LITERATUR REVIEW
OLEH :
FADILATULSYAM
NIM. P00320017062
i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Sayayangbertandatangandibawahini:
Nama : Fadilatulsyam
NIM : P00320017062
Kendari,12 Mei2020
Yang Membuat
Pernyataan,
Fadilatul syam
iv
RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Fadilatulsyam
2. Tempat/ Tanggal Lahir : puulemo 19 Januari 2000
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Bugis/Indonesia
6. Alamat : kel. puulemo,Kab.Bombana
7. No. Telp/ Hp : 082252222427
II. PENDIDIKAN
1. SDN 3 Poleang Timur
2. SMP 1 Poleang Timur
3. SMA 4 Bombana
4. Poltekkes Kemenkes Kendari 2017-2020
v
MOTTO
Bertemu.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini yang berjudul
“Penerapan Fisioterapi Dada Untuk Meningkatkan Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien
Asma Bronkhial” Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari. Karya Tulis Ilmiah ini terwujud atas
pembimbing satu dan Ibu Hj.Dali.,SKM.,M.Kes selaku pembimbing dua serta bantuan
dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis pada
satu yang telah banyak memberi saya masukan, wawasan, inspirasi, dan
4. Orang tua saya Bapak Syamsuddin dan Ibu Sardiana yang telah banyak
vii
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu.Semoga Tugas Akhir ini membawa
Fadilatulsyam
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL........................................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................................. v
MOTTO .................................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ix
LITERATUR REVIEW INTERVENSI FISIOTERAPI DADA .............................................. x
TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS ............................................................................ x
PADA PASIEN ASMA BRONKHIAL ................................................................................... x
ABSTRAK ............................................................................................................................... x
I. PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................................1
B. Tujuan Masalah ............................................................................................................3
III. Hasil ...........................................................................................................................10
IV. PEMBAHASAN ........................................................................................................11
V. KESIMPULAN ..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................15
ix
LITERATUR REVIEW INTERVENSI FISIOTERAPI DADA
TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS
PADA PASIEN ASMA BRONKHIAL
Fadilatulsyam
Abstrac
x
Background : Asthma is a chronic inflammatory disorder in the airways that involves
many cells and their elements. Chronic inflammation is related to airway hyper-
responsiveness which causes recurrent episodes of symptoms such as wheezing,
shortness of breath, heaviness in the chest, and coughing, especially at night or
morning. These recurring episodes are associated with broad, varied, and often
reversible airway obstruction with or without treatment. Purpose : From the literature
review is to review the effect of the use of chest physiotherapy on airway clearance in
bronchial asthma patients. Methodology : Search for articles using Google Cindekia
to find articles according to inclusion and exclusion criteria then do a review. Results
: Based on 4 studies found that chest physiotherapy can help in secreting secretions and
help breathing more effectively again. Discussion : Chest Physiotherapy is a group of
therapies used in combination to mobilize pulmonary secretion. The goal of chest
physiotherapy is to remove bronchial secretions, improve ventilation, and improve the
efficiency of respiratory muscles. Efforts that can be made to increase the knowledge
of sufferers and families in handling the first time when an asthma attack occurs is
providing education about the management of chest physiotherapy such as postural
drainage, clapping, breathing excersie and effective cough so that sufferers can do first
aid in asthma recurrence appropriately. Conclusion : The results of this review
literature show that chest physiotherapy has been proven to be helpful in removing
secretions from significant airway cleansing after chest physiotherapy performed by
administering chest physiotherapy measures such as postural drainage, clapping,
effective coughing exercises and deep breathing exercises proven to be able to help in
expenditure secretions and breathing are more effective again, because chest
physiotherapy has an important role in cleansing the airway in bronchial asthma
patients, besides being economical, easy to do, chest physiotherapy does not cause
addiction, can be used at any time and has no side effects on the patient.
xi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik tersebut berkaitan dengan
mengi, sesak napas, rasa berat di dada, dan batuk, terutama malam atau pagi hari.
bervariasi, dan seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan. (Widodo dan
Djajalaksana, 2012)
saat ini terjadi di negara Indonesia, terutama pada penyakit asma bronkial. Asma
bronkial menurut Kardjito(1994) dalam Hartini & Novita (2014) adalah penyakit
sesak napas yang reversibel baik secara spontan maupun dengan terapi. (Tn dan
Asma, 2019)
kronis di jalan napas. Menurut data The Global Asthma Reportpada tahun 2016
dinyatakan bahwa perkiraan jumlah penderita asma seluruh dunia adalah 325 juta
orang dengan angka prevalensi yang terus meningkat terutama pada anak-anak.
(Global Asthma Network (2014). The Global Asthma Report., n.d) Prevelensi asma
1
meningkat 5-30% dalam satu dekade terakhir. World Health Organisation
memperkirakan 235 juta penduduk dunia menderita asma dan paling sering terjadi
pada anak. Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014, angka
kematian akibat penyakit asma bronkial di Indonesia mencapai 24.773 orang atau
sekitar 1,77 persen dari total jumlah kematian penduduk. Setelah dilakukan
Indonesia di urutan ke- 19 di dunia perihal kematian akibat asma bronchial. (Global
Asma bronchial suatu gangguan inflamasi pada jalan napas. Dasar penyakit
ini adalah hiperaktivitas bronkus dan obstruksi jalan napas. Asma terjadi pada
salah satu kondisi terpapar udara dingin, debu, asap rokok, stress, flu, infeksi,
kelelahan, alergi obat dan makanan. Sesak napas pada asma lebih berat dirasakan
pada malam hari atau menjelang pagi dan jika pertama kali merasakan sesak
napas.Prevalensi asma di Indonesia menurut data riset kesehatan dasar pada tahun
2013 sebesar 4,5% per 1000 penduduk. Prevalensi status asmatikus pasien rawat
inap berdasarkan umur tertinggi pada umur 25-44 tahun yaitu sebesar 31,56%,
sementara pada pasien rawat jalan berdasarkan umur tertinggi pada umur 25-44
asma bronkial di Indonesia pada wanita sebesar 58,8% dan pada laki – laki sebesar
56,1%. Penderita asma bronkial dikota meiliki prevalensi lebih tinggi sebesar 7,4%
usia 65-74 tahun sebesar 72,3% dibandingkan dengan rentan usia lain. Dari data
2
RSUD Bahtermas menunjukan penderita asma ditahun 2017 sebanyak 76 orang,
kemudian di tahun 2018 sebanyak 85 orang dan pada tahun 2019 sebanyak 86
dalam dalam penyakit asma bronchial ini harus ditangani dengan maksimal. Hal ini
B. Tujuan Masalah
1. Tujuan umum
fisioterapi dada untuk meningkatkan bersihan jalan nafas pada pasien asma
bronkhial .
2. Tujuan khusus
3
II. METODE PENELITIAN
nama peneliti, tahun publikasi, metode, jumlah sampel, hasil dan kesimpulan
dimasukkan ke dalam sebuah tabel agar hasil ekstraksi mudah dibaca. Setelah
4
artikel tersebut kemudian dianalisis. Di bawah ini merupakan 4 daftar artikel yang
5
Tabel 2.Sinstesis/Ekstraksi Data Hasil Penelitian
Hidayah Mengidentifi Metode penelitian yaitu 2 Penelitian ini Hasil penelitian Fisioterapi dada efektif
Widias kasi manfaat penelitian anak laki- dilakukan di yaitu 2 anak bermanfaat meningkatkan
Ningrum fisioterapi deskriptif lakiyang berumur RSUD laki-lakiyang bersihan jalan nafas pada
dada untuk dengan 3 tahun dan 5 berumur 3 tahun
6
Februari meningkatka pendekatan tahun yang Pandan aran dan 5 tahun asuhan keperawatan anak
2019 n efektifitas case study mengalami Boyolali yang selama 3 dengan kasus bronkitis
bersihan jalan research bronkitis hari bersihan
nafas (studi jalan nafas pada
kasus) kedua pasien
efektif dengan
kriteria hasil
frekuensi
pernafasan
dalam batas
normal, irama
pernafasan
dalam batas
normal, mampu
mengeluarkan
sputum, tidak
ada suara nafas
tambahan, batuk
berkurang
Wahyu mengetahui one shot- sampel 22 Rumah Sakit penelitian Berdasarkan hasil
Nur efektivitas case study responden dengan Paru dr.Ario menunjukkan penelitian ini dapat
Kasanah batuk efektif teknik total Wirawan terdapat disimpulkan bahwa ada
Maret dan sampling Salatiga perbedaan yang perbedaan batuk efektif
2015 fisioterapi signifikan antara dan fisioterapi dada yang
dada pagi dan intervensi pagi dilakukan pagi hari dan
siang hari hari dan siang siang hari di RS Paru
terhadap hari. Terlihat dr.Ario WirawanSalatiga.
pengeluaran dari hasil
sputum pengeluaran
7
pasien asma sputum pada
bronkial di kelompok
Rumah Sakit intervensi pagi
Paru dr.Ario hari keluaran
Wirawan sputum 4 -< 6
Salatiga. ml diperoleh
dari 7 responden
(63,6%),
sedangkan
paling sedikit 2
<- 3 ml
diperoleh dari 4
responden
(36,4%).
Kemudian pada
kelompok
intervensi siang
hari keluaran
sputum dari 11
responden
seluruhnya
sebanyak 1 -< 2
ml.
Maidarta mengetahui Penelitian sampel dengan Di hasil uji statistik Berdasarkan hasil
ti pengaruh ini cara purposive Puskesmas menunjukan penelitian yang
2015 fisioterapi menggun sampling dengan Moch. terdapat dilakukan maka dapat
dada terhadap akan jumlah sampel 17 Ramdhan perbedaan diambil kesimpulan
bersihan jalan orang Bandung. bermakna rerata bahwa terdapat
desain
nafas pada frekwensi perbedaan frekwensi
quasi-
8
anak usia 1-5 eksperime bersihan jalan nafas sebelum dan
tahun yang n dengan nafas sebelum sesudah dilakukan
mengalami rancanga dan sesudah fisioterapi dada pada
gangguan n fisioterapi yaitu anak yang mengalami
bersihan jalan nilai P-value bersihan jalan nafas
pretest-
nafas di 0000. sedangkan
posttest
Puskesmas untuk uji beda
with group.
Moch. bersihan nafas
Ramdhan sebelum dan
Bandung. sesudah
fisioterapi
didapatkan hasil
P-value 0.225
9
III. Hasil
meningkatkan bersihan jalan nafas pada pasien asma bronkhia. Artikel pertama,
ketiga dan ke empat menunjukan bahwa fisioterapi dada terhadap bersihan jalan
nafas pada pasien asma bronkhial terdapat perbedaan bersihan jalan nafas setelah
responden mengalami bersihan jalan nafas yang tidak efektif dan setelah diberikan
fisioterapi dada terdapat perubahan bersihan jalan nafasnya dalam kategori efektif
bersihan jalan nafas pada pasien asma bronchial. Pada artikel pertama dan ke dua,
jalan nafas yang meliputi frekuensi pernafasan pasien dalam batas normal, irama
pernafasan pasien dalam batas normal, pasien mampu mengeluarkan sputum, tidak
nafas pada pasien asma bronchial. Berdasarkan ke empat artikel yang di review tidak
terdapat dampak yang dapat mengganggu pasien atau terkomplikasi setelah di lakukannya
fisioterapi dada. Dengan pemberian fisioterapi dada terdapat perubahan pada pasien yaitu
responden bisa mengeluarkan dahak dengan maksimal dan banyak serta dapat
membersihkan saluran pernapsan yang sebelumnya terhalang oleh dahak, serta pola nafas
10
menjadi lebih teratur, pasien tidak gelisah, suaranafas tambahan menghilang, dan pasien
IV. PEMBAHASAN
untuk meningkatkan bersihan jalan nafas pada pasien asma bronkhial. Chest
dengan tepat.
ataupun gangguan yang ada dalam jalan nafas ,jalan nafas yang tidak efektif
dimana tanda ini dapat dilihat keluarnya sekret atau sekret yang mengental pada
diberikan mereka masih mempunyai frekuensi nafas lebih dari 24 kali permenit,
11
sehingga fisioterapi dada ini sangat efektif skali dalam membantu bersihan
jalan nafas.
bersihan jalan nafas pada pasien asma bronchial. Fisioterapi dada adalah salah
satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi
baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk
karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang mendapat ventilasi
mengalami bersihan jalan nafas yang tidak efektif dan setelah nafasnya dalam kategori
fisioterapi dada terhadap keefektifan bersihan jalan nafas pasien asma bronchial.
jalan nafas untuk membantu dalam mengeluarkan sekret atau sekret yang
nafas pada pasien asm bronkhial. Berdasarkan ke empat artikel yang di review
12
tidak terdapat dampak yang dapat mengganggu pasien atau komplikasi setelah
dada seperti postural drainage, clapping, latihan batuk efektif dan latihan nafas
pasien lebih baik dan menigkatkan ekspansi paru. Dengan pemberian fisioterapi
sehingga jalan nafas lebih efektif. Dengan pemberian fisioterapi dada terdapat
sebelumnya terhalang oleh dahak, serta pola nafas menjadi lebih teratur, pasien
tidak gelisah, suaranafas tambahan menghilang, dan pasien dapat lebih tenang
dan rileks. Meski jumlah artikel yang melihat pengaruh intervensi fisioterapi
dada terhadap bersihan jalan nafas masi sedikit, intervensi fisioterapi dada ini
memiliki peluang yang besar untuk di praktekan ditatanan klinis dan komunitas
menimbulkan adiksi , dapat digunakan kapan saja dan tidak meiliki efek
13
V. KESIMPULAN
Hasil Literatur review ini menunjukan bahwa fisioterapi dada terbukti dapat
efektif dan latihan nafas dalam terbukti dapat membantu dalam pengeluaran
peranan penting terhadap bersihan jalan nafas pada pasien asma bronkhial,
, dapat digunakan kapan saja dan tidak meiliki efek samping pada pasien.
14
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:EGC
1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Lewis, S.L., Heitkemper, M.M., Dirksen, S.R.,O’brien, P.G., & Bucher L. (2009).
Modeling,53(9),1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Putri, A. M., Studi, P., Iii, D., Kesehatan, F. I., & Surakarta, U. M. (2019).
masyarakat surakarta.
15
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Widodo, R., & Djajalaksana, S. (2012). Patofisiologi dan Marker Airway Remodeling
16
17
18