Anda di halaman 1dari 29

Osteoarthritis

Definisi
• Osteoarthritis (OA) juga dikenal sebagai
artritis degeneratif atau penyakit sendi
degeneratif, adalah sekelompok kelainan
mekanik degradasi yang melibatkan sendi,
termasuk tulang rawan artikular dan tulang
subchondral.
• merupakan bentuk yang paling umum dari
artritis.
Definisi
• Osteoarthritis merupakan gangguan pada satu sendi
atau lebih, bersifat lokal, progresif dan degeneratif
yang ditandai dengan perubahan patologis pada
struktur sendi tersebut yaitu berupa degenerasi
tulang rawan/kartilago hialin.
• Hal tersebut disertai dengan peningkatan ketebalan
dan sklerosis dari subchondral yang bisa disebabkan
oleh pertumbuhan osteofit pada tepi sendi,
peregangan kapsul artikular, synovitis ringan pada
persendian, dan melemahnya otot-otot yang
menghubungkan persendian.
Epidemiologi
• Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup
tinggi, terutama pada orang tua.
Prevalensinya meningkat seiring
bertambahnya usia. Di Amerika Serikat,
prevalensi osteoartritis pada populasi dengan
usia di atas 65 tahun mencapai 80% dan
diperkirakan akan meningkat pada tahun
2020. OA terjadi pada 13,9% orang dewasa
berusia lebih dari 25 tahun dan 33,6% dari
mereka yang berusia lebih dari 65 tahun.
Epidemiologi
• Prevalensi sendi yang terkena OA menurut
temuan radiologis adalah pada tangan 7,3%,
kaki 2,3%, lutut 0,9%, dan panggul 1,5%.
Prevalensi OA menurut gejala yang ditemui
yaitu pada tangan 8%, kaki 2%, lutut 12,1%
pada orang dewasa berusia lebih dari 60
tahun dan 16% pada orang dewasa berusia 45
– 60 tahun, dan panggul 4,4%.
Etiologi
• Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti,
namun faktor biomekanik dan biokimia sepertinya
merupakan faktor terpenting dalam proses terjadinya
osteoarthritis. Faktor biomekanik yaitu kegagalan
mekanisme protektif, antara lain kapsul sendi, ligamen,
otot-otot persendian, serabut aferen, dan tulang-
tulang.
• Kerusakan sendi terjadi multifaktorial, yaitu akibat
terganggunya faktor-faktor protektif tersebut.
Osteoarthritis juga bisa terjadi akibat komplikasi dari
penyakit lain seperti gout, rheumatoid arthritis, dan
sebagainya.
Klasifikasi
Osteoarthritis primer
• degeneratif artikular sendi yang terjadi pada
sendi tanpa adanya abnormalitas lain pada
tubuh. Penyakit ini sering menyerang sendi
penahan beban tubuh (weight bearing joint), atau
tekanan yang normal pada sendi dan kerusakkan
akibatproses penuaan. Paling sering terjadi pada
sendi lutut dan sendi panggul, tapi ini juga
ditemukan pada sendi lumbal, sendi jari tangan,
dan jari pada kaki
Klasifikasi
Osteoarthritis sekunder
• paling sering terjadi pada trauma atau terjadi
akibat dari suatu pekerjaan, atau dapat pula
terjadi pada kongenital dan adanya penyakit
sistem sistemik. Osteoarthritis sekunder
biasanya terjadi pada umur yang lebih awal
daripada osteoarthritis primer.
Faktor Risiko
Faktor resiko sistemik
• Usia
merupakan faktor risiko paling umum pada OA.
Proses penuaan meningkatkan kerentanan sendi
melalui berbagai mekanisme. Kartilago pada
sendi orang tua sudah kurang responsif dalam
mensintesis matriks kartilago yang distimulasi oleh
pembebanan (aktivitas) pada sendi. Akibatnya,
sendi pada orang tua memiliki kartilago yang lebih
tipis.
Faktor Risiko
• Jenis kelamin
masih belum banyak diketahui mengapa
prevalensi OA pada perempuan usila lebih
banyak daripada laki-laki usila. Risiko ini
dikaitkan dengan berkurangnya hormon pada
perempuan pasca menopause.
Faktor Risiko
• Faktor herediter
Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-
gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang
rawan sendi seperti kolagen, proteoglikan
berperan dalam timbulnya kecenderungan
familial pada osteoartritis.
Faktor Risiko
Faktor intrinsik
• Kelainan struktur anatomis pada sendi seperti
vagus dan valrus.
• Cedera pada sendi seperti trauma, fraktur,
atau nekrosis.
Faktor Risiko
Faktor beban pada persendian
• Obesitas :
beban berlebihan pada sendi dapat
mempercepat kerusakan pada sendi.
• Penggunaan sendi yang sering
aktivitas yang sering dan berulang pada sendi
dapat menyebabkan lelahnya otot-otot yang
membantu pergerakan sendi.
Patogenesis
• diketahui bahwa OA merupakan gangguan
keseimbangan dari metabolisme kartilago
dengan kerusakan struktur. Kerusakan
tersebut diawali oleh kegagalan mekanisme
perlindungan sendi serta diikuti oleh beberapa
mekanisme lain sehingga pada akhirnya
menimbulkan cedera.
Patogenesis
Tanda dan Gejala
Nyeri sendi
• Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien. Nyeri
biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Umumnya bertambah
berat dengan semakin beratnya penyakit sampai
sendi hanya bisa digoyangkan dan menjadi
kontraktur.
• Sumber nyeri yang timbul berasal dari sinovitis, efusi
sendi, osteofit, dan edema sumsum tulang.
Tanda dan Gejala
Hambatan gerakan sendi
• Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat
secara perlahan sejalan dengan pertambahan
rasa nyeri.
Kaku pagi
• Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah
pasien berdiam diri atau tidak melakukan
banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil
dalam waktu yang cukup lama, dan setelah
bangun tidur di pagi hari.
Tanda dan Gejala
Krepitasi
• Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada
sendi yang sakit. Gejala ini umum dijumpai pada
pasien OA lutut.
Pembesaran sendi
• Sendi yang terkena secara perlahan dapat
membesar.
• Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan
terjadi efusi pada sendi yang biasanya tidak
banyak (< 100 cc) atau karena adanya osteofit,
sehingga bentuk permukaan sendi berubah.
Tanda dan Gejala
Tanda – tanda peradangan
• Tanda – tanda adanya peradangan pada sendi
( nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat
yang merata, dan warna kemerahan ) dapat
dijumpai pada OA karena adanya synovitis.
Perubahan gaya berjalan
• Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri
karena menjadi tumpuan berat badan
terutama pada OA lutut.
Diagnosis
Klinis:
Nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini:
• umur > 50 tahun
• kaku sendi < 30 menit
• krepitasi
• nyeri tekan tepi tulang
• pembesaran tulang sendi lutut
• teraba hangat pada sendi
Catatan: Sensitivitas 95% dan spesifisitas 69%.
Diagnosis
Klinis dan radiologis:
Nyeri sendi dan osteofit pada x-ray dan paling
sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini:
• umur > 50 tahun
• kaku sendi <30 menit
• krepitasi
Catatan: Sensitivitas 91% dan spesifisitas 86%.
Diagnosis
Klinis dan laboratoris:
Nyeri sendi ditambah adanya 5 dari kriteria di bawah ini:
• usia >50 tahun
• kaku sendi <30 menit
• Krepitasi
• nyeri tekan tepi tulang
• pembesaran tulang
• tidak teraba hangat pada sendi terkena
• LED <40 mm/jam
• RF <1:40
• analisis cairan sinovium sesuai osteoarthritis
Catatan: Sensitivitas 92% dan spesifisitas 75%.
Penunjang
Radiologi
Tatalaksana
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan
osteoarthritis adalah:
• Meredakan nyeri
• Mengoptimalkan fungsi sendi
• Mengurangi ketergantungan kepada orang lain
dan meningkatkan kualitas hidup
• Menghambat progresivitas penyakit
• Mencegah terjadinya komplikasi
Tatalaksana
Nonfarmakologis:
• Modifikasi pola hidup
• Edukasi
• Istirahat teratur yang bertujuan mengurangi penggunaan
beban pada sendi
• Modifikasi aktivitas
• Menurunkan berat badan
• Rehabilitasi medik/ fisioterapi
– Latihan statis dan memperkuat otot-otot
– Fisioterapi, yang berguna untuk mengurangi nyeri, menguatkan
otot, dan menambah luas pergerakan sendi
• Penggunaan alat bantu
Tatalaksana
Farmakologis
• Pendekatan terapi awal .
Untuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang,
dapat diberikan salah satu obat berikut ini, bila
tidak terdapat kontraindikasi pemberian obat
tersebut:
• Acetaminophen (kurang dari 4 gram per hari).
• Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS). (Level of
Evidence: II)
Untuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, yang
memiliki risiko pada sistim pencernaan (usia >60 tahun,
disertai penyakit komorbid dengan polifarmaka, riwayat
ulkus peptikum, riwayat perdarahan saluran cerna,
mengkonsumsi obat kortikosteroid dan atau
antikoagulan), dapat diberikan salah satu obat berikut ini:
• Acetaminophen ( kurang dari 4 gram per hari).
• Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) topikal
• Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) non selektif,
dengan pemberian obat pelindung gaster (gastro-
protective agent).
Tatalaksana
Untuk nyeri sedang hingga berat, dan disertai
pembengkakan sendi
• aspirasi dan
• tindakan injeksi glukokortikoid intraartikular
(misalnya triamsinolone hexatonide 40 mg)
untuk penanganan nyeri jangka pendek (satu
sampai tiga minggu) dapat diberikan, selain
pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid per
oral (OAINS). (Level of evidence: II)
Tatalaksana
• Pendekatan terapi alternatif
Bila dengan terapi awal tidak memberikan respon yang
adekuat
• Untuk penderita dengan keluhan nyeri sedang hingga
berat, dan memiliki kontraindikasi pemberian COX-2
inhibitor spesifik dan OAINS, dapat diberikan Tramadol
(200-300 mg dalam dosis terbagi).
• Terapi intraartikular seperti pemberian hyaluronan
(Level of Evidence: I dan II) atau kortikosteroid jangka
pendek (satu hingga tiga minggu) pada OA lutut. (Level
of Evidence: II)

Anda mungkin juga menyukai