Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH AKTIVITAS TERJADWAL PADA PASIEN

PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN

TERHADAP KONTROL HALUSINASI

LITERATUR REVIEW

OLEH :

ANNA PATMASARI
NIM: P00320017004

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

2020
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Anna Patmasari

NIM : P00320017004

Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes

Kendari

Judul Literatur Review : Pengaruh Aktivitas Terjadwal Pada Pasien

Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran

Terhadap Kontrol Halusinasi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, 30 Juni 2020

Yang Membuat Pernyataan,

Anna Patmasari

iv
RIWAYAT HIDUP

I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Anna Patmasari
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Asera, 18 Maret 1999
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
6. Alamat : Desa Longeo Utama, Kab. Konawe Utara,
Sulawesi Tenggara
7. No. Telp/ Hp : 0822 9284 9525

II. PENDIDIKAN
1. SDN 1 ASERA
2. SMPN 1 ASERA
3. SMAN 1 ASERA
4. Poltekkes Kemenkes Kendari 2017 - 2020

v
MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya” (Q.S Al-Baqarah ayat 286)

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan literature review dengan

judul. Pengaruh Aktivitas Terjadwal Pada Pasien Persepsi Sensori Halusinasi

Pendengaran Terhadap Kontrol Halusinasi . Literature review ini dibuat sebagai

Tugas Akhir dalam menyelesaikan pendidikan di Jurusan DIII Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kendari. Tidak lupa juga penulis menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Bapak Abdul Syukur Bau, S.Kep, Ns., MM selaku pembimbing satu

yang telah banyak memberi saya masukan serta membimbing saya

dengan sabar.

3. Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkkes Kendari dan juga selaku pebimbing

dua yang telah banyak memberikan saya masukan serta membimbing

saya dengan sabar.

4. DR. Lilin Rosyanti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen jurusan

keperawatan yang telah banyak memberi saya masukan serta

membimbing saya dengan sabar.

5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes

Kendari yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat.

6. Teman-teman akhwat Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Babusy Syifa.

7. Teman-teman kelas saya yang telah bersama saya selama 3 tahun ini.

vii
8. Orang tua saya ibu Astina yang telah banyak memberikan dukungan

dan doa kepada saya. Serta semua pihak yang telah membantu saya dan

tidak bisa saya sebutka satu persatu

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan

membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas

Akhir ini membawa manfaat bagi para pembaca, serta dapat digunakan

sebagai pedoman dalam pembuatan literatur review kedepannya.

Kendari, 30 Juni 2020

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................... Error! Bookmark not defined.


HALAMAN PENGESAHAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... v
MOTTO................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
ABSTRAK ................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................2
A. Latar Belakang ...................................................................................... 2
B. Tujuan ................................................................................................... 4
a) Tujuan umum .................................................................................4
b) Tujuan khusus ................................................................................4
BAB II METODE LITERATUR REVIEW .............................................................5
A. Strategi pencarian literatur .................................................................... 5
B. Kriteria inklusi dan eksklusi .................................................................. 6
C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas ...................................................... 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 11
A. Hasil ..................................................................................................... 11
B. Pembahasan ......................................................................................... 13
BAB IV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN ................................... 17
A. Kesimpulan .......................................................................................... 17
B. Implikasi Penelitian ............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 18

ix
LITERATUR REVIEW : PENGARUH AKTIVITAS TERJADWAL PADA
PASIEN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN
TERHADAP KONTROL HALUSINASI
(A Literature Review : The effect of scheduling activities in patients’ sensory
perception of auditory hallucinations on their auditory control)

Anna Patmasari1, Abdul Syukur Bau2, Indriono Hadi3


Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
Email : annapatmasari@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak
diderita oleh masyarakat dunia, termasuk halusinasi pendengaran. Menangani atau
mengontrol halusinasi ada 4 cara, salah satunya yaitu dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal. Tujuan: untuk mengidentifikasi pengaruh aktivitas terjadwal pada pasien
persepsi sensori halusinasi pendengaran terhadap kontrol halusinasi. Metodologi:
pencarian jurnal menggunakan Google Scholar untuk menemukan artikel sesuai kriteria
inklusi dan ekslusi kemudian dilakukan review. Hasil: dari 4 penelitian yang digunakan
didapatkan bahwa pemberian aktivitas terjadwal pada pasien persepsi sensori halusinasi
mampu membantu pasien mengontrol halusinasinya dengan baik. Pembahasan:
Dampak negatif yang muncul akibat gangguan halusinasi adalah hilangannya kontrol diri
yang menyebabkan seseorang menjadi panik dan perilakunya dikendalikan oleh
halusinasi. mengurangi risiko halusinasi muncul adalah dengan menyibukkan diri dengan
cara beraktivitas. Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami
waktu luang sendiri. Kesimpulan: Dari hasil literatur review ini menunjukkan bahwa ada
perubahan yang terjadi setelah dilakukan aktivitas terjadwal pada pasien persepsi sensori
halusinasi pendengaran, yaitu pasien mampu mengontrol halusinasinya dengan baik.

Kata kunci: Aktivitas Terjadwal, Halusinasi Pendengaran, Kontrol Halusiansi


ABSTRACT
Background: Mental Health is one of the most health problems suffered by the world's
people, including the hallucinations of hearing. Handling or controlling hallucinations
there are 4 ways, one of which is by conducting a scheduled activity. Objectives: to
identify the influence of scheduled activity in patients perceptual sensory perception of
hallucinatory control. Methodology: Journal Search using Google Scholar to find articles
according to criteria of inclusion and exclusion then review. Results: out of 4 studies
used were obtained that the delivery of scheduled activities to the patients perceptual
sensory perception was able to help the patient to properly control its hallucinations.
Discussion: The Negative impact that arises from hallucinations is the loss of self-control
that causes a person to panic and behavior is controlled by hallucinations. Reducing the
risk of appearing hallucinations is to concern yourself by way of activity. By scheduled
activities, patients will not experience their own free time. Conclusion: From the results
of the literature this review shows that there is a change occurring after a scheduled
activity in a patient perceptual sensory perception, that is, the patient is able to control its
hallucinations properly.

Keywords: Scheduled Activity, Hearing Hallucinations, Halusiansi Control

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak

diderita oleh masyarakat dunia. Kesehatan jiwa menurut WHO (World

Health Organization) adalah berbagai karakteristik positif yang

menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (Yosep & Sutini, 2016)

Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena

depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta

47,5 juta terkena dimensia.

Hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukkan jumlah penderita gangguan

jiwa di Indonesia sebesar 0,17% dari jumlah penduduk berusia diatas 15

tahun, atau sekitar 37 ribu penduduk. Prevalensi penderita gangguan jiwa

berat atau skizofrenia sebesar 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000

penduduk, itu artinya setiap 1000 orang penduduk indonesia, maka satu

sampai dua orang di antaranya menderita gangguan jiwa berat atau

skizofrenia.

Menurut data Riset Kesehatan dasar tahun 2019, persebaran

prevalensi skizofrenia/psikosis di Sulawesi Tenggara adalah 5,6 %.

Berdasarkan data yang didapatkan di Rumah Sakit Jiwa Sulawesi

Tenggara, jumlah pasien rawat inap pada tahun 2017 mencapai 892 pasien

dan di tahun 2019 mengalami peningkatan yaitu 960 pasien.

2
Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa di mana klien

merasakan suatu stimulus yang sebenarnya tidak ada. Klien mengalami

perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,

penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penciuman (Sutejo, 2017).

Menangani atau mengontrol halusinasi dapat dilakukan ke klien

langsung (individu), dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu menghardik

halusinasi dan bercakap-cakap dengan orang lain atau sanak saudara dan

kerabat, serta melakukan aktifitas berjadwal yang telah terjadwal,

mengkonsumsi obat secara teratur (Umam, 2015).

Salah satu mengontrol halusinasi yang dilatihkan kepada pasien

adalah melakukan aktivitas harian terjadwal. Kegiatan ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi yaitu

dengan prinsip menyibukkan diri melakukan aktivitas yang terjadwal

(Kristiadi et al., 2015).

Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan memiliki

banyak waktu luang untuk sendiri yang dapat mencetuskan halusinasi.

Pasien dapat menyusun jadwal dari bangun pagi sampai tidur malam.

Tahapannya adalah menjelaskan pentingnya beraktivitas yang teratur

untuk mengatasi halusinasi. Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan

pasien, melatih melakukan aktivitas, menyusun jadwal aktivitas sehari-

hari, membantu pelaksanaan jadwal kegiatan, memberi penguatan pada

perilaku yang positif (Dermawan & Rusdi, 2013)

Prinsip aktivitas terjadwal dimulai dengan managemen waktu yang

sederhana. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk mengelola

3
waktu adalah penjadwal. Penjadwal aktivitas adalah kita membuat rencana

pemanfaatan waktu, menyusun jadwal juga memerlukan strategi efektif

(Kristiadi et al., 2015)

Dari gagasan diatas penulis memutuskan untuk mengetahui lebih

dalam mengenai pengaruh aktivitas terjadwal pada pasien persepsi sensori

halusinasi pendengaran terhadap kontrol halusinasi.

B. Tujuan

a) Tujuan umum

Untuk mengidentifikasi bagaimana pengaruh setelah pemberian

aktivitas terjadwal terhadap kontrol halusinasi pada pasien persepsi

sensori halusinasi pendengaran.

b) Tujuan khusus

1) Mengidentifikasi perubahan yang terjadi setelah diberikan aktivitas

terjadwal pada pasien persepsi sensori halusinasi pendengaran.

2) Mengidentifikasi luaran yang telah dievaluasi

4
BAB II

METODE LITERATUR REVIEW

A. Strategi pencarian literatur

1. Firework yang digunakan

Proses dan cara mendapatkan artikel atau jurnal untuk bahan

literatur review ini yaitu dengan menentukan topik atau masalah yang

akan diangkat, kemudian dilakukan penelusuan dengan menggunakan

Google Scholar. Penulis menuliskan kata kunci sesuai MESH

(Medical Subject Heading) dengan full text. Muncul 157 hasil,

kemudian dipersempit menjadi 5 tahun terakhir dan muncul hasil 123

hasil. Artikel yang ditemukan dibaca untuk menentukan apakah artikel

tersebut masuk kriteria inklusi untuk dijadikan bahan literatur review.

Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi

didapatkan 4 artikel, 4 artikel tersebut kemudian dianalisis.

2. Kata kunci yang digunakan

Kata kunci ditentukan sesuai MESH (Medical Subject Heading)

yaitu “aktivitas terjadwal”, “halusinasi pendengaran” dan “kontrol

halusinasi”

3. Data base atau aplikasi yang digunakan

Dalam pencarian artikel atau jurnal sebagai bahan pembuatan

literatur review ini menggunakan goole schoolar.

5
B. Kriteria inklusi dan eksklusi

1. Kriteria inklusi

a. Artikel dengan intervensi pemberian aktivitas terjadwal.

b. Artikel dengan rentang 5 tahun terakhir.

2. Kriteria eksklusi

a. Artikel dengan intervensi bukan pemberian aktivitas terjadwal.

b. Artikel dengan rentang lebih dari 5 tahun terakhir.

C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

Penelusuran menggunakan Google Schoolar

Penelusuran full text dengan 157 Hasil


menggunakan kata kunci MESH

Dipersempit menjadi tahun 2015- 123 Hasil


2020

Hasil jurnal yang akan dianalisis 4 Hasil

Gambar 1. Alur Pencarian Artikel

6
Tabel 1. Sinstesis / Ekstak Data Hasil Penelitian
Judul, Jumlah
Desain Tempat
Penulis dan Tujuan responden/ Hasil Kesimpulan
penelitian penelitian
tahun sampel
Upaya Menyusun Dalam Jumlah Bangsal Evaluasi pada ketiga klien yaitu Hasil evaluasi dari implementasi
Penerapan resume penyusunan sampel 3 Sena RSJD pada Tn. A setelah dilakukan keperawatan, dua klien yang
Aktivitas asuhan karya tulis ini orang dr. Arif tindakan melalui aktivitas terjadwal mampu mengontrol halusinasi
Terjadwal keperawatan dengan Zainudin dengan terapi spiritual pasien dan melakukan aktivitas terjadwal
Dengan jiwa dalam pendekatan Surakarta. mampu mengontrol halusinasi dengan terapi spirtiual secara
Terapi meningkatka case study dengan baik. Tn. R setelah mandiri dengan jadwal kegiatan
Spiritual n aktivitas research dilakukan tindakan melalui harian. Satu pasien yang tidak
Pada Klien terjadwal (studi kasus). aktivitas terjadwal dengan terapi mampu mengontrol halusinasi
Gangguan dengan terapi Peneliti spiritual pasien mampu mengontrol karena pasien tidak meminum
Halusinasi spiritual. mendapatkan halusinasi dengan baik.Tn. N obat dengan tertatur dan tidak
Sensori Mengidentifi data-data setelah dilakukan tindakan melalui masuk dalam kriteria pasien yang
kasi manfaat klien aktivitas terjadwal dengan terapi diambil oleh peneliti sehingga
Nining Nur penerapan menggunaka spiritual pasien tidak mampu membuat hambatan dalam
Safitri1, aktivitas n metode mengontrol halusinasi karena tidak mengontrol halusinasi melalui
Weni terjadwal observasi, termasuk dalam kriteria pasien aktivitas terjadwal dengan terapi
Hastuti2, dengan terapi wawancara, yang diambil oleh penulis. Dari spiritual. Upaya penerapan
Wijayanti3 spiritual pada dan ketiga klien didapatkan 2 pasien aktivitas terjadwal dengan terapi
(2017) pasien dokumentasi. dengan data Obyektif yaitu mampu spiritual pada pasien halusinasi
halusinasi melakukan kegiatan sesuai jadwal mampu untuk mengontrol
aktivitas harian, mampu melakukan halusinasi pendengaran dan
terapi spiritual dengan baik. Data penglihatan.
subyektif didapatkan ketiga pasien
senang dengan mengontrol
halusinasi melalui aktivitas
terjadwal dengan terapi spiritual.
Upaya Penulis dapat Metode yang Jumlah Bangsal Setelah dilakukan asuhan  Intervensi keperawatan
Penurunan memahami digunakan sampel Sena RSJD keperawatan selama 3 hari, pasien gangguan persepsi sensori:

7
Intensitas dan adalah yaitu 1 dr. Arif dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi berhubungan dengan
Halusinasi mempraktekk deskriptif, orang Zainudin halusinasi pendengaran dapat menarik diri dan resiko perilaku
Dengan an asuhan Sumber yang Surakarta. mengenal halusinasi yang dialami kekerasan SP 1: membina
Memotivasi keperawatan digunakan dan dapat mengontrol serta hubungan saling percaya dan
Melakukan pada pasien oleh penulis mengurangi intensitas halusinasi mengajarkan cara menghardik
Aktivitas dengan di dapatkan pendengaran dengan cara serta mendiskusikan dengan
Secara diagnosa dari melakukan aktivitas yang terjadwal. klien tentang halusinasi yang
Terjadwal gangguan mewawancar dialaminya meliputi isi,
persepsi ai, studi frekuensi, waktu, penyebab dan
Muhamad sensori: pustaka, studi respon klien saat halusinasi
Annis halusinasi di dokumen dan muncul., dan melatih klien
(2017) bangsal Sena mengobserva untuk mengontrol halusinasi
RSJD dr. Arif si. dengan cara menghardik. SP 2:
Zainudin mengajarkan kepada klien cara
Surakarta. menggunakan obat secara
teratur dan benar. SP 3:
mengajarkan kepada klien cara
mengontrol halusinasi dengan
cara bercakap-cakap dengan
orang lain. SP 4: melakukan
aktivitas terjadwal.
 Semua implementasi dapat
dilakukan
 Evaluasi yang dilakukan
penulis, didapatkan data bahwa
klien mampu membina
hubungan saling percaya, klien
mampu menyebutkan isi,
frekuensi, waktu, penyebab dan
respon klien saat halusinasi
muncul. Klien juga mampu
menurunkan intensitas

8
halusinasi dengan cara
mengontrol halusinasi ditandai
dengan klien halusinasi pasien
sudah berkurang.
Pengaruh Tujuan dari Jenis Jumlah RSJ DR Hasil penelitian setelah dilakukan Berdasarkan hasil penelitian ini
Aktivitas penelitian ini penelitian ini responden Amino intervensi adalah dari 53 dapat disimpulkan bahwa ada
Terjadwal adalah untuk adalah quasi laki-laki Gondohuto responden, didapatkan hasil bahwa pengaruh terapi aktivitas terjadwal
Terhadap menganalisis eskperiment lebih mo Propinsi sesudah diberikan terapi aktivitas terhadap terjadinya halusinasi di
Terjadinya pengaruh dengan banyak dari Jawa terjadwal responden dengan skor RSJ Dr. Amino Gondohutomo
Halusinasi aktivitas menggunaka pada Tengah terjadinya halusinasi berat Provinsi Jawa Tengah.
Di Rsj Dr terjadwal n rancangan responden sebanyak 9 (17,0%), sedangkan
Amino terhadap pretest- perempuan, responden dengan skor terjadinya
Gondohuto terjadinya posttest one yaitu halusinasi sedang sebanyak 23
mo Provinsi halusinasi di group sebanyak 36 (43,4%) dengan mean 29,53.
Jawa RSJD DR design. (67,9%) Hasil uji statistik dengan
Tengah Amino pada laki- menggunakan wilcoxon pengaruh
Gondohutom laki dan 17 terjadinya halusinasi diperoleh
Yoel o Semarang. (32,1%) hasil p value: 0,000 karena nilai p <
Kristiadi1, pada (0,050) maka dapat disimpulkan
Heppy Dwi perempuan. bahwa Ha diterima, artinya ada
Rochmawat pengaruh terapi aktivitas terjadwal
i2, Sawab3 terhadap terjadinya halusinasi.
(2015)
Penglolaan Penelitian ini Penelitian Jumlah RSJD Dr Setelah dilakukan SP3P (aktivitas Dalam penelitian ini tindakan
Keperawata bertujuan menggunaka sampel Amino terjadwal) pada kedua pasien keperawatan yang dilakukan
n Jiwa untuk n rancangan yaitu 2 Gondohuto ternyata didapatkan hasil yang terhadap Ny. M tercapai sampai
Gangguan mendeskripsi penelitian orang. mo Provinsi berbeda. Pada Ny. M (Pasien I) SP3 sedangkan pada Ny. K hanya
Persepsi kan deskriptif. Jawa mengalami kemajuan yaitu mencapai SP2 dikarenakan respon
Sensori: pengelolaan Tengah. halusnasinya sudah jarang muncul, pasien terhadap tindakan yang
Halusinasi keperawatan karena pasien mau melakukan cara- diberikan berbeda.
Pendengara jiwa pada cara mengontrol halusinasi
n Dan pasien sedangkan pada Ny. K (Pasien II)

9
Latihan dengan pasien cenderung banyak berdiam
Mengontrol gangguan diri karena terbawa halusinasinya.
Halusinasi persepsi
Dengan sensori:
Aktivitas halusinasi
Terjadwal pendengaran
Pada dan latihan
Ny. M Dan mengontrol
Ny. K Di halusinasi
Ruang dengan
Brotojoyo aktivitas
Rsjd Dr terjadwal.
Amino
Gondohuto
mo
Provinsi
Jawa
Tengah

Fajar Yoga
Pratama1,
RR Sri
Sedjati,
Akep.,M.Ke
s2,
Indar
Widowati,
S.Kep.,NS.,
M.Kes3
(2019)

10
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari keempat jurnal diatas memiliki kesamaan dan perbedaan. Jurnal

pertama dan kedua melakukan penelitian ditempat yang sama yaitu di

Bangsal Sena RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta, begitupun dengan jurnal

ketiga dan keempat juga melakukan penelitian ditempat yang sama yaitu di

RSJD Dr Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.

Untuk tujuan, jurnal pertama dan ketiga sama-sama bertujuan untuk

mengidentifikasi manfaat/pengaruh penerapan aktivitas terjadwal pada

pasien halusinasi, sedangkan artikel kedua bertujuan untuk memahami dan

mempraktekkan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa

gangguan persepsi sensori: halusinasi dan artikel keempat bertujuan untuk

mendeskripsikan pengelolaan keperawatan jiwa pada pasien dengan

gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dan latihan

mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal. Metode penelitian pada

jurnal pertama yaitu dengan pendekatan case study research (studi kasus),

artikel kedua dan keempat menggunakan metode deskriptif dan jurnal ke

tiga menggunakan metode quasi eskperiment. Sampel setiap jurnal

berbeda, jurnal pertama memiliki sampel sebanyak 3, jurnal kedua 1

sampel, jurnal ketiga 53 sampel, dan jurnal keempat sebanyak 2 sampel.

Jurnal pertama menunjukkan bahwa evaluasi pada ketiga klien yaitu

pada Tn. A setelah dilakukan tindakan melalui aktivitas terjadwal dengan

11
terapi spiritual pasien mampu mengontrol halusinasi dengan baik. Tn. R

setelah dilakukan tindakan melalui aktivitas terjadwal dengan terapi

spiritual pasien mampu mengontrol halusinasi dengan baik. Tn. N setelah

dilakukan tindakan melalui aktivitas terjadwal dengan terapi spiritual

pasien tidak mampu mengontrol halusinasi karena tidak termasuk dalam

kriteria pasien yang diambil oleh penulis. Dari ketiga klien didapatkan 2

pasien dengan data Obyektif yaitu mampu melakukan kegiatan sesuai

jadwal aktivitas harian, mampu melakukan terapi spiritual dengan baik.

Data subyektif didapatkan ketiga pasien senang dengan mengontrol

halusinasi melalui aktivitas terjadwal dengan terapi spiritual.

Jurnal kedua menunjukkan bahwa setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 3 hari, pasien dengan gangguan persepsi sensori:

halusinasi pendengaran dapat mengenal halusinasi yang dialami dan dapat

mengontrol serta mengurangi intensitas halusinasi pendengaran dengan

cara melakukan aktivitas yang terjadwal.

Jurnal ketiga menunjukkan bahwa hasil penelitian setelah dilakukan

intervensi adalah dari 53 responden, didapatkan hasil bahwa sesudah

diberikan terapi aktivitas terjadwal responden dengan skor terjadinya

halusinasi berat sebanyak 9 (17,0%), sedangkan responden dengan skor

terjadinya halusinasi sedang sebanyak 23 (43,4%) dengan mean 29,53.

Hasil uji statistik dengan menggunakan wilcoxon pengaruh terjadinya

halusinasi diperoleh hasil p value: 0,000 karena nilai p < (0,050) maka

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, artinya ada pengaruh terapi

aktivitas terjadwal terhadap terjadinya halusinasi.

12
Jurnal keempat menunjukkan bahwa setelah dilakukan SP3P (aktivitas

terjadwal) pada kedua pasien ternyata didapatkan hasil yang berbeda. Pada

Ny. M (Pasien I) mengalami kemajuan yaitu halusnasinya sudah jarang

muncul, karena pasien mau melakukan cara-cara mengontrol halusinasi

sedangkan pada Ny. K (Pasien II) pasien cenderung banyak berdiam diri

karena terbawa halusinasinya.

B. Pembahasan

Penetapan kriteria pada metode sangat mempengaruhi jumlah artikel

yang didapat. Penentuan jurnal yang diambil menggunakan kata kunci

sesuai MESH (Medical Subject Heading), setelah hasilnya keluar

kemudian dispesifikkan menjadi 5 tahun terakhir dengan rentang tahun

2015-2020. Setelah mencari jurnal dengan kriteria yang sudah ditentukan,

akhirnya jurnal yang didapatkan berjumlah 4 jurnal.

Dari keempat jurnal yang didapatkan, jurnal pertama dan ketiga

memiliki tujuan yang sama serta hasil yang sama, yaitu setelah diberikan

aktivitas terjadwal ternyata klien dapat mengontrol halusinasinya. Jurnal

kedua menunjukkan bahwa setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3

hari ternyata klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara melakukan

aktivitas terjadwal. Dan semua implementasi dapat dilakukan. Ini sejalan

dengan tujuan peneliti yaitu dapat memahami dan mempraktekkan asuhan

keperawatan pada pasien dengan diagnosa gangguan persepsi sensori:

halusinasi. Pada artikel keempat menunjukkan bahwa setelah dilakukan

SP3P (akttivitas terjadwal), 1 pasien mengalami kemajuan yaitu halusinasi

sudah jarang muncul. Jurnal keempat ini masih menggunakan teori lama

13
yaitu teori Ermawati Dalami (2009) yang terdiri dari tujuan umum (TUM)

dan tujuan khusus (TUK).

Dengan persamaan dan perbedaan yang terdapat pada keempat jurnal

di atas, hasilnya sama-sama menunjukkan bahwa pemberian aktivitas

terjadwal pada pasien persepsi sensori halusinasi sangat berpengaruh

terhadap kontrol halusinasi.

Halusinasi pendengaran adalah gangguan stimulus dimana pasien

mendengar suara-suara terutama suara-suara orang, biasanya klien

mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang

dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu (Fresa et al.,

2015).

Dampak negatif yang muncul akibat gangguan halusinasi adalah

hilangannya kontrol diri yang menyebabkan seseorang menjadi panik dan

perilakunya dikendalikan oleh halusinasi (Erviana & Hargiana, 2018)

Ada beberapa cara yaitu mengontrol halusinasi dengan cara

menghardik, dengan cara bercakap-cakap, dengan cara melakukan

aktivitas terjadwal dan dengan cara minum obat. Salah satu cara mengotrol

halusinasi yang dilatihkan kepada pasien adalah melakukan aktivitas

harian terjadwal. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi

resiko halusinasi muncul lagi yaitu dengan prinsip menyibukkan diri

melakukan aktivitas yang teratur (Yosep et al., 2011).

Halusinasi dapat diatasi dengan berbagai macam terapi yang

dikembangkan dalam menangani pasien dengan halusinasi. Keliat dan

Akemat (dalam naskah publikasi Suheri, 2014) menyatakan tindakan

14
terapi umum yang diberikan kepada pasien halusinasi antara lain

membantu mengenal halusinasi, melatih menghardik halusinasi, bercakap-

cakap dengan orang lain, melatih melakukan aktivitas terjadwal, dan

minum obat secara teratur.

Mengurangi risiko halusinasi muncul adalah dengan menyibukkan diri

dengan cara beraktivitas (Afnuhazi, 2015). Dengan beraktivitas secara

terjadwal, pasien tidak akan mengalami waktu luang sendiri (Keliat, 2009).

Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi perawat

dapat melatih pasien mengendalikan halusinasi. Menghardik halusinasi

adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak

halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap

halusinasi yang muncul atau tidak memerdulikan halusinasinya. Kalau ini

bisa dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak

mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada namun

dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang

ada dalam halusinasinya. Dan biasa dilakukan dengan bercakap-cakap

dengan sanak saudara dan kerabat. Serta melakukan aktifitas berjadwal

yang telah di setujui oleh klien dan terapis (Umam, 2015) .

Peningkatan kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien

dipengaruhi oleh adanya pengetahuan pasien cara mengontrol halusinasi,

mengenal jenis halusinasi, mengenal isi halusinasi, dan frekuensi

terjadinya halusinasi, membuat pasien lebih kuat menghadapi halusinasi.

Dari intervensi pelaksanan mengontrol halusinasi yang diberikan mulai itu

juga pasien lebih mempunyai mekanisme koping kuat, dengan menerapkan

15
pelaksanaan mengontrol halusinasi terutama dalam SP2 dan SP3

mengajarkan pada klien untuk selalu beraktifitas dan bersosial, minimal

dengan keluarga, yaitu melakukan aktifitas terjadwal dan bercakap-cakap

dengan orang lain (Umam, 2015).

Dari penurunan kejadian halusinasi hanya sedikit yang mengalami

penurunan kejadian halusinasi, dikarenakan terapi aktivitas terjadwal

hanya sebagai kegiatan yang di jadwalkan untuk pasien sehingga

menghindar pasien menyendiri. Terapi aktivitas terjadwal akan lebih

efektif jika di berikan terapi farmakologi (Kristiadi et al., 2015).

16
BAB IV

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

A. Kesimpulan

Dari hasil literatur review ini menunjukkan bahwa ada perubahan

yang terjadi setelah dilakukan aktivitas terjadwal pada pasien persepsi

sensori halusinasi pendengaran, yaitu pasien mampu mengontrol

halusinasinya dengan baik.

B. Implikasi Penelitian

Pemberian aktivitas terjadwal pada pasien halusinasi mempunyai

pengaruh dalam hal mengontrol halusinasi pasien. Diharapkan pemberian

aktivitas terjadwal ini dapat diterapkan di seluruh Rumah sakit Jiwa yang

ada di Indonesia.

Dengan sedikitnya hasil penelitian dengan menggunakan metode

penelitian yang terbaik, penelitian selanjutnya dengan kualitas lebih baik

akan sangat membantu proses perkembangan terapi aktivitas terjadwal

untuk dipraktekkan di Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi terapeutik dalam keperawatan jiwa.


Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Annis, M. (2017). UPAYA PENURUNAN INTENSITAS HALUSINASI DENGAN
MEMOTIVASI MELAKUKAN AKTIVITAS SECARA TERJADWAL. 1–13.
Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa Konsep dan Kerangka
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Erviana, I., & Hargiana, G. (2018). APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
GENERALIS DAN PSIKORELIGIUS PADA KLIEN GANGGUAN
SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI PENGLIHATAN DAN
PENDENGARAN. Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 2(2), 114–123.
Fresa, O., Rochmawati, D. H., & SN, M. S. A. (2015). Efektifitas Terapi Individu
Bercakap-cakap Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengontrol Halusinasi
Pada Pasien Halusinasi Pendengaran di rsj dr. Amino Gondohutomo Provinsi
Jawa Tengah. Karya Ilmiah.
Keliat, B. A. (2009). Model praktik keperawatan profesional jiwa. Jakarta: EGC.
KEMENKES RI. (2019). RISET KESEHATAN DASAR.
Kristiadi, Y., Rochwamati, H. D., & Sawab. (2015). Pengaruh aktivitas terjadwal
terhadap terjadinya halusinasi di rsj dr amino gondohutomo provinsi jawa
tengah. Jurnal I Mu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK), Vol...No..., 000,
1–6.
Pratama, F. Y., Sedjati, R. S., & Widowati, I. (2019). PENGLOLAAN
KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
PENDENGARAN DAN LATIHAN MENGONTROLHALUSINASI DENGAN
AKTIVITAS TERJADWAL PADANY. M DAN NY. K DI RUANG
BROTOJOYORSJD DR AMINO GONDOHUTOMOPROVINSI JAWA
TENGAH.
Safitri, N. N., Hastuti, W., & Wijayanti. (2019). UPAYA PENERAPAN
AKTIVITAS TERJADWAL DENGAN TERAPI SPIRITUAL PADA KLIEN
GANGGUAN HALUSINASI SENSORI.
Sutejo. (2017). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Umam, R. (2015). PELAKSANAAN TEKNIK MENGONTROL HALUSINASI:
KEMAMPUAN KLIEN SKIZOFRENIA MENGONTROL HALUSINASI.
THE SUN Vol, 2(1), 68–73.

18
Yosep, I., & Sutini, T. (2016). Buku Ajar Keperawatan. Bandung: PT Refika
Aditama.
Yosep, Iyus, Sutini, & Titin. (2011). Buku ajar keperawatan jiwa dan advance
mental health nursing. Bandung: Refika Aditama.

19
20
21

Anda mungkin juga menyukai