Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST NATAL

Disusun Oleh:
Vina Ari Desfitri
(P032014401080)

( ) ( )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

 
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan tugas laporan pendahuluan ini sebagai
pemenuhan tugas dinas mengenai Post Natal ini tepat pada waktunya. Tanpa
rahmat dan pertolongan-Nya, saya tidak akan mampu menyelesaikan tugas
laporan pendahuluan ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang syafaatnya kita nantikan kelak. 
Laporan pendahuluan ini dirancang agar pembaca dapat memperluas ilmu
mengenai Post Natal yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan pendahuluan ini tidaklah
sempurna. Saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari pembaca, sehingga dalam penyusunan laporan pendahuluan yang akan datang
menjadi lebih baik. Demikian yang dapat saya sampaikan, akhir kata semoga
laporan pendahuluan  ini dapat bermanfaat untuk kita semua. 

Bukittinggi, 27 Maret 2022

                        Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
A. PENDAHULUAN..................................................................................................4
1. Latar belakang\...................................................................................................4
2. Tujuan................................................................................................................5
B. KONSEP MEDIK..................................................................................................6
1. Definisi...............................................................................................................6
2. Anatomi dan Fisiologi........................................................................................6
3. Etiologi...............................................................................................................8
4. Patofisiologi.......................................................................................................8
5. Patoflowdiagram................................................................................................9
6. Manifestasi Klinis............................................................................................10
7. Komplikasi.......................................................................................................11
8. Pemeriksaan Diagnostik...................................................................................11
9. Penatalaksanaan Medis.....................................................................................12
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................13
1. Pengkajian........................................................................................................13
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................15
3. Intervensi Keperawatan....................................................................................15
4. Implementasi....................................................................................................17
5. Evaluasi............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19
A. PENDAHULUAN

1. Latar belakang\
Post Natal care atau Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. (Anggraini. 2010)

Post partum atau masa nifas disebut juga puerperium yang berasal dari bahasa
latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti
melahirkan. (Anggraini,2010)

Istilah puerperium (puer, seorang anak, dtitambah kata parere,


kembali ke semula) merujuk pada masa enam minggu antara terminasi
persalinan dan kembalinya organ reproduksi ke kondisi sebelum hamil.
Purperium meliputi perubahan progresif payudara untuk laktasi, serviks yang
mengeluarkan cairan lokia yang normal terjadi dalam tiga tahap yaitu lokia
rubra berwarna merah terang, lokia serosa berwarna merah muda, lokia
sanguilenta berwarna kecoklatan, lokia alba berwarna coklat keputih-putihan
dan lokia yang patologis yaitu lokia purulenta yang berbau busuk disertai
nanah. Perubahan yang disebabkan involusi adalah proses fisiologis normal.
Meskipun begitu, involusi yang mencolok cepat biasanya menandakan
adanya penyakit. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014)

Asuhan keperawatan pasca partum atau masa nifas untuk membantu


ibu baru dan keluarganya berhasil beradaptasi pada masa transisi setelah
kelahiran anak dan tuntutan menjadi orangtua. Penekanan asuhan
keperawatan pada masa ini adalah pada pengkajian dan modifikasi faktor
faktor yang mempengaruhi pemulihan ibu dari masa nifas untuk mengingat
komponen yang diperlukan dalam pengkajian post partum, banyak perawat
menggunakan istilah BUBBLE-LE yaitu termasuk Breast (payudara), Uterus
(rahim), Bowel (fungsi usus), Bladder (kandung kemih), Lochia (lokia),
Episiotomy (episiotomi/perinium), Lower Extremity (ekstremitas bawah), dan
Emotion (emosi). Kemampuannya untuk mengemban peran perawatan bayi
baru lahir, dan transisi peran dan kemampuan fungsional ibu serta
keluarganya.

2. Tujuan
Tujuan dibagi menjadi dua yaitu :

1) Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawata pada pasien post natal.
2) Tujuan Khusus
Untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien post natal
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien post
b. Penulis mampu menegakkan diagnosa pada pasien post natal
c. Penulis mampu menyusun intervensi pada pasien post natal
d. Penulis mampu menerapkan implementasi pada pasien post natal
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien post
B. KONSEP MEDIK

1. Definisi
Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu (Ary Sulistyawati, 2009). Masa nifas atau post partum adalah masa
setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas,
organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum
hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka
kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam Angka Kematian Ibu (AKI)
adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab
kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia, 2012).

2. Anatomi dan Fisiologi

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam
rongga pelvis dan di topang oleh lantai pelvis, dan genetalia externa, yang
terletak di perium. Stuktur reproduksi interna dan 9 eksterna berkembang
menjadi matur akibat rangsangan hormone ekstrogen dan progesterone
(Syarifudin & Fratidhini, 2009).

a. Struktur Eksterna
 Vulva
Vulva adalah nama yang di berikan untuk struktur
genetalia eksterna. Kata ini berarti penutup atau
pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran panjang,
mulai klitoris, kanan kiri di batasi bibir kecil sampai ke
belakangdibatasi perineum.
 Mons pubis
Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat
jarang di atas simfisis pubis.
 Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang
melengkung yang menutupi lemak dan jaringan kulit
yang menyatu dengan mons pubis. Labia mayora
melindungi Labiya minora, meatus urinarius dan introitus
vagina.
 Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora,
merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, tidak
berambut yang memanjang ke arah dari bawah klitoris
dan menyatu dengan fourchett.
 Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang
terletak tepat di bawah arkus pubis. Ujung badan klitoris
dinamai glans dan lebih sensitive dari pada badannya.

b. Struktur Internal
 Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah
dan di belakang tuba falopi. Dua fungsi ovarium adalah
menyelanggarakan ovulasi dan memproduksi hormone.
 Tuba Fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini
memanjang ke arah lateral, mencapai ujung bebas
legamen lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap
ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan
berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi
ovum
 Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muscular, pipih,
cekung, yang tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus
normal memiliki bentuk simetris.

Fisiologi reproduksi wanita bagian interna terdiri dari :

o Liang senggama (vagina) adalah liang atau saluran fibromuskuler elastis


yang menghubungkan uterus dan vulva, terletak di antara saluran kemih
dan liang dubur.

o Rahim (uterus) adalah suatu struktur otot yang cukup kuat , bagian
luarnya ditutupi oleh peritoneum dan bagian dalamnya di lapisi oleh
mukosa Rahim
Bagian uterus antara lain :

- Fundus uteri adalah bagian uteri proksimal, disini kedua tubafalopi


masuk ke uterus.

- Korpus uteri adalah bagian uterus terbesar pada kehamilan,


bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin
berkembang.

- Servik uteri terdiri dari pars vaginalis servisis uteri dan pars supra
vaginalis servisis uteri

3. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti di ketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,
pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah,2011).

4. Patofisiologi
Pada kasus post partus spontan akan terjadi perubahan fisiologis dan
pesikologis, pada perubahan fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan
terjadi peningkatan kadar ocytosis, peningkatan kontraks uterus sehingga
muncul masalah keperawatan nyeri akut, dan perubahan pada vagina
dan perineum terjadi ruptur jaringan terjadi trauma mekanis, personal hygine yang
kurang baik, pembulu darah rusak menyebabkan genetalia menjadi kotor dan
terjadi juga pendarahan sehingga muncul masalah keperawatan resiko infeksi.
Perubahan laktasi akan muncul struktur dan karakter payudara. Laktasi di
pengaruhi oleh hormon estrogen dan peningkatan prolaktin, sehingga terjadi
pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah di payudara berurai
dari uterus (involusi) dan refensi darah di pembuluh payudara maka akan
terjadi bengkak dan penyempitan pada duktus intiverus. Sehingga asi tidak
keluar dan muncul masalah keperawatan menyusui tidakefektif. Pada perubahan
psikologis akan muncul taking in (ketergantungan), taking hold ( ketergantungan
kemandirian), letting go (kemandirian). Pada perubahan taking in pasien akan
membutuhkan perlindungan dan pelayanan, ibu akan cenderung berfokus pada
diri sendiri dan lemas, sehingga muncul maslah keperawatan gangguan pola
tidur, taking hold pasien akan belajar mengenai perawatan diri dan bayi , akan
cenderrung informasi karena mengalami masalah keperawatan kurang
pengetahuan.

5. Patoflowdiagram
6. Manifestasi Klinis

1. Tanda permulaan persalinan.

Pada permulaan persalinan yang terjadi beberapa minggu sebelum


terjadi persalinan, dapat terjadi tanda -tanda sebagai berikut :

- Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

- Perasaan sering kencing karena kandung kemih tertekan


oleh bagian terbawah janin.
- Lightening atau setting, yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida.
- Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi
otot rahim.
- Terjadi pengeluaran lendir, di mana lendir menutup seviks di
lepaskan dan bisa bercampur darah (Bloody show).
Tanda tanda Post partus sebagai berikut : Menurut
Hafiffah, (2011) post partus di tandai oleh :
- Sistem reproduksi
- Uterus di tandai dengan kembalinya uterus ke kondisi normal setelah
hamil.
- Siklus menstruasi
Siklus menstruasi akan mengalami perubahan saat ibu mulai menyusui.

- Serviks

Setelah lahir serviks akan mengalami edema, bentuk distensi untuk


beberapa hari, struktur interna akan kembali setelah 2 minggu.

- Vagina

Nampak berugae kembali pada 3 minggu.

- Payudara

Payudara akan membesar karena vaskuralisasi dan engorgemen


(bengkang karena peningkatan prilaktin).

- Perineum

Akan terdapat robekan jika di lakukan episiotomi yang akan terjadi masa
penyembuhan selama 2 minggu.

7. Komplikasi
a) Perdarahan
Menurut Nanny, V (2011; h, 107) perdarahan pervaginam yang melebihi
500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan.
Sedangkan Menurut Manuaba (2010; h, 418) menyebutkan bahwa
perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama merupakan perdarahan
kala nifas sekunder.
b) Infeksi masa nifas
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat
genetalia dalam masa nifas. Cara terjadinya infeksi ini yaitu karena
manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang
berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada ke dalam rongga
rahim, alat-alat yang tidak suci hama, infeksi droplet, sarung tangan dan
alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari hidung,
tenggorokan dari penolongdan pembantunya atau orang lain (Sofian, A
2011; h, 281)

8. Pemeriksaan Diagnostik
 Laboratorium Pada post partum yang biasa di ukur yaitu kadar Hb,
hematokrit, kadar leukosit, golongan darah
 Pemeriksaan urine Pengambilan sampel urin dilakukan dengan
megggunakan cateter atau dengan teknik pengambilan bersih spesimen
ini dikirim ke laboratorium untuk dilakukan urinalisis rutin atau kultur
dan sensitivitas terutama jika kateter indwelling di pakai selama pasca
inpartum. Selain itu catatan prenatal ibu harus dikaji untuk mementukana
status dan rhesus dan kebutuhan therapy yang mungkin
9. Penatalaksanaan Medis
1) Nutrisi dan Cairan
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi yang seimbang,
terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Mengkonsumsi tambahan
500 kalori tiap hari. Minum minimal 3 liter air setiap hari. Pil zat besi
harus diminum, untuk menambah zat gizi setidaknya salaam 40 paska
persalinan. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa
memberikan vitamin A ke pada bayinya melalui ASI ibu.
2) Ambulasi dini
Ambulasi dini atau disebut juga early ambulation. Setelah ibu bersalin,
ibu akan merasa lelah. Maka dari ibu harus beristirahat dengan
cukup.Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan,
nifas dan sembuhnya luka.
3) Eliminasi
a. Miksi (BAK)
Kebanyakan pasien dapat melakukan BAK secara spontan dalam 8 jam
setelah melahirkan.
b. Defekasi (BAB)
Buang air besar biasanya akan tertunda salaam 2 sampai 3 hari
setelah persalinan karena enema prapersalinan, diet cairan, obatobatan
analgesic selama persalinan dan perineum yang sakit akibat perlukaan
jalan lahir.
4) Kebersihan diri/perineum
Kebersihan diri dapat membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan yang nyaman bagi ibu.
5) Istirahat
Ibu nifas sangat memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari.
6) Seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka pada
episiotomi telah sembuh dan lochia telah berhenti.
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian fisiologis

Pengkajian fisiologis lebih difokuskan pada proses involusi organ reproduksi,


perubahan biofisik sistem tubuh dan deteksi adanya hambatan pada proses\
laktasi. Area pengkajian fisiologis post partum antara lain:

a) Suhu
Suhu merupakan penanda awal adanya infeksi, suhu yang cenderung
tinggi juga dapat menandakan ibu mengalami dehidrasi. Suhu dikaji tiap
satu jam selama 8 jam setelah persalinan, kemudian dikaji tiap dua jam
sampai dengan 24 jam setelah persalinan.
b) Nadi, pernapasan dan tekanan darah
Frekuensi nadi yang lebih dari normal (diatas 100 kali/menit) sebagai
tanda adanya infeksi, hemoragi, nyeri, atau kecemasan. Tekanan darah
yang cenderung rendah dapat merupakan tanda syok atau emboli. Nadi,
pernapasan dan tekanan darah dikaji tiap 15 menit sampai dengan empat
jam setelah persalinan, kemudian dikaji tiap 30 menit sampai dengan 24
jam setelah persalinan.
c) Fundus, lokhea dan kandung kemih
Fundus dapat sedikit meninggi pasca persalinan, tetapi dihari berikutnya
fundus akan mulai turun sekitar satu cm sehingga pada hari ke 10 fundus
sudah tidak teraba. Hari-hari awal setelah persalinan, fundus akan teraba
keras dengan bentuk bundar mulus, bila ditemukan fundus teraba lembek
atau kendur menunjukkan terjadinya atonia atau subinvolusi. Ketika
dilakukan palpasi, kandung kemih harus kosong agar pengukuran fundus
lebih akurat. Kandung kemih yang terisi akan menggeser uterus dan
meningkatkan tinggi fundus. Lokhea dapat dijadikan sebagai acuan
kemajuan proses penyembuhan endometrium. Lokhea memiliki warna
yang berbeda setiap harinya, lokhea rubra (berwarna merah gelap, keluar
dari hari kesatu sampai hari ketiga setelah persalinan, jumlahnya sedang),
lokhea serosa (berwarna merah muda, muncul dihari ke empat sampai hari
ke 10 setelah persalinan, jumlahnya lebih sedikit dari lokhea rubra), lokhea
alba (berwarna putih kekuningan, muncul dari hari ke 10 sampai minggu
ketiga setelah persalinan, jumlahnya sangat sedikit). Munculnya
perdarahan merah segar setelah selesainya lokhea rubra atau setelah
selesainya lokhea serosa menandakan terjadinya infeksi atau hemoragi
yang lambat. Fundus, lokhea dan kandung kemih dikaji tiap 15 menit
sampai dengan empat jam setelah persalinan, kemudian dikaji tiap 30
menit sampai dengan 24 jam setelah persalinan.
d) Perineum
Pengkajian pada daerah perineum dimaksudkan untuk mengidentifikasi
ada tidaknya hematoma, memar (ekimosis), edema, kemerahan (eritema),
dan nyeri tekan. Bila ada jahitan luka, kaji keutuhan, perdarahan dan
tanda-tanda infeksi (kemerahan, nyeri tekan dan bengkak). Perineum
dikaji tiap satu jam sampai dengan 24 jam setelah persalinan.
e) Payudara dan tungkai
Pengkajian payudara meliputi bentuk, ukuran, warna, dan kesimetrisan
serta palpasi konsistensi dan deteksi apakah ada nyeri tekan guna
persiapan menyusui. Hari pertama dan kedua pasca melahirkan akan
ditemukan ekresi kolostrum yang banyak. Pengkajian pada tungkai
dimaksudkan untuk menetahui ada tidaknya tromboflebitis. Payudara dan
tungkai dikaji tiap satu jam sampai dengan 8 jam setelah persalinan,
kemudian dikaji tiap empat jam sampai dengan 24 jam setelah persalinan.

F) Eliminasi

Pengkajian eliminasi meliputi pengkajian bising usus, inspeksi dan palpasi


adanya distensi abdomen. Ibu post partum dianjurkan untuk berkemih
sesegera mungkin untuk menghindari distensi kandung kemih. Eliminasi
dikaji setiap 9 jam, kaji juga defekasi setiap harinya.

7) Pengkajian psikososial
Pengkajian psikososial ini difokuskan pada interaksi dan adaptasi ibu, bayi
baru lahir dan keluarga. Perawat melihat status emosianal dan respon ibu terhadap
pengalaman kelahiran, interaksi dengan bayi baru lahir, menyusui bayi baru lahir,
penyesuaian terhadap peran baru, hubungan baru dalam keluarga, dan peningkatan
pemahaman dalam perawatan diri (Reeder, Martin dan Koniak-Griffin, 2011).

2. Diagnosa Keperawatan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016), yaitu:

A. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.


B. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif, peningkatan
paparan organisme patogen lingkungan, malnutrisi, ketidakadekuatan
pertahanan tubuh primer, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala steatment yang dikerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan (PPNI, 2018).

Adapun rencana keperawatan yang disusun sesuai dengan diagnosa diatas, yaitu
sebagai berikut:

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria


Intervensi
. Keperawatan Hasi
1 Nyeri akut Tujuan : Manajemen Nyeri
berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan agen asuhan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
pencedera fisik. selama 1x24 jam, karakteristik, durasi,
diharapkan rasa nyeri frekuensi, kualitas,
menurun dengan intensitas, nyeri.
Kriteria 2. Identifikasi skala nyeri
hasil: Terapeutik
 Keluhan nyeri 3. Berikan teknik non
menurun formakologi untuk
 Merigis
menurun mengurangi rasa nyeri
 Gelisah 4. Kontrol lingkungan
menurun yang memperberat rasa
nyeri
Edukasi
5. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri.
6. Jelaskan srategi
meredakan nyeri
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan
pemberian analgetik
jika perlu
2 Risiko infeksi Tujuan : Pencegahan infeksi
berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan efek asuhan keperawatan 1. Monitor tanda dan
prosedur invasif selama 1x24 jam, gejala infeksi lokal
diharapkan derajat dan sistemik
infeksi berdasarkan Terapeutik
observasi menurun 2. Batasi jumlah
dengan Kriteria pengunjung
hasil: 3. Cuci tangan
 Kebersihan sebelum dan
badan sesudah berkontak
meningkat dengan pasien dan
 Nyeri menurun lingkungan pasien
Edukasi
4. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
5. Ajarkan cara
mencuci tangan
yang benar
6. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka operasi
Kalaborasi
7. Kalaborasikan
pemberian
imunisasi jika perlu

4. Implementasi
Adalah Inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik, tahap impelentasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
pada rencana strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Efendi &
Makhfudi, 2009) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan tindakan
keperawatan pada klien :
a) Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
b) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
c) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien
d) Memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga
e) Mengkaji ulang dan merivisi tindakan keperawatan yang diberikan
berdasarkan respon klien

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan suatu aktivitas tindakan perawat untuk
mengetahui efektivitas tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien.
Evaluasi asuhan keperawatan merupakan fase akhir dari proses
keperawatan terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Adapun hal-hal
yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, kelengkapan, kualitas
data, teratasi atau tidaknya masalah klien, dan tercapainya tujuan serta
ketepatan intervensi keperawatan. Evaluasi terhadap aktivitas home care
dapat dilakukan dalam bentuk
a. Evaluasi jangka pendek atau evaluasi tindakan
b. Jangka menengah atau evaluasi dampak
c. Jangka panjang
Adapun macam-macam evaluasi
a) Evaluasi formatif
Adalah evaluasi yang merupakan hasil observasi dan analisa perawat
terhadap respon klien segera pada saat dan setelah intervensi
keperawatan dilaksanakan, evaluasi ini dapat dilakukan secara spontan
dan memberi kesan apa yang terjadi saat itu.
b) Evaluasi somatif
Adalah evaluai yang merupakan rekapitulasi dan kesimpulan dari
observasi dan analisa status kesehatan klien sesuai dengan kerangka
waktu yang telah ditetapkan pada tujuan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Lisa. (2011). Asuhan Keperawatan Pada..., Lisa Margareta, Fakultas Ilmu


Ksehatan UMP, 2017.

Melly. (n.d.). MODUL PRAKTIKUM POSTPARTUM Oleh Melly.

Ponogoro, U. M. (2012). Post Partum.

Anda mungkin juga menyukai