Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

RASA AMAN DAN NYAMAN DENGAN NYERI DI RUANG INAYAH

PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Uji Komprehensif

Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

HENI SEPTININGSIH

A01301758

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

2016

i
Program Studi D III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2016

Heni Septiningsih1, Fajar Agung Nugroho2, S.Kep.,Ns. MNS

ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA
AMAN DAN NYAMAN DI RUANG INAYAH PKU
MUHAMMADIYAH GOMBONG

Analisa data: Ny. T umur 55 tahun dengan diagnosa nefrolitiasis dari hasil
pengkajian diperoleh data nyeri bertambah saat bergerak dan berkurang saat
istirahat, nyeri seperti ditekan tekan, nyeri dibagian pinggang sebelah kiri, nyeri
hilang timbul. Dari data tersebut diperoleh masalah keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis
Latar belakang: batu saluran kemih merupakan keadan patalogis dimana ada
massa seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih.
Diagnosa keperawatan: nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
(nyeri pinggang akibat batu ginjal), gangguan pola tidur berhubungan dengan
nyeri (proses penyakit), kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyakit
Intervensi: pantau nyeri secara komprehensif (PQRS) ajarkan metode non
farmakologi seperti nafas dalam, lakukan pengukuran tanda-tanda vital, kolaborasi
pemberian analgesik, anjurkan klien untuk istirahat adekuat, beri pndidikan
kesehatan tentang penyakit batu ginjal. Evaluasi: maslah nyeri berkurang dari
skala 5 menjadi 3
Rekomendasi: Dikstrasi dan relaksasi untuk menurunkan rasa nyeri

Kata kunci: Asuhan Keperawatan, Nyaman, Relaksasi nafas dalam

Nursing Diploma Study Program

iv
College of Health Sciences Muhammadiyah Gombong
KTI, July 2016
Heni Septiningsih1, Fajar Agung Nugroho2, S.Kep., Ns. MNS

ABSTRACT
NURSING CARE ON MEETING THE NEEDS OF SAFETY AND
COMFORT IN THE ROOM INAYAH PKU MUHAMMADIYAH
GOMBONG

Data analisys: Mrs T the age of 55 years with a diagnosis of nefrolitiasis of the
result of the assesment obtained pain wores when moving and reduces pain at rest
as in tap tap in the waist left without pain arsing from the fata obtained nursing
problems of acute pain associated with injuri to biological agents.
Background: urinary tract stones is a pathologicial condition in which there is a
mass like a stone formed in the urinary trach.
Nursing diagnosis: acute pain associated with injury to biological agents ( low
back pain due to kidney stones ) , disruption of sleep patterns associated with pain
( disease process ) , lack of knowledge related to the lack of information about the
disease
Intervention: pain comprehensively monitor ( PQRS ) teaches non-
pharmacological methods such as deep breathing , perform measurements of vital
signs , collaboration analgesics , encourage clients to adequate rest, give pndidikan
health of kidney stone disease .
Evaluation: pain problem overcomed from skala of pain with 5 become to 2
Recommendation: Distraction and Relaxation to reduce pain

Keywoard: nursing of care, confort, deep breating

KATA PENGANTAR

Asalamualaikum Warohmatulohi Wabarokatuh

v
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN DENGAN NYERI
DI RUANG INAYAH RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG” yang
dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2015 sampai 18 Juni 2015. Adapun tujuan
pembuatan karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Keperawatan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Tahun Akademik 2016/2017. Dalam
menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapat
hambatan, namun berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya
karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak M. Madkhan Anis, S. Kep., Ns. Selaku Ketua Sekolah Tinggi


Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
2. Bapak Sawiji, S. Kep., Ns., M.Sc selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong
3. Bapak Fajar Agung Nugroho, S.Kep., Ns. MNS selaku dosen
pembimbing
4. Segenap keluarga dan pasien Ny.T yang telah meluangkan waktunya
5. Segenap perawat dan seluruh seluruh staf serta tim kesehatan Ruang
Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan
bimbingan tempat dan kerja sama dalam melaksanakan studi kasus

6. Ibu Ike Mardiati Agustin, S.Kep.Ns, M.Kep selaku dosen dewan


penguji
7. Seluruh Dosen dan Staf STIKES Muhammadiyah Gombong yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membimbing dan

vi
memberikan materi selama belajar di STIKES Muhammadiyah
Gombong
8. Untuk kedua orangtua terutama ibu penulis yang telah mendoakan
penulis dengan tiada henti sehingga penulis mampu menyelesaikan
karya tulis ini
9. Aziz Dwi Nugroho penulis mengucapkan banyak terimakasih yang
telah senantiasa dengan sabar mendampingi penulis memulai karya
tulis ini dari awal sampai selesai dan memberikan semangat serta
motivasi
10. Teman-teman seperjuangan Mila, Risa, Ika, sindy, Lina, Ikhlas, Meta
yang telah berjuang bersama penulis mengucapkan banyak
terimakasih.
11. Teman-teman seperjuangan Prodi DIII Keperawatan yang telah,
memberi semangat dan motivasi untuk menyelesaikan tugas ini
penulis mengucapkan terima kasih
12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan saran, bantuan dan doanya sehingga karya tulis ilmiah ini
dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga Allah SWT selalu berkenan memberikan Rahmat dan HidayahNya


kepada kita semua, Amien.

Wasalamu’alaikum Warohmatulohi Wabarokatuh.

Gombong,

Heni Septiningsih
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

vii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iii

ABSTRAK..............................................................................................................iv

ABSTRACT.............................................................................................................v

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

DAFTAR ISI........................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Tujuan .............................................................................................. 5
C. Manfaat ............................................................................................. 5

BAB II KONSEP DASAR ............................................................................

A. Konsep Dasar .................................................................................... 8


B. Proses Menejemen nyeri ................................................................... 9
C. Klasifikasi nyeri ................................................................................ 10

BAB III RESUME KEPERAWATAN .........................................................

A. Pengkajian ........................................................................................ 19
B. Analisa Data ...................................................................................... 21
C. Intervensi, implementasi, dan evaluasi ............................................. 21
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................

A. Asuhan Keperawatan ....................................................................... 24


B. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan............................................ 29

BAB V PENUTUP .......................................................................................

viii
A. Kesimpulan ....................................................................................... 35
B. Saran ................................................................................................. 36

LAMPIRAN

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Batu saluran kemih merupakan keadaan patologis dimana ada


massa seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan dapat
menyebabkan nyeri, infeksi dan perdarahan. Terbentuknya batu karena air
kemih jenuh dengan garam garam yang dapat membentuk batun atau
karena air kemih kekurangan materi materi yang dapat menghambat
bembentukan batu, kuranggya produksi air kencing dan keadaan keadaan
idiopatik. Lokasi batu saluran kemih di jumpai khas di pelvis dan apabila
akan keluar terhenti di ureter atau kandung kemih (Stoller, 2011)
Penyakit ini rata rata sering di derita oleh laki laki, penyakit ini
menyerang sekitar 4% dari 100 penderita batu ginjal seluruh populasi
dengan rasio pria wanita 4 : 1 dan penyakit ini disertai morbolitas yang
besar karena rasa nyeri yang berbeda didaerah ginjal perbandingan yang
sangat signifikan penyakit batu ginjal paling banyak pada laki- laki dewasa
dan penyakit batu ginjal sering muncul pada daerah pegunungan wilayah
yang banyak terdapat kapur dan lelumutan hal ini menurut pendapat
( Harumi, 2008)
Menurut WHO di seluruh dunia rata- rata terdapat 1-2% penduduk
yang menderita batu ginjal dari jumlah 100 penderita penyakit ini
merupakan penyakit terbanyak di bidang urulogi. Di Amerika serikat
merupakan penyakit terbanyak yang mengalami penyakit sistem
perkemihan terutama batu ginjal dengan presentase 30% dari jumlah
100.000 jumlah penderita batu ginjal Di Negara barat lebih 90% batu
saluran kemih diterapi secara minimal invasif atau endourologi, dan
sisanya secara medikamentosa maupun operatif. Hal ini disebabkan cukup
banyak komplikasi yang dapat terjadi pada operasi terbuka. Hal ini
disebabkan cukup banyak komplikasi yang dapat terjadi pada operasi
terbuka. Di Negara barat terapi dengan minimal invasif atau endourologi
2

sering lebih murah dibanding operasi terbuka. Sedangkan dinegara


berkembang keadaan ini dapat sebaliknya.

Suatu hal yang sangat memperhatinkan yaitu tingginya angka


kambuh pasca pengobatan baru saluran kemih. Berbagai pnelitian
melaporkan kambuhan tahun pertama berkisar antara 15- 27% dalam 4- 5
tahun berkisar 40- 67,5% dan terbentuknya batu saluran kemih disebabkan
oleh faktor intriksik yang terdiri dari faktor genetik sebanyak 25% dan non
genetik 75%. Faktor intrinsik non genetik misal umur,jenis kelamin, ras
dan sebagainya. Selain itu dipengaruhi oleh faktor ekstersik seperti faktor
geografis, musim, iklim, dan gaya hidup seperti pekerjaan, pola makan dan
minum, stres psikis, kegemukan, olah raga, pH air kemis statis dan lainya.
Mengingat penyakit baru saluran kemih dapat menimbulkan rasa
sakit yang ringan sampai yang hebat, dan dapat menimbulkan komplikasi
yang ringan samapai yang tidak sedikit maka pengetahuan tentang gaya
hidup dan pola makanan dengan terbentuknya batu saluran kemih, perlu
diketahui penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup
bermakna baik di Indonesia maupun Dunia. Pravelensi penyakit batu
ginjal dalam presentase 100 penderita diperkirakan 12% pada laki- laki
dewasa dan 6% pada wanita dewasa 7% batu ginjal didapatkan pada
saluran ginjal pada anak- anak sering kali di temukan pada kasus batu
ginjal pada laki- laki dewasa dan pada daerah pegunungan yang banyak
mengkonsumsi zat kapur ( Worcester & Ceo, 2011).
Angka kejadian batu ginjal di Indonesia pada tahun 2011
berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di selruh Indonesia
adalah 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang.
Sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar 19.018 orang.
Dengan jumlah kematian 378 orang dari jumlah 100 ribu penderita batu
ginjal di seluruh Indonesia (Depkes2011).

Menurut Muslihin (2008) berdasarkan data pemerintah seperti


yang terangkum dalam journal of urologi di jawa tengah kasus batu ginjal
pasda anak anak tercapai 57 dari 100.000 anak yang dirawat di rumah
sakit sekitar pada tahun 2012 naik dari 18 per 100.000 pada 1999. Adanya
obesitas resiko pada batu ginjal dan di daerah jawa tengah ada peningkatan
pada kasus urulogi terutama batu pada ginjal urulogi yang sering di
3

temukan antara lain infeksi saluran kemih, BPH namun yang terbanyak
adalah ginjal
Pada penelitian di rumah sakit karyadi semarang jawa tengah
ternyata jumlah penyakit penderita batu ginjal pada tahun 2010 naik dari
32,8% menjadi 39,1% pada tahun 2012 dengan presentase 100.000 dari
penderita batu ginjal. Batu ginjal jarang ditemukan pada anak namun tidak
menutupi kemungkinan pada anak dan batu ginjal dapat berkembang di
pediatri. Pasien akbiat gangguan metabolisme anatomi kelainan pada
saluran kemih, infeksi atau faktor lingkungan dan nutrisi (Alpay, 2012).
Sebuah evaluasi metabolic penuh dan mengkaji tingkat nyeri karena
penderita sering kali mengeluh nyeri pada pelvis pada umunnya
menyeluruh harus dilakkan analisa batu dan tingkat nyeri terapi nyeri
dalam mengarahkan penyelidikan ini tindakan relaksasi merupakan cara
nonfarmokologi untuk mengurangi nyeri selain obat karna mampu
memeberikan sentuhan terapeutik (trihono, 2011).
Dari hasil penelitian Ernawati. Tri Hartini dan Idris Hadi (2013)
mengatakan bahwa dari 50 orang yang mengalami nyeri sebelum
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam sebagai nyeri sedang sebanyak 31
orang sedangkan yang terendah nyeri ringan sebanyak 9 orang. Nyeri
setelahn dilakukan relaksasi nafas dalam menjadi nyeri ringan sebanyak
35 orang. Nyeri sedang 11 orang dan menderita 4 orang. Hal ini sesuai
dengan teori gate control yang dikemukakan oleh ( Wall, 1978). Batu
saluran kemih merupakan keadaan patologis karena adanya masa keras
seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dapat
menyebabkan nyeri perdarahan atau infeksi saluran kemih. Batu saluran
kemih kasus ini merupakan angka penyakit terbanyak ketiga pada
penderita batu ginjal pada kasus awal biasanya diawali dengan rasa mual,
nyeri pinggang dan punggung bawah seringkali juga mengalami demam
karna faktor nyeri yang dirasa ( Diana, 2010).
Batu saluran kemih sudah diderita manusia sejak zaman dahulu kala. Hal
ini dibuktikan dengan diketahui adanya batu saluran kemih pada mummi
mesirHippetrates yang merupakan bapak ilmu kedokteran menulis 4 abad
sebelum masehi tentang penyakit batu ginjal disertai abses ginjal dan
penyakit gout yang diderita pada pasien batu ginjal serangan nyeri pada
pinggang merupakan efek dari penderita batu ginjal ( Diana, 2010).
4

Penyakit ini merupakan penyakit ketiga terbanyak dibidang urulogi


setelah penyakit infeksi dan penyakit kelenjar prostat. Pada tahun 2007
menjadi 73% pada tahun 2010 dengan presentase 100.000 penderita batu
ginjal. Dari analisa baru disemarang didapatkan paling banyak batu jenis
kalsium yaitu oksalat 53,3%. Kalsium filsat 9,2%, batu struvit 12,5% batu
urat 5,5% dan sisanya campuran. Di Jakarta dari hasil data analisa batu
mirip dengan di Semarang yaitu kalsium oksalat ( Nugroho aji, 2010).
Akibat adanya batu saluran kemih bisa bervariasi mulai yang
paling ringan berupa rasa sakit, probelma kesukaran kecnsing. Divertikel
buli, neoplasma. Hidronfrosis. Gangguan fungsi ginjal dan bahkan bisa
sampai yang paling berat berupa kematian akibat gagal ginjal atau
uroseposis. Pengobatan dapat berupa medikamentosa. Iitoripsi. URS
( Urefecorenoscopy lithotripsy ) PCN ( percutanesus nephrolthotripsy )
dan ESWL ( Extra Corporsal Shock Weve Lithoripsy ). Setiap cara
pengobatan tersebut mempunyai keterbatasan dan keunggulan masing-
masing baik menyangkut indikasi keberhasilan, komplikasi maupun biaya.
Terbentuknya batu saluran kemih juga dapat terjadi karena adanya
infeksi dari kube beberapa teori tertentu tentunya batu saluran kemih juga
dapat terjadi karena adanya infeksi dari kuman tertentu pengaruh infeksi
pada pembentukan pada hipertensi ternyata 83% mempunyau pekapuran
ginjal sedangkan pada orang- orang yang tidak hipertensi yang
mempunyai pengapuran ginjal sebanyak 52% hal ini disebabkan aliran
darah pada papilla ginjal bertolak 180 drajat dan aliran darah berupa dari
aliran laminar menjadi aliran aliran disebut juga perkapuran ginjal yang
dapat berubah menjadi batu.
Berdasarkan data tersebut di atas penulis tertarik untuk memberikan
Auhan Keperawatan pada ny. T dengan Nefrolitiasi ( Batu Ginjal ) agar
dapat beradaptasi dengan nyeri pinggung dan nyeri kandung kemih
dengan menggunakan sedehana mudah dan efektif mengurangi rasa nyeri
dalam bentuk penyusunan.

B.TUJUAN PENULIS
1. Tujuan umum
5

Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan dengan masalah


nyeri pada pasien dengan neofrolitiasis ( batu ginjal)
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakkan pengkajian yang meliputi penyebab
maslah kesehatan dan masalah keperawatan pada pasien dengan
nefrolitiasis (batu ginjal)
b. Mahasiswa mampu menganalisa masalah keperawatan dengan
penyakit utama nefrolitiasis (batu ginjal)
c. Mahasiswa mampu menemukan diagnose keperawatan dengan
penyakit utama nefrolitiasis (batu ginjal)
d. Mahasiswa mampu melakukan keperawatan dengan masalah
nefrolitiasis (batu ginjal)
e. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan dengan
masalah nefrolitiasis (batu ginjal)
f. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan dengan
masalah nefrolitiasis (batu ginjal)

C.MANFAAT
1. Manfaat bagi pasien dan keluarga
a. Memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang nyeri
b. Memberikan informasin kepada klien dan keluarga tentang cara
mengatasi nyeri secara farmakologi dan nonfarmakologi
2. Manfaat bagi rumah sakit
a. PKU Muhammadiyah lenih meningkatkan pelayanan keperawatan
khususnya pada opasien batu ginjal
b. Para perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada opasien
DAFTAR PUSTAKA

Bare (2007) Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia Jakarta : EGC

Depkes RI, Direktorat jendral PPN & PL.(2005). Keputusan Menkes RI No


1216/Menkes/SK/XI/2010 Tentang pedoman Penyakit Urologi edisi 4

Dinkes Jateng. (2010) Hasil Kegiatan Laporan penanggulangan penyakit.


Semarang:Bagian Urologi Dinkes Jateng

DochTerman, J.M,. & Bulechek, G.M .( 2008) Nursing intervetion klasifikation


(Fourth Edition).st.lowis misouri: mosby company.

Diana (2010) Fisiologi ginjal dan saluran kemih. Bagian urologi fakultas
kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Ernawati., Hartini & hadi (2012). Terapi Relaksasi terhadap nyeri pada
mahasiswa universitas muhammadiyah semarang

Harumi (2008) fisiologi kedokteran. Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta

Ernawati, Hartini, trihadi, idris ( 2009 ) Terapi relaksasi terhadap nyeri. Fakultas
ilmu keperawatan dan kesehatan, Unifersitas Muhammadiyah Semarang.

Herdeman (2012) Diagnosis keperawatan Definisi dan klasifikasi 2012- 2014.


Penerbit buku kedokteran Jakarta : EGC

Kozier (2009) Buku Ajaran Praktek Keperawatan Klinis Jakarta: EGC

Mubarak & Cahyatin (2007) Kebutuhan Dasar Buku Ajaran Manusia Teori dan
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC

Pery & Potter (2006) Buku Ajaran Funda Mental Keperawatan Jakarta: EGC

Smeltzer (2006) Buku Ajaran MedikalBedah Bruner & Sudart Folt. 2 Jakarta:
EGC

Smeltzer & Bare ( 2006) Buku Ajaran Medikal Bedah Bruner & Sudrat Folt. 1
Jakarta: EGC

Sodikin (2011) Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta:


Salemba Medika
Koto (2015) Buku keperawatan konsep nyeri Bandung: Universitas padjajaran,
Bandung

Muslihin (2008) faktor faktor kejadian batu saluran kemih. Tesis Mahasiswa
pasca sarjana Epidemiologi Universitas Diponegoro.
Nugroho Aji (2010) Lokasi batu ginjal dan komponen pembentukan batu saluran
kemih, Jakarta
Ramali (2008) Kebutuhan dasar dan proses keperawatan Jakarta : EGC
Potter &Perry (2006) Buku ajaran fundamental keperawatan edisi keempat
penerbit buku kedokteran Jakarta : EGC
Potter &Perry (2006) Buku ajaran fundamental keperawatan edisi keempat
penerbit buku kedokteran Jakarta : EGC
Tamsuri (2007) Konsep dan Pelaksanaan Nyeri Jakarta: EGC
Tuner & Jensen (2010) Buku ajaran Funda mental keperawatan : konsep, proses
dan praktik Jakarta : ECG
Qitum (2008) Metode penelitian keperawatan teknik relaksasi nafas dalam Jakarta
: Salemba medika.
Vista Lukman (2009) Perbandingan antara efektifitas sebelum nafas dalam dan
sesudah nafas dalam. Uiversitas Diponegoro Semarang.
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN : NEFROLITIASIS

Disusun oleh :

HENI SEPTININGSIH

NIM : A01301758

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016
LAPORAN PENDAHULUAN NEFROLITIASIS

I. Pengertian
Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-batu
tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat,
kalium fosfat, struvit dan sistin). Ukuran batu tersebut bervareasi dari yang
granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah jeruk. Batu sebesar krikil
biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih sering terkena penyakit ini dari
pada wanita dan kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi. (Mansjoer
Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI,
Jakarta, 2000)
Nefrolitiasis adalah Pembentukan deposit mineral yang kebanyakan adalah
kalsium oksalatdan kalsium phospat meskipun juga yang lain urid acid dan
kristal, juga membentuk kalkulus ( batu ginjal )

II.Penyebab / Etiologi
- Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria yang disebabkan oleh hiperparatiroidisme,
asidosis tubulus renal, mieloma multiple.
- Dehidrasi kronik.
- Imobilitas yang lama.
- Metabolisme purin ab normal (hiperuri semia dan pirai).
- Obstruksi kronik oleh benda asing di dalam traktus urinarius dan kelebihan
absorbsi oksalat pada penyakit inflamasi usus atau ileastomi.
(Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal
Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)

III.Manifestasi Klinis secara umum


a) Kolik renal
b) Nyeri tekan kostovertebral
c) Nyeri pinggang
d) Kulit yang dingin dan basah
e) Gejala frekuensi pada urinasi
f) Gejala urgensi pada urinasi
g) Diaforesis
h) Hipertensi
i) Takikardia
j) Menggigil dan demam
k) Pucat
l) Nausea dan vomitus
m) Sinkop
n) Disuria, hematuria
Manifestasi klinis yang sering ditemukan
1. Kolik renal
2. Nyeri tekan kostovertebra
3. Nyeri pinggang
IV.Patofisiologi
Substansi kristal yang normalnya larut dan di ekskresikan ke dalam urine
membentuk endapan. Batu renal tersusun dari kalsium fosfat, oksalat atau asam urat.
Komponen yang lebih jarang membentuk batu adalah struvit atau magnesium,
amonium, asam urat, atau kombinasi bahan-bahan ini. Batu ginjal dapat disebabkan
oleh peningkatan pH urine (misalnya batu kalsium bikarbonat) atau penurunan pH
urine (mis., batu asam urat). Konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang tinggi di
dalam darah dan urine serta kebiasaan makan atau obat tertentu, juga dapat
merangsang pembentukan batu. Segala sesuatu yang menghambat aliran urine dan
menyebabkan stasis (tidak ada pergerakan) urine di bagian mana saja di saluran
kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan batu. Batu kalsium, yang biasanya
terbentuk bersama oksalat atau fosfat, sering menyertai keadaan-keadaan yang
menyebabkan resorpsi tulang, termasuk imobilisasi dan penyakit ginjal. Batu asam
urat sering menyertai gout, suatu penyakit peningkatan pembentukan atau penurunan
ekskresi asam urat.
Asuhan Keperawatan Kegemukan dan kenaikan berat badan meningkatkan
risiko batu ginjal akibat peningkatan ekskresi kalsium, oksalat, dan asam urat yang
berlebihan. Pengenceran urine apabila terjadi obstruksi aliran, karena kemampuan
ginjal memekatkan urine terganggu oleh pembengkakan yang terjadi di sekitar
kapiler peritubulus. Komplikasinya Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari
batu di bagian mana saja di saluran kemih. Obstruksi di atas kandung kemih dapat
menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine. Hidroureter yang
tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat ureter keluar dari ginjal dapat
menyebabkan hidronefrosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus
pengumpul. Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine
sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan. Obstruksi yang tidak diatasi
dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi iskemia nefron
karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal
terserang. - Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi
bakteri meningkat sehingga Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan
cedera berulang.
Batu ginjal mungkin menyebabkan :
- Nyeri dengan adanya inflamasi, obstruksi dan abrasi traktus urinarius.
- Adanya terjadi kekambuhan pada batu renal.

perlvis
V.Pemeriksaan Penunjang
a. Foto BNO/KUB : akan terlihat adanya batu renal
b. Urografi ekskretori : untuk menentukan atau mengetahui ukuran dan lokasi
batu
c. Kimia urine : didapatkan urine yang asam atau alkalis, piuria, proteinuria,
hematuria, keberadaan WBC, peningkatan berat jenis urine. d.CT Scan
ginjal : akan terlihat batu renal
e.Pengumpulan urine 24 jam : terdapat peningkatan asam urat, oksalat, kalsium,
fosfor, kreatinin

VI.Komplikasi
- Infeksi dan obstruksi.
- Urotiliasis.
- Kerusakan fungsi ginjal.
- Gagal ginjal akut.
- Gagal ginjal kronis.

VII.Penatalaksanaan
- Karena batu ginjal meningkatkan resiko infeksi, sebsis dan obstruksi urinarius
pasien di instruksikan melaporkan penurunan volume urin dan adanya urin
yang keruh atau mengandung darah.
- Keluar urin total dan pola berkemih diperiksa.
- Meningkatkan pemasukan cairan di lakukan untuk mencegah dehidrasi dan
meningkatkan tekanan hidrostaltik dalam traktus urinasius untuk mendorong
pasase batu.
- Ambulasi didorong sebagai suatu cara untuk menggeser batu dari taktus
urinarius.
- Tanda-tanda vital pasien mencakup suhu dipantau untuk mendeteksi
tandatanda dini adanya infeksi.
- Segera melaporkan bila ada rasa nyeri.
- Analgesik diberikan sesuai resep untuk mengurangi nyeri.
- Melakukan pembedahan untuk pengambilan batu ginjal.
(Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal
Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)

ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja
sama antara perawat dengan klien, keluarga dan masyarakat untuk mencapai
kesehatan yang optimal.
(Suyono, Slamet, Dr, Prof, SPDO, KG, “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II,
FKUI, Jakarta, 2001)
A).Pengkajian
1. Identitas
Data yang diperoleh meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa,
pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk MRS dan diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling menggangu ketidak nyamanan dalam
aktivitas atau yang menggangu saat ini.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Di mana mengetahui bagaimana penyakit itu timbul, penyebab dan faktor
yang mempengaruhi, memperberat sehingga mulai kapan timbul sampai di
bawa ke RS.
4. Riwayat Kesehatan Penyakit Dahulu
Klien dengan batu ginjal didapatkan riwayat adaya batu dalam ginjal.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Yaitu mengenai gambaran kesehatan keluarga adanya riwayat keturunan dari
orang tua.
6. Riwayat psikososial
Siapa yang mengasuh klien, bagaimana hubungan dengan keluarga, teman
sebaya dan bagaimana perawat secara umum.
B). Pola-pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup
Bagaimana pola hidup orang atau klien yang mempunyai penyakit batu ginjal
dalam menjaga kebersihan diri klien perawatan dan tata laksana hidup
sehat.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Nafsu makan pada klien batu ginjal terjadi nafsu makan menurun karena
adanya luka pada ginjal.
3. Pola aktivitas dan latihan
Klien mengalami gangguan aktivitas karena kelemahan fisik gangguan karena
adanya luka pada ginjal.
4. Pola eliminasi
Bagaimana pola BAB dan BAK pada pasien batu ginjal biasanya BAK sedikit
karena adanya sumbatan atau bagu ginjal dalam perut, BAK normal.
5. Pola tidur dan istirahat
Klien batu ginjal biasanya tidur dan istirahat kurang atau terganggu karena
adanya penyakitnya.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Bagaimana persepsi klien terdapat tindakan operasi yang akan dilakukan dan
bagaimana dilakukan operasi.
7. Pola sensori dan kognitif
Bagaimana pengetahuan klien tarhadap penyakit yang dideritanya selama di
rumah sakit.
8. Pola reproduksi sexual
Apakah klien dengan nefrolitiasis dalam hal tersebut masih dapat
melakukan dan selama sakit tidak ada gangguan yang berhubungan dengan
produksi sexual.
9. Pola hubungan peran
Biasanya klien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar tetap baik tidak ada
gangguan.
10. Pola penaggulangan stress
Klien dengan nefrolitiasis tetap berusaha dab selalu melakukan hal yang
positif jika stress muncul.
11. Pola nilai dan kepercayaan
3. Pernafasan
- Pergerakan nafas simetris.
4. Cardio Vaskuler -Takicardi.
- Irama jantung reguler.
5. Gastro Intestinal
- Kurang asupan makanan nafsu makan menurun.
6. Sistem Integumen -Tampak pucat.
7. Geneto Urinalis
- Dalam BAK produksi urin tidak normal.
- Jumlah lebih sedikit karena ada penyumbatan.

Pemeriksaan Penunjang
1. Urin lengkap, darah lengkap.
2. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi yang disebabkan oleh obstruksi.
3. Pemeriksaan IVP

D).Diagnosa Keperawatan
Pada kasus nefrolitiasis didapatkan diagnosa keperawatan yang sering muncul
adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, iskemia jaringan.
2. Nutrisi kurang berhubungan dengan in take in adekuat.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakitnya.
4. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.
5. Resiko terjadinya kekurangan cairan berhubungan dengan in take peroral.
E).Perencanaan
Diagnosa 1
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang dalam waktu 2 x 24 jam.
KH : - Perasaan nyeri berkurang.
-Klien tampak tenang.
Rencana tindakan
1. Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri.
2. Kaji tingkat nyeri.
3. Alihkan perhatian klien pada hal yang positif
4. Observasi TTV.
5. Kolaborasi dengan tim dokter.

Rasional
- Klien mengerti akan proses terjadinya atau timbulnya penyakitnya.
- Mengetahui tingkat nyeri.
- Untuk mengurangi rasa nyeri.
- Mengetahui keadan umum pasien.
- Untuk membantu memberikan terapi.

Diagnosa 2
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan cukup. KH
: - BB pasien normal
- Tanda-tanda malnutrisi ada
- Nilai-nilai hasil laboratorium normal
- Turgor kulit normal Intervensi :
1. Kaji kemampuan mengunyah, menelan, reftek batuk dan cara pengeluaran
sekret.
R/ : dapat menentukan pilihan cara pemberian makanan karena pasien harus
dilindungi dari bahaya aspirasi.
2. Timbang berat badan.
R/ : penimbangan berat badan dapat mendektoksi perkembangan BB
3. Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering baik melalui NGT maupun
oral.
R/ : memudahkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap nutrisi.
4. Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan (Analis) untuk pemeriksaan
proteintotal, globulin, albumin dan hb.
R/ : mengidentifikasi nutrisi, fungsi oragan dalam respon nutrisi serta
menentukan hiperalimentasi

Diagnosa 3
Tujuan : kebutuhan istirahat terpenuhi.
KH : wajah pasien tampak cerah Intervensi
:
1. Ciptakan lingkungan pasien yang tenang dan nyaman.
R/ : dengan lingkungan yang nyaman dan tenang dapat membantu untuk
istirahat yang nyaman.
2. Berikan posisi senyaman mungkin.
R/ : untuk menghindari terjadinya infeksi pada luka post op.
3. Berikan teknik relaksasi sebelum tidur.
R/ : dengan teknik relaksasi otot-otot akan kendur dan otot dapat beristirahat.
4. Berikan kesempatan pada pasien untuk melakukan.
R/ : agar istirahat dapat lebih tenang dan nyaman.

F). Pelaksanaan atau Implementasi


Tahapan dalam melakukan sesuatu yang telah direncanakan dan untuk
melakukan perencanaan tersebut harus ada pelaksanaan.

G). Evaluasi
Tahapan akhir untuk mengakhiri dalam suatu diagnosa perencanaan dan sampai
pelaksanaan apakah ada hasil atau tetap.
DAFTAR PUSTAKA
Henderson M.A “Ilmu Bedah Untuk Perawat” Yayasan Essensia Medika,
Yogyakarta, 1991.
Mansjoer Arif, “Kapita Selecta Kedokteran” Edisi Kedua Medika Aesculapius,
FKUI, Jakarta, 2000.
Marilynn E. Dongoes, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi tiga, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Sandra M. Nettina (2002), Pedoman Praktek Keperawatan, Buku Kedoketan
EGC, Jakarta.
Suyono Slamet, Dr. Prof. SpPo KE, “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II”,
FKUI, Jakarta, 2001.
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan dengan diagnosa medis Nefrolitiasis rumah sakit Al-Irsyad


Surabaya telah diperiksa dan disetujui dan disahkan sebagai laporan praktek klinik
dilaksanakan mulai tanggal 02 - 15 Februari 2004.

Kepala Ruangan Bedah Pembimbing Ruangan Bedah


RS AL -IRSYAD RS AL -IRSYAD
( Y ulia Istifadah, AMK ) ( Indra Kurniawan, AMK )

Pembimbing Pendidikan Akper


Unmuh Surabaya

( Wahid Iqbal M, SKM )

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


NEFROLITIASIS DI RUANG BEDAH RUMAH
SAKIT AL – IRSYAD SURABAYA
disusun
oleh :
TADZIKROH
NIM : 220153

AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2004
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PADA PASIEN
NEFROLITIASIS ( BATU GINJAL ) DI RUANG INAYAH RSM
PKU GOMBONG

Disusun Oleh:

HENI SEPTININGSIH
A01301758

PROGRAM
STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Diagnosa keperawatan :Kurang pengetahuan pada keluarga dan pasien tentang penyakit
nefrolitiasis berhubungan dengan ketidakmampuan anggota
keluarga dan pasien mengenal nefrolitiasis ( batu ginjal ).

Pokok Bahasan : Nefrolitiasis


Sub pokok Bahasaan : Mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan Gejala, pengobatan,
pencegahan, dan diit pada pasien nefrolitiasis.
: Keluarga Tn. P
: Sabtu, 11 juni 2016
: 1 x 25 menit
: Ruang Ba rokah PKUM Gombong
:1
: Naskati

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan,keluarga Tn P mampu memahami tentangmasalah
pada pasien Nefrolitiasis .
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 25 menit diharapkan keluarga Tn P

Sasaran
Hari / tanggal
Waktu Tempat

Pertemuan ke- Pelaksana


dapat:
a. Memahami pengertian
b. Memahami penyebab
c. Memahami tanda dan gejala
d. Memahami pengobatan
e. Memahami pencegahan
f. Memahami diit yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan

C.Materi Pengajaran
1. Pengertian Nefrolitiasis
2. Penyebab Nefrolitiasis
3. tanda dan gejala
4. pengobatan
5. pencegahan
6. diit yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan

D.Metode
a.Ceramah dan tanya jawab
Pembelajaran dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada Keluarga Tn. P Keluarga Tn. P dapat mengajukan pertanyaan
setelah penyampain materi selesai.
E.Materi
Terlampir
F.Media
Lembar Balik
Leaflet
G.Kegiatan Pembelajaran
Waktu Tahap diperbolehkan dan yang tidak Respon
5 menit diperbolehkan
Orientasi :
h. Memberi
a. Mengucapkan kesempatan
salam bertanya a. Menjawab salam
i. Menjawab pertanyaan
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
5 menit c.Terminasi :
Mengingatkan kontrak c. Pasien ingat dengan kontrak
a. Melakukan evaluasi
d. Menjelaskan maksud dan tujuan d.a. Pasien
Mendengarkan
mengerti maksud dan
e.b. Menanyakan
Memberikankesediaan
kesimpulan b. tujuan
Menjawab salam
c. Menutup
f. Apersepsi penkes dengan membaca e. Pasien bersedia
15 menit Kerjatahmid
:
d. Memberi salam dengan
a. Memulai penkes penutupmembaca a. Memperhatikan
tasmiyah b. Mendengarkan
b. Menjelaskan pengertian
nefrolitiasis (batu ginjal) pada
Menjelaskan tentang syarat-syarat
diet sisa rendah
c. Menjelaskan tentang penyebab
nefrolitiasis
d. Menjelaskan tentang tanda dan
gejala
e. Menjelaskan tentang pengobtan
f. Menjelaskan tentang pencegahan
g. Menjelaskan tentang diit yang

H.Evaluasi
1. Evaluasi structural
a. Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan1
b. Media sudah disiapkan yaitu lembar balik dan Leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga yang hadir
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.
d. Respon keluarga terhadap materi
e. Keluarga dapat mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. keluarga Tn P dapat menjelaskan pengertian Masalah Nefrolitiasis ( batu ginjal )
b. keluarga Tn P dapat menjelaskan penyebab nefrolitiasis ( batu ginjal )
c. keluarga Tn P dapat menyebutkan tanda dan gejala Masalah nefrolitiasis ( batu
ginjal ).
d. keluarga Tn P dapat menjelaskan tentang pengobatan nefrolitiasis ( batu ginjal )
e. keluarga Tn P dapat menjelaskan tentang pencegahan nefrolitiasis ( batu ginjal )
f. keluarga Tn P dapat menjelaskan diit yang diperbolehkan dan yang tidak
diperbolehkan MATERI PEMBELAJARAN

1.Latar Belakang
Kurang kontrolnya keluarga dan perilaku keluarga terhadap nefrolitiasis, sehingga keluarga
tidak tahu apakah ia menderita penyakit perkemihan atau tidak, khususnya para keluarga.
Selain itu pula, banyak keluarga keluarga dengan sosial ekonomi menengah ke bawah atau
kurang pengetahuan tentang penyakit nefrolitiasis.
Oleh karena itu, penting sekali membekali pengetahuan bagi keluarga untuk memahami
tentang ruang lingkup bahkan informasi lainnya mengenai nefrolitiatis. Maka dari itu, akan
diadakannya penyuluhan kesehatan bagi keluarga terutama keluarga Tn P untuk
mengembangkan pola pikir mengenai kesehatan khususnya mengenai penyakit nefrolitiasis
agar nefrolitiasis bisa dicegah ataupun diatasi dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur
dalam pelayanan kesehatan.
2.Pengertian
Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-batu tersebut
dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat, kalium fosfat, struvit
dan sistin). Ukuran batu tersebut bervareasi dari yang granular (pasir dan krikil) sampai
sebesar buah jeruk. Batu sebesar krikil biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih
sering terkena penyakit ini dari pada wanita dan kekambuhan merupakan hal yang
mungkin terjadi. (Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal
Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)

3.Penyebab Nefrolitiasis
a. Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria yang disebabkan oleh hiperparatiroidisme,
asidosis tubulus renal, mieloma multiple.
b. Dehidrasi kronik.
c. Imobilitas yang lama.
d. Metabolisme purin ab normal (hiperuri semia dan pirai).
e. Obstruksi kronik oleh benda asing di dalam traktus urinarius dan kelebihan
absorbsi oksalat pada penyakit inflamasi usus atau ileastomi.

(Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI,
Jakarta, 2000)

4.Tanda-Tanda Gejala Umum


Nyeri pinggang (kemeng) pada sudut kostavertebral
Nyeri kolik dari pinggang menjalar ke depan dan ke arah kemaluan, disertai nausea dan
muntah.
Hematuria : baik makroskopik maupun mikroskopik.
Disuria : oleh karena infeksi.

5. Pengobatan

urine.
6. Pencegahan

7.Bahan Makanan
a) Yang boleh diberikan
• Beras, roti
• Mie,makaroni, bihun
• Telur, daging
• Ikan tanpa tulang
• Gula, buah-buahan
b) Yang tidak boleh diberikan
• Kentang
• Susu, keju, kepiting, ikan asin, sardine
• Bayam, daun mlinjo, daun pepaya,
• Buah-buahan yang dikeringkan
• minuman
DAFTAR PUSTAKA

Suyono Slamet, Dr. Prof. SpPo KE, “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II”, FKUI,
Jakarta, 2001.
Henderson M.A “Ilmu Bedah Untuk Perawat” Yayasan Essensia Medika, Yogyakarta,
1991.
Marilynn E. Dongoes, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan , Edisi tiga, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Mansjoer Arif, “Kapita Selecta Kedokteran” Edisi Kedua Medika Aesculapius, FKUI,
Jakarta, 2000.
- Kelainan anatomis dari saluran
kencing.
APA ITU - Batu “struvit” campuran antara
NEFROLITIASIS ammonia, magnesium, fosfat.
( BATU GINJAL ) - Kuman pemecah urea  proteus

NEFROLITIASIS ( BATU Tanda-Tanda dan Gejala


GINJAL ) - Nyeri pinggang

Adalah massa keras seperti batu yang


terbentuk di sepanjang saluran kemih
dan biasa menyebabkan nyeri,
- Nyeri perut bagian bawah
perdarahan, penyumbatan aliran kemih
atau infeksi
Disusun Oleh :
Penyebab
Heni Septiningsih - Kelebihan asupan vitamin D
A01301758
- Dehidrasi kronik.
- Asupan cairan yang buruk.
DIII KEPERAWATAN
- Immobilisasi yang terlalu lama.
STIKES MUHAMMADIYAH - Adanya benda asing dalam saluran
GOMBONG kencing.
2016
- Hematuria : baik makroskopik
maupun mikroskopik
- Disuria : oleh karena infeksi.
- Demam disertai menggigil.
- Retensi urine pada batu ureter atau
leher buli-buli.
- Dapat tanpa keluhan (“silent
stone”)
PENCEGAHAN 6. Soft drink,the kental,kopi
MAKANAN YANGBOLEH DIMAKAN

Pengobatan
1. Cukup minum air putih 6-8 gelas per
1. Beras, roti
hari
2. Kurangi makanan yang terlalu banyak
Minum banyak cairan akan mengingatkan
mengandung kalsium, kurangi konsumsi
pembentukan air kemih dan membantu
protein hewani dan batasi garam
membuang beberapa baatu

2. Mie,macaroni, bihun
MAKANAN YANG TIDAK
3. Telur, daging
BOLEH DIMAKAAN
1. Kentang
2. Susu,keju,kepiting,ikan asin,sardine
3. Daun Melinjo,daun papaya,bayam
4. Asparus, buah-buahan yang
Makan makanan yang rendah protein dikeringkan
karena protein akan memacu eksresi 5. Minum soda 4. Ikan tanpa tulang,
5. Buah-buahan
kalsium urin
6. gula

Anda mungkin juga menyukai