Oleh :
15014101309
Penguji :
FAKULTAS KEDOKTERAN
MANADO
2017
LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN LAYAK SEBAGAI PASIEN UJIAN
Nama : V. L
Mengetahui,
i
SURAT PERNYATAAN
NRI : 15014101309
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
15014101309
Pembimbing :
i
DAFTAR ISI
COVER
SURAT PERNYATAAN........................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN....iii
DAFTAR ISI.......iv
IX. Problem.18
X. Rencana Terapi.19
XI. Prognosis..20
XII. Diskusi..20
i
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. VL
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : Pendeta
i
A. Keluhan utama
debar yang dialaminya ini sejak 2 hari yang lalu berlangsung selama kurang lebih
10 menit. Keluhan ini dirasakan sekali sebulan atau tidak sama sekali sejak tahun
2009. Keluhan ini tidak selalu muncul sepanjang hari tetapi sering muncul secara
tiba-tiba, terutama jika pasien merasa cemas dan khawatir. Serangan ini mulai
muncul lagi satu bulan yang lalu. Serangan yang terjadi tergantung dengan keadaan
pasien, saat pasien stress serangan paniknya lebih sering terjadi. Awalnya pasien
badan terasa keram, nyeri dibagian belakang leher dan terasa tercekik. Keluhan ini
didapatkan tekanan darah pasien dalam batas normal, namun setelah konsultasi
Selain rasa berdebar-debar pasien juga mengeluhkan asam lambung naik, sesak
nafas, dan berkeringat dingin. Saat ini pasien merasa cemas akan anaknya yang
akan rencana dioperasi karena mengalami kecelakaan lalu lintas dan asam
i
lambungnya naik disusul dengan dada berdebar-debar. Saat serangan ini datang
pasien selalu ke tempat praktek maupun dirumah dokter, sudah beberapa kali pasien
datang ke rumah dokter pada malam hari karena merasa dirinya akan mati. Menurut
pasien saat serangan itu berlangsung, pasien merasa sedikit tenang saat melihat
dokter. Pada keluarga pasien ditemukan ada anggota keluarga yang menderita
tidur. Pasien bisa tidur kalau minum obat alprazolam. Nafsu makan pasien juga
sedikit berkurang namun pasien tidak merasakan penurunan berat badan. Pasien
takut untuk makan, karena takut asam lambungnya naik jika dia makan
sembarangan, dan mulai datang serangan itu lagi. Saat terjadi serangan, pasien
mengaku sulit untuk berkonsentrasi saat bekerja. Serangan panik ini cukup
pelayanan gereja. Tetapi serangan panik ini belum terlalu mempengaruhi aktivitas.
Belakangan ini pasien sudah dapat mengatasi sendiri serangan paniknya tanpa
harus segera mencari pertolongan medis. Pasien masih bisa keluar rumah sendiri
tanpa minta diantar ataupun ditemani. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari
dengan baik tanpa bantuan keluarga atau orang lain. Pasien bisa makan, minum,
Pada saat wawancara, pasien tampak kooperatif. Sikap tubuh pasien terlihat
i
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Pada tahun 2009 pasien mulai merasakan cemas yang berlebihan, dada
berdebar-debar, dan sesak nafas. Karena merasa masalahnya karena dada yang
berdebar-debar, pasien mengira dia menderita sakit jantung. Selain itu, pasien
didapatkan tekanan darah normal dan hasil treadmill juga normal, bahkan dokter
mengenal waktu seperti pada malam hari karena pasien mengira akan mati saat
serangan panik itu datang dan dadanya mulai berdebar-debar, sesak napas dan juga
berkeringat dingin. Semua hasil pemeriksaan pasien dalam batas normal, cuman
nadi dan tekanan darahnya yang sedikit meningkat karena pasien merasa takut.
Pasien tidak mengingat dengan jelas berapa kali dia pergi ke praktik dokter
malam-malam. Pasien cuman mengatakan dia merasa tenang saat melihat dokter.
Pada tahun 2011, pasien datang ke dokter penyakit jiwa dan didiagnosis
dengan anxietas pasien diberikan diazepam tapi menurut pasien obatnya kurang
cocok dan keluhannya masih sering muncul, kemudian obatnya diganti dengan
alprazolam 0.5 mg 2x1. Pasien minum obat teratur dan kontrol teratur ke tempat
praktek dokter, namun saat ini pasien lebih dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik
jiwa.
i
2) Riwayat Gangguan Medis
1 bulan. Saat itu pasien dirawat karena mengalami radang kronik pada lambung,
infeksi saluran kemih, dan demam tifoid. Saat ini, penyakit tekanan darah tinggi,
ginjal, jantung, asma, asam urat, infeksi saluran kemih, demam tifoid disangkal
pasien.
Pasien memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol sejak SMA, setiap
hari pasien boleh menghabiskan 1 bungkus rokok namun berhenti pada tahun
2012. Pasien suka berhura-hura sampai mabuk. Pasien suka minum kopi, sehari
boleh 3 kali, tetapi berhenti pada tahun 2009. Pasien mengatakan tidak pernah
menggunakan narkoba.
Pasien dilahirkan secara normal di rumah dan ditolong oleh bidan. Lahir
cukup bulan namun dalam letak sungsang. Pasien merupakan anak kelima dari 5
perempuan.
dibesarkan dan diasuh dengan penuh kasih sayang oleh orangtuanya. Pasien
i
mendapatkan ASI eksklusif sejak usia 0 - 6 bulan, setelah itu ditambah minum
susu formula namun pasien berhenti minum ASI sejak usia 24 bulan. Pasien
normal. Pasien pada usia 2 bulan sudah mulai tertawa dan beceloteh. Pasien
pertama kali membalik usia 3 bulan, tengkurap usia 4 bulan, mulai memanggil
mama dan belajar duduk usia 6 bulan, memanggil papa usia 7 bulan, merangkak
usia 8 bulan. Makanan PASI diberikan pada usia 6 bulan, bubur susu usia 6 8
bulan, bubur halus usia 8 18 bulan, makan nasi lembek usia 20 bulan. Pasien
kadang menangis bila ditinggal pergi oleh ibunya. Pasien selalu tampak senang
bila bermain dengan teman-temannya, dan tidak pernah mengganggu. Serta selalu
Pada stadium otonomi lawan rasa malu dan ragu-ragu, pasien mulai berdiri
usia 9 bulan, berjalan usia 12 bulan. Sejak lahir hingga usia 12 bulan pasien masih
BAK dan BAB di celananya, usia dua tahun pasien sudah bisa mengatakan ingin
Pada stadium inisiatif lawan rasa bersalah (usia 4-5 tahun) pasien merupakan
anak yang aktif bermain dengan teman dan saudaranya. Mulai belajar mengenal
huruf dan angka. Pasien sudah menyadari bahwa dirinya berjenis kelamin
Pada stadium industri lawan inferioritas (usia 6-11 tahun), pasien usia 5 tahun
sudah mulai sekolah di SDN 1 Manado, senang dalam hal belajar, melakukan
i
tugas kelas dengan baik. Pasien berangkat ke sekolah berjalan kaki bersama
kakaknya. Pasien merupakan anak yang selalu juara dikelas. Pasien menyelesaikan
Dasar selama 6 tahun. Pasien sering untuk keluar bermain bersama teman-
temannya Pasien sangat keras saat kecil dan gampang tersinggung sehingga
Pada stadium identitas lawan difusi peran (11 tahun akhir remaja), Pasien
orang yang kasar dan keras kepala, namun pasien mendapat prestasi yang baik
dikelas. Setelah 3 tahun pasien tamat SMP dan melanjutkan ke tingkat SMA di
SMA Negeri Kairagi, saat di SMA pasien sering terlibat perkelahian dengan teman
sekolahnya. Orang tua pasien sering dipanggil ke sekolah karena hal itu. Pasien
juga sempat dikeluarkan dari SMA kelas tiga karena memukul teman sekelasnya.
Pada masa ini pasien mulai tertarik dengan lawan jenisnya dan mulai berpacaran.
E. Masa dewasa
Pada stadium keintiman lawan isolasi (21 tahun - 40 tahun) pasien suka
berhura-hura dan pergi ketempat hiburan gelap. Pasien menikah di umur 24 tahun
pada tahun 1995. Pasien menikah karena MBA (married by accident) dan
dikaruniai 2 orang anak laki-laki. Pasien pada usia 41 tahun tepat di tahun 2012
i
mulai kuliah di ST3I mengambil jurusan ilmu theologia dan selesai kuliah di tahun
2016.
a. Riwayat pendidikan
bahwa waktu duduk di bangku sekolah dasar, pasien sangat keras saat kecil dan
temannya. Namun diluar kenakalannya pasien selalu naik kelas dan lulus tepat
Manado dan pasien dan dengan prestasi yang baik karena pasien sering mendapat
juara di kelasnya, pasien merupakan orang yang kasar dan keras kepala.
sewaktu duduk dibangku kelas dua sempat dikeluarkan dari sekolah karena
melanjutkan kuliah di ST3I mengambil jurusan ilmu theologia pada tahun 2012
dan tamat pada tahun 2016. Pasien menikah di umur 24 tahun pada tahun 1995.
Pasien menikah karena MBA (married by accident) dan dikaruniai 2 orang anak
laki-laki.
i
b. Riwayat pekerjaan
Setelah menikah, pasien hanya sebagai ibu rumah tangga. Pasien merupakan
pemabuk berat yang suka berhura-hura ke tempaat hiburan gelap, perokok berat,
c. Riwayat psikoseksual.
Orientasi pasien baik (menyukai lawan jenis). Pasien mulai pacaran sejak
d. Riwayat perkawinan.
pergaulan bebas. Tetapi sampai sekarang hubungan rumah tangga mereka baik-
baik saja walau sering kali ada sedikit bersitegang. Hal yang selalu membuat
adalah seorang tukang ojek dengan penghasilan tiap harinya hanya pas-pasan
sedangkan anak pertama mereka akan rencana di operasi. Hal ini membuat pasien
e. Kehidupan beragama
Pasien beragaman Kristen Pantekosta. Saat ini pasien menjadi pelayan gereja
f. Aktifitas sosial
Hubungan pasien dengan ayah dan ibunya semasa hidup baik. Pasien sangat
dekat dengan ibunya setelah ayahnya meninggal. Hubungan pasien dengan suami
i
bertengkar soal keuangan, tapi pasien tidak pernah melakukan kekerasan. Setelah
Pasien tinggal di rumah permanen milik sendiri, pasien tinggal bersama ibu,
suami, 2 orang anak laki-laki, dan seorang kakak laki-laki. Anak pertama pasien
berusia 23 tahun dan bekerja sebagai kuli bangunan namun saat ini sudah tidak
bekerja karena mengalami kecelekaan dan harus kaki pasien harus dioperasi
karena mengalami patah tulang. Anak kedua pasien sudah kelas 2 SMA. Rumah
pasien beratapkan seng, berdinding beton, berlantaikan beton. Terdiri dari 5 kamar
tidur, 1 kamar mandi dan wc, 1 ruang tv dan keluarga, dan 1 dapur.
i
Denah rumah pasien
Kamar Dapur
mandi
Kamar Ruang
Tidur Makan
Utama
Kamar
Ruang TV
Tidur
/Keluarga
Kamar Kamar
Tidur Tidur
Pintu Kamar
Tidur
i. Riwayat keluarga
Pasien tinggal di jalan rawasari, Winangun satu bersama dengan ibunya, suami,
kedua putranya, dan seorang saudara laki-lakinya. Ayah pasien meninggal sudah
meninggal pada tahun 2009 karena serangan jantung. Walaupun pasien anak yang
nakal, tetapi dia selalu disayang oleh orang tuanya. Hubungan pasien dengan keempat
saudara kandungnya juga baik. Namun, saat ini saudara pasien tinggal di luar kota
i
GENOGRAM
Ket.
: Pasien
Pasien menyadari dirinya sakit dan membutuhkan bantuan, serta ingin cepat
sembuh. Ini dibuktikan dengan rajinnya pasien datang kontrol di tempat praktek
dokter.
Ibu dan suami pasien mendorong pasien untuk berobat ke dokter ahli jiwa.
i
I. Persepsi keluarga terhadap pasien
pasien berharap agar anaknya bisa fokus untuk melayani jemaat di gerejanya.
A. Deskripsi umum
a. Penampilan
pendek, memakai kaos dan celana pendek rapid an bersih. Perawatan dan
a Mood : Eutimia
b Afek : Luas
i
c Keserasian : Serasi
C. Karakteristik bicara
D. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi (-) : Pasien tidak pernah mendengar suara bisikan dari orang-
orang yang tidak dia kenal yang menyuruhnya untuk melakukan sesuatu
adanya hal-hal yang aneh. Seperti hal-hal yang hanya dapat dilihat oleh
c. Depersonalisasi (-) : Pasien tidak merasa ada yang aneh atau tidak nyata
tentang dirinya
i
E. Pikiran
pasien relevan
fobia
b. Orientasi
rumah
mewawancarainya
c. Daya Ingat
i
Daya ingat jangka sedang : Baik, pasien tahu kapan pasien terakhir kali
Daya ingat jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat apa yang ia
wawancara berlangsung
G. Daya nilai
i
g. Tilikan
Tilikan 6. Pasien sadar bahwa dirinya sakit, pasien mengerti bahwa penyebab
penyakitnya adalah dari dirinya sendiri dan pasien berusaha untuk mencari
pengobatan penyakitnya
S : 36,5C
tidak teraba
B. Pemeriksaan Neurologis
GCS : E4M6V5
i
Pemeriksaan Nervus Kranialis
untuk menutup mata dan menyebutkan nama bahan yang tercium. Hasilnya
Abducens (N.VI)
gerakan bola mata yang wajar (pasien mampu melirikkan bola matanya ke
simetris
wajah simetris
i
f. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII)
pertanyaan dengan tepat. Hal ini memberi kesan bahwa pendengaran pasien
kepalanya ke kiri dan kanan, hal ini menandakan bahwa fungsi Nervus
C. Pemeriksaan penunjang
i
pada tanggal 4 November 2017.
berasa seperti tercekik. Hal ini dialami jika merasa stress, saat ini pasien lagi
memikirkan kondisi anaknya yang akan menjalani operasi patah tulang kaki.
Jika hal ini terjadi pasien merasa seperti akan mati. Keadaan ini muncul tiba-
tiba dan bertahan kurang lebih 10 menit. Kondisi ini dirasakannya pasien
sebulan yang belakangan ini, tetapi serangan ini akan bertambah banyak
Keluhan ini dirasakan pasien sejak tahun 2009, secara berulang tak
lagi keadaan tersebut. Pasien sudah beberapa kali ke dokter untuk mencari
pertolongan medis, awalnya pasien berpikir dia sakit jantung, tetapi setelah
dinyatakan bahwa jantung pasien dalam keadaan normal dan tidak ada
kelainan. Pada tahun 2011 pasien pergi ke dokter penyakit jiwa dan
eutimia dengan afek yang luas dan serasi. Kesadaran pasien compos mentis.
i
VII.FORMULASI DIAGNOSTIK
menimbulkan hendaya yang cukup bermakna. Oleh karena itu, maka gejala ini
A. Pada aksis I, didapatkan gejala klinik bermakna yaitu adanya serangan panik
tak terduga berulang, yang mulai terjadi sejak sebulan yang lalu, ditandai
dengan dada berdebar-debar sejak 2 hari yang lalu dengan onset 10 menit.
Serangan muncul sebulan sekali atau bahkan tidak sama sekali sudah
dikeluhkan sejak tahun 2009. Pasien kadang merasakan cemas, gelisah, terasa
tercekik, dan asam lambung meningkat. Adanya rasa takut atau tidak nyaman
memuncak dalam beberapa menit, disertai empat atau lebih gejala diantaranya
i
berkeringat, rasa nafas sesak atau tertahan, perasaan tercekik, serta adanya
rasa takut mati, tanpa adanya rasa takut yang berlebihan dan irrasional
agorafobia.
B. Pada aksis II, pasien memiliki ciri kepribadian antisosial. Pada umur 17 tahun
pasien pernah dikeluarkan dari sekolahnya di bangku kelas tiga SMA karena
C. Pada aksis III, tidak ditemukan keluhan medis. Pasien sudah memeriksakan
dirinya ke rumah sakit tetapi hasil laboratorium dan hasil treadmillnya dalam
D. Pada aksis IV, masalah berhubungan dengan kondisi anak. Anak pertama
pasien akan menjalani operasi pada tulang tibia dan femur kaki kanan, operasi
E. Pada aksis V, GAF Current Scale : 80-71 = gejala sementara dan dapat
GAF scale High Level Past Year (HLPY) : 80-71 = gejala sementara dan
i
Aksis III : Tidak ada gangguan
1. Organobiologik
Tidak terdapat kelainan atau gangguan pada keadaan biologis atau jasmani
kekurangan gizi.
2. Psikologi
X. TERAPI
1. Psikofarmaka
Alprazolam 1 mg 2x1
Fluoxetin 20 mg - 0 - 0
i
2. Psikoterapi
relaksasi.
Terapi keluarga
oleh gangguan anggota keluarga. Dalam kasus ini, pasien merasa stress
permintaan istri pasien yang banyak dan tidak dapat dipenuhi semua
oleh pasien. Terapi keluarga yang ditujukan pada edukasi dan dukungan
sering bermanfaat.
pasien.
XI. PROGNOSIS
i
3. Ad sanationam : dubia ad bonam
XII. DISKUSI
A. DIAGNOSIS
Gangguan panik ditandai dengan serangan panik yang spontan dan tidak
dapat diduga. Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang
kuat dan relatif singkat, yang disertai dengan gejala somatik tertentu seperti
bervariasi misalnya terjadi beberapa kali serangan dalam sehari atau hanya
bahaya
b. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat
diduga sebeumnya
i
yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan
akan terjadi).
berikut :3
A. Serangan panik tak terduga berulang. Adanya rasa takut atau tidak nyaman
memuncak dalam beberapa menit, selama itu disertai empat atau lebih gejala
berikut ini:
cepat
2) Berkeringat
5) Perasaan tercekik
B. Setidaknya salah satu serangan telah diikuti selama 1 bulan oleh salah satu
i
1. Kecemasan persisten tentang serangan panik tambahan atau
konsekuensinya
C. Gangguan ini tidak berhubungan dengan efek fisiologis dari suatu zat atau
D. Gangguan ini tidak dapat dijelaskan lebih baik oleh gangguan mental
lainnya.
Pada kasus ini dapat dilihat bahwa pasien mengalami serangan panik
pertama kali secara spontan saat beraktivitas dipagi hari pada tahun 2009.
Awalnya pasien merasakan badan terasa keram, nyeri dibagian belakang leher
dan terasa tercekik. Keluhan ini tidak selalu muncul sepanjang hari tetapi
sering muncul secara tiba-tiba, terutama jika pasien merasa cemas dan
khawatir. Serangan ini mulai muncul lagi satu bulan yang lalu dan saat pasien
naik, sesak nafas, dan berkeringat dingin. Saat ini pasien merasa cemas akan
lintas. Saat serangan ini datang pasien selalu ke tempat praktek maupun
dirumah dokter, sudah beberapa kali pasien datang ke rumah dokter pada
i
malam hari karena merasa dirinya akan mati. Serangan ini sangat
B. Terapi
Terapi gangguan panik terdapat dua kelompok yang efektif yaitu terapi secara
juga biasanya memiliki efek sedasi, relaksasi otot, amnestik, dan antiepilektik.4
moclobemide
fluoxetine, paroxetine
i
3. Terdapat keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas
aktivitas sehari-hari.
biasanya pada 3 hari pertama. Obat anti ansietas, benzodiazepine yang bereaksi
samping obat ini ialah sedasi berupa rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,
serotonin pada celah sinaptik antar neuron, sehingga pada awalnya terjadi
menghadapi situasi yang membuat mereka cemas. CBT adalah terapi psikososial
i
yang paling sering untuk pasien dengan gangguan panik. Pengobatan terapi
benzodiazepine. Obat dapat mencakup satu atau lebih jenis obat antiansietas,
banyak yang juga digunakan untuk mengobati depresi dan penyakit mental
kecemasan.4
XIII. KESIMPULAN
pasien.
N: Novita
V: Pasien
i
N : Selamat malam ibu, maaf so mengganggu ini. Kita dokter muda Novita neh
V : Vivi Lumoindong
V : 46 tahun
V : Iya sudah
V : Iya dok
V : S-1 theologia
V : ST3I
i
N : Waktu ibu datang di poli, ada rasa apa itu kong datang?
V : Kita kwa so rasa bagini, so dari tahun 2009 mar ada pigi di dr. Ida p tampa
praktek salalu
N : Kong, tu lalu tahun 2009, apa yang ibu pertama kali rasakan dang?
V : Kita kwa itu, ada rasa tpe badan so bkeram, so sesak, kong rasa tacekik dang
V : Pas pagi hari, waktu itu kita lagi cabut rumput di kital. Kong ta iko pangge
V : Ta pigi di dokter umum kwa itu, kita rasa kita darah tinggi, dorang kwa
i
N : Kong dokter ja iko bilang apa?
V : Dokter bilang bukan darah tinggi, pe tensi kamari normal dia noh
V : Iyo masih tenang, serta dp bulan berikut dapa rasa ulang noh
V : Kita dapa suruh periksa lab for jantung, deng ada iko di rs kandou tu
treadmill ka dp nama
V : Kita pernah dirawat di RS Bhayangkara tahun 2015, itu karena maag kronik
itu so satu bulan di rs kong tiba-tiba dapa bilang ISK deng demam tifoid kata
i
V : Iyo so nd pernah
V : Iyo nd pp noh, waktu lalu kita tukang mabo, barokok berat, kong ja ba judi
V : Iyo, kita dulu suka skali pigi di pub noh, mar sekarang so nd deng tu togel.
N : Puji Tuhan ibu, ibu ingat dulu tentang ibu p masa kecil?
i
N : Disekolah ibu bagaimana dulu? Maksdunya apa ada gangguan dalam
belajar?
V : Nd ada sih dok, kita rajin di SD, ja beking tugas, da iko lomba. Da juara noh
kita
V : SDN 1 Manado
V : Iyo nd
V : Nyanda, mar kita disitu so mulai bantah orang tua, so keras kepala dang
V : Nah kita SMA itu di SMA Negeri Kairagi, waktu SMA kita so mulai bnakal
noh, riki sampe tu mama dapa pangge ka skolah lantaran kita da pukul tpe tamang
V : 24 sto
i
N : Maaf ibu itu memang so suka kaweng ato?
V : Yang cilaka yang tua noh, yang mo operasi. So itu ibu da rasa cemas laeng
N : Iyo dang ibu, mungkin cukup itu dulu yang kita mo tanya, makase so kase
kita waktu
i
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan
PPDGJ III dan DSM 5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.
Jakarta. 2013.
i
LAMPIRAN
i
Gambar 3. Dokumentasi dengan pasien
i
Peta