Anda di halaman 1dari 35

OSTEOARTRITIS,

RHEUMATOID ARTHRITIS,
GOUT ARTHRITIS
RAGIL AIDIL FITRIASARI ADDINI, S. FTR., M.K.M
DEFINISI
Osteoarthritis (OA) -> bahasa Yunani => arthron = sendi dan itis =
inflamasi.

Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana


keseluruhan struktur dari sendi mengalami perubahan patologis.
Ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi,
meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang,
pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula sendi,
timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang
menghubungkan sendi
ETIOLOGI
• OA dibagi dua jenis : OA Primer dan OA sekunder. Etiologi OA primer
tidak diketahui. OA sekunder adalah akibat dari faktor yang diketahui
seperti cedera pada sendi sebelumnya, riwayat mobilisasi berlebih pada
sendi, stress berulang akibat pekerjaan atau olahraga, obesitas.
Kecenderungan genetic diperkirakan terutama berkaitan dengan OA .
OA biasanya bersifat unilateral dengan kemungkinan satu lutut yang
terkena atau satu bahu.
• Oa dikaitkan dengan kehilangan kartilago pada sendi, mengakibatkan
penurunan ruang sendi antara ujung tulang sendi. Kehilangan mobilitas
sendi yang terkena mengakibatkan penurunan fungsi jangka panjang
pasie.
Tanda & Gejala
• Tanda dan gejala OA meliputi kerusakan pada kartilago hialin pada tahap awal.
Mekanisme kerusakan kartilago adalah melalui pemecahan serabut kolagen dan
disorganisasi proteoglikan, menyebabkan kartilago mengabsorpsi air. Absorpsi
air oleh kartilago menyebabkan terbentuknya keretakan pada permukaan
kartilago/Fibrilasi. Retakan sendi ini saling menyatu dan kepingan kartilago
mengelupas ke dalam rongga sendi. Kepingan yang terkelupas dapat
menyebabkan sumbatan atau ketidaknyamanan jika kepingan terperangkap di
lapisan sendi dan dapat menyebabkan penurunan LGS.
• Cairan synovial pada akhirnya akan mengabsopsi kepingan kartilago. Kartilago
hialin secara bertahap menjadi lebih tipis dan terus menipis hingga tidak ada
kartilago yang tersisa. Tulang dibawah kartilago menjadi licin dan halus akibat
gesekan antar tulang, menyebabkan eburnation (tampilan licin & halus).
• Ujung tulang berubah bentuk sebagai akibat dari proses degenerative
dengan penipisan kaput femoral pada pinggul dan penipisan condilus
tibia pada lutut. Akibat dari eburnasi dan kerusakan lain pada tulang,
kista terbentuk di subkondral (tepat dibawah permukaan) tulang.
• Osteofit akan berkembang pada tepi sendi yang dapat mengganggu
pergerakan sendi dan pada beberapa kasus dapat pecah dan
mengakibatkan sumbatan di dalam sendi. Iritasi dari fragmen tulang
di dalam sendi dapat menyebabkan sinovitis (inflamasi membrane
sinovial).
• Membran synovial menjadi hipertrofi dan mulai kehilangan
kemampuan untuk menghasilkan cairan synovial.
Gambaran Klinis OA
• Nyeri saat menopang beban, disebabkan oleh membrane synovial terjepit
dan hipertrofi, dan nyeri tulang akhibat dari gesekan secara bersamaan
ujung tulang.
• Kekauan setelah inaktivitas yang pulih dengan pergerakan
• Penurunan ROM disebabkan oleh spasme otot, kontraktur
• Atrofi otot, kelemahan, spasme sebagai akibat tidak digunakan dan
pereganagn berlebih otot
• Deformitas dan pembesaran sendi
• Krepitus sendi sebagai akibat gesekan tulang pada tulang
• Penurunan fungsi atau kehilangan sebagai akibat nyeri dan kelemahan otot
Derajat OA
Klasifikasi radiografi osteoartritis menurut kriteria Kellgren-Lawrence
Derajat Klasifikasi Gambaran Radiografis
0 Normal Tidak ada gambaran radiografis
yang abnormal
1 Meragukan Tampak Osteofit
2 Minimal Tampak osteofit, celah sendi
normal
3 Sedang Osteofit jelas, penyempitan
celah sendi
4 Berat Penyempitan celah sendi berat
• OA pada Panggul
Pada OA panggul sering kali dialihkan ke hip
dan ke arah distal di sepanjang aspek anterior
tungkai atas pada lutut. Pola pengalihan nyeri
ini mengikuti pola dematom saraf yang
menyuplai hip joint. Dermatom adalah area
kulit luar yang disuplai oleh saraf spinal
khusus.
Otot yang terlibat mencakup fleksor hip,
adductor dan rotator lateral semua cenderung
mengalami spasme. Kelemahan dan atrofi
terjadi pada seluruh otot panggul (ekstensor
hip dan abduktor).
Kelemahan otot menyebabkan penurunan
fungsi, dengan pasien mengalami kesulitan
bangkit dari kursi sebagai akibat dari
kelemahan dari ekstensor panggul.
• Keseimbangan berdiri juga terpengaruh karena kelemahan abductor,
menyebabkan penurunana stabilitas pelvis.
• Pasien mengalamni pola berjalan trendelenburg sebagai dari
ketidakmampuan abductor hip untuk mempertahankan kesejajaran
pelvis di atas tungkai yang lurus pada posisi berdiri dengan satu
tungkai.
• OA Lutut
Pada OA lutut, spasme otot sering kali terjadi pada otot-otot lutut, menyebabkan
deformmitas/kontrkatur fleksi lutut. Otot quadrisep menjadi atrofi dan lemah =>
deformitas Genu Valgus.
Lutut dapat tampak sangat besar sebagai akibat dari kombinasi atrofi quadrisep,
terutama vastus medialis dan pembesaran sendi karena hipertrofi synovial. Nyeri
terasa di anterior. Pasien sering kali pincang sebagai akibat nyeri dan keterbatasan
ekstensi knee. Kesulitan menaiki tangga dan berjalan pada area landai juga dialami
karena kelamahan quadrisep.
• OA Tangan
Oa tangan cenderung lebih lambat selama
bertahun-tahun dan biasanya tidak banyak
mengganggu fungsi. Nodus Heberden dapat
ditemukan pda sendi interphalangeal distal.
Nodus ini terdiri dari katrilago. Nodus serupa
sering ditemukan pada interphalangeal
proksimal yang disebut Nodus Bouchard.
Deviasi radial atau ulnar phalang distal dapat
terjadi pada OA tahap lanjut.

• OA Kaki
OA kaki terutama melibatkan sendi
metatarsophalangeal dengan mengakibatkan
deformitas Hallux Valgus (bengkak pada ibu
jari).
Pengukuran kemampuan Fungsional pasien OA
Indeks Barthel
• Pengukuran meliputi 10 kemampuan
• Score : 0 – 100
• Shah et al. kategori utk 10 kemampuan
• 0 – 20 : ketergantungan penuh
• 21 – 60 : ketergantungan berat
• 61 – 90 : ketergantungan moderat
• 91 – 99 : ketergantungan ringan
• 100 : mandiri
Exercise & Intervensi
• Active Exercise
• Static contraction
• Active resisted
• Strengthening exercise
• Stretching exercise
• IR
• TENS

• Edukasi : mengontrol berat badan, konsumsi makanan yang mengandung vitamin D


untuk meningkatkan densitas tulang, berjemur di bawah sinar matahari pagi hari,
melakukan latihan yang diberikan terapis.
• Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efek dari
metode latihan kontraksi
isometrik quadricep pada
pengobatan osteoarthritis
lutut.
• Dalam posisi terlentang, dengan lutut dan pinggul satu
ekstremitas bawah tertekuk dalam posisi netral,
mengganjal sisi lain ekstremitas bawah (sisi yang terkena)
dengan pergelangan kaki tertekuk 90 ° dan sendi lutut
diperpanjang pada 0 °; lakukan kaki lift dengan ketinggian
10 cm dipertahankan selama 10 detik, lalu perlahan
turunkan anggota badan; istirahat selama 2 detik, lalu
ulangi proses 10 kali sebagai satu set.

• Pada posisi lateral, dengan lutut dan pinggul ekstremitas


bawah di atas meja tertekuk pada 90 °, mengangkat yang
lain ekstremitas bawah (sisi yang terkena dampak) ke
posisi level (sekitar Tinggi 10 cm) selama 10 detik, lalu
perlahan-lahan turunkan anggota badan; istirahat selama
2 detik, lalu ulangi proses 10 kali sebagai satu set.

• Dalam posisi duduk, dengan kedua sendi lutut tertekuk


30 °, pegang bola di antara kaki selama 10 detik, lalu
lepaskan bola perlahan; istirahat selama 2 detik, lalu
ulangi proses 20 kali sebagai satu set
Rheumatoid Arthritis
• Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit
autoimun dimana persendian (biasanya
tangan dan kaki) mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan
seringkali menyebabkan kerusakan pada
bagian dalam sendi.
• Penyebab RA sampai saat ini belum
diketahui secara pasti.
• RA adalah penyakit sistemik, namun
karakteristik lesi terlihat pada sinovium
atau dalam nodul rheumatoid. Sinovium
dipenuhi pembuluh-pembuluh darah baru
dan sel-sel inflamasi.
Gambaran Klinis Rheumatoid Arthritis
• Pada fase awal, karakteristik RA umumnya adalah keterlibatan sendi-
sendi tangan dan kaki (sendi metacarpophalangeal, proximal
interphalangeal, dan sendi metatarsophalangeal).
• Manifestasi klinis sistemik seperti kelemahan, mudah lelah, dan
penurunan berat badan sering terjadi. Pasien RA biasanya mengeluh
nyeri pada sendi baik pada saat istirahat maupun saat beraktivitas,
disertai dengan sendi yang bengkak dan kaku.
• Pembengkakan sendi ini disebabkan oleh penebalan sinovium dan
efusi sinovial. Pembengkakan ini semakin tampak jelas oleh karena
disertai dengan adanya atrofi dari otot-otot sekitarnya.
Beberapa deformitas sendi spesifik
dihubungkan dengan RA :
1. Trigger Finger : kondisi nyeri yang
disebabkan oleh tenosynovitis
(inflamasi selubung tendon) fleksor
jari tangan. Menghasilan jenis
gerakan bersuara gemeretak ketika
berupaya memfleksikan dan
mengektensikan jari tangan. Trigger
finger dapat disebabkan oleh nodulus
rheumatoid yang berdekatan dengan
tendon fleksor.
2. Deformitas Boutonniere : jari tangan
hiperekstensi sendi interfalang distal (DIP),
fleksi PIP dan hiperekstensi MCP.
- Stadium I : dinovitis sendi PIP ringan,
sendi MCP normal, dan sendi DIP
mungkin / tidak mengalami
hiperekstensi.
- Stadium II : sendi PIP memperlihatkan
kontraktur fleksi yang moderat sebesar
30-40 derajat, hiperekstensi pada sendi
MCP, dan terjadi beberapa kehilangan
fungsi jari tangan.
- Stadium III : dicirikan oleh penghancuran
sendi PIP, bentuk paling berat, dan
pembedahan dapat dilakukan
3. Deformitas leher angsa : pada jari
tangan meliputi fleksi sendi DIP dan
hiperekstensi sendi PIP.
Deformitas leher angsa yang berasal
dari RA biasanya disebabkan oleh
adhesi dan pemendekan tendon
ekstensor jari tangan dan kapsula
sendi.
Pada saat stadium awal, bebat dapat
digunakan untuk mempertahankan
sendi dalam posisi fungsional, tetapi
pada stadium lanjut diperlukan
atroplasti.
4. Deformitas penyimpangan ulnar :
gangguan ligament kolateral sendi
MCP. Jari tangan menyimpang ke sisi
ulnar tangan. Biasanya disebut
deformitas Z karena bentuk yang
diadopsi oleh tangan.
Artroplasti MCP dapat dilakukan
untuk mengoreksi deformitas ini dan
dapat digunakan untuk
memperbaiki ROM, tetapi secara
fungsional genggaman tdk membaik.
Perbandingan OA dan RA
OA RA

Karateristik • Asimetris (satu sendi terlibat) • Simetris dengan inflamasi di sendi perifer
• Fibrilasi dan fragmentasi kartilago articular, • Faktor rheumatoid di dalam darah
eburnasi (pengerasan) ujung tulang, osteofit di • Hipertrofi sinovium dengan sinovitis dan deposisi
tepi / bawah permukaan ujung tulang, perubahan kompleks imun.
bentuk ujung tulang dengan hipertrofi membrane • Osteoporosis/osteopenia tulang yang berdekatan
synovial. dengan sendi yang terganggu, pengurangan
• Ligamen mengalami kontraksi/meregang rongga sendi
• Atrofi otot akibat tdk digunakan • Atrofi otot, rupture tendon dan ligament, nodulus
• Degenerasi fibrosa pada kapsula dan penurunan kulit
rongga sendi

Deformitas • Nodus heberden (DIP) • Deformitas Boutonniere’s (Ext DIP/Flex


• Nodus Bouchard’s (PIP) PIP/hiperekstensi MCP)
• Genu varus (melengkung kerah lateral) • Deformitas leher angsa (flx DIP/Ext PIP)
• Trigger Finger (fleksor tenosinovitis)
• Genu Valgum (melengkung kearah medial)

Gambaran klinis • Nyeri pada saat menahan berat badan yang • Nyeri saat istirahat / menahan berat badan, nyeri
terganggu malam hari umum terjadi, keterlibatan sendi
• Kaku setelah inaktivitas yang berkurang setalah simetris
bergerak • Kaku diawal pagi yang berlangsung selama >1 jam
• Penurunan ROM dengan / tanpa nyeri • Penurunan ROM dengan nyeri
• Atrofi otot, kelemahan dan spasme otot • Keterlibatan PIP dan MCP tangan dan kaki
• Krepitus sendi • Keletihan berat
• Deformitas sendi dan pembesaran sendi • Peningkatan insiden fraktur yang disebbakan oleh
• Penurunan fungsi pada sendi yang terganggu osteoporosis
• Penurunan fungsi yang berat
• Inflamasi
Terapi RA
• Tujuan terapi RA adalah mengurangi nyeri dan pembengkakan pada sendi,
menghilangkan kekakuan sendi, dan mencegah pengrusakan sendi lebih
lanjut.
• Manajemen fisioterapi diarahkan pada peningkatan aktivitas fungsional,
meminimalkan deformitas sendi dan pemeliharaan sendi, memperbaiki
ROM, memperkuat otot, dan adaptasi pada ADL.
• Latihan Aktif : latihan ini berkonsentrasi pada penguatan kelompok otot yang
lemah, peningkatan kondisi kardiovaskuler, dan membantu pasien untuk
mencapai tingkat fungsional maksimal.
• Peregangan Pasif
• Hidroterapi
• Modalitas elektrik :
1. Penggunaan modalitas seperti stimulasi elektrik neuromuscular
dapat dikombinasikan dengan latihan aktif untuk membantu membetuk
massa dan kekuatan otot. Pada stadium akut ES ini menjadi
kontraindikasi.
Pada pasien geriatric ketika menggunakan modalitas stimulasi elektrik,
jangn gunakan plaster untuk melkatkan elektroda, tetapi gunakan tali
lembut untu meletakkan elektroda.
2. Ultrasound dapat membantu untuk mengurangi nyeri dan edema
serta membantu meningkatkan mobilitas sendi selama stadium non
akut.
• Pada pasien geriatric jika diperlukan
sebuah walker, pasien dapat
menumpukan tungkai pada walker.
Walker beroda dapat meminimalkan
risiko cedera.

Ingatkan pasien untuk menghentikan latihan jika terjadi nyeri


yang meningkat
Pencegahan
• Etiologi untuk penyakit RA ini belum diketahui secara pasti, namun
berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk menekan faktor risiko:
1. Membiasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk
mengurangi risiko peradangan.
2. Melakukan peregangan setiap pagi untuk memperkuat otot sendi.
Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan antara lain, jongkok-bangun,
menarik kaki ke belakang pantat, ataupun gerakan untuk melatih
otot lainnya.
3. Menjaga berat badan. Jika orang semakin gemuk, lutut akan bekerja
lebih berat untuk menyangga tubuh
Gout
• Artritis gout merupakan salah satu penyakit
metabolik (metabolic syndrom) yang terkait
dengan pola makan diet tinggi purin dan
minuman beralkohol. Penimbunan kristal
monosodium urat (MSU) pada sendi dan
jaringan lunak merupakan pemicu utama
terjadinya keradangan atau inflamasi pada
gout artritis.
• Masalah akan timbul jika terbentuk kristal-
kristal monosodium urat (MSU) pada sendi-
sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal
berbentuk seperti jarum ini mengakibatkan
reaksi peradangan yang jika berlanjut akan
menimbulkan nyeri hebat
Etiologi
• Penyebab gout dianggap sebagai gabungan dari faktor keturunan dan
lingkungan. Gout yang diturunkan melibatkan ketidakmampuan
metabolic untuk memproses asam urat di dalam tubuh.
• Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) merupakan
faktor utama terjadinya artritis gout.
Tanda & gejala
• Kasus gout paling banyak terjadi pada metatarsophalangeal joint ibu jari
kaki, tetapi gangguan ini dapat menyerang berbagai sendi dalam tubuh
terutama knee, ankle dan elbow.
• Kristal asam urat yang panjang dan tajam menstimulasi reaksi inflamasi
akut pada sendi. Episode akut gout sangat nyeri dan dapat dikaitkan
dengan gejala sistemik yang meliputi takikardi, demam, dan keletihan.
• Gout kronik sedikit nyeri tetapi dikaitkan dengan deformitas tulang.
Erosi ujung tulang terjadi didalam sendi. Asam urat yang terkumpul di
bawah kulit disebut tophi. Penumpukkan asam urat juga dapat
menyebabkan disfungsi ginjal dan batu ginjal.
Intervensi PT
• Tujuan pengobatan pada penderita artritis gout adalah untuk mengurangi
rasa nyeri, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah terjadinya
kelumpuhan. Terapi yang diberikan harus dipertimbangkan sesuai dengan
berat ringannya artrtitis gout.
• Untuk mencegah kekakuan dan nyeri sendi, dapat dilakukan latihan fisik
ringan berupa latihan isometrik, latihan gerak sendi dan latihan fleksibiltas
yang keseluruhan itu tercakup dalam stabilisasi sendi
• Fisioterapi tidak memainkan peran penting dalam penatalaksanaan gout
tetapi dapat membantu pengaturan posisi sendi yang terkena. Aktivitas
selama episode akut gout di kontraindikasi karena nyeri hebat.
• Terapi gout adalah melalui perubahan gaya hidup seperti menurunkan
asupan alcohol, menghindari makanan yang tinggi purin, mempertahankan
kadar hidrasi.

Anda mungkin juga menyukai