Anda di halaman 1dari 32

REHABILITASI MEDIK PADA

OSTEOARTHRITIS GENU
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3
Lettu Laut (K/W) dr. Debbi Anggraini
Lettu Kes dr. Inggita Sukma Siregar
Letda Kes dr. Achmad Faisal
Letda Kes dr. Denni Indora
Osteoarthritis (OA )

• Apakah Osteoarthritis itu ?


• Apa saja faktor resiko terjadinya?
• Apakah ada pembagiannya?
• Bagaimana bisa terjadi OA?
• Bagaimana ciri-ciri seseorang terkena Osteoarhtritis?
• Bagaimana cara menegakkan diagnosis OA ?
• Bagaimana Penatalaksanaannya ?
APA itu OA Genu ?

Menurut Carter (2007)


• Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi
degeneratif, dimana keseluruhan struktur dari sendi
mengalami perubahan patologis.
• Penyakit ini dan ditandai oleh adanya deteriorasi dan
abrasi rawan sendi yang bersifat kronik,berjalan progresif
lambat, dan disertai adanya pembentukan tulang baru
(oseofit ) pada permukaan sendi.
Apa saja faktor resiko terjadinya?

• Usia, sering terjadi pada usia lanjut > 50 tahun


• Over used atau penggunaan beban sendi yang
berlebihan dan berulangulang (aktifitas fisik)
• Trauma
• Obesitas
• Jenis kelamin : Umur < 45 lebih banyak laki-laki, Umur >
45 lebih banyak perempuan
Apakah ada pembagiannya?

Menurut Soeroto et al., (2009) berdasarkan patogenesisnya,


OA dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. OA Primer
OA primer disebut juga OA idiopatik, yaitu OA yang etiologinya
tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit
sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.
Penyebab OA primer diduga karena faktor genetik, yaitu
adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak.
 Lebih sering dijumpai daripada OA sekunder.
Apakah ada pembagiannya?

2. OA Sekunder
• OA yang didasari oleh kelainan endokrin, inflamasi,
metabolik,pertumbuhan, herediter, jejas makro dan
mikro serta imobilisasi yang terlalu lama .
Bagaimana bisa terjadi OA?

Menurut Isbagio, (2000); Felson (2006).


1. Tulang rawan sendi
Stage I
Gangguan atau perubahan matriks kartilago. Berhubungan
dengan peningkatan konsentrasi air yang mungkin
disebabkan gangguan mekanik, degradasi makromolekul
matriks, atau perubahan metabolisme kondrosit. Awalnya
konsentrasi kolagen tipe II tidak berubah, tapi jaring-jaring
kolagen dapat rusak dan konsentrasi aggrecan dan derajat
agregasi proteoglikan menurun.
Bagaimana bisa terjadi OA?
Stage II :
• Respon kondrosit terhadap gangguan atau perubahan
matriks.
• Ketika kondrosit mendeteksi gangguan atau perubahan
matriks,kondrosit berespon dengan meningkatkan sintesis
dan degradasi matriks, serta berproliferasi.
• Respon ini dapat menggantikan jaringan yang rusak,
mempertahankan jaringan, atau meningkatkan volume
kartilago. Respon ini dapat berlangsung selama bertahun-
tahun.
Bagaimana bisa terjadi OA?

Stage III :
• Penurunan respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit
untuk menggantikan atau mempertahankan jaringan
mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendidisertai dan
diperparah oleh penurunan respon kondrosit.
• Penyebab penurunan respon inibelum diketahui, namun
diperkirakan akibat kerusakan mekanis pada jaringan,
dengan kerusakan kondrosit dan downregulasi respon
kondrosit terhadap sitokin anabolik.
Bagaimana bisa terjadi OA?

2. Perubahan Tulang.
• Perubahan tulang subchondral yang mengikuti
degenerasi tulang rawan sendi meliputi peningkatan
densitas tulang subchondral,pembentukan rongga-rongga
yang menyerupai kista yang mengandung jaringan
myxoid, fibrous, atau kartilago.
• Respon ini muncul paling sering pada tepi sendi tempat
pertemuan tulang dan tulang rawan yang berbentuk bulan
sabit (crescent).
Bagaimana bisa terjadi OA?

• Peningkatan densitas tulang merupakan akibat


daripembentukan lapisan tulang baru pada trabekula
biasanya merupakan tanda awal dari penyakit degenerasi
sendi pada tulang subchondral, tapi pada beberapa sendi
rongga – rongga terbentuk sebelum peningkatan densitas
tulang secara keseluruhan.
• Pada stadium akhir dari penyakit, tulang rawan sendi
telah rusak seluruhnya, sehingga tulang subchondral
yang tebal dan padat kini berartikulasi dengan permukaan
tulang “denuded” dari sendi lawan.
Bagaimana bisa terjadi OA?

• Remodeling tulang disertai dengan kerusakan tulang sendi rawan


mengubah bentuk sendi dan dapat mengakibatkan shortening
dan ketidakstabilan tungkai yang terlibat.
• Pada sebagian besar sendi sinovial, pertumbuhan osteofit diikuti
dengan perubahan tulang rawan sendi serta tulang subchondral
dan metafiseal.
• Permukaan yang keras, fibrous, dan kartilaginis ini biasanya
muncul di tepi-tepi sendi. Osteofit marginal biasanya muncul pada
permukaan tulang rawan, tapi dapat muncul juga di sepanjang
insersi kapsul sendi (osteofit kapsuler).
Bagaimana bisa terjadi OA?

• Tonjolan tulang intraartikuler yang menonjol dari


permukaan sendi yang mengalami degenerasi disebut
osteofit sentral.
• Sebagian besar osteofit marginal memiliki pernukaan
kartilaginis yang menyerupai tulang rawan sendi yang
normal dan dapat tampak sebagai perluasan dari
permukaan sendi. Pada sendi superfisial, osteofit ini
dapat diraba, nyeri jika ditekan, membatasi ruang gerak,
dan terasa sakit jika sendi digerakkan. .
Bagaimana bisa terjadi OA?

• Tiap sendi memiliki pola karakter yang khas akan pembentukan


osteofit di sendi panggul, osteoarthritis biasanya membentuk
cincin disekitar tepi acetabulum dan tulang rawan femur.
• Penonjolan osteofit sepanjang tepi inferior dari permukaan
artikuler os humerus biasanya terjadi pada pasien dengan
penyakit degenartif sendi glenohumeral.
• Osteofit merupakan respon terhadap proses degerasi tulang
rawan sendi dan remodelling tulang sudkhondral, termasuk
pelepasan sitokin anabolik yang menstimulasi proliferasi dan
pembentukan sel tulang dan matrik kartilageneus
Bagaimana bisa terjadi OA?

3. Jaringan Periartikuler.
• Kerusakan tulang rawan sendi mengakibatkan perubahan
sekunder dari synovium, ligamen, kapsul, serta otot yang
menggerakan sendi yang terlibat.
• Membran sinovial sering mengalami reaksi inflamasi ringan serta
sedang dan dapat berisi fragmen-fragmen dari tulang rawan
sendi.Semakin lama ligamen, kapsul dan otot menjadi kontraksi.
• Kurangnya penggunaan sendi dan penurunan ROM
mengakibatkan atrofi otot. Perubahan sekunder ini sering
mengakibatkan kekakuan sendi dan kelemahan tungkai
Bagaimana ciri-ciri seseorang terkena Osteoarhtritis ?

Menurut Soeroso et al ., (2009).


Pada umumnya pasien osteoarthritis mengatakan bahwa
keluhankeluhannya sudah berlangsung lama, tetapi
berkembang perlahan-lahan.
Persendian yang paling sering terkena OA adalah pada
vertebra, panggul (hip), lutut, dan pergelangan kaki.
Diperkirakan 30 – 40% lansia berusia 65 tahun terkena
osteoarthritis pada lutut
Bagaimana ciri-ciri seseorang terkena Osteoarhtritis ?

• Ciri - ciri gejala OA yaitu


Nyeri sendi
Hambatan gerakan sendi
Kaku sendi pagi hari
Atrofi otot-otot sekitar sendi
Krepitasi
Pembesaran sendi (deformitas)
Perubahan gaya berjalan.
Bagaimana cara menegakkan diagnosis OA ?
• Diagnosis OA dapat ditegakkan berdasarkan kriteria klinis
menurut American College of Rheumatology (ACR). Berdasarkan
kriteria tersebut, OA dapat ditegakkan apabila:
1. Nyeri sendi
2. Memenuhi tiga kriteria dari enam hal berikut:
a. Umur lebih dari 50 tahun
b. Kaku sendi kurang dari 30 menit
c. Krepitasi
d. Nyeri tulang
e. Pembengkakan tulang (bone enlargement )
f. Tidak hangat/panas pada perabaan
Bagaimana cara mendiagnosis OA?
• Derajat osteoartritis lutut dinilai menjadi lima derajat oleh Kellgren
dan Lawrence.
0 : tidak ada gambaran osteoarthritis.
1 : osteoarthritis meragukan dengan gambaran sendi normal,
tetapi terdapat osteofit minimal.
2 : osteoarthritis minimal dengan osteofit pada 2 tempat, tidak
terdapat sklerosis dan kista subkondral, serta celah sendi baik.
3 : osteoarthritis moderat dengan osteofit moderat, deformitas
ujung tulang, dan celah sendi sempit
4 : osteoarthritis berat dengan osteofit besar, deformitas ujung
tulang, celah sendi hilang, serta adanya sklerosis dan kista
subkondral.
Bagaimana Penatalaksanaannya ?

• Penatalaksanaan pasien OA dimulai dengan dasar diagnosis dari


anamnesis yang cermat, pemeriksaan fisik, temuan radiografi,
penilaian sendi yang terkena. Pengobatan harus direncanakan
sesuai kebutuhan individual.
• Tujuan terapi adalah :
 menghilangkan rasa nyeri dan kekakuan
menjaga atau meningkatkan mobilitas sendi
membatasi kerusakan fungsi
mengurangi faktor penyebab
mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup.
• Prinsip penanganan OA Genu
mengurangi beban sendi pada lutut
memperkuat otot sekitar lutut
memberi nutrisi pada sendi lutut
• Penatalaksanaan meliputi :
 Farmakologi
Non farmakologi
Operasi
Farmakologi

Menurut Hansen & Elliot (2005) :


a. Lini Pertama
Pengobatan saat ini hanya bersifat simptomatik dengan
obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dikombinasi dengan
program rehabilitasi dan proteksi sendi. Pada stadium lanjut
dapat dipikirkan berbagai tindakan operatif.
Farmakologi

b. Lini Kedua
Penggunaan nutrisi seperti glukosamin dan chondroitin
sulfat masih kontroversial.
Injeksi articular dengan kortikosteroid, dapat menurunkan
rasa sakit pada jangka waktu yang pendek. Dengan asam
hialuronat dapat menurunkan sedikit rasa sakit
Pemberian opioid dapat digunakan pada pasien dengan
rasa sakit yang sangat berat dan pasien yang tidak
kooperatif
Non-Farmakologi
A. Edukasi Pasien
• Edukasi pasien, teman, dan keluarga pasien untuk
mendorong pasien berpartisipasi dalam program yang
ada, misalnya program edukasi pasien; program self-
management ; kelompok pendukung arthritis, dan
sebagainya.
• Dalam program ini pasien belajar memahamiOA yang
meliputi: proses penyakit, prognosis, pilihan terapi,
perubahan paradigm bahwa OA dianggap sebagai
penyakit yang tidak dapat dihindari.
Non-Farmakologis (Edukasi Pasien)

• Pasien juga belajar bagaimana mengurangi rasa sakit,


latihan fisik dan relaksasi, komunikasi dengan staf
kesehatan, dan pemecahan masalah, dapat menghadapi
secara fisik, emosi dan mental, mempunyai kendali lebih
baik terhadap OA, meningkatkan percaya diri untuk hidup
aktif dan mempunyai hidup yang tidak tergantung orang
lain.
Non-farmakologi
B. Terapi Fisik & Occupational Therapy
1. Istirahat : pada stadium akut untuk mengurangi nyeri,
edem dan mencegah bertambahnya kerusakan rawam
sendi
2. Modalitas fisik:
Terapi dingin : Diberikan pada fase akut untuk mengurangi nyeri,
edem serta mengurangi degradasi rawan sendi oleh enzim
kolagenase.Efek fisiologis terapi dingin adalah vasokonstriksi
pembuluh darah dan perlambatan perdarahan, mengurangi edem
dan mengurangi inflamasi akut. Terapi dingin dapat berupa kompres
es pada bagian yang nyeri selama 15-20 menit atau massage ice
tube selama 5 menit.
Non-FarmakologicTerapi Fisik & Occupational
Therapy (Modalitas Fisik)
 Terapi panas
 Pada stadium subakut dan kronis untuk mengurangi nyeri, menambah
kelenturan sendi, melemaskan otot dan melenturkan jaringan ikat. Efek
fisiologis terapi panas adalah vasodilatasi meningkatkan penyerapan
nutrisi, leukosit dan antibodi, meningkatkan pembuangan sisa
metabolik dan sisa jaringan, membantu resolusi kondisi inflamasi.
Beberapa mekanisme analgetik yaitu vasodilatasi yang
menghasilkanpengurangan nyeri iskemik dan pembuangan mediator
nyeri,respon mediator endorfin.
 Terapi panas terdiri dari: Terapi panas superfisial : kompres hangat, hot
pack, infrared . Terapi panas dalam: Short Wave Diathermy (SWD),
Micro Wave Diathermy (MWD), Ultrasonic Diathermy (USD)
Non-FarmakologicTerapi Fisik & Occupational
Therapy (Modalitas Fisik)
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulators (TENS)
merupakan salah satu jenis elektroterapi yang
menggunakan daya listrik kecil untuk mengurangi nyeri.
Non-Farmakologi
C. Latihan Fisik
Latihan luas gerak sendi (LGS) /fleksibilitas dan
peregangan/stretching untuk penguatan
Latihan Aerobik: Latihan aerobik penting untuk penderita OA lutut
karena pada penderita OA lutut sering terjadi penurunan kapasitas
aerobik sebagai akibat kurangnya aktivitas. Manfaat latihan aerobik
antara lain meningkatkan kapasitas aerobik, kekuatan otot, daya
tahan, serta pengurangan berat badan.
Latihan Fungsional : latihan yang bertujuan mengatasi gangguan
fungsional khusus yang dialami pasien. Latihan ini berupa latihan
penguatan dengan modifikasi aktivitas sehari-hari.
Non-Farmakologi
D. Istirahat dan merawat persendian
• Rencana penyembuhan termasuk penjadwalan istirahat.
• Pasien harus belajar mendeteksi tanda-tanda tubuh, dan tahu
kapan harus menghentikan atau memperlambat aktivitas, untuk
mencegah rasa sakit karena aktivitas berlebihan.
• Beberapa pasien merasakan teknik relaksasi, pengurangan stres,
dan biofeedback sangat membantu. Penggunaan bidai atau
penahan (braces) memberikan dukungan ekstra pada otot yang
lemah. Mereka juga menjaga persendian pada posisi yang benar
selamatidur maupun beraktivitas.
• Bidai hanya dipakai untuk masa terbatas sebab otot
membutuhkan latihan untuk mencegah kekakuan dan kelemahan.
Non-Farmakologi

E. Pengendalian Berat Badan


• Kelebihan berat badan meningkatkan beban biomekanik
padasendi penyangga berat.
• Pengurangan berat badan dikaitkan dengan pengurangan
simtom dan kecacatan. Penurunan 2,5kg dapat
menurunkan Tekanan biomekanik pada sendi penyangga
beban. Diet yang sehat dan olahraga akan sangat
membantu (Barrack et al., 2006).
OPERASI

• Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak


berhasil, untuk mengurangi rasa sakit, dan juga untuk
melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang
mengganggu aktivitas sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai