dan
bayangan-bayangan hitam, karena hal tersebut pasien tidak pernah mau
sendiri, bahkan tidak mau jalan keluar rumah sendiri dan lebih nyaman
apabila berkumpul bersama keluarganya. Ibu pasien mengatakan pasien
mulai bertingkah aneh setelah teman sejak kecil pasien menikah dan tidak
tinggal di samping rumah pasien lagi. Semenjak itu pasien sering dijodoh-
jodohkan oleh tetangga-tetangga sekitar karena mayoritas pemuda dan
pemudi yang seumuran dengannya telah menikah. Hal tersebut dianggap
serius oleh pasien hingga pasien terngiang-ngiang dan mendengar suara-suara
yang mengejeknya berpacaran. Selain itu pasien juga dikatakan mengeluh
melihat bayangan hitam yang tidak diketahui wujudnya. Pasien kemudian
dibawa ke balian oleh orangtuanya dan dikatakan diganggu oleh makhluk
halus dan diminta untuk menyucikan diri. Pasien sudah melakukan semua
yang diperintahkan oleh balian, namun tidak pernah membuat pasien lebih
baik. Oleh karena itu, pasien dibawa berobat ke Puskesmas Abiansemal 1 dan
ditangani oleh dokter dari Bangli yang sedang bertugas disana. Sejak saat itu
pasien rutin kontrol obat di Poli Jiwa Puskesmas Abiansemal 1. Selama
berobat ke poliklinik Puskesmas Abiansemal 1, pasien sempat berhenti
minum obat selama satu tahun karena merasa keluhan sudah membaik.
Namun semenjak awal tahun 2017, pasien mulai bertingkah aneh kembali
sehingga pasien dibawa kembali berobat di Puskesmas Abiansemal 1.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien jarang keluar rumah dan lebih sering
menghabiskan waktu di rumah. Pasien juga dikatakan jarang mengobrol
dengan tetangganya. Aktivitas sehari-hari pasien di rumah adalah kadang-
kadang membantu ibunya memasak, membuat laklak, mejejaitan dan
menyapu rumah. Pasien bisa makan dan mandi sendiri, dikatakan untuk
minum obat pasien biasanya diawasi oleh ayahnya, ibunya kurang
mengetahui obat apa saja yang diminum oleh anaknya. Saat pemeriksa
menanyakan obat apa saja yang diminum kepada ayah pasien, ayah pasien
terlihat agak bingung dan hanya mengeluarkan saja obatnya untuk

7
8

ditunjukkan kepada pemeriksa. Dikatakan obat tersebut yang didapat saat


kontrol hari Selasa kemarin di Poli Jiwa Puskesmas Abiansemal 1. Obat yang
diminum saat ini oleh pasien adalah haloperidol 2x2,5 mg dan risperidone
2x2 mg. Namun obat risperidone belum bisa didapatkan karena tidak ada
persediaan di apotek dekat rumahnya.

B. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien dikatakan pernah mengalami kejang ketika masih kecil, pasien sering
mengalami kejang sejak umur delapan bulan. Pasien dikatakan sering kejang
ketika suhu tubuhnya sedikit meningkat. Kejang terakhir dikatakan saat pasien
berumur 3 tahun. Pasien dikatakan tidak pernah mendapat mengobatan apapun
untuk mengatasi kejang, pasien hanya dikompres ketika pasien sedang
demam. Riwayat penyakit sistemik, seperti kencing manis, tekanan darah
tinggi, dan penyakit jantung disangkal.

C. RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF/NAPZA


Pasien mengatakan tidak mengonsumsi kopi ataupun rokok. Pasien juga
mengatakan tidak pernah mengonsumsi alkohol maupun narkotika.

D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Di keluarga pasien dikatakan nenek dari pihak ibu pasien sering berbicara
sendiri.

E. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. PRENATAL DAN PERINATAL
Pasien lahir secara normal di bidan, belum cukup bulan (7 bulan), dan
langsung menangis. Berat lahir pasien saat itu dikatakan ± 2,1 kilogram.
Pasien lahir tanpa ada cacat bawaan.

2. MASA KANAK
Pasien dikatakan mampu makan dan mandi sendiri setelah umur 3 tahun.
Pasien diasuh dan tinggal bersama kedua orang tuanya. Pasien dikatakan
lebih sering berada di dalam rumah dan jarang bermain di luar bersama
teman-temannya, serta tidak mempunyai banyak teman. Pasien hanya
sering bergaul dengan tetangga di samping rumahnya, namun tetangganya
tersebut telah menikah. Sejak saat itu, pasien sering dijodoh-jodohkan oleh

8
9

tetangganya dan terlalu memikirkan hal tersebut. Pasien dikatakan tidak


pernah menjalin “hubungan khusus” dengan laki-laki sampai sekarang.
Pasien hanya sekolah sampai kelas 3 SD karena kondisi ekonomi yang
kurang. Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adik
perempuan pertama pasien hanya berjarak lima tahun, sedangkan adik
perempuan pasien kedua berjarak sekitar 10 tahun.

3. MASA DEWASA
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja dan hanya menghabiskan waktu di rumah
membantu ibu pasien memasak, membuat laklak, mejejaitan,
mebanten, dan menyapu rumah.

b. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah

c. Aktivitas Sosial
Sehari-hari kegiatan yang dilakukan pasien adalah bangun tidur pukul
05.00 wita kemudian membantu ibunya memasak. Pukul 07.00 pasien
sarapan bersama keluarganya. Pukul 08.00 pasien mandi di pancoran
yang dekat dengan rumahnya. Setelah mandi pasien memulai aktivitas
membuat laklak untuk dijual ke pasar. Kemudian pasien membantu
ibunya mejejaitan. Pada sore hari pukul 15.30 pasien mandi di
pancoran, setelah itu mebanten, dan menyapu rumah.

d. Riwayat Hukum
Pasien tidak memiliki riwayat hukum.

III. LINGKUNGAN KELUARGA


Pasien berasal dari Ulapan, Blahkiuh, Abiansemal. Rumah pasien terletak
di gang kecil di depan Banjar Ulapan. Rumah pasien terletak di lingkungan yang
tidak terlalu padat, jarak antara rumah dengan rumah yang lainnya berjauhan.
Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien tinggal bersama keluarga
besarnya, terdapat beberapa rumah dalam satu halaman rumah. Pasien menempati
salah satu rumah bersama dengan ayah, ibu, dan kedua adik perempuannya.
Pasien tidur di satu kamar bersama adiknya. Rumah pasien dihuni oleh banyak
orang, ada nenek pasien dan bibi-bibi pasien beserta keluarganya. Di keluarga

9
10

pasien dikatakan nenek dari pihak ibu pasien suka berbicara sendiri. Terlihat
pasien tidak banyak bersosialisasi dengan anggota keluarganya, hanya duduk
diam di bale. Jika pasien diajak mengobrol oleh anggota keluarganya pasien
hanya sedikit berbicara dan kadang-kadang bicaranya tidak nyambung. Dikatakan
pasien kadang-kadang disuruh membantu ibunya membuat canang atau menyapu
halaman, agar pasien tetap beraktivitas dan tidak diam-diam saja. Terlihat
keluarga pasien berusaha mengajak pasien bersosialisasi dan mendorong pasien
agar beraktivitas.

Silsilah Keluarga

: Laki-laki : Perempuan

: Pasien : Keluarga dengan riwayat gangguan


jiwa (nenek pasien dari pihak ibu)

10
11

IV. LINGKUNGAN RUMAH


Pasien tinggal di ujung gang kecil di depan Banjar Ulapan, Blahkiuh,
Abiansemal. Pasien tinggal bersama keluarga besarnya, terdapat beberapa rumah
dalam satu halaman rumah. Pasien menempati salah satu rumah bersama dengan
ayah, ibu, dan kedua adik perempuannya. Pasien tidur di satu kamar bersama
adiknya di kamar yang berukuran 2x3 meter. Lantai kamar pasien berkeramik,
dengan tembok yang berwarna putih kecoklatan. Di dalam kamar tersebut terdapat
satu tempat tidur dan banyak barang-barang yang ditumpuk dan berserakan di
antara tempat tidur dan tembok sehingga terkesan berantakan. Di dalam rumah
tersebut terdapat dua kamar lain, tempat tidur ibu dan adik-adik pasien. Dapur dan
kamar mandi terletak terpisah dari rumah pasien, yang dipakai bersama dengan
keluarga bibi-bibi pasien. Dapur pasien merupakan jenis dapur tradisional dengan
lantai tanah dan masih menggunakan tungku serta terlihat berantakan karena
barang-barang yang banyak dan seperti diletakkan asal-asalan. Kamar mandi
pasien tidak memiliki lampu dan hanya terdapat keran air tanpa bak penampungan
air. Kamar mandi pasien hanya beralaskan semen dan banyak terdapat sampah
bungkus detergen, sabun, dan shampoo.

Denah Rumah Pasien


Keterangan:
1 2 1. Merajan
2. Dapur
3. Rumah pasien
4. Bale
4 3
5. Kamar mandi
6. Rumah bibi pasien
5

6 6

11
12

V. LINGKUNGAN SOSIAL
Rumah pasien terletak di lingkungan yang tidak terlalu padat dengan rumah
antar warga yang agak berjauhan satu sama lain. Pasien dikatakan jarang
bersosialisasi dengan tetangganya dan jarang keluar rumah. Semenjak ditinggal
temannya menikah, pasien tidak terlihat memiliki teman lain lagi. pasien
mengatakan susah berinteraksi dengan orang lain. Pasien hanya beraktivitas di
dalam rumah dan di dalam rumah pun pasien hanya kadang-kadang saja
bersosialisasi dengan anggota keluarganya. Pasien mengatakan jika ada masalah
pasien akan menceritakan kepada adik ataupun ibunya.

VI. PEMERIKSAAN FISIK


STATUS PRESENT
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Denyut Nadi : 74 x/mnt
Laju Respirasi : 16 x/mnt
Temperatur Axilla : 36.6oC

STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephali
Mata : Anemis -/-, Ikterik -/-, Reflek Pupil +/+ bulat isokor
THT : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks
Cor : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Distensi (-), BU (+) normal, nyeri tekan epigastirum (-)
Ekstremitas : Hangat + + Edema - -
+ + - -
STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4 V5 M6
Kaku Kuduk : tidak ada
Reflek Fisiologis : ++ ++
++ ++
Reflek Patologis : - -
- -
Tenaga : 555 555
555 555
Tonus :N N
N N
Tropik :N N

12
13

N N

STATUS PSIKIATRI
1. Kesan Umum : Penampilan wajar, roman wajah sesuai
usia, kontak verbal dan visual cukup,
dengan kesan awal tampak curiga.
2. Sensorium dan Kognitif
- Kesadaran : Jernih
- Fungsi Kognitif : Sesuai tingkat pendidikan
- Daya ingat : Baik
3. Keadaan Mood dan Afek
- Mood : Eutemik
- Afek : Inadekuat, serasi.
4. Proses Pikir
- Bentuk Pikir : non logis non realis
- Arus Pikir : miskin bicara
- Isi Pikir : Waham curiga.
5. Persepsi
- Halusinasi : Halusinasi auditorik ada berupa suara yang
berkomentar dan mengejek, halusinasi
visual ada berupa melihat bayangan hitam.
- Ilusi : Ilusi tidak ada
6. Dorongan Instingtual
- Insomnia : Tidak ada
- Hipobulia : Tidak ada
7. Raptus : Tidak ada
8. Psikomotor : Tenang selama pemeriksaan
9. Tilikan : 4 (empat)

VII. RESUME
Perempuan, 26 tahun, agama Hindu,belum menikah, tidak tamat SD, tidak
bekerja, suku Bali, alamat Br. Ulapan, Blahkiuh, Abiansemal. Keluhan utama
pasien takut apabila sendirian dan tidak ada yang menemani. Pasien tidak
mengetahui alasan kenapa ia merasa takut sendirian, namun perasaannya
lebih nyaman apabila kondisi lingkungan di sekitarnya ramai, ia juga semakin
merasa takut karena ada tetangga yang meninggal. Pasien juga mendengar
suara-suara yang mengomentari dan mengejeknya, suara tersebut terkadang
suara perempuan, terkadang laki-laki dan selalu mengatakan hal yang sama.
Pasien juga mengatakan sempat melihat bayangan-bayangan hitam tanpa
wujud. Mendengar suara-suara dan melihat bayangan tersebut dialami sejak 5

13
14

tahun yang lalu setelah teman sejak kecil pasien menikah dan tidak tinggal di
samping rumah pasien lagi. Semenjak itu pasien sering dijodoh-jodohkan
oleh tetangga-tetangga sekitar karena mayoritas pemuda dan pemudi yang
seumuran dengannya telah menikah. Pasien tidak mengalami gangguan tidur
dan makan. Aktivitas pasien sehari-hari adalah membantu ibunya memasak,
membuat laklak untuk dijual, membantu mejejaitan, dan mebanten. Pasien
lebih banyak di rumah dan jarang keluar rumah. Saat pasien masih kecil,
pasien sering mengalami kejang ketika suhu tubuhnya sedikit meningkat.
Terdapat riwayat keluarga yang mengalami keluhan serupa, yaitu nenek dari
pihak ibu pasien sering berbicara sendiri. Sejak kecil pasien jarang bergaul
dengan teman seusianya. Obat yang diminum saat ini oleh pasien adalah
haloperidol 2x2,5 mg dan risperidone 2x2 mg. Namun obat risperidone
belum bisa didapatkan karena tidak ada persediaan di apotek dekat rumahnya.
Pada pemeriksaan fisik, status interna dan neurologis masih dalam
batas normal. Pada status psikiatri didapatkan kesan umum penampilan
pasien wajar, roman wajah sesuai usia, kontak verbal dan visual cukup.
Kesadaran pasien jernih. Mood pasien eutimia, dan afek inadekuat. Bentuk
pikir logis realis dengan riwayat non logis non realis, arus pikir miskin
bicara, isi pikir terdapat waham curiga, Halusinasi auditorik ada berupa suara
yang berkomentar dan mengejek, halusinasi visual ada berupa melihat
bayangan hitam, tidak ada insomnia, hipobulia, dan raptus. Psikomotor
tenang saat pemeriksaan dan tilikan derajat 4.

VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Aksis I: Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Aksis II: Ciri kepribadian skizoid
Aksis III: Tidak ada
Aksis IV: Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
Aksis V: GAF 70-61

IX. TERAPI
1. Non farmakologi:

14
15

a. Memberikan informasi kepada keluarga pasien mengenai penyakit yang


dialami pasien, pengobatan, dan prognosisnya
b. Memberikan informasi pentingnya pengobatan : jenis pengobatan yang
diperlukan pasien, dosis obat, efek samping obat, dan lama pemberian obat
c. Menyarankan salah satu anggota keluarga yang tinggal bersama pasien
untuk menjadi pengawas minum obat serta memantau pengobatan pasien
dan juga melihat perkembangan gejala-gejala pasien
2. Farmakologi
a. Haloperidol 2x2,5 mg
b. Risperidone 2x2 mg

X. SIMPULAN
1. Pasien inisial NPTA perempuan, 26 tahun, suku Bali beralamat di Br Ulapan II
Blahkiuh, pasien didiagnosis Skizofrenia Paranoid (F20.0), saat ini dalam
pengobatan haloperidol 2x2,5 mg dan risperidone 2x2 mg.
2. Kondisi pasien saat ini dapat melakukan aktivitas sehari-hari jika disuruh,
pasien masih mendengar suara-suara yang berkomentar dang mengejeknya
serta melihat bayangan-bayangan hitam.
3. Pasien tinggal bersama keluarga besarnya, terdapat beberapa rumah dalam satu
halaman rumah. Pasien menempati salah satu rumah bersama dengan ayah, ibu,
dan kedua adik perempuannya. Pasien tidur di satu kamar bersama adiknya.
4. Aktivitas sehari-hari pasien adalah membantu ibunya memasak, membuat
laklak untuk dijual ke pasar, mejejaitan, mebanten, dan menyapu rumah. Jika
pasien diajak mengobrol oleh anggota keluarganya pasien hanya sedikit
berbicara dan kadang-kadang bicaranya tidak nyambung.
X. SARAN
1. Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa pengobatan dan kontrol ke
Puskesmas harus terus tetap dilanjutkan meskipun gejala pasien sudah terlihat
membaik, karena pengobatan sebaiknya tidak langsung dihentikan tetapi harus
diturunkan perlahan-lahan dosisnya sambil dievaluasi kembali gejalanya.

15
16

2. Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa pengobatan pasien harus ada yang
mengawasi karena kondisi pasien yang tidak menyadari dirinya sakit, sehingga
pasien tidak menyadari juga dirinya harus meminum obat.
3. Mengusulkan pemberian terapi antipsikotik long acting apabila terjadi putus
obat berikutnya jika memang benar-benar tidak ada yang mengawasi.
4. Menyarankan kepada keluarga untuk tetap melibatkan pasien dalam aktivitas
dan kegiatan sosial agar pasien tidak semakin menutup diri.

16
17

17

Anda mungkin juga menyukai